Otonari no Tenshi-sama Jilid 8 SS 3 Bahasa Indonesia

SS 3 — Kesepian Saat Kekasih Tidak Ada, dan Latihan Rahasia

 

 

Mahiru memiliki banyak waktu luang sejak Amane mulai bekerja paruh waktu.

Tepatnya, banyak hal yang harus dilakukannya. Mulai dari mengerjakan tugas PR, sesi belajar, berolahraga, pekerjaan rumah tangga, dan bahkan melakukan rutinitas kesehatan dan kecantikan. Namun, ada kekosongan di dalam hatinya, dan dia merasa kehilangan karena tidak ada apa-apa di sana.

Mahiru tahu betul bahwa Amane akan mengisi kekosongan itu, tapi dia lebih terkejut lagi ketika mengetahui bahwa dia merasa kesepian setelah berpisah darinya selama beberapa jam saja. Pengungkapan ini membuat Mahiru termenung.

Tentu saja, Mahiru tahu kalau Amane akan kembali padanya dan bahwa ia mulai bekerja dengan suatu tujuan, jadi dirinya tidak berniat untuk menyalahkan atau menghentikannya. Namun, meskipun tahu kalau dirinya sedang sendirian, ada kalanya Mahiru secara tidak sadar mencoba memanggil Amane seolah-olah ia masih duduk di sampingnya.

Bahkan Mahiru sendiri mengakui bahwa hal itu bisa menjadi pertanda adanya masalah yang serius, tetapi dia berusaha sebaik mungkin untuk terus berjalan seperti biasa. Dirinya menghabiskan waktu sebanyak yang dia bisa untuk membuat makan malam sambil menunggu kepulangan Amane, dengan tujuan untuk tidak membuatnya khawatir. Meski Mahiru tidak secara sengaja mencoba untuk bertindak seperti pacar yang ideal, dia tetap berusaha untuk tidak menahan Amane atau menjadi beban baginya.

Sadar akan kasih sayangnya pada Amane, yang begitu menggebu-gebu hingga menyebutnya sebagai obsesi tidaklah aneh, Mahiru berbisik, “Kuharap aku bisa lebih santai...” di dalam hati dan dengan lembut melepaskan celemek yang dia kenakan.

Aroma manis telah meresap ke dalam rumah, dan meski hal itu bukanlah masalah, aroma itu juga menempel pada Mahiru. Dia harus mandi untuk menghilangkan aroma itu dengan hati-hati sebelum Amane kembali ke rumah. Yang bisa Mahiru lakukan hanyalah menghilangkan bau badannya secara ringan ketika dia tidak punya banyak waktu luang, tapi hari ini, dia punya cukup waktu luang untuk mandi dengan benar.

Mahiru melihat kembali pada kue yang sedang dia buat yang sudah setengah matang dan mulai mendingin, lalu dia melirik jam di dinding dan memastikan bahwa dia masih punya banyak waktu tersisa. Setelah itu, dia menghela napas.

Amane belum juga pulang ke rumah.

Bahkan setelah Mahiru selesai memanggang kue-kue buatannya, dia masih perlu waktu untuk membersihkan diri dan kembali ke apartemen Amane untuk menyiapkan makan malam.

Kuharap aku bisa menyebutnya praktis.

Mahiru diam-diam berlatih memanggang kue di rumah untuk persiapan ulang tahun Amane, tetapi sifat obsesif dan perfeksionisnya mulai muncul ke permukaan, dan dia masih belum membuat kue yang membuatnya puas.

Amane biasanya pulang cukup larut malam sebagai pekerja paruh waktu, yang mana memang nyaman dalam hal itu, tapi tidak dapat menghindari kesepian yang ditimbulkannya. Meski demikian, menyibukkan diri dengan memasak adalah metode yang tepat untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa kesepian seperti itu.

Mahiru ingin menyenangkan hati Amane dengan cara itu. Dia membuat prototipe untuk dipraktikkan, mengejar cita rasa yang pasti disukai Amane. Tetapi seperti yang sudah dia duga, masih terlalu dini baginya untuk menangani resep seperti itu sendirian.

Meskipun ukurannya diperkecil agar Mahiru bisa menyempurnakan rasanya, namun sekecil apa pun porsinya, dia tetap merasa khawatir kalau-kalau berat badannya akan bertambah setelah makan kue setiap hari.

“... Kuharap aku tidak membiarkan berat badanku menjadi tidak terkendali dengan semua ini,” kata Mahiru.

Tentu saja, tidak benar rasanya jika dia mengklaim bahwa berat badannya akan bertambah setelah dia memakannya, tetapi karena Mahiru terus memakan kue hampir setiap hari sejak dia mulai berlatih, Mahiru masih merasa khawatir berat badannya akan bertambah. Sekarang Amane telah bertekad untuk menjadi seseorang yang bisa ia banggakan, Mahiru tidak bisa membiarkan dirinya menjadi lalai dalam menjaga dirinya sendiri, apapun alasannya.

Mahiru bergumam pelan, “Ayo panggil Chitose-san dan Kido-san untuk uji rasa,” sambil menggosok perutnya sebelum menuju kamar mandi, bertekad untuk memijat dirinya sendiri dengan kuat di kamar mandi.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama