Keiken-zumi Jilid 4 Bab 4.5 Bahasa Indonesia

Chapter 4.5 — Panggilan Telepon Panjang Antara Luna dan Nikoru

 

“... Terus, terus, tau enggak, Ryuuto tuh kelihatan keren banget tadi!”

“Eh masa? Enggak nyangka banget!”

“Ia memberikan tamparan keras ke ayahku, ia terlihat sangat maskulin dan keren! Aku bahkan masih berdebar-debar karena itu~! Itu benar-benar 'kalah debat,' bukan? Ryuuto tuh emang pinter ya. Semua hal yang membuatku merasa 'Ada sesuatu yang tidak beres?' dan membuatku galau, semuanya diungkapkan dengan kata-kata kepada ayahku.”

“Hee, hebat juga tuh anak!”

“Sangat keren! Aku pikir Ryuuto adalah pacarku yang terbaik!”

“Fufu, sampai membuat Luna berkata seperti itu, ya.”

“Eh?”

“Kamu beneran jatuh cinta padanya, ya~.”

“Ya... aku benar-benar jatuh cinta! Aku sangat menyukai Ryuuto...”

“Kalau gitu, mungkin sudah waktunya?”

“Apanya?”

“S*ks. Kalian belum melakukannya, kan?”

“Ahh, ummm ... aku ingin tahu apakah ini yang dimaksud perasaan ‘Ingin melakukan’?”

“Haah~? Kalau kamu merasa ‘mau melakukannya’ , itu berarti memang begitu, ‘kan?”

“Entahlah~! Aku baru pertama kali merasa seperti ini... Aku merasa berdebar-debar, meskipun kita selalu bersama, apa itu berarti aku ingin lebih dekat dengannya!?”

“Wah~, nyebelin banget, mau pamer ceritanya? Hubunganku dengan pacarku malah lagi renggang, tau. Meski tahun baru, ia sama sekali tidak mengirimkan ucapan selamat tahun baru melalui LINE juga.”

“Ahh~ maaf banget Nikoru!”

“Enggak apa-apa kok. Lagian, aku populer dengan cowok lain.”

“Ehh!?”

“Aku mendapat pesan LINE Selamat Tahun Baru dari Nishina Ren. [Jika kamu berpacaran denganku tahun ini, kamu mendapat keberuntungan besar!] begitulah pesannya. Jenis ramalan macam apa itu?!.”

“Ehh, yang bener!?  Oh, jadi kamu berkomunikasi dengan Nishina-kun melalui LINE, ya.”

“Waktu kita main Savage, kita bikin grup LINE dengan enam orang, ‘kan? Kayaknya ia menghubungiku dari situ.”

“Wahh, kelihatannya ia agresif banget, ya! Enggak nyangka!”

“Ya memang, mungkin orang berubah saat jatuh cinta, ya~”

“Hahaha, kamu mengatakannya seolah-olah itu urusan orang lain aja~”

“Itu memang bukan urusan orang lain. Tidak ada hubungannya denganku~.”

“...Tapi memang benar, ketika jatuh cinta seseorang akan berubah. Aku pun tidak bisa mempercayai diriku sendiri. Aku begitu berdebar-debar karena pacarku sendiri.”

“Ahh~ iya deh~ iya deh~.”

“Maaf, karena dari tadi aku ngomongin diriku terus~~! Apa Nikoru juga merasa begitu?”

“Enggak deh, rasanya sia-sia banget.”

“Dengan Nishina-kun juga enggak apa-apa, kok!?”

“Cowok itu sih cuma sekedar teman biasa.”

“Kalau begitu, tidak apa-apa jika aku yang nyeloteh sendiri!? Maaf banget ya!? Penampilan Ryuuto hari ini keren banget ~! Pada akhirnya, ayahku sampai tidak bisa mengatakan apa-apa, rasanya sangat memuaskan!”

“Hee~”

“Aku sangat menyukai Ryuuto~!”

“Jadi, bagaimana hasilnya? Apa kamu mau tinggal serumah dengan pasangan baru ayahmu?”

"Nah, jadi ayahku pada awalnya marah, tapi setelah Ryuuto pulang, ia mengatakan padaku, 'Berikan aku sedikit waktu untuk berpikir.' Kemudian ia pergi keluar pada malam hari, mungkin ia pergi berbicara dengan pacarnya. Dan kemudian, Ayahku lalu bilang, 'Jika kamu saking tidak maunya, besok kamu tidak perlu bertemu dengannya,' jadi kita bisa bermain sepanjang hari!”

“Oke, siap~! Jadi kita akan antri untuk tas keberuntungan di Marukyu, ya~?”

“Iya dong~! Aku sangat menantikannya!”

Luna menjawab dengan penuh semangat, dia lalu menentukan tempat dan waktu untuk pertemuan besok dengan Nikoru, lalu menutup teleponnya.

Kemudian, dia membuka galeri kamera di smartphone-nya dan menatap foto selfie yang diambil di depan gerbang kuil saat pulang dari kunjungan Hatsumode hari ini bersama dengan Ryuuto.

“Terima kasih banyak, Ryuuto.”

Dia bergumam dengan pipinya yang merah merona.

 

 

Sebelumnya  |    |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama