Bab 26 — Madoka-san Yang Memicu Trauma
“Oi,
Honda! Ayolah, tolong perkenalkan aku padanya!”
"Ahhhhhhhh,
berisik!”
Aku kehilangan kesabaran di
depan umum hari ini untuk pertama kalinya setelah sekian lama.
Hal itu dikarenakan teman
sekelasku masih menanyakan tentang Madoka-san lagi hari ini seperti biasa.
Ryoma dan Shirayuki sama-sama mengatakan banyak hal, tapi akulah yang membentak
lebih keras daripada mereka berdua.
“…Hah~!”
Aku yakin mereka menatapku
seperti, “Tuh anak lagi kesambet apaan
sih?” Tapi aku yakin kalau siapa pun yang berada di posisiku akan merasakan
hal yang sama. Madoka-san berpacaran denganku, dia adalah pacarku. Tapi orang
yang satu ini masih saja tidak percaya padaku… Yah, tidak masalah jika Ia tidak
percaya padaku karena kita hanya teman sekelas.
“… Dan begitulah yang terjadi
di sekolah siang tadi.”
“Sudah, sudah, kamu mengalami
kesulitan, Chinatsu-kun.”
Nnn… Hah!! Aku menggelengkan
kepalaku dengan tidak sabar, merasa bahwa aku akan berubah menjadi bayi lagi.
Tapi, aku sudah berada di pelukan Madoka-san sejak aku tiba di rumah, jadi mau
tidak mau aku merasa seperti itu.
“Madoka-san benar-benar
memiliki sifat keibuan yang hebat.”
“Fufu, melihat Chinatsu-kun
beringkah begini jadi terlihat mirip seperti bayi. Kamu kelihatan sangat imut
sampai-sampai aku ingin menyusuimu.”
“Memangnya sudah bisa keluar!?”
“Ya enggaklah. Setidaknya,
masih belum.”
Dengan satu jari di bibirku,
Madoka-san mengatakan ini sambil mengedipkan matanya.
Begitu ya… Karena dia belum
hamil, jadi mana mungkin dia bisa menghasilkan susu, dan satu-satunya cara hal
itu bisa terjadi tanpa hamil cuma ada di dunia manga.
“Madoka-san!”
“Ya, aku Madoka-mu, oke?”
Gawat, benar-benar gawat, aku
sangat ingin dimanja saat Madoka-san memelukku. Aku bisa sadar jika dia tidak
menyukai ini atau menganggapnya sedikit menyebalkan, tapi Madoka-san benar-benar
ingin aku melakukan ini… Mana mungkin aku bisa berhenti sekarang.
“Chinatsu-kun, gimana kalau
kita mandi bersama hari ini?”
“Tentu.”
“Aku juga akan memasakkan
sesuatu yang enak untuk makan malam. Aku akan membuatnya dengan penuh cinta~♪”
“Ya.”
“Kamu akan menginap di sini
hari ini. Kita akan tidur di ranjang yang sama, oke? Bukannya kamu menyukai
itu, Chinatsu-kun?”
“Ya!”
“…Duhh kamu imut banget, ih.”
Aku tidak bisa membiarkan
Shirayuki atau Ryoma, atau teman sekelasku, melihatku seperti ini. Yah, kurasa
aku tidak perlu khawatir, hanya ada Madoka-san satu-satunya di sini, dan dia
satu-satunya yang akan melihatku seperti ini selamanya.
“Hei, Madoka-san.”
“Apa?”
“Aku… aku tidak bisa membiarkan
siapa pun kecuali Madoka-san melihatku seperti ini.”
Aku mengatakan itu padanya.
Namun, saat aku mengatakan itu
padanya, suasana di sekitar Madoka-san sedikit berubah. Tangan yang mengelus
kepalaku mendadak berhenti, dan saat aku melihat ke atas untuk melihat
keadaannya, Madoka-san menatapku.
“Madoka-san?”
“Siapa lagi yang ingin kamu
temui?”
“… Erm…”
Oh tidak, sepertinya aku telah
memicu sesuatu di dalam Madoka-san.
“… Maaf Chinatsu-kun. Aku tahu
seharusnya aku tidak terlalu mengikatmu, Chinatsu-kun. Tapi aku tidak bisa
menahanya, jika ada sedikit saja kemungkinan kamu dekat dengan orang lain.”
“……”
Berat… Perasaan Madoka-san
benar-benar berat.
Tapi bukannya beraku aku merasa
tidak nyaman. Aku lebih suka perasaannya yang berat ini diarahkan padaku.
Dengan begitu, dia takkan pernah meninggalkanku, dia akan tinggal bersamaku
selamanya.
... Apa mungkin aku juga
memiliki perasaan yang berat? Tapi aku tidak bisa menahannya, jika aku bertemu
orang ini dan kita menjadi sepasang kekasih, seharusnya tidak aneh memiliki
perasaan yang begitu kuat.
“Kalau begitu, Madoka-san,
tolong tetap berpikir seperti itu. Dengan begitu aku tidak akan
meninggalkanmu.”
“Aku tahu. Aku sudah
mengetahuinya sejak awal.”
Setelah mengatakan itu, rentetan
ciuman menghujani wajahku.
Madoka-san menciumku di kening,
pipi, bibir dan berbagai bagian wajahku. Sekarang, mungkin sudah merasa puas
dengan ciuman itu, Madoka-san kembali memelukku lagi.
“Oh, iya, Chinatsu-kun.”
“Ya?”
“Ibuku sepertinya segera
datang. Dia ingin bertemu Chinatsu-kun.”
“…Apa!?”
Kali ini giliran ibu
Madoka-san… Apa yang harus aku lakukan? Sarafku tiba-tiba menjadi sangat buruk.
Kira-kira apakah dia akan mengira pacar putrinya hanyalah seorang anak SMA
biasa dan menentangnya… Kegugupanku semakin buruk, begitu pula kecemasanku.
“Jangan khawatir, Chinatsu-kun.
Aku sudah memberi tahu Ibu beberapa detail. Dan aku mengatakan kepadanya bahwa aku
ingin dia bertemu Chinatsu-kun. Fufu, aku telah berbicara tentang Chinatsu-kun
seperti senapan mesin, jadi dia mungkin berpikir kita sebentar lagi akan
menikah~♪”
“Be-Begitu ya…”
Kalau begitu … syukurlah?
Ibu Madoka-san akan segera
berkunjung, aku penasaran apa yang akan kita bicarakan nanti.
Sekarang, Madoka-san pergi ke
dapur untuk mengambil jus di dalam kulkas. Tapi kemudian dia baru mengingat kalau
dia kehabisan bahan masakan. Jadi kami berdua bergegas ke area perbelanjaan
terdekat.
“Gimana kalau lauk hari ini
adalah ikan? Bagaimana dengan ikan putih?”
“Oh, kedengarannya enak, tuh.”
“Lalu aku akan memasakan
hidangan ikan hari ini~♪”
“Aku ingin makan apapun yang
Madoka-san masak untukku. Semuanya terasa sangat lezat.”
“Ya ampun, Chinatsu-kun♪”
Aku tidak peduli apakah kami
berada di area perbelanjaan atau tidak, itulah yang Madoka-san dan aku katakan
saat kami berjalan. Hanya saja… Wajar jika ada pertemuan tak terduga di tempat
seperti ini, di mana ada begitu banyak orang.
“Honda… Ah, kamu!”
“...Geh.”
“?”
Aku bertemu teman sekelasku.
Ternyata Ia juga berbelanja di
sini… meski demikian, aku tidak ingin melihatnya ketika aku bersama Madoka-san.
Ia mengalihkan pandangan dariku dan menatap Madoka-san, Ia lalu mendekati kami
dengan sangat antusias.
“Apa yang kamu inginkan?”
“Aku tidak punya urusan
denganmu! Senang bertemu denganmu, Onee-san!”
“… Ah, begitu rupanya. Aku
sudah mengerti sekarang.”
Sepertinya Madoka-san sudah
bisa menebaknya.
Sebelum teman sekelasku itu
bisa mengatakan apa-apa, Madoka-san membuka mulutnya seolah-olah akan melakukan
pukulan pencegahan.
"Maafkan aku. Aku sedang berbelanja
dengan Chinatsu-kun sekarang. Kamu mungkin teman sekelas Chinatsu-kun, tapi
bisakah kamu meninggalkan kami sendiri?”
Ujar Madoka-san dengan nada
yang sedikit dingin, tapi kurasa Ia tidak mendengarnya.
Madoka-san lalu berjalan melewatinya
seraya menggandeng tanganku, dan aku membelakangi teman sekelasku untuk
mengikutinya.
“Tunggu, tunggu sebentar!
Hubungan seperti apa yang kalian jalani? Orang ini bilang dia itu pacarmu di
sekolah, tapi mana mungkin itu benar, iya ‘kan?”
“Itu benar, kok. Aku adalah
pacar Chinatsu-kun dan Chinatsu-kun adalah pacarku.”
“… Karena kalian berdua pasti
tidak cocok. Um… Apa cowok ini sudah melakukan sesuatu–”
… Oi, boleh aku marah sekarang
juga?
Walaipun kami teman sekelas dan
mengenal satu sama lain, kupikir ucapannya tadi sedikit kasar. Sejujurnya, aku mulai
merasa jengkel, mungkin karena aku masih anak-anak. Jika aku ingin menjadi pria
yang bisa diandalkan oleh Madoka-san, aku seharusnya siap untuk berdiri tegak
dan kuat. Tapi aku tidak bisa menolak.
“Kamu——”
Ketika aku hendak mengatakan
sesuatu … Madoka-san tiba-tiba meletakkan tangannya di pipiku dan langsung
menciumku.
“!?”
“Hahhhh!?”
Ciuman yang dia lakukan begitu
dalam, bukan hanya sentuhan ringan di bibir kami, tapi dia bahkan memasukkan
lidahnya ke dalam mulutku.
“…Puha~♥”
Setelah beberapa detik ciuman
yang dalam, Madoka-san menjauhkan wajahnya seolah-olah sudah merasa puas.
Dia kemudian berkata pada teman
sekelasku itu sambil tersenyum,
“Aku tidak membutuhkan orang
lain untuk memberitahuku apakah kami berdua cocok atau tidak. Aku hanya ingin
melakukan ini dengan Chinatsu-kun, dan aku tidak bisa memikirkan orang lain
selain dirinya lagi. Belaian Chinatsu-kun sudah terukir di tubuh ini juga. Aku
seorang wanita cabul yang hanya memikirkan Chinatsu-kun dan menggoyangkan
pinggulnya hanya untuk Chinatsu-kun setiap malam.”
“Ma-Madoka-san!?”
“…I-Itu…!!!”
Teman sekelasku itu langsung
melarikan diri dengan wajah memerah.
... Apa-apaan ini, aku merasa
kasihan padanya, tapi aku juga tidak merasa kasihan sama sekali. Aku memang
merasa jengkel padanya, tapi tidak diragukan lagi kalau Ia jatuh cinta dengan
Madoka-san, dan Ia baru saja mendengar Madoka-san mengatakan sesuatu yang lebih
dari sekadar isyarat.
“Fufu, mungkin itu sedikit
berlebihan. Tapi aku memang wanita seperti itu. Itu sebabnya aku harus
memilikimu, Chinatsu-kun~♪”
“……! Madoka-san, aku akan
bekerja lebih keras dari biasanya malam ini, jadi… Ah…”
Oi, memangnya aku lupa kami
sedang berada di mana sekarang?
Untungnya percakapan kami tidak
menarik perhatian pengunjung lain, aku merasa sedikit lega, tapi pada akhirnya
melihat ke bawah.
“Ya♪ Ayo bercinta lagi hari ini~♥”
“…Ya.”
Ah… Madoka-san benar-benar
merangkul semua bagian diriku.
Aku pikir itu benar-benar
sebaliknya. Tapi ternyata akulah yang tidak bisa hidup tanpa Madoka-san.
Sebelumnya
|| Daftar isi || Selanjutnya