Otonari no Tenshi-sama Jilid 9 SS 6 Bahasa Indonesia

BAB SS 6

 

 

“Itu datar. Sialan.

Baru-baru ini, Amane sedang belajar cara membuat kue bolu. Tapi begitu Ia mencoba seluruh prosesnya sendirian tanpa ada yang membantunya, hasilnya adalah kue bolu yang tampak menyedihkan dan kini ada di hadapannya Sepertinya kue itu sudah kehilangan keinginan untuk hidup. Kue itu akan menjadi lebih pulen saat masih segar, tapi setelah didiamkan beberapa saat, hasilnya menjadi mlempem.

Fumika, yang telah menyemangati Amane dan mengawasi pekerjaannya, tersenyum lembut saat dia melihat kue bolu yang, meski berbau harum, gagal total dalam hal penampilan.

“Di sini, kurasa kamu mengaduknya terlalu banyak saat menambahkan tepung setelah mengocok telur. Dan kemudian, kamu menunggu terlalu lama dan mengaduknya lagi saat menambahkan mentega di bagian akhir. Lemak dan minyak kemungkinan besar menghancurkan gelembung udara.”

Karena masih belum terbiasa membuatnya, Amane mengikuti resep yang diberikan oleh Fumika. Namun, ia memiliki masalah dengan kecenderungannya untuk mengaduk terlalu banyak karena kekhawatirannya tentang apakah bahan-bahannya mengikat dengan benar, sehingga pengamatan Fumika mengena di hati. Fumika mungkin ingin turun tangan dan memberikan saran, tetapi ia menghormati keinginan Amane untuk mencobanya sendiri. Bersyukur untuk ini, ia mendengarkan dengan penuh perhatian pada kritik lembutnya.

“Lihat, Fujimiya-kun, kecenderunganmu untuk menjadi teliti, justru menjadi bumerang kali ini.”

Aku merenungkan kesalahanku.”

“Tidak apa-apa; tidak apa-apa. Kesalahan sering terjadi. Semuanya membutuhkan latihan, dan sama seperti kata pepatah: 'Kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Mari kita coba melakukannya lagi, kali ini dengan mengingat poin-poin yang kusebutkan tadi.”

Aku benar-benar minta maaf karena telah menyita waktu Anda yang berharga. Dan bahan-bahan Anda juga…”

“Ya ampun, jangan dipikirkan lagi. Aku akan menggunakan kue yang gagal untuk membuat tiramisu. Lagipula, ada beberapa anak kecil yang menunggu sisa makanan di sebelah sana.”

“Menunggu sisa makanan...?”

Setelah mengikuti tatapan Fumika, Amane melihat Oohashi mengintip dari pintu masuk dengan ekspresi bersalah yang seolah-olah mengatakan, “Uh-oh, kita ketahuan!” Di belakangnya juga berdiri Miyamoto.

“... Kalian tidak menungguku mengacau, kan?” Amane menyelidik.

“Sembarangan saja! Kami hanya berpikir bahwa bagaimanapun juga, kami akan mendapatkan camilan-entah kamu gagal atau berhasil!”

“Bukannya itu sama saja?”

“Sudah, sudah. Tidak secepat itu. Menurutku, memakan makanan yang telah kamu buat dan mencari cara untuk memperbaikinya adalah bagian yang sangat penting dalam proses ini,” jelas Oohashi.

“Dengan kata lain?” tanya Amane.

“Dengan kata lain, dia hanya ingin mendapatkan makanan,” Miyamoto menyela.

Ngaca dong, Daichi. Seolah-olah kamu tidak mengincar hal yang sama,” balas Oohashi, yang langsung dibalas Miyamoto. Amane tidak bisa menahan tawa melihat adegan lucu di hadapannya, dan Fumika juga tersenyum lembut.

“Baiklah, mari kita berlatih membuat dekorasi untuk saat ini, ya?” Fumika menyarankan. “... Dan kemudian setelah selesai, saatnya makan camilan.”

Baiklah, sepertinya itu ide yang bagus.”

Amane dan Fumika saling berpandangan dan bertukar senyum, membuat pasangan yang lapar itu menunggu lebih lama lagi.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama