SS 5 — Sisi Lain Amane Yang Tidak Diketahui Banyak Orang
Setelah mulai berpacaran dengan
Amane, Mahiru sering penasaran mengapa pacarnya belum pernah populer sejauh
ini.
Walaupun itu karena penilaian biasnya
sendiri, tapi meski tampang Amane tidak terlalu tampan, wajahnya cukup layak.
Badannya mungkin berada dalam kategori
kurus, tapi tubuhnya lumayan tinggi, dan banyak pakaian pakaian benar-benar cocok dengan tubuhnya yang tinggi dan kurus. Suaranya yang jernih tidak
terlalu dalam, dan suara lembutnya ketika berbicara dengan Mahiru kadang-kadang
memiliki kekuatan destruktif untuk melemahkan seluruh tubuhnya.
Sisi bagus Amane bukan hanya
tentang fisik yang sudah disebutkan tadi, tetapi yang paling penting
ialah kepribadian yang ada di dalam dirinya.
Amane adalah orang yang terlalu
berhati-hati bukan hanya tentang berinteraksi dengan wanita, tapi juga tentang
berteman, tapi begitu dirinya membuka hatinya kepada seseorang, Ia akan bersikap
sangat baik, perhatian, dan jujur. Penampilan luarnya mungkin tampak sedikit
menyendiri, tapi Ia berhati lembut dan murah hati, seorang pria yang tenang.
Sisi jantannya kadang-kadang bisa membuat Mahiru merasa cemas dan gelisah, tapi
pada dasarnya itu akan menjadi poin yang baik.
Dia adalah seseorang yang jika
sisi bagusnya terumbar bebas akan menjadi terkenal, tapi Amane sendiri
mengatakan kalau dirinya tidak populer.
Memang benar, Mahiru telah
bersamanya selama lebih dari setengah tahun dan tidak pernah melihatnya digoda
atau dicari. Paling banter, Amane hanya akan berinteraksi beberapa kali saat
keluar. Gadis-gadis di sekolah hampir tidak menatapnya, yang mana menurut
Mahiru itu sangat aneh.
(……
Amane-kun jelas-jelas cowok yang hebat.)
Mahiru melirik ke samping dan
bergumam diam-diam.
Mereka berdua duduk bersebelahan.
Amane sedang menyelesaikan PR-nya dan mulai belajar untuk materi pelajaran,
sementara Mahiru memandang penampilannya yang tenang dan serius sembari merasa agak
emosional. Wajah Amane yang sedang fokus tampak sangat menawan, dan Mahiru
tanpa disadari terpesona.
Amane dengan enggan menyematkan
alisnya dengan jepit rambut pola bunga yang dibawa Mahiru untuknya, saat
poni-poninya menutupi matanya. Penampilan tersebut membuatnya terlihat lucu
pada pandangan pertama, tetapi kontrasnya sangat bagus.
“… Kamu pasti menertawakan
rambutku. Apa kamu masih menganggap kalau itu lucu?”
Mahiru menatap wajah kekasih
tercintanya, dan wajahnya mekar menjadi senyuman. Amane yang memperhatikan
tatapan itu, menggerutu agak tidak menyenangkan. Hanya Mahiru saja yang
memahami emosi tersebut kalau itu adalah tindakan yang memanjakan berdasarkan
kepercayaannya.
“Tidak juga kok. Aku cuma
penasaran kenapa kamu tidak pernah populer sebelumnya.”
“Kenapa kamu mendadak membahas
itu? Kamu sedang mengejekku atau memujiku?”
“Aku sedang memuji mu. Padahal
Amane-kun sangat luar biasa. Mengapa tidak ada yang menyadarinya?”
Mengingat disposisi dan
penampilan Amane, pasti ada beberapa yang ingin mendekati dan menginginkannya.
Mahiru tidak bisa memahami mengapa tidak ada percobaan sama sekali
Amane mungkin merasa Mahiru
hanya memiliki pikiran yang bias, “Itu
sih cuma pemikiranmu saja” gumam Amane, dan kemudian menghela nafas.
“Eh, walaupun aku menjadi
seperti yang kamu bilang, mungkin karena aku selalu menundukkan kepalaku,
kurasa? Karena aku benar-benar tidak ingin berinteraksi dengan orang lain, dan
jika aku tetap waspada, orang lain takkan bisa mengetahui aku ini orang seperti
apa. Aku tidak pernah kepikiran untuk membuat orang lain memahamiku.”
Itu bukan kebiasaan yang baik
untuk meremehkan dirinya sendiri, tapi perkataan Amane memang ada benarnya.
Pesona dirinya bukan tentang
penampilannya, tapi sifat dan kepribadiannya. Amane mungkin tampak menyendiri,
pendiam, dan pendapat orang lain sudah diperbaiki karena itu.
“…… Di sisi lain, aku merasa
sangat disayangkan, tetapi di sisi lain, aku merasa senang karena bisa
memilikimu untuk diriku sendiri ketika orang lain tidak tahu tentan kamu,
Amane-kun. Aku merasa bertentangan.”
“Yah, kamu hanya perlu menjadi
satu-satunya orang yang mengetahui diri batinku ... aku harap cuma kamu satu-satunya
yang melakukannya.”
“……Ya.”
Tentu saja, Mahiru ingin semua
orang di sekitar Amane mengetahui sisi bagus pacarnya, tapi Amane memiliki
kelembutan di dalam dirinya yang hanya perlu diketahui Mahiru saja. Hanya dia satu-satunya
yang harus tahu.
“…… Aku hanya ingin menjadi
populer denganmu.”
“Oh, kamu sudah populer. Semua
orang yang kukenal menganggap kalau kamu sangat populer.”
“Syukurlah kalau begitu.”
Amane tertawa kecil ketika
mendengarnya, dan Mahiru pun balas tersenyum juga, dia lalu memiringkan
kepalanya dan bersandar pada Amane yang ada di sebelahnya.