Chapter 10 — Pertandingan Kavaleri
“Baiklah, semuanya, terima kasih banyak sudah berkumpul di sini.”
Semua orang yang berkumpul di sana mengangguk menanggapi sambutan Alisa.
Pada saat latihan sebelumnya, semua anggota sudah berbagi taktik yang diharapkan dari lawan dan strategi untuk menghadapinya. Yang dilakukan di sini hanyalah konfirmasi yang sederhana.
Hanya itu saja, tapi ... Masachika merasa sangat terharu ketika melihat Alisa memimpin sejumlah orang seperti ini.
(Dia benar-benar sudah banyak berkembang ...)
Sambil memandang Alisa dengan campuran antara kegembiraan dan kesedihan seperti seorang wali, tiba-tiba ...
“Ngomong-ngomong, itu ...”
Takeshi menatap Elena dan dengan ragu-ragu angkat bicara.
“Narahashi-senpai….apa kamu benar-benar akan tampil dengan penampilan seperti itu?”
Terpancing oleh ucapan Takeshi, pandangan orang-orang di dalam kelompok tertuju pada Elena. Namun, Elena hanya tersenyum dengan percaya diri sambil meletakkan tangannya di samping wajahnya.
“Narahashi-senpai? Tidak, aku tidak kenal nama tersebut. Sekarang aku adalah penolong misterius yang menjadi peserta, Si Topeng Seksi!”
Di sekitar mata Elena yang terbuka lebar, terdapat topeng Venesia yang terlihat seperti yang digunakan dalam pesta topeng. Ya, dia menyembunyikan identitasnya dengan topeng. Itulah syarat yang diusulkan oleh Masachika saat merekrut Elena untuk perlombaan. Pilihan topeng dan nama samarannya sendiri adalah hasil dari selera Elena.
“Sempurna sekali, Elena-senpai, ah tidak, maksudku Si Topeng, pfft, Seksi.”
“Apa kamu tadi sedikit tertawa?”
"Tidak sama sekali."
Masachika menggelengkan kepalanya dengan tampang polos dan mengangguk dengan serius.
“Yah, bagaimanapun juga, jika begitu, siswa lain tidak akan mengetahuinya... Bahkan jika itu terbongkar, sudah jelas bahwa Elena-senpai tidak secara terbuka menyatakan dukungannya untukku dan Alya.”
“Hehe, begitukah?”
Elena dengan gembira menggoyangkan rambutnya yang diikat ekor kuda. Namun, Hikaru mengeluarkan suara ragu-ragu dengan sopan.
“Tidak, kupikir itu bakalan terbongkar dengan mudah ...”
“Apa yang kamu katakan, Hikaru? Kamu tidak tahu aturan yang sudah dijanjikan bahwa dia takkan ketahuan jika hanya menutup mata? Kali ini, dia bahkan mengubah gaya rambutnya untuk memastikan tidak ada yang bisa mengenalinya. Mana mungkin identitasnya bakalan terbongkar dengan mudah.”
“Tidak, itu hanya plot klise yang ada di manga atau film superhero ... Selain itu, kamu hanya mengubah posisi ikatan rambutmu saja, jadi masih ada kesalahan…..”
Setelah mengatakan itu, Hikaru memandang sekeliling mencari persetujuan ...
“Elena-senpai luar biasa~ keren sekali!”
Maria yang tampak senang.
“Bukannya itu cukup bagus?”
Hati Sayaka merasa tergelitik sebagai otaku.
“Baru pertama kalinya aku melihat topeng seperti itu selain saat sesi pemotretan.”
Nonoa yang berkomentar dengan nada tidak terlalu peduli.
“Rupanya itu sangat modis daripada yang kubayangkan. Bagaimana kalau kita mencobanya lain kali?”
Sambil dipimpin Sumire, Empat Musim bersaudari tampak sangat bersemangat. Apa mereka akan menjadi tim pahlawan super atau semacamnya?
Dengan begitu, hanya Alisa dan Takeshi saja yang meragukan rencana tersebut seperti Hikaru. Dihadapkan dengan kenyataan bahwa mereka adalah minoritas yang kalah ...
“... Yah, jika itu yang diinginkan oleh Narahashi-senpai, maka kurasa tidak ada masalah.”
Hikaru menyerah pada suara mayoritas. Kemudian, pengumuman dari komentator menggema.
『Semuanya, meskipun kalian baru saja memasuki istirahat siang, tapi... Kami akan memulai program khusus 'Perlombaan Kavaleri' di sini! 』
Pengumuman itu menyebabkan para penonton bersorak gembira.
『Sekarang, mari kita sambut pasangan Kujou & Kuze yang masuk dari gerbang masuk terlebih dahulu! 』
Di tengah sorak-sorai dan pandangan penuh harapan, Masachika dan yang lainnya keluar dari gerbang masuk menuju lapangan.
“Posisi Jenderal! Penunggang, Alisa Mihailovna Kujou! Tumpangan yang dinaikinya adalah Kuze Masachika, Maria Mihailovna Kujou, dan... ehhh.”
Komentator sedikit tergagap saat menyebutkan nama terakhir, dan dengan sedikit malu-malu dia mengumumkan.
“Da-Dan, pemain bantuan misterius, Si Topeng Seksi.”
Seiring dengan pengenalan yang aneh itu, Elena alias Si Topeng Seksi mengangkat kedua tangannya dan berkata “Yeayyy~” sambil tersenyum lebar. Namun, suara bingung terdengar dari penonton.
“Se-Sebenarnya, dia itu siapa-hashi-senpai?”
“Dia itu siapa? Dia sebenarnya siapa.”
“Berjuanglah~ orang tertentu-senpai~”
Setelah mendengar suara-suara itu, Masachika perlahan mengangguk.
“Si Topeng Seksi memang hebat. Tidak ada yang menyadarinya sama sekali.”
“Apa iya!? Aku bahkan mendengar beberapa suara yang mencurigakan, tau!?”
“Ketua~ yang semangat, ya~!”
“Oh, iya~♡... eh! Tidak, aku bukan Ketuamu kali!”
Elena menoleh dan memberi lambaian tangan pada gadis yang mungkin anggota klub orkes tiup, dan kemudian menyangkal dengan tsukkomi yang sempurna. Lalu, dia bertanya dengan suara pelan pada Masachika yang ada di depannya.
“He-Hei, apa ini benar-benar baik-baik saja?”
“Tentu saja. Seperti yang sudah kubilang sebelumnya, semua orang akan memahami maksud dibalik penyamaran Senpai.”
“Apa iya...”
“Tenang saja, jangan khawatir.”
Masachika meyakinkan Elena yang masih meragukan dirinya sendiri.
(Yah, pasti ada beberapa orang yang menganggap penyamaran ini sebagai lelucon Elena-senpai saja. Tapi kehadiran Elena-senpai saja sudah cukup memberikan dampak besar.)
Namun, Masachika tidak tega mengatakan pemikiran busuk seperti itu kepadanya.
Sementara itu, suara riuh para siswa bisa terdengar dari kursi penonton saat para pemain diperkenalkan secara langsung.
“Woaah!Kiryuuin-senpai! Ditambah lagi, bukannya mereka anggota Komite Kedisiplinan!”
“Empat Musim bersaudari dari klub kendo putri! Apa itu seriusan kalau mereka berempat akan berpartisipasi!?”
“Tunggangan yang akan dinaiki adalah Kujou-senpai dan Nara… entah-siapa-hashi-senpai, dan sisanya adalah teman band mereka... Yah, kecuali entah-siapa-hashi-senpai, semuanya seperti yang diharapkan.”
“Enggak, enggak, enggak, mereka semua anggota yang luar biasa, tau! Dari Taniyama-san yang dulunya menjadi saingan hingga Kiryuuin-senpai! Jika benar seperti yang dikatakan pada pidato awal tahun, apa Kiryuuin-senpai juga akan bergabung dengan OSIS Baru? Jika iya, aku jadi ingin mendukung Kujou-san!”
Semua siswa di sekitarnya memberikan tatapan penuh dukungan. Mata semua orang berbinar melihat anggota yang telah dipilih Alisa, dan hati mereka membara membayangkan OSIS baru yang akan terbentuk di masa depan.
(Penerimaan sekutu berjalan dengan baik... Memang benar, mengumpulkan anggota dari orang-orang yang berhubungan dengan OSIS adalah keputusan yang tepat sesuai dengan prinsip Alya untuk 'menerima orang sebagai teman meskipun mereka adalah saingan'.)
Masachika juga merasa puas dengan reaksi siswa di sekitarnya.
“... Tapi tunggu dulu? Jika itu yang terjadi, bukannya Kuze akan memiliki harem yang luar biasa?”
... Walaupun ada beberapa siswa menyadari hal yang tidak perlu, tapi Masachika memilih untuk tidak mendengarnya.
『Dan sekarang, pasangan Suou & Kimishima akan masuk dari gerbang keluar! 』
Setelah pengenalan pemain di tim Masachika selesai, sekarang giliran Yuki dan Ayano yang memasuki lapangan. Masachika dibuat terkejut ketika melihat anggota tim yang dibawanya.
“Oi, oi, oi... Apa-apaan itu? Seriusan?”
“Uwahh, kekanak-kanakan banget.”
“Ini sih... dia mendatangkan beberapa orang yang hebat.”
Elena mengeluarkan suara yang terkejut, sedangkan Sumire memberikan tanggapan yang setengah kagum dan setengah waspada. Sementara itu, Sayaka mengangkat kacamatanya sambil berkata dengan tenang.
“Kecuali Kaji-senpai dan Asama-senpai yang mungkin akan bertindak sebagai tunggangan, delapan orang lainnya adalah anggota unggulan dari klub olahraga... Rasanya benar-benar seperti 'Tim Terbaik yang Aku Pikirkan', bukan?”
“Kurasa itu karena dia memiliki relasi hubungan yang memadai untuk mewujudkan hal itu... Jika kamu ingin menunjukkan betapa luas jaringan hubunganmu, ini adalah cara terbaik untuk menunjukkannya...”
“Selain itu, kecuali tim jenderal, tim lainnya terdiri dari empat pria dan empat wanita... Ini merupakan salah satu cara untuk menunjukkan bahwa mereka mendapat dukungan dari semua jenis kelamin, bukan?”
Mengikuti komentar dari Hikaru dan Nonoa, ada banyak suara dari para penonton yang mengungkapkan kekaguman mereka terhadap jaringan hubungan Yuki.
Sambil mendengarkan pendapat anggota timnya, Masachika memandang dua orang yang berdiri di belakang Yuki dan Ayano dengan penuh waspada. Dua orang yang berada di sana adalah orang yang pernah disebutkan oleh Touya setelah acara perlombaan mengangkat karung pasir.
“Kagami-senpai dan Saijou-senpai... Aku tidak melihat mereka saat perlombaan mengangkat karung... Begitu rupanya, jadi mereka menyimpan tenaga dan stamina mereka untuk ini. Mereka bakalan jadi lawan yang kuat.”
“Jadi mereka berdua yang pernah disebutkan Ketua,... Ya, memang benar kalau gadis-gadis terlihat kegirangan dengan mereka.”
“Yah, karena mereka lumayan populer, sih... Terutama Kagami-senpai. Dia memiliki popularitas dan kemampuan fisik mumpuni. Kupikir mereka berdua tidak terlalu tertarik untuk terlibat dalam kampanye pemilihan juniornya, jadi aku tidak mengharapkan kemunculan mereka di sini, tapi… tak kusangka dia berhasil membujuk mereka...”
“Yah, itu sih karena...”
Saat Masachika dan Alisa sedang berbincang-bincang, Nonoa menyela pembicaraan mereka dengan nada santai.
“Itu karena mereka berdua menyukai Yukki, tau?”
“.....Hah?”
Masachika berbalik dengan wajah serius ketika mendengar ucapan tak terduga itu. Nonoa menerima tatapan itu dengan setengah hati, dan melanjutkan dengan acuh tak acuh.
“Memangnya kamu perlu sekaget itu? Yukki ‘kan lumayan populer, jadi itu sama sekali tidak mengherankan.”
“......”
Masachika diam-diam mengembalikan pandangannya ke depan. Ia melihat Yuki dan dua senior itu saling berbicara dengan senyum di wajah mereka. Pada saat yang sama, kata-kata yang pernah dikatakan oleh Alisa muncul di pikirannya.
[Dalam pertandingan kavaleri yang diikuti empat orang, itu berarti penunggangnya harus duduk di atas lengan atau bahu dua orang di belakang, kan? It-Itu berarti ... dua orang di belakang akan menyentuh pantatku ... Tidak! Aku tidak mau!]
Ketika dia mendengar kata-kata itu, Masachika merasa terkejut dan kesal di dalam hatinya karena dia terlalu germafobia. Tapi...
(Maafkan aku, Alya, memang aku yang salah.)
Tangan kedua orang itu menyentuh tubuh Yuki. Tangan-tangan para bajingan yang memiliki motif tersembunyi terhadap Yuki.
(Aku akan membunuh mereka)
Masachika merasa sangat marah.
(Dasar keparat ... siapa yang memberi kalian izin untuk menyentuh adikku dengan tangan yang penuh niat buruk ... aku akan menghabisi kalian dengan kekuatan penuh.)
“Ohh~ Kuzecchi, kamu benar-benar ingin membunuh mereka, ya~.”
“Masachika-kun ...?”
Suara keheranan Alisa membuat Masachika kembali tersadar. Ia kemudian menekan niat membunuhnya dan memutuskan untuk membicarakannya dengan para senior itu lain kali.
“Tidak apa-apa. Mereka memang lawan yang tangguh, tapi karena Ayano adalah tunggangan depan, kupikir kita tidak akan kalah dalam hal tinggi badan atau mobilitas. Jika kita bertarung, beban penunggang akan jatuh pada orang di depan.”
“Ya, benar.”
“Yang lebih penting lagi ... Apa Sayaka dan Sumire-senpai baik-baik saja?”
“Sumi! ... Kita akan melawan kedua senior itu, bukan? Kami baik-baik saja.”
"...... Kamu tadi menimpali tanpa berpikir, ‘kan?”
“Entahlah, aku tidah tahu apa yang kamu maksud~?”
Saat Masachika menatap ke arah Sumire yang dengan cepat memalingkan wajahnya, Sayaka menggeser kacamata dan berkata,
“Aku juga tidak masalah. Saya tidak punya niat menunjukkan belas kasihan dalam pertarungan.”
“Ya, begitu.”
Meskipun Masachika merasa lega ketika mendengar kata-kata mereka berdua, hatinya masih penuh dengan kepahitan.
(Walaupun aku sudah memperkirakannya ... Tapi sepertinya memang mereka berdua yang menjadi penunggangnya, ya.)
Bagi Sayaka dan Sumire, Kaji Taiki dan Asama Kirika adalah orang-orang yang mereka kagumi sebagai ketua dan wakil ketua OSIS saat mereka masih di sekolah SMP.
Meskipun mereka berdua mengatakan kalau tidak ada masalah, pasti sulit untuk melawan mereka. Mungkin sulit untuk memahami sampai sejauh mana pihak lain merencanakan ini, tetapi Sayaka pasti akan muncul ketika pihak lain mengusulkan pertandingan tim. Mungkin keberadaan Sumire tidak terduga ... tapi Yuki pasti sudah memperkirakan keberadaan Elena. Dan bagi Elena, kedua orang itu adalah junior di masa kepengurusan OSIS. Jadi, mereka juga merupakan lawan yang sulit.
Namun, tiba-tiba Masachika menyadari sesuatu.
(Hah? Tapi, bukannya itu berlaku sama bagi mereka?)
Bahkan Taiki dan Kirika pasti ragu untuk memenangkan pertandingan melawan junior secara kasar. Apa yang mendorongnya untuk memilih kedua orang itu sebagai penunggang sampai membuat mereka menyingkirkan keraguan tersebut?... ketika Masachika berpikir tentang hal itu, pengenalan para peserta sudah selesai.
『Kondisi kekalahan adalah si penunggang kehilangan ikat kepalanya. Atau terjatuh dari tunggangannya! Pemenang ditentukan ketika jenderal didiskualifikasi! Tindakan kekerasan seperti menjambak rambut, meninju dan menendang dilarang! Namun, menjegal masih diperbolehkan! ! Itu saja! 』
Setelah jeda sejenak, pengumuman dilanjutkan.
『Kalau begitu, sekarang, untuk kedua tim, silakan bentuk kavaleri kalian!』
Setelah mendengar instruksi dari komentator, Masachika menghentikan lamunannya dan bertukar pandangan dengan Alisa sejenak, lalu mengangguk.
“Pokoknya, ayo lakukan sesuai rencana.”
“Ya.”
Setelah bertukar kata-kata singkat, Masachika dan yang lainnya membentuk kavaleri masing-masing. Tiga tunggangan dengan tiga penunggang yang menunggu dalam posisi berjongkok. Sementara itu, Alisa memberikan instruksi kepada semua orang.
“Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, kupikir pihak lawan akan melancarkan serangan jarak dekat. Kita akan mencoba bertarung satu lawan satu sebisa mungkin. Kiryuuin-senpai akan berhadapan dengan ...”
“Bukannya lebih baik menghadapi penunggang laki-laki dan perempuan?”
“Ya, itu benar. Kiryuuin-senpai, tolong hadapi penunggang laki-laki. Sedangkan Sayaka-san, tolong hadapi penunggang yang perempuan.”
“Baiklah, aku mengerti.”
“Diterima.”
“Kalau begitu… mari kita menangkan pertarungan ini.”
Ketika Alisa mengucapkan kata-kata terakhir, semua orang di tempat itu mengangguk dengan kuat. Kemudian,
『Kedua tim, silakan berdiri! 』
Mengikuti instruksi dari narator, keenam tunggangan bangkit bersamaan secara serempak. Dalam situasi di mana kedua tim saling berhadapan, dan ketegangan para penonton mencapai puncaknya ──
『Program khusus 'Pertandingan Kavaleri'! Dimulai sekarang!』
Api pertempuran menyala dan tiba-tiba terjadi situasi yang tidak terduga bagi Masachika dan yang lainnya.
“Hm?”
Dari tiga penunggang dari tim lawan, tidak termasuk jenderal, dua di antaranya bergegas ke arah mereka. Ini adalah situasi yang benar-benar berbeda dari yang mereka perkirakan dan Masachika mencoba untuk mundur sambil mengeluarkan instruksi ... tapi ia menahan kata-katanya.
(Jangan, penunggangnya adalah Alya. Aku tidak boleh memberikan instruksi di sini.)
Masachika bisa merasakan ketidakpastian Alisa melalui kedua tangannya yang berada di pundaknya. Maria dan Elena yang juga bergandengan tangan dengan Alisa juga merasakan hal yang sama. Namun, tanpa berkata apa pun, mereka semua mempercayai pemimpin mereka dan menunggu dalam diam.
“…...”
Kemudian, setelah beberapa detik yang penuh kecemasan ... Alisa berseru.
“Kiryuuin-senpai, Sayaka-san, silakan maju. Tolong hadapi mereka dari jarak yang cukup jauh agar mereka tidak mendekat ke sini.”
“Baiklah.”
“Dimengerti, ayo pergi hadapi mereka.”
“Kami akan mundur untuk sementara waktu. Mari kita lihat situasinya terlebih dahulu dan menghindari terlibat dalam pertempuran ...”
“Siap, ayo kita mundur sepuluh langkah.”
Masachika memberi instruksi kepada Maria dan Elena di belakangnya, dan kemudian mundur sepuluh langkah sambil mengambil napas. Kemudian, setelah memperhatikan situasi pertarungan dengan lebih baik, Masachika memiringkan kepalanya di dalam batinnya.
Meskipun dua penunggang dari tim lawan menuju ke arah mereka, ketika Sumire dan Sayaka menuju ke arah mereka, kedua penunggang dari tim lawan justru memperlambat kecepatannya dan menunggu. Kemudian, ketika jarak antara mereka cukup dekat, kedua penunggang itu berhenti.
“Ehh apa-apaan itu~? Kelihatannya mereka saling menatap dengan penuh penekanan.”
“Mereka berhenti...?”
Maria dan Elena juga mengeluarkan suara yang bingung karena situasi yang tak terduga ini.
Mereka mengharapkan serangan agresif tetapi lawan mereka malah bertarung dengan hati-hati. Tunggangan laki-laki di pihak lawan diisi dengan pria yang kuat dan bertenaga yang lebih tinggi dari mereka, sehingga Sumire dan yang lainnya mungkin bisa setara melawannya. Di sisi lain, para penunggang perempuan pihak lawan memiliki keunggulan karena salah satu dari mereka, Kirika, adalah anggota klub tenis meja, jadi bisa dibilang Sayaka akan kesulitan untuk melawannya.
Jika mengevaluasi kekuatan kedua belah pihak secara rasinonal, tidak ada alasan bagi lawan untuk berhenti. Satu-satunya kemungkinan adalah jika mereka mempertimbangkan faktor psikologis seperti “senior dan junior dalam kepengurusan OSIS”, tetapi ...
(Bukannya mereka sudah mengatasi faktor psikologis itu?)
Meskipun mereka telah mempertimbangkan faktor itu, apa situasi ini membuat mereka kesulitan? Sulit untuk membayangkan bahwa kedua tim akan berhenti pada saat bersamaan.
(Jika bukan itu masalahnya, maka kebuntuan ini sendiri adalah tujuan Yuki...?)
Masachika tidak tahu. Namun, situasi ini di mana hanya keempat penunggang kavaleri yang saling menatap, tidak akan membuat pertandingan ini menjadi menarik.
(Jika ini terus berlanjut, maka pertandingannya takkan terasa seru ...)
Terlepas dari niat pihak-pihak yang terlibat, perlombaan ini hanyalah hiburan semata. Dengan kata lain, terlepas dari menang atau kalah, diperlukan sejumlah ‘pertunjukan yang menarik’.
Tidak ada yang ingin melihat pertandingan di mana sang jenderal hanya bersembunyi di belakang dan membiarkan rekan-rekannya bertarung. Tidak ada yang meminta cara bertarung cerdik seperti itu. Jika mereka memenangkan pertandingan dengan cara seperti itu, mereka akan kehilangan dukungan. Jika begitu, semua upaya Masachika dan Alisa akan menjadi sia-sia. Dan tentu saja, Yuki seharusnya mengetahui hal itu dengan baik setelah menunjukkan tebar pesonanya dalam balapan kostum tadi.
(Itulah sebabnya, kupikir mereka akan terlibat dalam pertempuran yang agresif...)
Jika ‘sang jenderal membiarkan rekan-rekannya menghabisi jenderal musuh tanpa bertempur sama sekali’ akan mempunyai reputasi yang buruk, tapi jika ‘jendral itu sendiri bertindak sebagai umpan dan membiarkan rekan-rekannya menghabisi jenderal musuh’ akan memiliki reputasi yang baik.
Ketika dia mengusulkan kompetisi tim tiga lawan tiga, Masachika tahu bahwa itulah yang menjadi tujuan Yuki. Itulah sebabnya ia memerintahkan Sayaka dan Sumire untuk menahan dua penunggang lawan selain sang jenderal. Dan setelah mengikuti instruksi tersebut, Sayaka dan Sumire mulai bergerak ke luar dan mengelilingi dua penunggang laki-laki dan perempuan secara perlahan-lahan.
“Dari samping ... jika kita beruntung, kita mungkin bisa menyerang dari kedua sisi ... jika musuh bergerak untuk menghindari serangan kita, mereka akan berpencar ...”
Meskipun Masachika sudah memprediksi itu, kedua tunggangan lawan mulai bergerak. Mereka bergerak ke arah yang berlawanan masing-masing untuk menghindari terjebak di sisi luar. Akibatnya... jalur lurus terbuka untuk menghubungkan jenderal masing-masing.
“Umm, ini tuh~... persis seperti yang sudah direncanakan, ‘kan?”
“Hmm~ yah, mungkin? Walaupun sedikit berbeda dari yang aku harapkan... tapi sepertinya kita bisa bertarung satu lawan satu sekarang... bukan?”
Maria dan Erena mengangkat suara mereka dengan kebingungan. Alisa dan Masachika juga merasakan kebingungan yang sama.
Ya, seperti yang sudah direncanakan. Jika pihak lain ingin pertempuran jarak dekat, maka pihak mereka akan bertarung satu lawan satu. Pihak lawan menginginkan pertempuran kelompok karena mereka tidak yakin bisa menang dalam pertarungan satu lawan satu. Jika itu terjadi, maka bertarung satu lawan satu adalah situasi terburuk bagi pihak lawan...
(Seharusnya sih begitu…tapi perasaan aneh apa ini...)
Jalan dihadapan mereka terbuka lebar seakan-akan meminta mereka untuk datang. Hal itu menakutkan karena… ini adalah situasi yang tidak diharapkan oleh Masachika dan rekan-rekannya.
“Apa ini jebakan...? Begitu kita memasuki celah antara empat penunggang di sana, kita akan diserang dari kiri dan kanan dan dibawa ke dalam pertempuran jarak dekat, 'kan...?”
Masachika mempertanyakan keraguannya dan berbagi pemikiran dengan rekan lainnya.
“Atau ini strategi benteng kosong? Mereka sengaja menunggu kita dan berpura-pura ada jebakan, sambil menunggu kita kehabisan tenaga...?”
Dua orang yang menjadi tunggangan di sini adalah perempuan, dan penunggang yang menungganginya lebih berat daripada pihak lawan. Jika menyangkut pertarungan ketahanan, jelas sekali kalau mereka berada pada posisi yang kurang menguntungkan.
(Ah sialan, aku punya firasat yang tidak menyenangkan)
Sejak pertandingan dimulai... Tidak, sejak mereka diajak untuk bertarung dalam pertempuran kelompok, Masachika merasa bahwa mereka terus-menerus dipermainkan oleh pihak lawan. Meskipun situasinya sebenarnya tidak buruk, tapi entah mengapa dirinya merasa pihak mereka sedang terpojok... Namun, ada satu hal yang Masachika ketahui.
(Situasi ini persis seperti yang diinginkan Yuki)
Itulah yang ia ketahui. Lalu apa yang harus mereka lakukan sekarang untuk mengubah situasi tersebut ...... untuk mengambil inisiatif?
“Ayo kita pergi.”
Suara Alisa mengangkat kesadaran Masachika dari lautan pemikirannya.
“Mari kita mempercayai rekan-rekan kita dan terus maju. Aku akan mengalahkan Yuki-san.”
Suara yang penuh dengan kepercayaan diri dan kekuatan. Meskipun dia sendiri mungkin juga merasa ragu, dia tidak menunjukkannya sedikitpun dan suaranya mampu menghilangkan keraguan rekan-rekannya. Tanpa diragukan lagi… suara itu adalah suara seseorang yang jelas-jelas memimpin dan membimbing.
(Ahh, hebat sekali... Alya, kamu... tanpa disadari, kamu sudah menunjukkan kepemimpinan yang begitu kuat...)
Kekaguman meluap di dalam dadanya. Seolah-olah dibimbing oleh suara Alisa, Masachika merasakan kemauan yang kuat mengalir dalam dirinya.
“Baiklah, Jenderal.”
Ketika ia mengatakan itu sambil tersenyum tak kenal takut di bibirnya, kepalanya ditepuk pelan. Hal itu membuat Masachika merasa lebih santai dan ia tersenyum dengan percaya diri.
“Ayo kita lakukan, Masha-san, Elena-senpai.”
“Ya.”
“Wokee~ ayo tunjukkan kemampuan kita.”
“Oi, kedengarannya tadi seperti ucapan kroco anak berandalan.”
“Sembarangan!? Apa yang membuatku terlihat seperti kroco anak berandalan?”
“Penggunaan kata ganti orang pertama dan akhir kalimat.”
Dengan lelucon dan candaan Elena, semua orang tertawa sedikit dan kemudian Alisa memberikan perintah.
“Maju dengan kecepatan penuh! Mari kita serang jenderal mereka! Jika jenderal mundur, kita akan menyerang penunggang perempuan terlebih dahulu dan kemudian menyerang penunggang laki-lakinya!”
““““““Siap!”””””
Menanggapi perintah Alisa secara bersamaan, Masachika dan yang lainnya bergegas melaju menyerang lawan. Mereka mengatur napas dan berlari dengan kecepatan tercepat yang mereka latih.
Seakan menanggapi hal tersebut, Yuki dan yang lainnya juga mulai maju.
“Ugh!”
Merasa kehadiran pertempuran yang semakin mendekat, tangan Alisa yang mencengkeram bahu Masachika juga semakin erat.
Dengan demikian, jarak antara kedua tim lawan berkurang menjadi setengah... Dan di situlah tim musuh mulai bergerak.
Seperti rahang yang siap menggigit mangsa yang melompat tepat ke dalam mulutnya, kedua penunggang lawan yang tadinya berpisah di sisi kiri dan kanan, sekarang berbalik dan mendekat.
Serangan dari kedua sisi, diikuti oleh serangan jarak dekat. Seperti yang mereka khawatirkan, situasinya berkembang sesuai dengan dugaan mereka, tetapi baik Masachika, Maria, maupun Elena sama sekali tidak berhenti.
Karena Alisa sudah berkata begitu. Untuk mempercayai rekan-rekan mereka. Dengan kata-kata itu di dalam hati mereka, mereka bertiga melaju ke depan tanpa ragu.
『Ahhh! Rupanya ini serangan dari dua sisi... tunggu, Kiryuuin-senpai sangat cepat! Ah, bagaimana hasilnya? Ah, ah~! Dia berhasil! Kiryuuin-senpai berhasil merebut ikat kepala lawannya... oh, wow! Tackling yang luar biasa! Peserta Miyamae! Dia menyerang lawan yang telah berbalik... Ah! Tidak, kedua penunggangnya sama-sama terjatuh... Hasilnya imbang! 』
Komentator memberitahukan perjuangan hebat rekan-rekannya. Sejenak, kekhawatiran terhadap teman-teman yang tampaknya berhasil menghentikan musuh dengan paksa terlintas di benak Masachika. Namun,
“Maju!”
Suara tegas Alisa juga mengusir kekhawatiran tersebut. Dengan mendapatkan kekuatan dari suara itu, Masachika menatap lurus ke depan dengan tekad yang kuat.
(Aku tidak akan menggunakan cara bertarung yang cerdik seperti bekerja sama dengan Sumire-senpai untuk melakukan serangan menjepit.... Sekarang, ayo kita mulai pertarungan ini!)
Terus terang saja, bagian tenang dalam diri Masachika telah mengatakan bahwa mereka seharusnya menghindari pertarungan langsung dari depan.
Masachika masih belum berhasil mengubah rencana Yuki. Ada perasaan bahwa pihak lain masih mengendalikan situasi. Tetapi... persetan dengan hal itu.
Pemimpin mereka memilih untuk menyerang secara langsung. Dan yang lebih penting, itu terasa lebih menyenangkan.
(Tidak ada trik, hanya serangan langsung. Bukannya itu cara klasik si protagonis!)
Masachika terus berlari dengan senyum ganas yang penuh semangat.
Jarak di antara mereka dengan lawan semakin dekat. Sepuluh meter, lima meter, tiga meter... Ketika jarak mereka sudah sangat dekat, lawan tiba-tiba berhenti. Kemudian, Yuki yang sedang berdiri tiba-tiba duduk di atas tunggangannya.
(Apa dia ingin mengelilingi kita?)
Ke arah mana dia akan bergerak? Masachika memperhatikan dengan cermat... Ia menyadari bahwa Yuki duduk sangat jauh di belakang tunggangannya. Selain itu, dia meletakkan tangannya di atas bahu dua orang laki-laki di belakangnya. Posisinya itu mirip dengan...
(Posisi kaktus dalam senam kelompok!!?)
Istilah tersebut langsung muncul dalam pikirannya. Lalu, sebuah kejutan melanda tubuh Masachika.
“Kugh! Hah!?”
Masachika menoleh ke arah serangan yang datang dari depan dan menyadari bahwa dirinya sedang dipeluk erat oleh Ayano. Karena Masachika tiba-tiba berhenti, langkah mereka bertiga menjadi tidak teratur.
(Tunggu sebentar, kalau begitu, apa Yuki akan ──)
Masachika buru-buru memperbaiki posisi tubuhnya dengan panik dan melihat ke depan. Di sana ia melihat Yuki dengan kedua kakinya di atas tangan kedua anak laki-laki itu. Tubuhnya tampak condong ke depan...
““Satu, dua!””
Mereka bernapas bersamaan dan dua laki-laki yang kuat itu mengangkat tangan mereka sekaligus── dan tubuh Yuki melayang di udara.
(Seriusan?!)
Masachika dengan cepat mencoba menghindar, tapi karena badannya dipeluk dan ditahan oleh Ayano, dirinya tidak bisa bergerak dengan bebas, lalu──
“Tahanlah!”
Yang bisa Masachika lakukan hanyalah meneriakkan itu dan memegang erat tangan Maria dan Elena. Dan di atas kepalanya...,
(Hmm, apa──!?)
Alisa benar-benar langsung terdiam ketika dia melihat Yuki melompat dengan tubuhnya.
Kemudian… secara refleks, dia mengambil posisi untuk menangkapnya.
Alisa melupakan sejenak tentang pertandingannya dan mempersiapkan dirinya dengan menahan tubuhnya serta melebarkan kedua lengannya untuk menangkap Yuki. Dia kemudian berusaha mati-matian memegangi temannya yang melompat ke udara tanpa ragu-ragu.
Dia menutup matanya dan menahan diri dari guncangan dengan gigi terkatup rapat. Kemudian,
“Terima kasih, maaf ya?”
Setelah mendengar bisikan nakal di telinganya ── Alisa merasakan rambutnya ditarik saat Yuki merampas ikat kepala dari kepalanya.
“Aku mendapatkannya!”
Ketika Yuki mengangkat ikat kepala di udara seraya berseru begitu, suara kebingungan dan sorak-sorai bergema dari para penonton.
『Oh! Suou-san berhasil merebut ikat kepala peserta Kujou! Tapi apa itu sah...? Tidak! Itu memang sah! Suou-san belum jatuh menginjak tanah, dan meskipun dia seorang penunggang, tackle masih diizinkan dalam aturan, sehingga ini sah! 』
Setelah jeda sejenak, pengumuman pun dibuat.
『Pertandingan kavaleri ini dimenangkan oleh pasangan Suou & Kimishima! 』
Bersamaan dengan pengumuman itu, para penonton bersorak dan bertepuk tangan dengan keras──dan Alisa mendengar semuanya dengan keadaan linglung.
Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya