[LN] Anti-NTR Jilid 4 Prolog Bahasa Indonesia

Prolog

 

Sudah sekitar dua bulan berlalu sejak saat itu ya.

Aku bergumam dengan linglung sambil bersandar di kamarku.

Sejak saat itu yang kumaksud adalah sejak aku menjadi diriku yang sekarang Yukishiro Towa di dunia ini.

Dalam dua bulan ini, suhu udara juga semakin meningkat, yang mana hal itu menandakan datangnya musim panas.

......

Aku memejamkan mataku dan memikirkan kembali apa yang telah terjadi selama ini.

Aku dan Ayana kini benar-benar menjadi sepasang kekasih, dan hubunganku dengan orang lain juga mengalami perubahan yang signifikan.

Hubunganku dengan Shuu masih tetap sama seperti biasanya, tapi aku senang bisa berdamai dengan Seina-san, ibu Ayana yang selalu menyimpang prasangka buruk padaku... Alhasil, ibuku juga bisa akrab dengan Seina-san, dan semuanya tampak menuju arah yang positif.

“... Rasanya sedikit menakutkan, tapi mengingat apa yang sudah terjadi, jadi kurasa imbalan sebesar ini terasa pantas.

Yah, sebenarnya imbalan yang kami dapat terlalu berlebihan.

Apa yang terjadi dalam dua bulan ini benar-benar luar biasa... Tapi pada akhirnya, aku dan Ayana meraih sesuatu yang sangat besar.

Aku penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.

Memang masih ada rasa khawatir, tapi perasaan harapanku jauh lebih besar.

Bisa terus berada di sisi Ayana, sosok penting di dunia ini... Bisa melihat senyumannya di sampingku, itu adalah kebahagiaanku yang paling besar.

......

Satu-satunya hal yang masih membuatku cemas adalah Shuu.

Memang ada banyak hal yang terjadi dengan Shuu... Aku sudah menyampaikan apa yang kupikirkan tentangnya, dan Ayana juga dengan jujur menyatakan perasaannya pada Shuu.

Tapi dua bulan setelah kejadian itu, kami sama sekali belum bicara lagi dengannya.

Bukan hanya aku saja, tapi Ayana juga tidak tahu apa yang dilakukan Shuu belakangan ini.

“Aku yakin Ayana pasti akan bilang kalau aku terlalu khawatianr.

Memang benar itulah yang kupikirkan, tapi.... waktu yang kami habiskan bersama Shuu bukanlah kebohongan.

Ada saat-saat kami bertiga saling tertawa dan berbuat konyol bersama-sama.

Aku tidak menutup kemungkinan untuk kembali pada masa-masa itu , tapi lebih baik kalau kami bisa berbicara dengan santai dan tersenyum, karena pada akhirnya kami adalah teman masa kecil.

Tapi... Memang ada banyak penderitaan dan masalah yang harus kuhadapi terkait Ayana dan diriku sendiri, tapi aku bisa melewatinya. Mana mungkin ada badai lain yang akan menghancurkan kebahagiaanku, 'kan?

Memang tidak ada gunanya membayangkan bencana yang bisa datang tiba-tiba, tapi aku merasa yakin kalau aku mampu melewati apa pun yang terjadi.

...Anehnya, aku tidak merasa takut sama sekali.

Semua itu pasti karena ada dia di sampingku

Towa-kun, aku masuk ya~”

Terdengar ketukan pelan di pintu, lalu muncul sosok seorang gadis.

Rambut hitamnya yang indah, wajah yang sempurna sehingga menyita perhatian siapa pun, serta postur yang sangat menawan... Tidak peduli berapa kali aku memandanginya, aku tidak pernah menemukan satu pun kekurangan darinya.

Ayana.

“Iya~

Sosok paling berharga yang kutemui di dunia ini── heroine utama di sini.... tidak, setelah sampai sejauh ini, boleh 'kan kalau aku menyebutnya begitu?

Otonashi Ayana, satu-satunya heroine... Ahaha, rasanya sedikit memalukan.

Apa ada yang salah?

Tidak, aku hanya berpikir seberapa manisnya Ayana setiap kali aku melihatnya.

Fufu, terima kasih♪ Sebagai kekasih Towa-kun, aku harus selalu berinvestasi untuk kecantikanku, bukan?

Dia tersenyum manis, lalu duduk di sampingku dan bersandar di bahuku.

Udaranya sudah mulai panas ya.

Iya, sepertinya aku harus membersihkan filter AC sebentar lagi."

“Kurasa begitu, walaupun untuk saat ini kipas angin saja masih cukup.

Itu benar, dan rasanya akan lebih sejuk di malam hari jika jendelanya dibuka dan dipasang kasa nyamuk.

Aku sudah terbiasa dengan suara-suara mencekam dari luar, tapi bagaimana dengan Ayana?

(....Tidak, justru sebaliknya, mungkin makhluk yang di luar lebih takut kepada Ayana)

Bahkan aku akan merasa takut jika sisi gelap Ayana alias Kuro Ayana, keluar. ...... Jika dipikir-pikir, Ayana memang gadis yang kuat dalam banyak artian.

Hmm? Rasa-rasanya aku sedang dibicarakan tidak baik.

Tidak, itu hanya perasaanmu saja.

Benarkah?

Dan seperti biasa, dia sangat peka jika menyangkut diriku.

Di sisi lain, itu berarti aku tidak bisa berbohong pada Ayana, tapi aku tidak punya niatan untuk berbohong kepadanya kecuali dalam kondisi sangat genting.

“Kamu pasti sedang memikirkan sesuatu 'kan? Jangan meremehkan intuisiku, lho."

Lalu kau mau apa? Memaksaku untuk mengatakannya?

Kalau itu memang keinginanmu...Ei!

Ayana menyeringai dan melompat ke arahku.

Kupikir dia akan melakukan sesuatu, tapi aku tidak menyangka dia akan melompat ke arahku dengan kekuatan seperti itu, jadi aku hanya bisa pasrah berbaring karena berpikir sia-sia juga untuk melawannya.

Karena ini tentang Towa-kun, kamu pasti akan memberitahuku jika aku memintanya. Tapi rasanya tidak seru, jadi biar aku sendiri yang coba mencari tahu dari tubuhmu!

Kamu sudah kalah lagi, ya?

Setelag mendengar itu, Ayana mendengus.

Kamu tidak boleh bilang begitu! Secara umum, wanita memang lebih lemah daripada pria!

Ah, baik.

Pertama-tama, Towa-kun itu sangat memikat... Jatuh cinta denganmu, aku pasti akan kalah. Ya, aku mengakuinya! Alasannya tidak penting, aku hanya ingin bermesraan denganmu saja! Bagaimana, apa kamu sudah puas mendengarnya?

Iya, iya, aku mengerti. Ayo kemari.”

Aku melingkarkan lenganku di punggungnya untuk menariknya mendekat.

Daripada memikirkan ucapan malu-malunya tadi, sekarang aku hanya ingin bersantai saja.

...Ahh, ini benar-benar surga♪

Syukurlah kalau begitu.

Semangat yang tadi langsung menghilang seketika, dan kini Ayana sedang menggosok pipinya ke dadaku dengan ekspresi yang tidak pernah dia tunjukkan pada orang lain.

Baik di sekolah maupun di luar, penampilan Ayana bisa dikatakan sangatlah cantik.

Tapi gadis secantik dia bisa terlihat sepolos ini, dia bahkan hampir mengeluarkan air liur, penampilannya yang seperti itu merupakan pemandangan langka yang hanya bisa kulihat.

“Naa...Ayana, aku sudah sering bilang, 'kan? Aku benar-benar merasa bahagia.

Aku juga. Bisa menghabiskan keseharianku dengan santai bersamamu... Aku benar-benar bahagia.

Setelah memeluknya untuk beberapa saat, aku bisa mendengar napas teraturnya. Sepertinya Ayana tertidur dalam posisi ini.

Kalau beginim aku jadi merasa kesulitan karena tubuhku tidak bisa digerakkan, tapi aku tidak ingin membangunkannya.

...Yah, tidak terlalu merepotkan juga sih.

Apa pun yang dilakukan gadis cantik, menggemaskan dan sosok yang berharga ini, aku akan menerimanya dengan senang hati.

Kita akan terus bersama dari sekarang. Begitu pula dengan yang lainnya... Aku harap kita bisa terus akrab, Ayana.

Di saat seperti ini, biasanya Ayana pasti menjawab Tentu saja" dengan semangat. Tapi karena dia benar-benar tertidur, aku tidak bisa memastikan sudah berapa lama kami dalam posisi seperti ini.

Meski begitu, aku tidak ingin menganggu tidurnya.

Terlahir kembali di dunia game, ya...

Ini benar-benar kejadian yang luar biasa, tak peduli seberapa sering aku memikirkannya.

Hari-hari mengkhawatirkan posisi kami sendiri kini sudah berlalu... Aku, Ayana, dan orang-orang terdekatku, kami semua berjalan di jalur yang berbeda dari yang seharusnya.

Aku tidak bisa melihat ke masa depan, tidak ada seorang pun yang bisa.

Tapi itulah yang membuatku bersemangat dan gugup. Yang pasti, bisa menuju masa depan itu bersama Ayana... Itu adalah kebahagiaan yang tak terbandingkan.

Mmh... Towa-kun... Uhehehe.

...Mimpi apa sih yang dia lihat?

Lho, air liur! Kali ini air liurnya betulan menetes!

Aku tidak punya tisu atau apa pun di dekat sini, jadi aku tak bisa berbuat apa-apa. Tapi setelah Ayana bangun, aku tak segan-segan mengejeknya habis-habisan.

Itu terlalu memalukan...!

Tapi kamu lucu juga, sih.

Tetap saja!

Interaksi kami tidak memberi tanda-tanda masa depan yang suram, dan yang lebih penting, aku senang bisa mengetahui bahwa Ayana sudah tidak memiliki kebencian terhadap masa lalu.

Aku ingin agar dia terus berjalan ke depan. Aku ingin agar dia tidak pernah bersedih atau membenci siapa pun, dan selalu menampilkan senyum tulus seperti saat ini—— itu adalah harapanku, dan demi menjaganya, aku ingin terus berada di sisinya.

“Bukannya tidak adil jika Towa-kun juga tidak menunjukkan sisi memalukannya!?

Tapi Ayana yang memperlihatkannya sendiri, kan?”

Tidak, aku masih tidak terima! Aku akan mengambil ketenangan itu darimu!

Dia melompat ke arahku setelah mengatakan itu, dan aku menahannya, lalu menyerangnya dengan gelitikan... Di atas tempat tidur, Ayana terengah-engah sambil menatapku dengan mata berkaca-kaca.

Towa-kun, dasar nakal...

...Reaksimu juga terdengar nakal.

Mendengar perkataanku, Ayana memalingkan wajahnya dengan malu.

Dan begitulah, baik aku dan Ayana terus menghabiskan waktu bersama dalam kebahagiaan seperti itu dan tak pernah kehilangan senyum.

Ah, tapi sepertinya Ayana memiliki sesuatu yang mengganggunya belakangan ini. Ketika kita sudah sebahagia ini, apakah mungkin akan datang rasa bosan dan jenuh lebih cepat...?

(Aku seharusnya tidak mengatakan ini, tapi apa hal seperti itu akan terjadi di antara kita?)

Aku tidak bisa mengatakan bahwa kemungkinan semacam itu tidak ada. ...... Tidak, aku bisa mengatakan bahwa itu pasti tidak ada.

Lagipula, kami sudah bersama selama ini, jadi menurutku itu tidak mungkin.

Hei Ayana, kita tidak perlu khawatir soal kebosanan, kan?"

“It-Itu hanya asal bicara saja! Mana mungkin itu terjadi padaku, dan jika terjadi padamu, aku akan mengurungmu agar kamu tidak berpaling pada wanita lain!

Ah, ya...

Bisa enggak jangan sampai mengurungku segala?

Meskipun merasa takut akan perasaan cintanya yang besar, aku merasa bahagia karena begitu dicintai. Mungkin sudah terlambat bagiku untuk menghindarinya.

Towa-kun... Aku mencintaimu. Aku mencintaimu dari lubuk hatiku yang terdalam♪

Sambil memeluk Ayana yang mengungkapkan cintanya, hari ini pun aku menikmati kebahagiaan tertinggi.

 

 

Setelah sekolah selesai, aku berpamitan dengan teman-teman sekelas yang ada di dekatku sebelum keluar kelas bersama Ayana untuk pulang.

Kamu tadi terus memperhatikan Shu-kun juga, ya?

...Yah, memang agak menggangguku sih.

Bukannya berarti aku jatuh cinta padanya... itu sungguh pemikiran yang konyol. Tapi wajar-wajar saja jika aku merasa penasaran melihat hubungan kami yang rumit di masa lalu.

Bukan berarti aku ingin menunda-nunda masalahku dengannya. Ayana juga pasti mengerti itu."

Ya, memang benar. Meskipun ada hubungan dari masa lalu, tapi hari-hari menyenangkan yang kita lewati bertiga jelas bukan kebohongan.

Ayana berhenti berjalan, jadi aku juga ikut berhenti.

Ini adalah perasaan yang aneh, tapi sejak aku memutuskan untuk tidak terjebak di masa lalu dan melangkah maju, aku jadi sering mengingat masa-masa di mana Shu-kun ada bersama kita. Aku meyakini kalau itu pasti karena aku sudah bisa melepaskan kebencianku, jadi aku bisa memiliki ketenangan pikiran.

Ketenangan pikiran... Bagi Ayana, itu memang benar.

Selain Shu, dia juga sudah memaafkan ibu dan adik Shu, Hatsune-san dan Kotone.... Dia juga menyampaikan perasaanmua yang membara kepada mereka.

Dan yang terpenting, hubungannya dengan satu-satunya keluarganya, Seina-san, juga sudah diperbaiki. Hal-hal itu telah memberinya kelegaan hati.

Semua itu berkat kehadiranmu, Towa-kun. Karena ada dirimu, aku bisa seperti ini sekarang.... hatiku menjadi ringan, hari-hariku mulai terasa hangat, tanpa perlu menahan diri lagi... Uuh!

“A-Ayana?”

Aku merasa panik saat Ayana tiba-tiba mengerang di tengah kalimatnya.

Dengan kepala tertunduk, tubuhnya bergetar. Lalu tiba-tiba, dia mengangkat wajahnya dengan kuat.

Semua itu berkat hari-hari yang kamu berikan padaku!

Ah, iya...

Kamu agak terlalu bersemangat, Ayana-san. Sepertinya dia juga menyadari itu, dia lalu berdehem untuk menenangkan diri sebelum melanjutkan.

Jadi karena aku punya kelegaan hati, aku juga sama khawatirnya dengan perubahan hubungan kami. Meski membutuhkan waktu yang lama, aku berharap hari-hari di mana kita bisa tertawa bersama akan kembali.

...Benar juga, karena ia adalah teman masa kecil kita.

Ya♪

Lebih baik bisa berinteraksi satu sama lain sambil tersenyum daripada terus bermusuhan atau hubungan yang canggung. Kami menegaskan kembali perasaan masing-masing, lalu melanjutkan langkah kami.

Meskipun Ayana tidak akan menginap di rumahku karena besok masih ada sekolah. Tapi sepulang sekolah, dia sudah pasti akan datang ke rumahku.

Sebaliknya, aku juga sering pergi ke rumah Ayana, dan setiap kali itu aku berkunjung, Seina-san akan menyambutku dengan hangat sampai-sampai membuat Ayana sedikit cemburu.

...?

Ada apa?

Saat memikirkan Ayana yang cemburu, kami sudah sampai di depan rumah.

Ada seseorang berdiri diam di depan rumahku.... Dari sini, aku bisa melihat bahwa dia adalah seorang wanita, dan bukan seorang pengantar barang.

...Hm?

Towa-kun?

....Entah kenapa, aku merasa pernah melihat wanita itu sebelumnya. Aku berusaha keras untuk mengingatnya, lalu teringat.

“Orang itu... Aku pernah bertemu dengannya di pinggir jalan, dan memanggilku 'Nak Towa'.

“....Eh? Sepertinya dia bukan orang yang kamu kenal?

Kenapa dia ada di sini? Saat aku sedang berpikir begitu, pandangan mataku bertemu dengan wanita itu, dan membuatku terkejut karena pertemuan kami yang mengesankan itu.

...kira-kira dia siapa, ya?

Entahlah, aku ingin berharap dia bukan orang jahat, tapi...

Kami tidak bisa mengabaikannya begitu saja, karena dia berdiri di depan rumahku. Dengan berdoa agar tidak terjadi hal buruk, kami mendekati wanita itu.

Saat kami berhjalan cukup dekat, wanita itu mengangkat tangan dan membuka mulutnya.

Halo, nak Towa, sudah lama ya. Bagaimana kabarmu? Baik-baik saja?

...

Lho, jangan-jangan kamu lupa? Tidak mungkin, kan, nak Towa!

...Kamu bukan kenalannya, kan?

Maaf Ayana, aku juga tidak mengerti kenapa dia begitu akrab denganku.

Wanita yang terlihat mencolok seperti ibuku ini...kira-kira dia siapa? Segera setelah itu, dia memperkenalkan dirinya.

Ah, benar! Kalau dipikir-pikir lagi, aku belum memperkenalkan diri. Maaf atas keteledoranku. Namaku Kanzaki Eto, teman ibumu.

Aku dan Ayana sama-sama terkejut ketika mendengar itu.

Pertemuan baru dengan orang asing ini akan memberi tahu kami suatu fakta yang tidak kami ketahui.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama