Chapter SS — Ojou-sama dan Lingkungan Internet
Sekitar
seminggu setelah game manajemen dimulai.
Di
tengah-tengah pertemuan pesta teh
kami yang biasa, tiba-tiba aku mengungkapkan sesuatu yang sudah membuatku penasaran.
“Oh
ya, kalian semua bisa menggunakan
komputer dengan biasa, ya.”
“Tentu
saja.”
Tennouji-san
menjawab sambil meletakkan cangkirnya di meja.
“Pekerjaan
zaman sekarang membutuhkan komputer. Kami juga
sudah
mempelajari cara menggunakan komputer sejak
kecil.”
“Bahkan
dulu di kelas 1 ada pelajaran tentang itu, lho~”
Asahi-san menanggapi sembari tertawa
riang.
Yang
dimaksud dengan “pelajaran
seperti itu” adalah
pelajaran yang mengajarkan cara menggunakan komputer. Sekolah SMA tempatku dulu juga memiliki pelajaran yang serupa.
Memang benar bahwa sebagian besar
pekerjaan saat ini pada dasarnya menggunakan komputer, jadi wajar saja jika semua orang mempelajari
komputer.
Tapi
sebenarnya, bukan itu yang ingin kukatakan.
“Tapi, bukannya pengetahuan kalian terlalu bias?”
“Maksudnya?”
“Yah, misalnya saja, kalian tidak terlalu mengetahui
tentang budaya rakyat biasa...”
Seperti
aturan 3 detik, plagiat, dan lain-lain... Padahal harusnya banyak kesempatan
untuk mempelajari hal-hal seperti pusat game atau
distrik pertokoan.
Terutama
orang-orang seperti Tennouji-san,
kurasa jika dia tertarik, dia pasti akan mempelajarinya dengan mudah.
“...Ah,
iya juga ya.”
Tennouji-san juga tampak kebingungan.
Di
sebelahnya, Hinako juga memiringkan
kepalanya.
“Kira-kira kenapa ya?”
◆◆◆◆
Setelah
kembali ke rumah, aku menanyakan pertanyaan yang sama dalam pertemuan pesta teh kepada Shizune-san.
Dan dia
memberikan jawaban yang jelas.
“Itu
karena mereka melakukan penyaringan. Banyak dari keluarga
kalangan atas yang terlalu over-protektif terhadap anak-anak mereka. Jadi mereka berlangganan
layanan penyaringan khusus untuk melindungi anak-anak mereka.”
Yah, bisa dibilang itu memang
terlalu over-protektif.
Walau
mungkin dapat dimaklumi untuk anak SD, rasanya kupikir
mereka tidak perlu seperti itu untuk siswa SMA.
“Ketidaktahuan
terkadang bisa memberi kesan berwibawa juga, lho.”
“Apa maksudnya?”
“Sebenarnya,
bagaimana perasaanmu saat melihat para Ojou-sama yang tidak tahu budaya
rakyat biasa, Itsuki-san?...Bukannya kamu
merasa itu adalah kekhasan mereka yang sesungguhnya?”
“...Benar
juga.”
Ketika aku melihat
Hinako dan yang lainnya tidak
tahu apa-apa tentang budaya rakyat biasa, aku
tidak hanya merasa heran, tapi juga merasakan semacam ketertarikan, seolah-olah
aku melihat putri bangsawan asli yang hanya ada di dalam cerita. Sepertinya aku
bahkan merasakan semacam kegembiraan
atas keberadaan mereka.
Jadi,
tampaknya memang ada permintaan untuk kesan
nona-nona muda yang masih ‘terkungkung’.
Rupanya
itu merupakan filter untuk melindungi mereka.
“Layanan itu
memang bukan untuk umum, tapi jika ditelusuri, biasanya
akan muncul. Ini dia.”
Shizune-san menunjukkan layar tabletnya padaku.
“Celeb
Filter, sangat sesuai namanya.”
Melihat
nama layanan filteringnya, aku hanya bisa menyunggingkan senyum.
“Apa
Hinako juga menggunakan layanan ini?”
“Dulu
saat masih kecil dia menggunakannya, tapi sekarang sudah dibatalkan.”
“Kenapa
dibatalkan?”
“Untuk kasus
Ojou-sama, jika dia mempunyai waktu untuk melakukan pencarian
yang berlebihan di komputer, dia lebih suka
menggunakan waktunya untuk tidur saja.”
Ah, begitu rupanya, aku paham betul.
“Tapi
baru-baru ini Ojou-sama juga
sudah mulai berubah, jadi mungkin sebaiknya aku harus
mengawasinya lebih
ketat lagi.”
“Iya,
benar juga. Akhir-akhir ini Hinako tertarik
pada manga shoujo, jadi bisa saja dia ingin
membelinya lewat online.”
“Kalau
hanya sekedar manga shoujo saja sih, itu tidak masalah jika dia mau membeli sebanyak-banyaknya.
“Aku sendiri
tidak terlalu banyak mengetahuinya, tapi sepertinya sekarang
ini ada banyak manga shoujo yang
terlalu vulgar, lho. Manga yang dibaca Hinako sekarang dipinjam dari Yuri,
jadi menurutku dia akan menghindari jenis manga semacam itu.”
Entah
kenapa, aku juga mulai terjangkit pemikiran over-protektif.
Tapi, dalam artian baik atau buruk, Hinako
memang terlalu polos dan lugu, seperti gadis
tumbuh di dalam rumah
kaca. Jika dia sampai terkena rangsangan yang terlalu kuat dari karya-karya
kreatif, itu bisa bahaya.
“Sebagai
antisipasi, aku juga
selalu memantau riwayat browsing Ojou-sama
di komputer, jadi jika terjadi apa-apa, hal itu bisa
segera dicegah."
“Memangnya
itu boleh? Riwayat browsing ‘kan
cukup menyangkut privasi...”
“Ini
adalah perintah langsung dari Kagen-sama,
dan Ojou-sama juga sudah diberitahu
sebelumnya.”
Jika
Hinakonya sendiri sudah mengetahuinya kurasa memang tidak ada masalah.
“...Oh?”
Tiba-tiba
Shizune-san mengernyitkan dahinya saat melihat layar tablet.
“...Gawat.”
“Ada
apa?”
“Ojou-sama
sedang melihat situs yang tidak senonoh.”
“Hah?”
◆◆◆◆
Ketika
Itsuki dan Shizune sedang membicarakan
tentang lingkungan internet Ojou-sama,
Hinako sedang memainkan Game Manajemen di kamarnya sendiri.
(Fyuh... Pekerjaan hari ini sudah
selesai. Saatnya beristirahat...)
Ketika
mengalihkan pandangannya dari layar monitor, Hinako melihat manga shoujo di sudut meja. Itu adalah
komik yang dipinjamkan oleh Yuri, teman
masa kecil Itsuki, yang
bagi Hinako merupakan semacam buku panduan cinta.
Dia sudah
membaca semua buku yang dipinjamkan. Saat bertemu Yuri nanti, katanya Yuri akan
membawa kelanjutannya, tapi jujur saja Hinako sudah tidak sabar. Dia ingin
segera membaca kelanjutannya.
“...Ah,
iya, benar juga. Mungkin aku bisa
mencarinya di internet.”
Hal ini
merupakan pertama kalinya Hinako menggunakan internet untuk
kepentingan pribadinya.
Hinako
segera mencari judul manga shoujo
itu.
Dia
berhasil menemukan situs resmi komik tersebut, tapi...
“...Apa
ini? Iklan...?”
Di sudut
layar muncul sesuatu yang terlihat seperti iklan, dan karena merasa penasaran, Hinako akhirnya mengkliknya.
Kemudian, tiba-tiba
layar dipenuhi gambar berwarna pink.
“Eh?
Eh? Eeeeh...?!”
Itu
adalah iklan untuk manga
yang jauh lebih vulgar dibandingkan komik-komik
biasa.
“Ap-Ap-Ap-Apa...
apa ini... apa...?!”
Rangsangan
kuat yang belum pernah dirasakannya sebelumnya membuat wajah Hinako memerah
karena bingung.
Di bagian
bawah halaman, terdapat adegan semacam ‘adegan
basah’ yang
sangat jelas...
“Ojou-sama!”
“Hinako!”
Shizune dan Itsuki buru-buru masuk ke kamar
Hinako.
Tapi
Hinako hanya bisa...
“Uhh...
uhh...”
Sangking
bingungnya, kepalanya mulai terasa
pusing.
“Sepertinya
kita sudah terlambat...”
“Mungkin itu
terlalu merangsang bagi Hinako...”
Melihat
layar komputer yang terbuka lebar, keduanya hanya bisa menggelengkan kepala. Keesokan harinya, atas perintah ayahnya setelah mendengar laporan Shizune,
komputer Hinako secara diam-diam didaftarkan ke layanan Celeb Filter.