Chapter 93 — Menjenguk
Keesokan harinya.
“Ingat bagian ini baik-baik,
karena materi ini akan keluar di ujian nanti. Dan—”
Pada jam pelajaran sejarah
dunia. Guru muda itu terus menjelaskan dengan tidak tergesa-gesa.
Waktu sekarang sudah
menunjukkan pukul sepuluh pagi. Karena cowok yang duduk di belakangku diam-diam
sudah makan siang duluan, ada aroma samar makanan di udara. Kupikir itu aroma
dari hidangan daging babi, sejauh yang bisa aku tebak sekilas.
“Bagian penting tentang
penghinaan terhadap Canossa ialah Paus sangat berkuasa, jauh lebih berkuasa
daripada Kaisar Romawi Suci. Begitulah yang terjadi pada awalnya–”
Bahkan saat aku menuliskan
kata-kata yang ditulis dengan hati-hati di papan tulis di buku catatanku, aku
tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran.
Alasannya sederhana.
Tempat duduk di belakang kelas.
Tidak ada seorang pun di sana dengan kehadiran yang unik.
Shiroyama-sensei sudah
memberiathu saat mengabsen tadi kalau Enami-san tidak hadir. Beliau lalu
memberitahu lebih lanjut bahwa sepertinya dia masuk angin. Aku pikir dia
ketularan dari Ibunya.
Rasanya sudah lama sekali aku
tidak berada di kelas tanpa kehadiran Enami-san.
Sejak hari di mana dia menjadi
serius, dia tidak pernah terlambat maupun absen sekali pun. Dia tidak pernah
tertidur di kelas dan menjadi siswa teladan.
Jumlah siswa yang berbicara
dengan Enami-san pun meningkat sedikit demi sedikit. Karena tidak ada perubahan
dalam sifat aslinya, mereka akhirnya diperlakukan dengan jutek, tetapi sikapnya
telah melunak dibandingkan sebelumnya.
–Jadi,
sama seperti Ibunya yang belum sembuh dari sakitnya, Enami-san juga lebih mudah
masuk angin.
Perasaan khawatir mulai tumbuh
dalam diriku.
Saat aku menyelesaikan makan
siangku, Nishikawa datang menghampiri dan berbicara padaku.
“Hei, Naocchi. Mengenai Risa-chan…”.
Aku memeriksa tempat duduk di belakangku,
tapi untungnya Saito tidak ada di sana. Ada sedikit jarak antara aku dan
Shindo, jadi jika aku berbisik, Ia takkan bisa mendengar ucapanku.
“Demam biasa, ya”
“Aku sangat terkejut!”
Nishikawa mungkin berusaha
untuk mengecilkan suaranya, tetapi volume suaranya sangat keras sehingga para
siswa di dekatnya dapat mendengarnya. Aku tidak ingin pembicaraan kami didengar,
jadi aku meletakkan jari telunjuk di depan mulutku. Hanya itu yang perlu
diketahui Nishikawa.
“Apa kamu sudah mendengar kabar
dari Enami-san, Nishikawa? Setidaknya aku belum menerima kabarnya sama sekali.
”
“Aku juga belum. Lagipula, Risa-chan
bukan tipe orang yang selalu berhubungan dengan orang lain.”
“Itu benar, sih.”
Yang aku herankan ialah
bagaimana cara membersihkan rumah Enami-san. Aku bahkan tidak tahu kapan
Enami-san bisa berangkat ke sekolah lagi.
“Jadi, apa yang akan kamu
lakukan nanti, Nishikawa?”
“Hmmm. Kalau aku sih, aku
berencana akan ke rumah Risa-chan lagi hari ini…”
“Menjenguk orang sakit?”
“Yah, ada masalah rutinitas
pembersihan juga, tapi aku lebih mengkhawatirkan keadaan Risa-chan. Naocchi
sendiri gimana?”
“Jika itu masalahnya, aku akan pergi
bersamamu.”
Aku berpikir kalau itu tidak
ada baiknya untuk sakit sendirian dengan ibunya. Tidak ada yang bisa
merawatnya, dan bahkan mungkin sulit baginya untuk beristirahat.
“Ah, kamu memang baik sekali ya,
Naocchi.”
“Bukannya ini normal?”
“Kalau begitu, ayo pergi
bersama sepulang sekolah nanti.”
“Kegiatan klubmu sendiri bagaimana,
Nishikawa?”
“Ahh~ itu sih jangan khawatir. Aku
tidak terlalu kuat dan aku juga tidak terlalu rajin. Bagaimana denganmu,
Naocchi?”
“Aku juga sama.”
Dan begitulah cara kami
memutuskan untuk mengunjunginya.
Gedung apartemen tempat tinggal
Enami-san tidak terkunci otomatis, jadi kami bisa masuk dengan mudah.
Kami dengan cepat sampai di
lantai lima dan menekan tombol interkom di depan apartemen keluarga Enami.
Kami membawa minuman olahraga
dan makanan ringan yang kami beli di minimarket. Tidak ada jawaban, tapi
setelah sekitar satu menit, kami akhirnya mendengar sebuah suara.
“…Siapa?”
Suaranya terdengar samar, tapi
aku langsung mengenalinya. Tidak ada kamera, jadi dia tidak menyadari siapa
yang sedang berkunjung.
“Yaho~, Risa-chan! Aku di sini
untuk mengunjungimu.”
“… Tunggu sebentar.”
Aku mendengar suara langkah
kaki, diikuti oleh suara kunci terbuka. Enami-san mengintip dari balik pintu.
Dia sepertinya telah memeriksa ruang lingkup pintu dan mengkonfirmasi
kehadiranku, dan sepertinya tidak terkejut ketika melihat keberadaanku.
Tampaknya benar bahwa dia
terkena demam.
Matanya terlihat kurang fokus
dan dia terengah-engah bahkan melalui maskernya. Dia mengenakan plester penurun
panas di dahinya, seperti yang dilakukan Ibu Enami kemarin, dan dia bahkan
tidak berusaha menyembunyikan rambutnya yang sangat berantakan.
“… Sepertinya ini lebih serius
dari yang kita duga.”
Enami-san menghela nafas
mendengar kata-kataku.
“Rasanya menyebalkan sekali. Aku
mungkin dalam kondisi yang lebih buruk daripada ibuku. Maksudku, kamu bahkan
tidak boleh terlalu dekat denganku.”
Rupanya, dia takkan membiarkan
kami masuk ke rumahnya. Tapi mana mungkin kami langsung pulang begitu saja.
“Sudah, sudah, Risa-chan. Kami
sudah membeli banyak barang, dan Naocchi bilang dia mengkhawatirkan Risa-chan,
jadi…”
“Apa?”
Walaupun aku memang
mengkhawatirkannya, bukan berarti aku sangat ingin mengunjunginya atau
semacamnya. Enami-san juga menatapku dengan curiga.
“Aku baik-baik saja, pulang
saja sana.”
“Kamu tahu, Risa-chan?”
Nishikawa dengan berlebihan
menggelengkan kepalanya.
“Ya ampun~ Risa-chan, kamu
tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Begitulah adanya. Bukannya lebih baik
kalau kamu bertingkah lebih jujur dan
membiarkan dirimu dimanjakan di sini?”
“Aku bisa melakukan semuat itu.
Aku sudah membeli beberapa makanan di minimarket dan meminum obat yang kami
punya di rumah.”
“Apa kamu yakin? Lagipula, hal
semacam ini adalah masalah perasaan, bukan? Kami sudah jauh-jauh datang ke sini,
jadi tolong perhatikan perasaan kami.”
“… Dasar orang yang terlalu
baik.”
Hanya itu saja yang Enami-san
katakan dan membuka pintu lebar-lebar. Aku merasa lega melihat dia menerima
bujukan itu. Mempertimbangkan kepribadiannya, sangat mungkin kalau kami akan
ditolak.
Aku dan Nishikawa kemudian
langsung masuk ke dalam rumah Enami-san.
Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya