[LN] Saijou no Osewa Bab 5 Epilog Bahasa Indonesia

Epilog

 

Setelah memastikan bahwa Takuma-san telah pergi, kami kembali ke kediaman Konohana, tempat kami tinggali sehari-hari.

“Entah mengapa, rasanya seperti sudah sangat lama.”

Aku melihat pemandangan bagian luar rumah dari taman.

Meskipun aku hanya meninggalkannya kurang dari dua minggu, tapi aku merasa bernostalgia.

Tanpa disadari, kediaman ini juga telah menjadi tempat yang penting bagiku, sama seperti rumah tempat dimana dulu aku tinggal.

Meski demikian, pemandangan di dalam kediaman terlihat lebih segar dari biasanya.

Mungkin karena telah berlalu sepuluh hari, atau mungkin karena aku sendiri yang sudah berubah.

“Hinako, bagaimana caranya untuk bisa menjadi anggota OSIS di Akademi Kekaisaran?”

Aku bertanya pada Hinako saat kami memasuki mansion.

“Kamu ingin menjadi anggota OSIS...?”

“Tidak, aku tidak berpikir sampai sejauh itu, tapi...”

Jika aku menjadi karyawan dari Grup Konohana, pastinya akan lebih baik jika aku berhasil mencapai prestasi di Akademi Kekaisaran. Namun, itu bukanlah ide yang baik untuk sekadar mengejar jalur karier yang disarankan oleh Takuma-san. Apalagi sekarang aku tahu kalau Takuma-san punya kepribadian seperti itu, aku tidak bisa mempercayainya begitu saja.

Takuma-san berkata jika aku menemukan pilihan yang lebih baik, ia akan menghormatinya.

Dengan kata lain—— ada kemungkinan aku harus bersaing dengan Takuma-san mulai sekarang.

Aku harus menghasilkan ide yang lebih baik dari Takuma-san. Persaingan ini tidak hanya mencakup ide saja, tetapi juga dalam hal sarana dan posisi untuk melaksanakannya.

(...Mungkin orang yang jelas-jelas penjahat jauh lebih gampang dimengerti)

Takuma-san adalah tipe orang yang terbuka untuk berdiskusi. Itulah mengapa dirinya dan Kagen-san kembali berdebat kali ini, dan pada akhirnya ia menerima kekalahannya, meskipun dengan enggan.

Di sisi lain, satu-satunya cara untuk membalikkan pendapat orang tersebut adalah dengan mengalahkannya secara langsung. Takuma-san bukanlah seorang penjahat, jadi tidak masuk akal rasanya untuk mengharapkan ia menghancurkan dirinya sendiri.

Itu adalah tembok yang terlalu tinggi untuk diatasi. Tujuan menjadi anggota OSIS Akademi Kekaisaran sebagai batu loncatan untuk mengatasi tembok itu bukanlah tujuan yang buruk.

“Ah, tapi Tennouji-san sepertinya tertarik dengan OSIS.”

“Tennouji-san…”

Ketika aku menyebut nama Tennouji-san, entah kenapa ekspresi Hinako langsung berubah menjadi murung.

“...Itsuki.”

“Ya?”

Hinako lalu berhenti berjalan dan terus menunduk.

Tapi akhirnya, dia mengepalkan tangan kecilnya dan menatapku dengan mata berbinar yang dipenuhi tekad.

“Aku tidak akan kalah…. dari siapa pun.”

Wajah Hinako terlihat memerah saat dia mengatakannya.

...Kamu tidak akan kalah dari siapa dan apa?

Aku menatapnya dengan keheranan, tapi Hinako berbalik dengan ekspresi gugup di wajahnya.

“Hanya itu saja...!”

Setelah mengatakan begitu, Hinako berjalan pergi.

Apa dia berniat untuk kembali ke kamarnya? Tapi dia tersesat dan segera berhenti. Seorang pelayan di dekatnya memperhatikan Hinako berdiri di sana tampak malu dan mulai membimbingnya.

Bersama Shizune-san, aku menatap punggung Hinako dengan ekspresi tercengang ketika melihat wajahnya yang memerah bahkan sampai ke telinganya.

“...Aku penasaran, apa Hinako juga tertarik dengan OSIS?”

“…Entahlah.”

 

◇◇◇◇

 

Melihat punggung Hinako yang berjalan menjauh, Shizune mengerti keadaan pikirannya.

Dia pasti sudah mengerahkan seluruh keberaniannya untuk bersuara. Namun, ketegangan dan kecanggungan itu perlahan-lahan merayapi badannya dan dia tidak bisa menahan diri selain berjalan pergi.

(Mungkin Ojou-sama tidak lagi sempurna.)

Hinako mulai berjalan dengan tangan kanan dan kaki kanannya secara bersamaan, seakan-akan dia belum kehilangan rasa gugupnya.

Sekarang, setelah Hinako menyadari perasaannya sendiri, dia pasti akan kesulitan untuk mempertahankan penampilannya sebagai seorang Ojou-sama yang sempurna.

Mungkin orang-orang di sekelilingnya akan menyadari perubahannya.

(Tapi... penampilannya sekarang adalah penampilan yang paling cantik yang pernah ada)

Seorang Ojou-sama yang sempurna dan seorang gadis yang malas. Seorang gadis yang sedang jatuh cinta muncul di antara keduanya.

Shizune yakin karena dia sudah mengenal Hinako sejak lama.

Hinako yang sekarang jauh lebih hidup, kaya akan emosi dan penuh dengan pesona seperti manusia daripada sebelumnya.

Bagi Shizune, perubahan ini merupakan suatu kegembiraan.

Namun di saat yang sama, hal ini juga menjadi sumber kekhawatiran.

“…Semoga saja dia tidak lepas kendali.”

Ini juga merupakan sesuatu yang Shizune yakini karena dia sudah mengawasi Hinako sejak lama.

Mungkin Hinako...juga orang yang sedikit kikuk dalam hal percintaan.

Shizune menatap ke arah Itsuki sambil menekan keinginan untuk menghela nafas.

Jika Hinako lepas kendali di akademi, satu-satunya yang bisa menghentikannya adalah Itsuki.

Bocah ini mungkin akan mengalami kesulitan di masa depan. ...... dalam artian banyak hal.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama