Gimai Seikatsu Volume 11 Chapter SS Bahasa Indonesia


Chapter SS — Pembicaraan Gadis-Gadis Di Karoke

 


“Kalau begitu, tema kita kali ini adalah cerita kegagalan terbaru! Ayo Saki, apa ada yang ingin kamu ceritakan?

“Hmm, memangnya itu obrolan yang harus kita bicarakan saat pergi karaoke?”

Karena kita sudah datang ke karaoke, jadi harusnya kita bercerita tentang hal-hal seru!

Tapi aku tidak setuju dengan penggunaan 'karena' itu.

Sudah, sudah, tidak perlu terlalu dipikirkan. Ayo, Ryo-chin juga sudah siap untuk bercerita, kan?

Itu sama sekali tidak benar... kata Ryo-chin, atau Satou Ryouko, dengan suara kecil, tetapi sepertinya tidak terdengar oleh Maaya.

Ayo, ayo, Ryo-chin. Jadi, apa ada yang ingin kamu ceritakan?

Ehm... tidak ada yang bisa diceritakan sih...

Hal-hal yang sepele juga tidak masalah. Tidak ada orang lain selain kita bertiga. Justru, berbicara tentang hal-hal yang tidak bisa kita katakan di depan anak laki-laki adalah inti dari obrolan gadis!

Jangan menyebut dirimu sendiri sebagai gadis kali.

Hal-hal yang tidak bisa dikatakan di depan anak laki-laki juga tidak akan kita katakan di depan gadis, kan?

Eh, memangnya itu beda?

Kenapa aku juga dipandang dengan tatapan 'Dasar Saki-san' dari Satou-san?

“Kalau gitu, silakan, Ryo-chin!

…Kali ini aku membuat telur dadar, tapi──

Satou-san sengaja meletakkan mikrofon dan mulai bercerita. Dia serius.

──Jadi, saat satu sisi sudah matang dan aku mencoba melipatnya.

Melipat? Bukan menggulung?

“Ah, di rumahku hanya ada wajan bulat biasa, jadi aku memang membuatnya datar dan bulat, kemudian melipatnya menjadi dua, dan menumpuknya lagi menjadi dua.

Jadi kamu melipatnya dengan cara biasa, ya?

Iya. Bentuknya jadi seperti crepe yang dipipihkan, tapi saat dijadikan bento, aku memotong bagian yang kotak-kotak itu dan sisanya aku makan. Jadi, saat melipat, aku biasanya mengetuk-ngetuk dengan tangan, kan?

Dia menunjukkan cara mengetuk di pergelangan tangan kirinya yang memegang wajan, seperti yang sering kita lihat di acara masak televisi.

Ketika melihat gerakan tangan dan tatapannya, aku pikir dia menggeser telur dadar bulat yang sudah diratakan ke sisi wajan, kemudian membalikkan pergelangan tangannya untuk melipatnya. Begitulah cara dia melakukannya.

“Karena aku tidak bisa melakukan itu, jadi aku menggunakan spatula..."

Oh, mungkin cara Saki-san jauh lebih mudah ya.

“Terus, terus?

Maaya mendesak.

Aku jadi kesulitan, dan terlalu kuat membalikkan pergelangan tangan sehingga telur dadar itu──

Terbang sampai ke wajahmu!

Tidak, itu terlalu berlebihan.

Dia menceritakan kisah lucu tentang bagaimana telur dadar itu terbang sampai ke dekat ibu jari tangan kirinya yang memegang wajan dan sedikit terkena luka bakar.

Tapi aku segera mendinginkannya dengan air, jadi tidak masalah.

“Kita memang harus berhati-hati ya.

Oke, selanjutnya Saki.

Beberapa waktu lalu, saat aku memanggang ikan sanma──

Dilarang membahas masakan!"

Kenapa!?

Karena Saki pandai memasak, jadi tidak boleh. Kegagalan orang yang pandai memasak kedengarannya tidak menarik!

“Jadi harus cerita yang menarik!?

Aku merasa itu tidak adil. Selain itu, aku tidak merasa bahwa aku sangat pandai memasak.

Apa enggak ada yang lain, misalnya saja terkait dengan Asamura-kun.

Kenapa namanya tiba-tiba diungkit?

Pacar!(TN: Di sini Saki bilangnya ‘Kare’ dalam artian umum, sedangkan Maaya malah kayak merujuk panggilan romantis)

Bukan, bukan begitu maksudku!

Aduh, ini malah menambah bensin ke api. Bahkan Satou-san jadi terlihat bersemangat.

Ayo Saki, cepat beri kami bahan bakar!"

Apa yang sedang mereka rencanakan...? Karena kami sekamar saat perjalanan sekolah, Satou-san jadi sedikit tahu tentang hubunganku dengan Asamura-kun. Apa yang harus kulakukan? Mereka sudah sangat menunggu-nunggu.

“As-Asamura-kun...

Keduanya menelan ludah. Apa yang harus kuperbuat, apa ada sesuatu yang terjadi?

Beberapa waktu lalu, saat membuat sup miso, aku salah memasukkan garam dan gula!

Suasana tatapan Maaya langsung berubah dingin. Bahkan dia sampai berkata dengan nada heran untuk berhenti berbohong sesuatu yang tidak realistis. Asamura-kun, tingkat kepercayaannya tinggi ya. Satou-san mencoba menenangkan dengan baik. Hmm... kegagalan ya? Apakah ada yang terjadi?

Kalau begitu... Hmm, aku rasa aku cukup sering membaca resep dan buku masak, jadi aku mengingat istilah memasak. Tapi, aku malah salah mengingat spatula sebagai 'wajan balik'.

“Rasanya kayak Saki banget!"

 Hah!? Bahkan Satou-san juga setuju?

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama