Kimizero Jilid 8 Epilog Bahasa Indonesia

Epilog

 

Keesokan harinya, saat aku pergi bekerja dengan pikiran yang melayang-layang, Fujinami-san memanggilku.

Kashima-kun, bagaimana kalau nanti kita makan siang bersama?

Eh? Iya…

Sejak universitas memasuki liburan musim dingin, aku sudah mulai bekerja dari pagi hari. Kurose-san biasanya datang pada sore hari seperti biasa. Hari ini dia juga belum datang.

Pukul satu siang, aku pergi makan siang berdua dengan Fujinami-san.

Restoran yang kami masuki memiliki pintu masuk yang sempit, tetapi suasananya seperti bar yang elegan, sebuah restoran kari yang stylish. Fujinami-san yang memimpin di depan, duduk di kursi berhadapan yang tinggi di dekat dinding, dengan bangku bar yang sama tingginya. Di dalam restoran, hanya ada tiga pelanggan lain di kursi bar, duduk dengan jarak satu kursi.

Mungkin kamu sudah mendengarnya dari orang lain, tapi…

Sebelum pesanan kari datang, Fujinami-san mulai berbicara sambil minum air.

Aku akan berhenti dari perusahaan akhir bulan ini.

Karena aku sudah mendapat telepon dari Kamonohashi-sensei, jadi aku tidak terkejut. Aku menyadari bahwa memilih restoran yang cukup sunyi untuk dua pria ini mungkin karena dia ingin membahas hal ini.

Kenapa?

Aku berencana untuk membuat perusahaan bersama rekan-rekanku. Selama ini kami sudah bergerak diam-diam, tapi sekarang semakin banyak yang harus dilakukan, dan statusku saat ini sudah menjadi tidak menguntungkan.

Fujinami-san menjawab tanpa ragu saat aku bertanya dengan hati-hati.

Aku ingin mengembangkan bisnis penerbitan di luar negeri, khususnya di bidang hiburan. Bukan hanya menerjemahkan manga atau light novel yang sudah ada, tetapi ingin mengembangkan bentuk hiburan otaku Jepang dengan latar budaya setempat. Maksudnya, aku ingin membina penulis lokal atau meminta orang Jepang yang memiliki hubungan dengan luar negeri untuk menciptakan karya. Jika itu diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang dan diimpor kembali, aku percaya itu bisa menciptakan arus baru dalam budaya otaku Jepang. Ini mungkin mirip dengan tren webtoon.

Oh…

Rasanya seperti aku baru saja mendengar cerita yang sangat megah dan penuh harapan, sehingga aku hanya bisa mengucapkan itu.

Kashima-kun, kamu sekarang sudah mendekati semester akhir, kan? Tahun depan, aku juga harus berusaha keras untuk memulainya, tetapi aku ingin benar-benar memulainya pada tahun ajaran berikutnya. Jadi…

Setelah mengatakan bitu, Fujinami-san melihatku dengan tatapan sedikit ragu.

Jika kamu tidak keberatan, setelah kamu lulus nanti, aku ingin mempekerjakanmu sebagai editor. Bagaimana menurutmu?

…………

Melihatku yang tidak bisa segera menjawab, Fujinami-san berkata dengan suara rendah.

“Bahkan jika kamu terus bekerja paruh waktu seperti ini, kemungkinan untuk menjadi karyawan tetap di penerbitan Iidabashi tidak tinggi, kan? Bahkan jika diterima di penerbit lain, tidak ada jaminan bisa bekerja sebagai editor. Banyak karyawan yang masuk dengan cita-cita menjadi editor, tetapi akhirnya bekerja di bagian penjualan atau administrasi.

…………

Aku merrasa kalau kamu cocok menjadi editor. Jadi, aku ingin mengajakmu ke dalam perusahaanku yang baru.

Saat itu, aku terkejut.

Maksudnya mengajakkuapa kamu ingin aku ikut ke luar negeri?

Ada juga pekerjaan di dalam negeri, tapi pada dasarnya seperti itu. Khususnya setelah pendirian perusahaan.

Begitu ya. Mendapat pekerjaan dan langsung ke luar negeri… bagaimana dengan hubunganku dengan Luna?

Apa kamu khawatir dengan pacarmu?

Ketika aku diam, dia bertanya seperti itu. Fujinami-san tahu bahwa aku berpacaran dengan saudara kembar Kurose-san.

Kalau begitu, kamu tinggal menikahinya saja dan ajak dia juga!

Eh!?

Tempat yang pastinya masih belum ditentukan, tapi lokasi yang menjadi kandidatnya adalah Asia Tenggara. Istri rekan-rekanku sudah menantikannya karena biaya hidup di sana juga murah dan dan kamu bisa hidup dengan nyaman bak selebritis dengan asisten rumah tangga.

Tapi, menikah…! Hal mendadak seperti itu!?

Fujinami-san berkata dengan ekspresi ceria yang seolah-olah ia sedang membicarakan orang lain.

Kalau tiba-tiba itu bermasalah, bagaimana kalau mulai tinggal bersama sekarang? Anak muda zaman sekarang biasanya sudah tinggal bersama sejak masa kuliah, kan?

“Ti-Tinggal bersama…!?

Ti-Tinggal bersama…!?

Dengan saran yang tidak terduga, suara hatiku tidak bisa keluar lebih jauh.

Iya. Persiapan untuk kehidupan pernikahanmu. Lumayan bagus, bukan?

Tapi, masalahnya bukan hanya itu sajapacarku bercita-cita ingin menjadi pengasuh anak-anak

Kalau begitu, dia bisa bekerja sebagai pengasuh untuk orang Jepang di sana. Jika sama-sama orang Jepang, dia pasti akan disukai.

…………

Masalah-masalah yang muncul satu per satu berhasil diselesaikan, memang patut diakui bahwa dia adalah editor yang handal.

Ngomong-ngomong, aku sempat merasa terkejut ketika mengetahui kalau KEN sekarang tinggal di Asia Tenggara. Mungkin jika tinggal di sana, aku bisa bertemu dengannya, pikirku, dan aku terkejut melihat diriku yang sudah membayangkan pergi ke luar negeri.

Saat itu, kari pesanan kami pun dihidangkan, dan Fujinami-san segera mulai memakan bagiannya sambil berkata dengan cepat seolah memberikan informasi penting.

Aku akan mengirimkan ringkasan perusahaannya kepadamu, dan kemajuan pendirian, jadi mulai sekarang aku akan menghubungimu secara berkala. Jadi, pikirkanlah dengan sangat positif, ya. Nanti kita juga bisa saling bertukar LINE.

 

◇◇◇◇

 

Malam itu, aku melakukan video call dengan Luna setelah sekian lama. Karena baru kemarin, aku rasa perasaan manis dan canggung seperti saat di SMA berputar di dalam hati kami berdua.

Ehehe, Selamat Natal!

Ah, iya. Rasanya seperti Natal sudah berakhir.

Iya, aku juga. Kemarin terlalu seru, sih.

Aku juga.

Hehe. Ryuuto, kamu lagi ngapain?

Hmm? … Aku lagi mikirin kamu, Luna.

Eh, senangnya! Aku juga

Setelah beberapa saat melakukan percakapan manis, aku tiba-tiba memberikan topik tersebut.

… Luna, bagaimana pendapatmu tentang tinggal bersama?

Eh, aku sangat mau melakukannya!

Meskipun aku bertanya dengan pertanyaan yang cukup umum, tapi tanggapan Luna sangat antusias.

“Si adik kembarku sudah melewati masa sulit. Kondisi Misuzu-san juga sudah mulai merasa baikan. Sekarang jika aku keluar rumah, aku rasa semuanya akan baik-baik saja. Lihat, kita berdua masih tinggal di rumah orang tua kita, kan? Tidak ada tempat untuk berduaan itu cukup merepotkan, ya.

Itu… memang benar…

Kalau kita tinggal bersama, kita bisa berduaan dan bermesraan tanpa batas, kan?

………

Bermesraan!? Tanpa batas!?!?

Kami bisa bermesreaan tanpa batas!?

Dengan kata-kata yang sangat kuat itu, pikiranku langsung dikuasai oleh keributan.

“Be-Begitu, ya… jadi…

Kepalaku terasa ringan, hanya bisa memikirkan hal-hal yang menyenangkan.

Tapi, mungkin Luna juga merasakan hal yang sama.

“Mau coba, tinggal bersama…?

Aku bertanya dengan sedikit ragu, dan Luna menjawab dengan senyuman lebar.

“Mau, mau! Yay Aku tinggal bersama Ryuuto~!

Seolah-olah seperti sedang berjanji untuk pergi berbelanja, Luna dengan mudah menyetujuinya.

Namun, setelah itu, tiba-tiba dia berkata.

Entah kenapa, aku merasa agak bersalah. Karena hanya aku yang sebahagia ini…

Luna berkata begitu sembari nada suaranya terdengar semakin pelan.

Eh? Memangnya kenapa?

Nikoru… sepertinya ada sesuatu yang terjadi padanya. Ryuuto, apa kamu tidak mendengar apapun dari Nishina-kun?

Tidak, tidak ada yang khusus…

Pada saat itu, aku jadi teringat tekad Nisshi.

── Jika aku bertemu dengannya pada malam Natal nanti, aku akan mengajaknya dan memberitahu kalau “aku ingin bersamamu malam ini.”

Sikap Yamana-san yang sepertinya ada sesuatu mungkin berkaitan dengan hal itu?

Begitu hal tersebut terlintas di pikirannya, Luna mulai mengkhawatirkan tentang sahabatnya, dan dia pun kehilangan semangatnya setelah itu, jadi kami segera mengakhiri panggilan video.

 

Tak lama kemudian, ponselku mulai bergetar lagi.

Mungkin ada sesuatu yang lupa dikatakan Luna, pikirku… tapi saat aku melihat layer ponselku, ternyata itu panggilan dari Nisshi.

Nisshi? Halo?

Kasshi.

Suara Nisshi yang terdengar sangat suram membuatku terkejut.

“Menurutmu, aku harus bagaimana…

…Eh, apa terjadi sesuatu?

Tadi malam, aku bersama Nikoru.

Setelah mendengar itu, aku langsung mengerti.

 Perasaan Nisshi sudah sampai kepada Yamana-san.

Oh, begitu… syukurlah kalau begitu.

Tapi…

Hmm?”

Nada bicara Nisshi yang serius membuatku bingung harus merespons seperti apa.

…Aku ingin kamu tidak memberitahunya kepada siapa pun, tapi apa kamu mau mendengarkanku?

Iya.

Bahkan setelah aku menjawab demikian, Nisshi tidak segera melanjutkan.

Saat aku mulai curiga kalau ada masalah dengan sinyal, Nisshi akhirnya angkat bicara.

Nikoru, ternyata tadi malam merupakan pengalaman pertamanya.

Sejenak, aku tidak mengerti maksud kata-katanya.

…Eh?

Pertama kali? Apa yang sebenarnya terjadi…? Jangan bilang kalau itu bukan yang sedang aku pikirkan, kan?

Setelah kami selesai melakukannya, dia terus-terusan menangis… bukan karena menangis bahagia… tapi dia justru terlihat sangat sedih… Setelah itu, dia mengigau, bilang 'Senpai' dalam tidurnya

Ketika selesai mendengar penjelasan Nisshi, aku yakin bahwa memang seperti itu masalahnya

Tapi, rasanya sulit untuk dipercaya.

Apa itu berarti Sekiya-san putus dengan Yamana-san tanpa menyelesaikannya sampai akhir…?

Ketika aku berpikir bahwa yang ada di hati Nikoru sekarang adalah 'Senpai'… walaupun seharusnya kita bisa bersatu, tapi entah kenapa, aku merasa sangat tidak berdaya… oleh karena itu, aku mulai meragukan apa ini yang benar-benar aku inginkan?

Nisshi…

Aku tidak bisa menemukan kata-kata untuk menghiburnya, hanya mendengarkan keluh kesah temanku.

Beberapa saat kemudian, Nisshi tiba-tiba terdiam.

…Maaf. Aku menelepon untuk hal aneh. Tolong lupakan saja semua itu.

…Baiklah.

Dengan begitu, aku mengakhiri telepon.

……

Aku merasa sendirian di tempat tidur di kamarku, tanpa terhubung dengan siapa pun.

Sambil memikirkan sosok Luna yang imut dan menggoda semalam, serta harapan tentang kehidupan bersama yang mungkin akan dimulai──.

Nisshi… semoga ia baik-baik saja…

Meskipun aku disuruh untuk melupakannya, aku tidak bisa langsung melupakannya dan terus memikirkan perasaan rumit sahabatku.

 

 

 

Sebelumnya Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama