[LN] Hanayome Shuugyou Volume 1 Epilog Bahasa Indonesia

Epilog

 

Lily, bagaimana festival olahraga tadi?

Saat perjalanan pulang setelah festival olahraga. Aku menanyakan hal tersebut pada Lily.

“Rasanya menyenangkan sekali

Lily menjawab dengan nada riang seolah-olah dia sedang dalam suasana hati yang baik. Meski itu acara yang baru dikenalnya, tampaknya dia menikmatinya.

Tapi, panasnya...

Ah iya, memang...

“Selain itu, aku juga merasa agak lelah secara mental."

Merasa lelah secara mental?

Apakah itu artinya dia kecapekan?

Tapi, aku merasa senang bisa datang ke Jepang.

Syukurlah kalau begitu. ...Karena masih ada banyak acara menyenangkan lainnya kok.

Aku akan menantikan itu.

Lily mengangguk sambil berkata demikian.

Lalu dengan suara malu-malu, dia menjulurkan tangannya...

Hm?

Dia menggenggam tanganku.

Dan mendekatkan dirinya.

Aku merasa bingung karena tidak bisa melepaskan genggamannya.

Sebentar lagi sudah musim panas, ya?

Ah iya.

“Apa kamu masih ingat, saat aku mengajakmu ke pantai?

Ah, ya... tentu saja.

Sekarang aku mengingatnya.

Sesaat sebelum aku pulang ke Jepang, tepat sebelum liburan musim panas. Lily mengajakku pergi ke pantai.

Aku tidak punya pilihan selain menolak ajakan tersebut karena masalah penjadwalan karena kepulanganku ke Jepang semakin dekat......

Masalah itu juga yang menjadi penyebab pertengkaran kami.

Tahun ini, tolong temani aku, ya?

Ah, baiklah...maksudnya menebusnya, ya. Pergi ke pantai Jepang tidak masalah, ‘kan?

Iya. Atau kolam renang juga boleh, kok.

Pantai atau kolam renang ya.

Aku harus memikirkan tempatnya terlebih dulu.

Tapi, memangnya ada tempat yang sesuai dengan selera nona bangsawan?

Nah, lain kali kita pergi memilih baju renangnya, oke.

...Baju renang?

“Kita tidak bisa berenang tanpa baju renang, ‘kan?

Itu memang benar sih...

Tapi denganku?

“Souta yang pilihkan, ya?

Aku boleh memilihkannya?"

Aku suka pilihanmu, ujarnya dengan pipi yang merah merona.

Ah, baiklah... Meskipun agak aneh, sih.

Ok-Oke, dimengerti...

Ternyata di Inggris, sesama sahabat juga memilihkan baju renang ya...?

Dengan merasakan keraguan seperti itu, aku berjalan di bawah semburat senja, sambil menggenggam tangan sahabat dekatku Lily.

 

※※※※

 

Hei, Misato.

Di hari pertama sekolah setelah acara festival olahraga selesai.

Aku, Kasai Misato, dipanggil oleh adik laki-lakiku, Souta.

Apa?

...Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu.

Souta mengatakan itu sambil menoleh ke sekeliling, lalu terakhir ia memastikan dekat pintu kelas.

Saat Lily-chan tidak ada di sini, perilaku Souta yang seperti ini biasanya berarti ia ingin membicarakan sesuatu yang tidak boleh didengar Lily-chan.

Kamu bertengkar dengan Lily-chan?

Bukan, bukan bertengkar... Malah sebaliknya.

Hmm.

...Sebaliknya?

Misato, coba bayangkan kalau kamu punya teman dekat laki-laki.

Iya.

Apa kamu akan bergandengan tangan dengannya?

...Entahlah, aku tidak punya teman laki-laki sedekat itu.

Dari cara ia menyampaikannya, sepertinya Souta dan Lily bergandengan tangan.

...Bukannya perkembangan mereka lambat sekali?

Kalau begitu.... bagaimana kalau dengan pergi memilih baju renang bersama?

...Memilih baju renang?

Ya.

...

Ini sih sudah seperti pengakuan cinta saja.

Dia jelas-jelas menunjukkan perasaannya.

Biasanya, gadis yang tidak tertarik tidak akan meminta cowok lain untuk memilihkan baju renang untuknya.

Hmm, entahlah...

Mungkin jika itu orang yang kusukai, aku akan senang jika dia memintaku memilihkan baju renang untukku.

Tapi aku menahan diri untuk mengatakannya kepada Souta.

Karena itu adalah sesuatu yang harus dikatakan sendiri oleh Lily-chan.

Misalnya saja Lily-chan menyukaimu, apa yang akan kamu lakukan, Souta? Apa kamu akan berpacaran dengannya?

Tidak, aku akan menolaknya.

Souta menjawab dengan cepat.

Yah, memang begitu yang akan dilakukan Souta. Karena aku juga akan melakukan hal yang sama.

Aku tidak ingin mengalami hal yang sama seperti Ayah dan Ibu, yang dulu akrab tapi setelah menikah malah sering bertengkar dan menjadi renggang.

Meski kami terlahir dari hal itu.

Aku tidak ingin mengikuti jejak mereka.

Tapi aku ingin mendukung percintaannya Lily-chan... Karena dia sangat manis!

Baiklah, sebaiknya aku mengalihkan pembicaraan saja.

Tapi, bukannya wajar merasa takut pergi memilih baju renang sendirian? Karena dia masih belum terlalu fasih dengan bahasanya.

Oh iya juga ya. ...Kalau begitu, bagaimana kalau kamu yang menemaninya?

Aku kan belum terlalu dekat dengannya, jadi dia belum terbuka padaku.

Ah, benar juga.

Atau mungkin... dia mempunyai perasaan khusus, walaupun kamu sendiri belum tahu itu perasaan suka atau bukan.

Itulah batas yang bisa kukatakan.

Selanjutnya tergantung kepada upaya Lily-chan.

...Yah, dia memang bilang kalau dia menyukaiku.”

“Eh?”

“Tapi setelah itu, dia mengatakan kalau dia ingin hubungan kami kembali menjadi sahabat seperti dulu.

“Be-Begitu ya.

Aku tidak bisa berkata apa-apa ketika melihat Souta yang tersenyum kecut.

Lily... Apa dia sadar kalau dia akan ditolak saat mengungkapkan perasaannya?

Latihan menjadi pengantin itu, jangan-jangan benar-benar untuk membuat status quo saja?

Kalau begitu, dia memang seorang strategis yang luar biasa.

Atau mungkin dia hanya gadis bodoh yang beruntung.

Entahlah, Lily memang pintar tapi sifatnya lebih condong ke bodoh.

Souta juga pintar tapi bodoh, jadi mereka berdua memang pasangan yang serasi.

Tapi aku penasaran, apa mereka beneran akan baik-baik saja...?

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama