[LN] Reset Seishun Jilid 2 Epilog Bahasa Indonesia

Epilog — Tidak Perlu Mengorbankan Diri

 

Yahooo! Mulai hari ini, aku akan menjadi teman sekelas kalian, Hiratsuka Sumire! Senang bertemu denganmu! Adududuh... Toudo, tolong bersikap sedikit lebih lembut, ya?”

Aku dan Hiratsuka masuk ke kelas dengan penampilan yang babak belur.

Secara prosedural, mulai hari ini Hiratsuka seharusnya resmi pindah sekolah.

Hiratsuka yang bersandar ke bahuku sangat lemah sehingga dia tidak bisa berjalan sendiri. Meskipun begitu, dia ingin sekali datang ke kelas ini.

Tu-Tu-Tunggu dulu, Toudo-kun, dan juga murid pindahan Hiratsuka-san! Kenapa kalian terlihat babak belur begitu! Cepat pergi ke ruang kesehatan! Tougo-kun, cepat bantu dia!”

Sebelum guru selesai berbicara, Tanaka sudah memelukku.

“Toudou, aku sangat khawatir, tau! Oh ya, aku sudah mendengar banyak dari Hana-chan. …Ya, ini baru pertarungan yang sesungguhnya! Semangat berjuang membara! Tapi sebelum itu, kita harus pergi ke ruang kesehatan!”

“T-Tanaka, itu memalukan.”

Tanaka dan Tougo-kun membantuku untuk berjalan.

“Wah, rupanya kamu masih hidup ya... memangnya kamu melawan siapa sih?”

“Dua peleton.”

...Hmm, sepertinya aku harus menganggap ini tidak pernah terjadi.”

“Apa pun terserah! Ayo cepat pergi ke ruang kesehatan!”

“Ahaha, aku sudah hampir mau tidur...”

 

◇◇◇◇

 

Aku, Hiratsuka Sumire, sedang menaiki kereta jalur Odakyu.

Setelah satu jam lebih terguncang di dalam kereta dari Tokyo, aku akhirnya tiba di kota tepi laut yang paling terkenal di Kanagawa, Enoshima.

Di sini ada sebuah lembaga yang dijalankan oleh seorang wanita yang disebut ‘Eri’.

Aku akan menghabiskan beberapa bulan ke depan di sana.

Setelah turun dari kereta jalur Odakyu, aku merasakan aroma laut.

Tidak ada perasaan senang sama sekali. Aku tidak tahu apa yang menantiku ke depan.

Tapi, tidak apa-apa. Karena aku akhirnya bisa membalas budi kepada Toudo.

Walaupun hanya untuk waktu yang singkat, tapi aku yakin Toudo dapat menciptakan kenangan yang indah dan membantu mengubah situasi.

...Tapi, mungkin rasanya akan sulit untuk menghadapi Eri.

Eri pernah mengatakan.

Toudo pasti tidak akan pernah menentangku. Itu bukan karena sombong, tetapi dia menganggapnya sebagai hal yang wajar. Seolah-olah dia telah memasukkan semacam perangkat ke dalam kepalanya...

“Hah... seandainya aku bisa mereset diriku juga. Dengan begitu, aku bisa melupakan semua hal yang tidak menyenangkan.”

Meskipun tidak bisa mereset, aku akan berusaha untuk memiliki hati yang kuat.

...Aku merasakan kehadiran yang aneh. Dari luar gerbang.

Kalau aku tidak salah ingat, ada seseorang yang menjemputku di gerbang...

Ketika aku keluar dari gerbang, di sana ada... Toudo yang berdiri.

Toudou yang disinari cahaya stasiun.

Dirinya tampak seperti orang yang berbeda. Seketika itu juga, jantungku berdebar kencang.

“Ke-Ke-Kenapa kamu bisa ada di sini?”

Ada seorang pria botak yang pingsan di atas tanah... sepertinya ia adalah rekan kerja Shimafuji-kun.

Bukan hanya pria botak itu. Anggota tim yang ceria itu juga terjatuh. Ketika aku mengaktifkan pemahaman seketika, aku menyadari bahwa jumlah anggota tim yang pingsan cukup banyak.

Toudo tersenyum padaku.

“Mari pulang. Tempat ini bukanlah untuk Hiratsuka. Kontrak ini sudah dibatalkan.”

Kontrak yang ditandatangani dengan Eri. Toudo merobeknya dan menyimpannya di saku.

Kupikir aku sudah membunuh emosiku.

Kupikir aku bisa bertahan dari segala hal.

Namun, namun—

Aku menangis seperti anak kecil dan tanganku ditarik Toudo untuk berjalan.

Dari belakang, aku mendengar suara Shimafuji.

“...Toudo, apa yang sudah kamu lakukan? Kamu menjatuhkan bawahanku? Mereka harus dilatih kembali nanti.”

“Oh, rupanya Shimafuji, ya. Onii-chanmu akan bermain sedikit.”

“...Hmph! Bermain? Itu satu-satunya hal yang aku kuasai. ...Ini perintah Eri. Serahkan dia padaku dengan tenang.”

Entah kenapa, suara Shimafuji terdengar senang.

Dari belakang Shimafuji, bayangan manusia mulai muncul semakin banyak. Jumlahnya... dua regu!?

“Hmm, meskipun ia adalah tipe otak otot, tapi sebenarnya dia adalah pria yang bisa menunjukkan kekuatan dalam komando. Dalam hal pertempuran, kecerdasan dan bakatnya luar biasa.”

“A-Apa yang akan kita lakukan?”

“Tidak masalah.”

Toudo dengan tegas mengatakannya.

“—Jika ada seorang gadis yang menangis, aku tidak bisa mengabaikannya. Hiratsuka Sumire, serahkan semuanya padaku.”

Dan malam kami berdua pun dimulai kembali—

 

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama