Akhir liburan musim panas.
Beberapa hari telah berlalu sejak aku mulai menghabiskan waktu di rumah lamaku.
Saat aku selesai makan malam
dan mencuci piring, Shizune-san memanggilku.
“Ngomong-ngomong, tempat apa
saja yang dikunjungi kamu dan Ojou-sama?”
“Hmm, kami mengunjungi…”
Aku menjelaskan tempat-tempat
mana saja yang sudah aku kunjungi bersama Hinako selama beberapa hari terakhir.
“Begitu rupanya. Restoran
donburi di kawasan perbelanjaan, ya?”
“Ya. Selain itu, kami juga
mengunjungi rumah Yuri dan sekolah tempatku bersekolah.”
“Semua tempat itu mungkin merupakan
tempat baru bagi Ojou-sama.”
“Benar. Menurutku Hinako juga
menikmatinya."
Namun, bagiku yang selalu
bekerja paruh waktu hingga aku bertemu Hinako, tidak ada tempat yang bisa aku
ajak berkeliling lagi. Hinako masih berencana untuk tinggal di rumah ini untuk
sementara waktu, tapi aku sudah kehabisan ide.
“Jarang-jarang kami mendapatkan
kesempatan seperti ini, dan aku ingin mengajaknya berkeliling ke beberapa
tempat lain, tapi .......Apa ada tempat yang bagus?”
“Yah...sejujurnya, menurutku
tempat yang paling ingin dikunjungi Ojou-sama adalah rumah Itsuki-san, jadi selain
itu, kupikir tempat lain yang mungkin dia minati adalah...”
Shizune-san berpikir sejenak
lalu menjawab.
“Bagaimana kalau dengan bioskop?”
“…Bioskop?”
Tentu saja, itu adalah tempat
yang akan disukai oleh kebanyakan anak SMA biasa. Tapi, aku menanggapi
usulannya dengan setengah hati karena suatu alasan.
“Apa kamu tidak menyukainya?”
“Ah, tidak, sama sekali bukan
seperti itu. Aku akan pergi dan segera menyarankannya pada Hinako.”
Aku mendekati Hinako, yang
sedang berbaring dengan nyaman di atas kasur.
“Hinako.”
“Hmm……?”
“Apa kamu ingin pergi bersamaku
besok?”
◆◆◆◆
“Ohhh...”
Keesokan harinya. Aku membawa
Hinako ke gedung bioskop seperti yang disarankan Shizune-san.
“Yang ini bioskopnya.”
“Suasananya terasa luar biasa
dan aneh...”
Aku penasaran bagaimana dia
bisa menganggapnya seperti itu, tapi itu hanya bisa digambarkan sebagai suasana
yang aneh. Bisa dibilang keremangan yang mengasyikkan, suasana unik yang jarang
kamu dapatkan di luar bioskop.
“Kalau begitu, ayo kita segera
masuk.”
“Ya!”
Karena Hinako sudah terlihat
bersemangat, aku menuju mesin penjual tiket terlebih dahulu.
“Um...”
Aku lalu mengoperasikan layar
mesin penjual tiket.
Informasi pembeli... Apa ini
sesuatu yang bisa kuperiksa melalui smartphone-ku?
Poing anggota...Aku sama sekali
tidak yakin, tapi jika ada manfaatnya, mungkin lebih baik bergabung menjadi
anggota.
“...?”
Di hadapan Hinako yang
memiringkan kepalanya, aku berhasil mengeluarkan dua tiket.
Aku menghela nafas kecil dengan
rasa pencapaian.
“Itsuki, jangan-jangan... apa
kamu tidak terlalu tahu tentang bioskop?”
“Ugh”
Itu adalah komentar yang wajar.
“...Maaf. Sebenarnya, ini juga pertama
kalinya aku pergi ke bioskop.”
“Jadi begitu ya. ...Kenapa kamu
tidak bilang saja tadi?”
“Itu karena...”
Sebelum aku bertemu dengan
Hinako, aku hidup dalam kemiskinan sehingga tidak ada kesempatan untuk menonton
film di bioskop.
Sekarang aku tidak dalam posisi
di mana aku harus menyembunyikan hal seperti itu...
“….Gimana bilangnya ya, aku hanya
ingin terlihat keren atau sesuatu begitu,” ujarku.
Aku hanya ingin Hinako bisa
bersenang-senang tanpa mengkhawatirkan diriku.
Itu hanyalah sedikit keegoisan
dariku.
“H-Hee~Hmm, begitu ya...”
Entah mengapa, Hinako tiba-tiba
membelakangiku.
Apa itu hanya imajinasiku saja
kalau telinganya tampak memerah...?
◆◆◆◆
Akhirnya, waktu untuk pemutaran
film pun tiba, dan kami mengambil tempat duduk di kursi kami.
“Hinako, kamu boleh tidur jika
kamu merasa mengantuk.”
“Aku baik-baik saja. Kemarin
aku tidur selama dua puluh jam untuk hari ini...!”
Kupikir itu sih kebanyakan
tidur.
Oh ya, dia juga tidur hingga
sebelum kami pergi hari ini, jadi itulah alasannya.
“Eh? Tapi jika kamu sudah
menyiapkan diri sampai segitunya, itu berarti kamu tahu tentang bioskop?”
“Aku tidak tahu... Shizune
bilang bahwa dia kadang-kadang tidur di bioskop.”
Mungkin Shizune-san juga pergi
ke bioskop untuk istirahat.
Kalau begitu, aku merasa
sedikit menyesal. Mungkin aku seharusnya mengundang Shizune-san juga.
Beberapa saat kemudian, pemutaran
film akhirnya dimulai.
Ketika aku bertanya pada Hinako
sebelumnya, “Apa ada film yang ingin kamu tonton?” dia menjawab, “Apa saja
tidak masalah,” jadi kupikir aku akan memilih film romantis yang bisa dinikmati
oleh wanita...
(...Hm?)
Tak disangka ada banyak adegan
sentuhan antara aktor pria dan wanita daripada yang kuduga.
Atau lebih tepatnya, rupanya
filmnya adalah film Barat. Seharusnya aku memilih film Jepang...
(Gawat...
Aku memilih film yang salah untuk ditonton!)
Mungkin karena aku tidak
terbiasa, aku tampaknya salah memesan film.
Pantas saja tidak ada pelajar
di sekitar sini.
Film ini mungkin ditujukan
untuk penonton dewasa...!
[Kyle.
Aku mencintaimu.]
[Yeah,
aku juga mencintaimu.]
[Ayo
kita bersama.]
[Itu
adalah sesuatu yang aku harapkan]
Di layar besar yang terbentang,
pasangan muda-mudi mulai memasuki adegan panas.
Meskipun ini bukan film R-18,
adegan yang terasa hidup tetap dapat dirasakan.
Rasanya canggung banget...
Tanpa sadar, aku melihat Hinako
di sebelahku,
“Ssss... sshhh...”
Syukurlah... sepertinya dia
tertidur.
Aku terkejut melihatnya
tertidur begitu cepat meskipun tadi dia begitu yakin bahwa dia tidak akan tidur.
Tapi kali ini, kebiasaan Hinako yang begitu telah membantuku.
◆◆◆◆
Setelah itu, kami keluar dari
bioskop dan pulang dengan santai.
“Tapi, siapa sangka bahwa pria
itu adalah dalang di balik semuanya...”
“Yeah... Siapa yang menyangka
bahwa dia tidak bisa melepas zirah besi itu.”
Aku bergumam pada diriku
sendiri tanpa bermaksud ingin bertukar pendapat, dan Hinako juga memberikan
pendapatnya sendiri tentang film tersebut.
Aneh. Hinako seharusnya tidur
sepanjang film.
“Hinako, apa kamu terjaga
sepanjang film tadi?”
“T-Tidak... Aku hanya merasa
seperti itu saja...”
Hinako terlihat panik dan
memalingkan wajahnya.
Apa dia hanya mengikuti alur
pembicaraan saja?
Tapi rasanya pendapatnya begitu
spesifik... Tapi aku memutuskan untuk tidak memikirkannya karena akan
menimbulkan suasana aneh jika aku bertanya lebih lanjut.
Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya