[LN] Saijou no Osewa Jilid 5 Bab SS Bahasa Indonesia

Bab SS — Hinako Dan Film Dewasa

 

Akhir liburan musim panas. Beberapa hari telah berlalu sejak aku mulai menghabiskan waktu di rumah lamaku.

Saat aku selesai makan malam dan mencuci piring, Shizune-san memanggilku.

“Ngomong-ngomong, tempat apa saja yang dikunjungi kamu dan Ojou-sama?”

“Hmm, kami mengunjungi…”

Aku menjelaskan tempat-tempat mana saja yang sudah aku kunjungi bersama Hinako selama beberapa hari terakhir.

“Begitu rupanya. Restoran donburi di kawasan perbelanjaan, ya?”

“Ya. Selain itu, kami juga mengunjungi rumah Yuri dan sekolah tempatku bersekolah.”

“Semua tempat itu mungkin merupakan tempat baru bagi Ojou-sama.”

“Benar. Menurutku Hinako juga menikmatinya."

Namun, bagiku yang selalu bekerja paruh waktu hingga aku bertemu Hinako, tidak ada tempat yang bisa aku ajak berkeliling lagi. Hinako masih berencana untuk tinggal di rumah ini untuk sementara waktu, tapi aku sudah kehabisan ide.

“Jarang-jarang kami mendapatkan kesempatan seperti ini, dan aku ingin mengajaknya berkeliling ke beberapa tempat lain, tapi .......Apa ada tempat yang bagus?”

“Yah...sejujurnya, menurutku tempat yang paling ingin dikunjungi Ojou-sama adalah rumah Itsuki-san, jadi selain itu, kupikir tempat lain yang mungkin dia minati adalah...”

Shizune-san berpikir sejenak lalu menjawab.

“Bagaimana kalau dengan bioskop?”

“…Bioskop?”

Tentu saja, itu adalah tempat yang akan disukai oleh kebanyakan anak SMA biasa. Tapi, aku menanggapi usulannya dengan setengah hati karena suatu alasan.

“Apa kamu tidak menyukainya?”

“Ah, tidak, sama sekali bukan seperti itu. Aku akan pergi dan segera menyarankannya pada Hinako.”

Aku mendekati Hinako, yang sedang berbaring dengan nyaman di atas kasur.

“Hinako.”

“Hmm……?”

“Apa kamu ingin pergi bersamaku besok?”

 

◆◆◆◆

 

“Ohhh...”

Keesokan harinya. Aku membawa Hinako ke gedung bioskop seperti yang disarankan Shizune-san.

“Yang ini bioskopnya.”

“Suasananya terasa luar biasa dan aneh...”

Aku penasaran bagaimana dia bisa menganggapnya seperti itu, tapi itu hanya bisa digambarkan sebagai suasana yang aneh. Bisa dibilang keremangan yang mengasyikkan, suasana unik yang jarang kamu dapatkan di luar bioskop.

“Kalau begitu, ayo kita segera masuk.”

“Ya!”

Karena Hinako sudah terlihat bersemangat, aku menuju mesin penjual tiket terlebih dahulu.

“Um...”

Aku lalu mengoperasikan layar mesin penjual tiket.

Informasi pembeli... Apa ini sesuatu yang bisa kuperiksa melalui smartphone-ku?

Poing anggota...Aku sama sekali tidak yakin, tapi jika ada manfaatnya, mungkin lebih baik bergabung menjadi anggota.

“...?”

Di hadapan Hinako yang memiringkan kepalanya, aku berhasil mengeluarkan dua tiket.

Aku menghela nafas kecil dengan rasa pencapaian.

“Itsuki, jangan-jangan... apa kamu tidak terlalu tahu tentang bioskop?”

“Ugh”

Itu adalah komentar yang wajar.

“...Maaf. Sebenarnya, ini juga pertama kalinya aku pergi ke bioskop.”

“Jadi begitu ya. ...Kenapa kamu tidak bilang saja tadi?”

“Itu karena...”

Sebelum aku bertemu dengan Hinako, aku hidup dalam kemiskinan sehingga tidak ada kesempatan untuk menonton film di bioskop.

Sekarang aku tidak dalam posisi di mana aku harus menyembunyikan hal seperti itu...

“….Gimana bilangnya ya, aku hanya ingin terlihat keren atau sesuatu begitu,” ujarku.

Aku hanya ingin Hinako bisa bersenang-senang tanpa mengkhawatirkan diriku.

Itu hanyalah sedikit keegoisan dariku.

“H-Hee~Hmm, begitu ya...”

Entah mengapa, Hinako tiba-tiba membelakangiku.

Apa itu hanya imajinasiku saja kalau telinganya tampak memerah...?

 

◆◆◆◆

 

Akhirnya, waktu untuk pemutaran film pun tiba, dan kami mengambil tempat duduk di kursi kami.

“Hinako, kamu boleh tidur jika kamu merasa mengantuk.”

“Aku baik-baik saja. Kemarin aku tidur selama dua puluh jam untuk hari ini...!”

Kupikir itu sih kebanyakan tidur.

Oh ya, dia juga tidur hingga sebelum kami pergi hari ini, jadi itulah alasannya.

“Eh? Tapi jika kamu sudah menyiapkan diri sampai segitunya, itu berarti kamu tahu tentang bioskop?”

“Aku tidak tahu... Shizune bilang bahwa dia kadang-kadang tidur di bioskop.”

Mungkin Shizune-san juga pergi ke bioskop untuk istirahat.

Kalau begitu, aku merasa sedikit menyesal. Mungkin aku seharusnya mengundang Shizune-san juga.

Beberapa saat kemudian, pemutaran film akhirnya dimulai.

Ketika aku bertanya pada Hinako sebelumnya, “Apa ada film yang ingin kamu tonton?” dia menjawab, “Apa saja tidak masalah,” jadi kupikir aku akan memilih film romantis yang bisa dinikmati oleh wanita...

(...Hm?)

Tak disangka ada banyak adegan sentuhan antara aktor pria dan wanita daripada yang kuduga.

Atau lebih tepatnya, rupanya filmnya adalah film Barat. Seharusnya aku memilih film Jepang...

(Gawat... Aku memilih film yang salah untuk ditonton!)

Mungkin karena aku tidak terbiasa, aku tampaknya salah memesan film.

Pantas saja tidak ada pelajar di sekitar sini.

Film ini mungkin ditujukan untuk penonton dewasa...!

[Kyle. Aku mencintaimu.]

[Yeah, aku juga mencintaimu.]

[Ayo kita bersama.]

[Itu adalah sesuatu yang aku harapkan]

Di layar besar yang terbentang, pasangan muda-mudi mulai memasuki adegan panas.

Meskipun ini bukan film R-18, adegan yang terasa hidup tetap dapat dirasakan.

Rasanya canggung banget...

Tanpa sadar, aku melihat Hinako di sebelahku,

“Ssss... sshhh...”

Syukurlah... sepertinya dia tertidur.

Aku terkejut melihatnya tertidur begitu cepat meskipun tadi dia begitu yakin bahwa dia tidak akan tidur. Tapi kali ini, kebiasaan Hinako yang begitu telah membantuku.

 

◆◆◆◆

 

Setelah itu, kami keluar dari bioskop dan pulang dengan santai.

“Tapi, siapa sangka bahwa pria itu adalah dalang di balik semuanya...”

“Yeah... Siapa yang menyangka bahwa dia tidak bisa melepas zirah besi itu.”

Aku bergumam pada diriku sendiri tanpa bermaksud ingin bertukar pendapat, dan Hinako juga memberikan pendapatnya sendiri tentang film tersebut.

Aneh. Hinako seharusnya tidur sepanjang film.

“Hinako, apa kamu terjaga sepanjang film tadi?”

“T-Tidak... Aku hanya merasa seperti itu saja...”

Hinako terlihat panik dan memalingkan wajahnya.

Apa dia hanya mengikuti alur pembicaraan saja?

Tapi rasanya pendapatnya begitu spesifik... Tapi aku memutuskan untuk tidak memikirkannya karena akan menimbulkan suasana aneh jika aku bertanya lebih lanjut.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama