Chapter SS — Latihan Khusus Saionji Nozomi dan Toudo
Di gedung
khusus, di gedung olahraga kedua.
Gym ini bisa digunakan secara bebas jika mengajukan permohonan, tetapi hampir
tidak ada penggunanya. Siswa
yang berolahraga berlatih di lapangan yang megah atau di gedung olahraga pertama.
Di gedung olahraga kedua, aku dan Saionji
sedang berlari.
Saionji
berlari di depanku, tidak, sebenarnya kecepatannya hanya setara dengan berjalan
cepat... Aneh, dengan otot bokong dan paha yang dia miliki, seharusnya dia bisa
berlari lebih cepat. Apa karena
dadanya terasa berat?
“Hah...
Hah... ini... sulit sekali...apa kita sudah berlari
sejauh satu kilometer...?”
“Kita baru 300 meter.”
“Eh...?!”
Saionji
semakin melambat, punggungnya semakin dekat padaku. Dia tampak sangat Lelah seolah-olah dia bisa jatuh kapan saja.
“Ayo semangat,
tinggal sedikit lagi.”
“Hah...
Hah... tolong dukung punggungku...”
Aku
perlahan menyokong punggung Saionji. Ini seharusnya sedikit meringankan.
Meskipun aku merasa ragu untuk menyentuh tubuh seorang gadis, tapi untungnya Saionji tidak
keberatan.
Akhirnya,
kami berhasil menyelesaikan satu putaran
kilometer...
“Aku...
akan mati...”
“Dengan
kondisi ini, manusia tidak akan mati dengan
mudah. Namun, Saionji benar-benar tidak pandai berolahraga,
ya?”
“Ugh,
dulunya aku lebih bugar. Tapi sekarang
aku jadi lemah karena terlalu malas.”
“Bagaimanapun,
Saionji yang meminta padaku. Masih ada waktu sebelum festival olahraga. Kita
harus berlatih dengan baik.”
Saionji
mengangguk pelan. Dadanya yang menonjol juga bergerak seiring tarikan napasnya. Seragam
senam Saionji yang berbentuk khusus tampak sangat ketat.
Garis lekukan tubuhnya terlihat sangat pas...
Hmm, entah kenapa, aku merasa seolah-olah Hanazono akan marah padaku...
Namun,
meskipun dia mengeluh, napasnya tidak terengah-engah.
“Kamu bukannya tidak memiliki stamina, Saionji. Karena kamu bekerja di dunia hiburan, jadi seharusnya kamu memiliki stamina. Namun,
olahraga yang tidak biasa sangat menguras tenaga. Jika dilakukan setiap hari, kondisimu pasti akan membaik.”
“Tentu
saja! Aku adalah super idol yang sempurna... eh, mantan super idol!”
Saat ini,
Saionji sedang beristirahat
dari pekerjaannya. Tiba-tiba dia datang ke ruang kelasku dan berkata, “Aku
ingin merasakan masa muda,” lalu memintaku untuk melatihnya untuk festival
olahraga.
Mau tak mau
aku merasa kalau ekspresi
Tanaka saat itu sedikit menakutkan...
“Baiklah,
selanjutnya adalah latihan sirkuit. Aku akan menunjukkan contohnya. Setelah
itu, Saionji, kamu bisa menirunya.”
“Eh, tentu saja! Aku jadi sangat bersemangat desuwa!”
Aku
melakukan beberapa contoh gerakan push-up, sit-up, angkat
kaki, dan squat lompat dilakukan dengan gerakan yang mengalir. Jika hanya gerakan ini, Saionji pasti bisa
melakukannya.
“Beginilah caranya... Saionji? Ad-Ada apa?”
“Fueh? Bu-Bukan,
ak-aku sama sekali tidak sedang terpesona padamu! Ak-Aku hanya penasaran dengan otot
yang terlihat sedikit!”
“Kenapa
kamu malah memegang ponselmu? Tunggu, ini ‘kan latihan khususmu, Saionji?”
“Kalau
Toudo melakukan sekali lagi, aku juga akan melakukannya.”
Dengan
perasaan yang tidak jelas, aku melakukan serangkaian gerakan lagi.
“Bagus,
bagus! Otot yang kencang banget! Ap-Apa aku boleh naik saat kamu melakukan push-up?”
Pada saat
itu, aku mendengar suara dari arah pintu
masuk gymnasium.
“Tentu
saja itu tidak boleh, Nozomi-chan! Dan
seragam senam itu, seragam itu terlalu
memperlihatkan bagian dadamu!”
“Ah,
Tanaka Halu! I-ini bukan seperti itu. Aku hanya ingin berolahraga dengan Toudo
dengan menyenangkan, dan tidak berniat untuk terlalu dekat saat pemanasan! Ini adalah masa muda! Ya, ini adalah masa muda yang aku
cari!”
Tanaka
berdiri di pintu masuk gymnasium dengan tangan disilangkan, tampak sangat
berwibawa. Entah kenapa, aku merasakan aura seorang yang kuat dari dirinya...
“Hah, apa boleh buat, deh. Aku
juga akan ikut berlatih! Lagipula, Nozomi-chan kan pernah menari, jadi
seharusnya kamu punya
stamina, ‘kan?
Toudo, tolong serius sedikit!”
“Hmm,
mengerti. Maka kita akan mengubah mode. Sebelum festival olahraga, kita akan
membuat Saionji mengalahkan tim olahraga.”
“Eh? Tu-Tu-Tunggu dulu sebentar!?”
“Ehehe, kalau begitu mari kita putar musik dan berlatih!”
Kami
bertiga melakukan latihan khusus di gedung sepulang sekolah sambil
mendengarkan musik yang sedang tren. Mungkin ini juga bagian dari masa muda.
Senyuman Tanaka sangat cerah. Selain itu, Saionji juga tampak bersenang-senang meskipun mengeluh. Ternyata dia
bisa bergerak...
Saionji
yang tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri karena pekerjaan di dunia
hiburan. Kata-katanya tentang ingin merasakan masa muda pasti bukan kebohongan.
Jadi, aku akan menjawabnya dengan sepenuh hati.
Mungkin
bagi orang biasa, ini adalah waktu yang biasa saja. Namun, bagiku, ini adalah
waktu masa muda yang tidak
terlupakan.
Semua kenangan ini terukir dalam ingatanku. Aku
tidak akan pernah melepaskannya lagi. Karena itu
adalah janji yang aku buat—
Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya