Kata Penutup
Halo, kembali lagi bersama
denganku, SanSanSun. SansanSun yang sudah membuat kalian menunggu selama lebih
dari setengah tahun setelah membuat akhir yang nanggung pada volume empat. Apakah
ini merupakan hukuman untuk hal ini? Sekali lagi, tampaknya ada dua belas
halaman catatan tambahan. Bagi kalian yang mungkin berpikir, “hah?” pada kata "juga"
kali ini. Ini adalah cerita yang didasarkan pada volume tambahan 4.5. Jika
kalian sudah membacanya, kalian akan tahu bahwa, seperti biasa, tidak ada hal
menarik yang dapat diperoleh dari kata penutup ini, jadi jika kamu tidak
tertarik, silakan tutup buku ini.
Sekarang, aku benar-benar dalam
masalah besar. Aku tidak menyangka bahwa dua jilid berturut-turut memiliki kata
penutup yang lebih dari sepuluh halaman. Pada jilid terakhir berakhir
ketika aku menulis serangkaian kalimat dalam ketegangan yang misterius dan membiarkanku
terbawa suasana. ...... Berkat itu, saku masih tidak dapat mengingat lebih dari
separuh dari apa yang aku tulis. Aku serius. Cukup mudah untuk memeriksa apa yang
aku tulis, tapi aku takut untuk membacanya kembali karena mengingat kalau aku
sudah membuat sejarah hitam. Aku berada dalam kondisi tegang yang tidak
terkendali saat ini. Aku tidak berada dalam kondisi di mana aku bisa menulis
kata penutup dengan momentum apa pun.
Yah, meski aku tidak perlu
memaksakan diri untuk menulis kata penutup, tetapi jika kamu memasang iklan
setelah kata penutup biasanya, begitulah ceritanya, bukan? Aku ingin tahu
apakah itu berbeda. Secara pribadi, menurutku tidak elok jika ada banyak iklan
di bagian akhir buku. Selain itu, meski aku sendiri yang mengatakannya,
Roshidere cukup populer. Jika kamu menaruh iklan di sana, kamu pasti
mengharapkan efek iklan tertentu. Lalu, bukannya aneh membiarkan iklan
dimasukkan secara gratis? Benar juga, jika mereka ingin memasang iklan di Roshidere,
bayarlah untuk iklan tersebut! Bayar untuk biaya iklannya~~~~~!
....... Sementara mengatakan
itu, aku tidak bisa menahan perasaan bahwa ada kontradiksi besar dalam situasi
saat ini di mana aku menulis kata penutup yang tidak memerlukan biaya sepeser
pun tidak peduli berapa banyak aku menulis. Tunggu, apa ini yang orang-orang
sebut sebagai salah membuat prioritas? Contohnya saja...
………………………
………………………
…………Yah, masa bodoh, deh. Aku
tidak bisa memikirkan analogi yang bagus. Tidak mengherankan, karena aku
memikirkannya sambil menonton video iklan di Magapoke. Oh, aku tidak bercanda,
kok. Aku sedang menulis ini pada tanggal 5 November 2022, dan aku baru saja
selesai membuka peti harta karun (kamu
akan mendapatkan poin dan tiket) dengan menonton video iklan hingga tiga
kali sehari, dan jika kamu membacanya, kamu akan mendapat poin untuk membaca
manga yang kamu inginkan. Kebetulan, manga yang sedang aku baca cepat saat ini
adalah ... Hah? Apa-apaan dengan desain karakter yang indah dan cantik ini?
Eh!? Seorang gadis cantik luar biasa dengan tatapan yang memandang sampah!? Ah,
Ahh~~~! Ka-Karya luar biasa ini ternyataaaa!
Bukannya ini versi manga dari “Tokidoki Bosotto Roshia-go de Dereru Tonari
no Alya-san” yang digambar oleh Tenamachi Saho-sensei yang terkenal itu?!
Ah, tadi itu bohong. Aku asal
merinding sendiri karena cuaca yang begitu dingin. Tidak, memang benar bahwa
Alya versi manga terlihat begitu cantik dan rupawan sehingga membuatku merasa
ngeri ketika melihat tatapan matanya yang seolah sedang menatap sampah, tapi
bagian tentang menggesekkan jari dengan cepat saat menulis itu bohong. Karena
aku membacanya segera setelah tanggalnya berubah. Tidak, karena aku diizinkan
untuk melihat draft dan versi selesainya terlebih dahulu.
Itu sebabnya aku mengiklankannya
di kata penutup jilid sebelumnya ... seharusnya begitu. Hah? Aku sudah mengiklankannya,
‘kan? Ingatanku sedikit ambigu dan kabur ... oh, sudah, sudah. Bagus, bagus,
syukurlah. Bahkan obi di sisi sampulnya mengatakan dengan tegas bahwa serialisasi
manga ini dimulai pada bulan Oktober. Ya, seperti yang telah diumumkan,
Magapoke akhirnya memulai adaptasi manga Roshidere. Aku sangat terkesan dengan
pekerjaan luar biasa yang dilakukan setiap saat. Dari lubuk hatiku yang paling
dalam, aku benar-benar dibuat takjub.
Berkenaan dengan komikalisasi,
tergantung pada karyanya, kadang-kadang ada spekulasi bahwa mangaka telah
mengabaikan karya asli dan melakukan apa pun yang diinginkannya, atau bahwa apakah
pengarang aslinya sudah puas dengan hal ini? Tapi berkaitan dengan Roshidere,
pengarang aslinya benar-benar sangat puas. Tenamachi-sensei sendiri yang
menggambar manga berdasarkan keyakinannya, bahwa “Adaptasi manga terbaik dibuat dalam bentuk yang memuaskan pengarang
aslinya”, jadi aku dapat menyerahkan kepadanya dengan tenang. Aku sesekali
memberikan pendapatku kepadanya dan, sebaliknya, aku juga menerima saran
darinya. Aku benar-benar merasa diberkati dengan mangaka yang baik.
Oleh karena itu, versi manga
dari Tokidoki Bosotto Roshia-go de Dereru
Tonari no Alya-san” dimuat secara bersambung setiap hari Sabtu di aplikasi
manga [Magapoke]. Seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya, jika kamu membaca
video iklan dan komik yang kamu dapatkan poin setiap hari, kamu dapat dengan
mudah mengumpulkan poin yang cukup untuk membaca episode terbaru, jadi kamu
harus mencobanya!
...... Ah, gawat. Aku menulis
di awal tadi, “Serangkaian kalimat bertele-tele tanpa substansi”, dan kemudian
aku malah memasukkan iklan yang berani dan penting. Hmm~ ....... yosh, aku baru saja menulis ulang agar
terbaca 'sedikit atau tidak ada
substansi'. Menurutku, maknanya tidak banyak berubah, tetapi semua ini
adalah masalah suasana hati saja, suasana hati.
Atau lebih tepatnya, bolehkah
memasang banyak iklan untuk aplikasi manga perusahaan lain seperti ini? Untuk
saat ini, mari kita periksa dulu dengan editorku …. Aku sudah menulis tentang Tenamachi-sensei,
jadi aku juga perlu memeriksanya dengan Tenamachi-sensei. Padahal jadwalnya
sudah terlalu padat, Jika aku meningkatkan pekerjaan tambahan lagi, editor-san akan
mimisan dan menembus batasnya. Meski begitu, aku ingin melihatnya sendiri, sih.
Oh, sepertinya editor-san
sangat sibuk. Lagipula, ia bahkan menyunting novel pemenang Hadiah Utama
Sneaker Bunko, yang sudah dua belas tahun tidak pernah terbit. Aku bahkan tidak
bisa membayangkan beratnya tanggung jawab itu. Sang editor menceritakan tentang
antusiasmenya dalam memikul tanggung jawab yang berat ini dalam buku
catatannya, yang juga merupakan kisah yang sangat menggebu-gebu. Mau
tidak mau aku merasa terpana ketika mendengar bahwa dia akan menantang dirinya
sendiri untuk meluncurkan karya pemenang penghargaan sebagai puncak dari pasang
surut kehidupannya. Aku juga ingin mengesankan
seseorang dengan tulisanku sendiri …. Dan kata penutup ini merupakan hasil dari
keinginan tersebut. Ha ha!
...... Tidak, tunggu? Mungkin
sekarang belum terlambat untuk memulainya. Mungkin aku masih bisa menyajikan episode
yang serius dan intens lalu membuat hati para pembaca bergetar.
Pikiran pertama yang terlintas
dalam benakku adalah hal yang baik. Untungnya, aku masih memiliki banyak halaman
yang tersisa. Oke!!! Ayo lakukan! Ehemm! Ah, ummmm! Eunnnnn, uhum! Ah~... mmmm
….. apa boleh sekarang?
Sekarang aku lebih serius dari
sebelumnya. Di latar belakang, suara seruling diikuti dengan suara puhiyooo ~~, kemudian dilanjutkan dengan
bunyi kannkak an! Hah ...? Suara apa
itu. Genta kayu? Ummm ... 'Kabuki', 'awal pembukaan tirai', 'kankan', dan masih banyak lagi ...... Ah,
kedengarannya seperti irama genta kayu. Ternyata tebakanku benar. Aku memang
sangat berpendidikan. Hmmm!
Ups, permisi. Izinkan aku mengulangnya
kembali.... saya akan berbicara dengan serius dan sungguh-sungguh tentang
bagaimana SansanSUN berkembang dari mulai menulis novel di web novel syousetsu
hingga penerbitan Roshidere.
Pertama-tama, langkah awalku
sebagai seorang novelis dimulai dengan laboratorium universitas. Aku tahu kalau
ada yang akan mengomentari ini sejak awal, tapi tolong dengarkan aku. Pada
saat itu, aku adalah seorang mahasiswa pascasarjana yang kecanduan novel. Dan
laboratorium tempatku bekerja adalah laboratorium yang relatif bebas, selama
aku memberikan hasil. Di sana merupakan laboratorium yang bagus di mana seorang
siswa bertanya, “Profesor, apa saya boleh
menonton YouTube di laboratorium?” yang dijawab oleh sang profesor, “Hmmm~, yah boleh, karena aku juga
menontonnya, sih”. Selain itu, fakta bahwa alkohol biasanya
berbaris di ruang umum menyebabkan desas-desus di kalangan mahasiswa bahwa
seseorang harus bisa tahan minum untuk bisa masuk ke laboratorium di sana. Namun,
rumor itu hanya bohong belaka ketika aku berada di sini. Ngomong–ngomong, Kebetulan,
Roshidere sekarang ditempatkan di ruang bersama di antara sejumlah jurnal
ilmiah. Mungkin ada bisik-bisik di antara para junior saat ini bahwa 'hanya Otaku yang suka minum-minum sake yang
diperbolehkan berada di lab itu'. Ah iya, aku paham kalau kalian ingin
tsukkomi mengenai hal ini, tapi tunggu sebentar ya.
Jadi, seperti yang diketahui
oleh setiap mahasiswa atau lulusan jurusan sains, ada banyak waktu tunggu untuk
beberapa eksperimen sains. Penelitian yang kulakukan memakan waktu setidaknya
sepuluh jam begitu aku mulai, tetapi lebih dari separuh waktu itu dihabiskan
untuk menunggu. Tentu saja, saya menghabiskan waktu menunggu itu untuk
melakukan eksperimen lain, membaca makalah dan menghadiri kuliah, tetapi aku masih
memiliki banyak waktu luang.
Bagi kalian yang pandai pasti
sudah bisa menebaknya sekarang, benar sekali. Di sela-sela waktu luang
tersebut, aku mulai menulis novel. Cerita pertama yang aku tulis adalah sebuah
cerita pendek dengan lebih dari 20.000 kata. Suatu hari aku mulai
menulis sebagai kegiatan iseng-iseng mencoba, dan sementara aku terus menulis,
tulisanku mulai terbentuk cerita, dan aku pertama kali menunjukkannya kepada M-san,
seorang mahasiswa senior di laboratorium. M-san ini adalah seorang mahasiswa
doktoral dua tahun lebih tua dariku, tetapi pada saat itu hanya dia satu-satunya
teman sesama otaku di laboratorium, juga seorang penulis novel yang
bercita-cita tinggi, jadi dari sudut pandangku, dia adalah seorang penulis
senior. M-san lalu menyarankan agar aku mempostingnya di suatu tempat karena
itu ditulis dengan baik, jadi aku memposting novel pertamaku sebagai penulis di
syousetsu, yang mana sampai saat itu merupakan situs khusus membaca.
Dan sebagai hasilnya, aku
menerima tanggapan yang jauh lebih besar daripada yang kubayangkan. Aku benar-benar
menikmati menulis novel dan mulai mempostingnya satu demi satu. Sejujurnya,
ketika aku mulai menulis novel, aku memiliki kerinduan yang samar-samar untuk
diadaptasi ke dalam sebuah buku. Daripada ingin menjadi seorang novelis, aku
ingin karya-karyaku diakui oleh para profesional di industri ini dan tetap
eksis di dunia dalam bentuk novel. Ada semacam kerinduan tersendiri akan hal
itu. Hal ini merupakan salah satu bentuk keinginan yang harus dimiliki oleh
setiap manusia setidaknya sekali dalam hidupnya untuk meninggalkan setidaknya
satu jejak dirinya di dunia selagi masih hidup. Aku tidak memiliki cita-cita
besar untuk menghasilkan uang dari novel-novelku atau mendapatkan adaptasi
anime. Namun, aku hanya ingin
meninggalkan bukti bahwa ada seorang novelis bernama sansanSun di dunia ini, ….
tapi aku segera menyerah pada mimpi samar tersebut.
Karena secara mengejutkan aku
sama sekali tidak cocok dengan ide cerita berkepanjangan. Ini bukan kerendahan
hati, tapi sebuah fakta. Semakin panjang ceritanya, semakin banyak hal yang
ingin aku tulis tentang ini dan itu di sepanjang jalan, dan semuanya pasti
menjadi berlebihan. Selain itu, rasanya jadi membosankan, jadi semakin lama
melanjutkannya, aku semakin tidak bisa mempertahankan kualitas ceritanya. Aku
membaca novel karyaku sendiri dan menemukan bahwa, dari semua cerita,
novel-novel tersebut hanya sebatas hobi amatir dan tidak layak untuk
diterbitkan dalam bentuk buku.
Namun di sisi lain, aku sangat
pandai menulis cerita pendek. Aku memiliki banyak ide untuk situasi dan karakter
yang ingin aku tulis, jadi cerita pendek yang bisa ditulis hanya dengan
serangkaian ide yang sangat cocok untukku. Dan begitulah aku menyebut diriku
sebagai penulis cerita pendek dan menghasilkan satu demi satu cerita pendek. Akhirnya,
ribuan orang telah memfavoritkan akunku dan semakin banyak cerpenku yang muncul
di peringkat cerpen. Kemudian, pada suatu waktu, karya cerita pendekku berhasil
masuk dalam peringkat ke-18 dari 300 cerpen yang masuk dalam peringkat cerpen secara keseluruhan. Meski
demikian, sebagian besar dari karyaku berada di bawah peringkat seratus, dan
hanya satu dari karya cerpenku yang masuk ke dalam peringkat lima puluh besar.
Ya, salah satu karya tersebut adalah
versi pendek dari seri Roshidere. Kemudian, pada pertengahan Juni 2020, sebulan
setelah aku memposting versi singkat Roshidere. Aku menerima satu pesan dari
penerbit yang menanyakan apakah aku ingin menerbitkannya dalam bentuk buku.
“Hah?”
Itulah reaksi pertamaku ketika menyadari
pesan tersebut. Aku merasa terkejut saat
mengetahui bahwa pengirim pesan itu adalah editor dari Sneaker Bunko.
Sebenarnya, Ini bukan sepenuhnya tahap 'kesepakatan
buku', tapi lebih mirip sepert ajakan yang mengatakan, “mengapa Anda tidak mencoba membuat cerita panjang dari karya cerita
pendek untuk dijadikan sebuah buku”. Namun dalam benakku, hatiku memiliki
perasaan yang kuat, “Tidak… Bukannya itu
mustahil?" Rasanya mirip seperti seorang pelari jarak pendek yang
telah melakukan dengan cukup baik dalam kompetisi amatir dan tiba-tiba diminta
untuk menjadi seorang pelari maraton profesional. Namun demikian, tetap saja masih
merupakan suatu kehormatan dan kegembiraan tersendiri karena sudah menarik
perhatian editor profesional, terutama dari editor Sneaker Bunko yang bergengsi.
Meskipun aku masih kebingungan, tapi aku memutuskan untuk setidaknya
mendengarkannya dulu.
Begitulah caraku menjalin
kontak dari jarak jauh dengan Miyakawa-san yang sekarang menjadi editor yang bertanggung
jawab atas seri ini. Miyakawa-san pertama-tama memuji judulnya, 『Tokidoki Bosotto Roshia-go de Dereru Tonari
no Alya-san』, dan sinopsisnya, 『Namun,
dia tidak tahu kalau aku bisa mengerti bahasa Rusia』,
sebagai sesuatu yang sempurna. Selain itu, Ia kemudian berbicara dengan penuh
semangat dan antusias mengenai daya tarik versi pendek Roshidere, dan berkata, “Menuruku ini merupakan karya yang memiliki potensi besar, jadi,
mengapa kita tidak bekerja sama untuk membuatnya menjadi sebuah buku?”.
Karena merasa tersentuh oleh semangatnya itu, dan aku pun menjawab, “Tentu saja, silakan.”
Kemudian, pertemuan jarak jauh
dengan Miyakawa-san diakhiri dengan janji untuk memulai pembuatan plot cerita. Tiba-tiba,
jalan menuju penerbitan buku terbuka di hadapanku. Mimpi samar untuk
menerbitkan sebuah buku, yang kupikir sudah lama aku tinggalkan, mungkin akan
menjadi kenyataan. Kemungkinan-kemungkinan tak terduga yang mendadak muncul membuatku
mengembuskan napas dari dalam dada dan menggumamkan satu kata ....
“Yosh,
baiklah! Kurasa sekarang saatnya menulis cerita pendek baru!”
...... Seriusan. Aku akan
mengatakannya sekali lagi. Itu nyata. Sama sekali bukan non-fiksi. Sebenarnya,
seperti yang bisa kamu lihat dari akun syousetsu milikku, aku sudah memposting
cerita pendek secara normal selama beberapa waktu sejak saat itu..
Mengejutkan sekali, bukan? Ada
banyak orang di dunia ini yang bahkan ketika mereka mendengar kata-kata penuh
semangat dari seseorang seperti Miyakawa-san, tampaknya tidak terpengaruh
olehnya. Itu aku. Jangan ragu untuk mengejekku.
Jika aku boleh membuat beberapa
alasan, aku benar-benar berada dalam alur sebagai penulis cerita pendek pada
saat itu. Selain itu, aku juga mendengar di sana-sini bahwa usulan penerbitan
buku semacam ini sering kali dibatalkan di tengah jalan .... Rasanya seperti lebih
baik menyampaikan enam ribu kata di hadapanku dan mendapatkan tanggapan,
daripada seratus ribu kata di kejauhan yang tidak saya ketahui, entah tulisan
tersebut bisa tersampaikan atau tidak. Dan juga sederhananya, aku adalah tipe orang
yang sangat enggan mencoba hal-hal baru. Ya, itu sih tidak bisa dijadikan
alasan. Aku dapat merasakan secara langsung bahwa poin kesukaan para penulis dan calon penulis kepadaku semakin
menurun. Ahh~ mungkin yang begitu. Terkadang ada orang di dunia ini yang
berkata, “Aku pergi ke audisi sebagai
pendamping temanku, tapi justru akulah yang lolos audisi”, dan kamu dapat
menganggapku sebagai varian dari hal tersebut. Terkadang, bahkan untuk
orang-orang semacam diriku, peluang bisa secara tak terduga jatuh ke atas
pangkuanku. Dalam artian tertentu, dunia ini memang adil dan tidak
adil.
Aku yang tidak memiliki
dorongan atau energi seperti itu, entah bagaimana bisa menyelesaikan penulisan
volume pertama Roshidere, berkat Miyakawa-san. Dia terus mendukung dan menyemangatiku
berkali-kali dengan semangatnya. Aku yang memiliki pemikiran naif bahwa aku tidak
bisa menulis 100.000 kata tanpa umpan balik dari pembaca, jadi dia mengirimiku
umpan balik yang mendetail untuk setiap cerita. Sewaktu aku menulis volume
kelima Roshidere ini, aku bertanya kepadanya, “Saat ini tidak ada adegan fans-service untuk Alya, haruskah aku
membuatnya menanggalkan pakaiannya untuk bagian depan?” yang mana langsung
dijawabnya, “Tolong lakukan demi semua orang”.
Ketika
menerima jawaban tersebut, aku dengan tulus berpikir, “Ah, sungguh menyenangkan bisa bekerja sama dengannya.”
Ketika mengenangnya kembali
seperti ini, aku merasa bahwa hidupku sebagai seorang penulis telah diberkati
oleh banyak orang. Tidak hanya editor Miyakawa-san, tetapi juga illustrator
Momoco-sensei, Mangaka Tenamachi-sensei dan yang lainnya yang telah membantu
mempromosikan Roshidere kepada khalayak luas. Dan kepada kedua orang tuaku yang
sepenuhnya mendukungku sebagai penulis yang berkarier ganda. Karya Roshidere
dapat terlaksana berkat dukungan banyak orang. Dan aku mencoba memulihkan
sedikit perasaan baik dengan mengatakan sesuatu yang baik. Umm~, apa kelihatan
aneh? Aku berbicara dengan agak serius mengenai diriku sendiri, tetapi aku merasa
kalau poin kesukaan orang mengenai diriku semakin berkurang, ya? Kurasa ada orang
yang harus berbicara tentang diri mereka sendiri dan ada yang tidak. Maksudku,
di awal kata penutup iku aku sudah menyinggung kalau ada sedikit substansi
dalam artikel ini, dan kemudian di luar karakter, aku berbicara tentang sesuatu
yang memiliki sedikit substansi. Yahh~ apa boleh buat, deh. Aku akan menulis
ulang sebagai “Serangkaian cerita tanpa ada
keuntungan khusus”.
Dan begitulah seterusnya, tidak
ada lagi halaman. Yup~, memang begitu adanya. Aku sama sekali tidak cocok untuk
berbicara dengan serius. Selain itu, tidak cukup hanya memiliki kata penutup
yang panjang. Sebaliknya menurutku, aku mungkin bisa menulis sesuatu yang lebih
menarik jika pendek.. Jika semakin panjang, semakin berkurang pula kualitasnya,
dan jika semakin pendek, hal itu bisa semakin menunjukkan potensi yang
sebenarnya. Ya, aku masih seorang penulis
cerita pendek. Inilah yang dinamakan pembeberan foreshadow. Juga dikenal sebagai komplikasi.
Aku kehabisan halaman setelah
semua omong kosong ini, jadi inilah saatnya untuk beralih ke dalam sesi ucapan
terima kasih. Aku sangat-sangat berterima kasih kepada Miyakawa-san, seorang
editor yang selalu sangat membantu. Sekali lagi, Momoco-sensei menggambar
ilustrasi yang indah sebagai tanggapan atas permintaanku yang mendetail.
Kinta-sensei yang sudah menggambar Alya dengan yang cantik sekaligus keren
sebagai illustrator tamu. Demikian pula, Ogata Tei-sensei yang sudah menggambar
Masha yang memanjakan mata semua pria sebagai illustrator tamu. Aku juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat
dalam produksi karya ini dan kepada para pembaca yang telah membeli buku ini. Terima
kasih banyak! Aku berharap dapat bertemu dengan kalian lagi di Volume 6 nanti.
Sampai jumpa lagi..
P.
S.
Untuk kalian yang sudah membaca kata penutup kali ini, dan berpikir, “Hei, tumben-tumbennya omonganmu lagi serius
banget, hayo, apa jangan-jangan kamu itu palsu, ya?” Kamu sangat memahaminya
dengan baik. Baiklah, cepat datang ke belakang gimnasium.
Sebelumnya
|| Daftar isi || Selanjutnya