Bab Cerita
Pendek — Anting-Anting
Pada suatu pagi. Nene-chan
sedang belajar di sebelahku saat aku sedang makan siang.
Saat aku tanpa sengaja menatap
wajah sampingnya, pandanganku tertuju pada telinga yang ditutupi rambutnya.
“Hmm? Ada apa, Kakak ipar?”
Nene-chan menyadari pandanganku
dan menghentikan belajarnya sambil menunjukkan ekspresi penuh tanda tanya di
wajahnya.
“Aku hanya merasa penasaran ada
berapa banyak anting-anting yang dipakai Nene-chan.”
“Eh, enggak mau, malu ih...”
Jawab Nene-chan sambil
menundukkan kepalanya, telinganya terlihat sedikit memerah. Mungkin rasanya tidak
pantas untuk mengintip seperti itu, jadi aku ingin meminta maaf, tapi pada saat
itu,
“Kalau Kakak ipar mau melihatnya,
kamu bisa melihatnya dengan lebih dekat.”
Nene-chan menghadap ke arahku,
menyisir rambut yang hanya menutupi satu telinga ke kedua telinga agar bisa
dilihat dari depan.
Aku terkejut dengan balasannya
yang tak terduga ini, tapi dia melakukannya dengan sukarela. Aku memanfaatkan
kesempatan ini untuk melihatnya.
“Hee, ada tiga di daun telinga
kiri dan satu di daun telinga kanan, lalu dua di tulang rawan. Anting-anting
bentuk hati di telinga kanan ini lucu sekali ya.”
“Benar, ‘kan? Anting-anting
yang itu adalah favoritnya Nene.”
Saat aku menyadari dia memakai
cukup banyak anting-anting, aku pun mulai merasa penasaran.
“Apa rasanya tidak sakit?”
“Saat pertama kali memasangnya
sih memang agak sakit, tapi setelah itu sudah tidak masalah. Oh, tapi biasanya
aku melepasnya saat tidur.”
Ternyata dia melepasnya saat
tidur karena terkadang terasa nyeri karena tertekan bantal dalam waktu lama.
“Aku tidak bisa membayangkan penampilan
Nene-chan tanpa anting-anting.”
Sepertinya dia tidak memakainya
ketika kami pertama kali bertemu, tapi sekarang itu sudah menjadi ciri khasnya.
“Mau aku melepasnya sebentar?”
Setelah dia mengatakan itu,
Nene-chan dengan cepat melepas anting-antingnya. Aku kaget melihat dirinya
dengan mudah melepasnya.
“Bagaimana? Apa aku terlihat
berbeda?”
“Kamu terlihat lebih anggun dan
tenang dari biasanya. Tapi aku lebih suka saat kamu memakai anting-anting
karena terlihat lebih modis dan mencerminkan kepribadianmu yang sebenarnya.”
Begitu
ya,
kata Nene-chan sambil memalingkan wajah ke samping dan berbisik pelan. Yah, aku
yakin dia tidak terlalu tertarik mendengar preferensiku...
Karena jarang melihat lubang
anting-anting, jadi aku mendekatkan wajahku untuk melihatnya.
“Benar-benar ada lubang di sini
ya.”
“Hyaaauu~...!”
Nene-chan sedikit terkejut,
lalu menutup telinganya dan menatapku dengan tatapan tajam.
“Maaf. Aku hanya penasaran
karena ini pertama kalinya aku melihat lubang anting-anting...”
“Duhh kakak ipar, bikin kaget
aku saja…. Sebagai hukumannya, Kakak ipar akan memasangkan anting-anting pada
Nene untuk memperbaikinya.”
“Eh?”
Setelah bertanya kepadanya,
ternyata, meskipun anting-antingnya mudah dilepas, tapi memasangnya kembali
cukup merepotkan bahkan jika dia sudah terbiasa, kecuali jika dia bercermin.
“Baiklah, aku mulai.”
Aku dengan hati-hati
menempatkan anting-anting kembali ke lubang yang kecil.
“Ahnn...!”
Aku menghentikan tanganku saat Nene-chan
menggeliatkan badannya.
“Maaf, apa itu sakit?”
“Tidak, aku hanya merasa sedikit
aneh. Rasanya tidak sakit, jadi tolong lanjutkan...”
Nene-chan berkata begitu dengan
mata yang sedikit berkaca-kaca.
Ini adalah hukumanku karena
sudah mengejutkan Nene-chan, karena aku yang memintanya untuk mencopotnya, maka
aku harus memasangkannya kembali.
Aku menguatkan diri dan melanjutkan,
tetapi pada saat aku selesai memasangkan semuanya, entah kenapa kami berdua merasa
lelah karena suatu alasan.
Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya