Chapter 7
Setelah aku selesai berbicara dengan manajer
Tsukimi, aku bergegas keluar dari dalam kafe.
Aku ingin mengejar Mizutori-san yang sudah pergi keluar
lebih dulu.
Berlari
seperti ini mengingatkanku pada kejadian waktu itu, dan
gambaran saat itu kembali terlintas
di pikiranku.
Saat aku berlari, aku melihat rambut
pendek berwarna biru muda yang mudah dikenali meski di malam hari. Dia menoleh
saat mendengar langkah kakiku.
“Ada
apa, Jupiter?”
Tubuhku
berteriak kesakitan karena berlari dalam keadaan pegal, tetapi aku berusaha mengabaikannya.
“Ada sesuatu yang ingin kutanyakan tentang
Nene-chan.”
Nene-chan
pergi bekerja di kafe kemarin, sehari sebelum dia bilang ingin
berhenti. Pada hari itu,
Mizutori-san juga bekerja, dan dia juga bertingkah aneh hari ini.
Aku
berpikir mungkin ada semacam hubungan
di antara mereka berdua yang berperilaku aneh. Jika ini berakhir
sia-sia, setidaknya aku harus bertanya jika ada kemungkinan.
“Apa
kemarin ada kejadian tertentu yang
melibatkan Nene-chan?”
“Mengapa
kamu bertanya seperti itu?”
“Aku
curiga bahwa penyebab perubahan perilaku Nene-chan ada hubungannya dengan
Mizutori-san.”
“Jangan
bilang begitu! Aku tidak tahu apa-apa dan tidak ada niat jahat sama sekali...”
Jikad
dilihat dari reaksinya, aku bisa
menebak bahwa dia tidak berniat jahat terhadap Nene-chan.
Namun, pasti ada beban di hatinya karena telah melakukan sesuatu.
“Maafkan aku jika ucapanku terdengar kasar.
Mari aku ubah pertanyaannya. Apa yang terjadi dengan Nene-chan kemarin? Tolong,
beri tahu aku.”
Aku menundukkan kepalaku dengan rasa putus asa.
“Nene-chan-senpai sudah menyuruhku untuk jangan
memberitahu siapa pun.”
Terutama kepada Jupiter,
kata Mizutori-san dengan pelan sebelum mulai bercerita.
Setelah
mendengar ceritanya, aku terkejut dan kehilangan kata-kata. Rupanya Himeno-san pernah datang mengunjungi kafe.
Entah
itu disengaja atau kebetulan, tapi bisa jadi itu hanya kebetulan sama seperti ketika
Kitagawa kebetulan datang berkunjung.
“Nene-chan-senpai terlihat sangat ketakutan.”
Mizutori-san
sepertinya mengingat ekspresi Nene-chan saat itu dan menunjukkan wajah cemas.
“Nee,
Jupiter. Jika Nene-chan berada dalam situasi sulit, aku ingin kamu membantunya.
Karena kamu telah membantuku jadi kamu
bisa melakukannya, ‘kan...?”
“Serahkan
saja padaku. Sejak awal, aku memang berniat begitu.”
Setelah
itu, aku berpisah dengan Mizutori-san dan pulang ke rumah.
Aku duduk
di sofa dengan santai, menyandarkan
daguku di tangan sambil
berpikir. Karena kedatangan Himeno-san, pasti ada sesuatu yang membuat
Nene-chan harus berhenti.
Namun,
petunjuknya sangat sedikit. Aku tidak tahu alasan Himeno-san menghubungi
Nene-chan, atau mengapa namaku tidak
disebutkan oleh cerita Mizutori-san.
Karena
merasa buntu, aku memutuskan untuk berkonsultasi dengan
sahabatku untuk meluapkan pikiranku.
“Hey,
Arata, ada apa? Mau ngomongin
masalah cinta lagi?”
“Maaf,
aku perlu berbicara serius. Ceritanya lumayan panjang,
jadi aku berharap kamu mau mendengarkannya.”
Suaraku yang terdengar serius
membuat Kyohei di telepon memperbaiki posisinya.
Setelah
mendengarkan dengan diam, Kyohei mengungkapkan kebingungan setelah aku selesai
berbicara.
“Aneh sekali.”
“Apa
maksudnya?”
“Dia seharusnya
sedang bekerja di resor sekarang.”
Setelah aku bertanya kepadanya, Kyohei memberitahuku kalau ia
melihat Himeno-san bekerja di rumah pantai saat liburan. Rupanya ia sengaja tidak mengatakannya kepadaku karena takut itu akan membuatku
merasa tidak nyaman.
“Tunggu
sebentar ya,” kata Kyohei sebelum memutuskan pamggilan telepon.
Beberapa
menit kemudian, teleponku kembali
berdering dan ia langsung berkata, “Aku
sudah mengerti.”
Menurut penjelasannya, sepertinya Himeno-san sudah tidak terdaftar
lagi di sana. Dia
dipecat karena kinerjanya yang sangat buruk. Kelihatannya
dia juga terlihat datang ke resor bersama pria yang bernama Umino Minato, tetapi
Umino masih terdaftar bekerja di
hotel.
“Aku tidak
menyangka kamu bisa mengetahui hal semacam itu.”
“Ini
bukan metode yang bisa dipuji, tapi aku bertukar kontak dengan cewek dari rumah
pantai yang menyapaku di sana, jadi aku coba-coba bertanya padanya. Karena kupikir hal semacam ini mungkin terjadi.”
Memang,itu
bukan metode yang patut dipuji.
Selain itu, apa yang terjadi dengan kewajiban kerahasiaan? Banyak pertanyaan
muncul, tetapi ini adalah informasi yang berharga.
“Aku juga menemukan hal seperti ini,
aku akan mengirimkannya padamu
sekarang.”
Ketika
membuka URL yang dikirim, itu adalah akun media
sosial seseorang dengan nama @princess.essence.
“Akun
ini milik siapa?”
“Akun
cadangan Himeno-san.”
“Akun
cadangan? Apa-apaan itu?”
Akun
cadangan adalah akun yang digunakan untuk menyebarkan konten yang tidak bisa
dipublikasikan secara terbuka dengan menyembunyikan namanya.
Informasi
ini juga didapat dari wanita yang bekerja di resor. Dia memberitahu Kyohei mengenai akun ini ketika ia
menghubunginya dengan maksud mengolok-olok perilaku kikuk dan tingkah aneh
Himeno-san.
Akun itu
memposting keluhannya tentang
Umino dan pekerjaan di resor, serta foto-foto dari restoran di kota.
Nama
akunnya juga mengandung kata ‘princess’, yang berarti putri dari kanji namanya, dan kata ‘essence’, jadi rasanya cukup konyol. Ini mungkin
berguna.
Setelah
menutup telepon, aku mulai memilah-milah
informasi yang didapat. Menurut Kyohei, Himeno-san memiliki kesulitan dalam
bekerja, dan dia sekarang hidup terpisah dari Umino. Memangnya dia bisa hidup seperti itu? Meskipun
sulit, dia tidak bisa bergantung pada orang tuanya.
Melihat
dari para tamu yang menghadiri undangan
pernikahan, tampaknya hubungan sosialnya tidak terlalu luas, jadi orang yang
bisa dia andalkan sekarang pasti terbatas.
Hal
selanjutnya yang perlu dipertimbangkan adalah tentang Nene-chan. Meskipun dia
akan menghadapi ujian, dia mengambil shift yang seharusnya tidak perlu dan
menunjukkan keinginan untuk menambah jam kerja. Bekerja paruh waktu tentu saja
untuk mendapatkan uang.
Saat aku
memikirkan hal itu, muncul sebuah pemikiran.
Namun,
apa dia benar-benar akan melakukan hal seperti itu kepada adik perempuannya sendiri?
Norma-norma yang ada dalam pikiranku menolak pemikiran itu.
Tidak,
aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Himeno-san, terutama
setelah dia menuntut untuk membatalkan pertunangan pada hari pernikahannya sendiri.
Namun,
aku masih belum sepenuhnya mengerti mengapa Nene-chan perlu berhenti bekerja dari kafe.
Pokoknya,
jika aku berpikir dengan cara ini, aku menyadari bahwa mungkin aku harus
menghubunginya sekali lagi.
Nene-chan
menyembunyikan fakta bahwa Himeno-san datang ke kafe dariku. Jadi, aku menduga
bahwa dia berencana untuk
bertemu Himeno-san pada hari ketika aku memiliki jadwal
kerja di kafe.
Sehari
sebelumnya memiliki jadwal
shift di kafe.
Aku
menemukan postingan di akun Himeno-san yang mengatakan bahwa dia sangat menantikan untuk pergi
ke kafe retro ini
besok.
Dengan
bantuan Mizutori-san yang bersedia menggantikan shift-ku, aku berpura-pura
pergi bekerja dan menunggu di depan kafe rumah tua sebelum Himeno-san masuk,
lalu aku juga masuk setelah itu.
Tanpa memakai kacamata dan berkat pakaian
santai yang dipilih Nene-chan untukku, tampaknya Himeno-san tidak menyadari
perubahanku. Meskipun begitu, aku juga berpikir sejauh mana dia tidak
mengingatku, tetapi kali ini hal itu
berhasil menguntungkan.
Dan
meskipun Nene-chan datang, aku menempati tempat duduk
yang menjadi sudut buta dan menunggu kesempatan.
Setelah
beberapa saat kemudian,
Nene-chan akhirnya datang
dan aku melihat momen dia meminta uang.
Walaupun aku
sudah menduganya, tapi
aku tidak pernah mengira dia benar-benar akan memeras
uang dari adik
perempuannya sendiri.
◇◇◇◇
Dan
sekarang, aku menghentikan Himeno-san yang mencoba
untuk pergi dengan santai.
“Hei,
kamu ini siapa sih? Jangan
menghalangi jalanku, biarkan
aku lewat!”
“Tidak,
aku tidak akan membiarkanmu lewat. Uang itu bukan milikmu. Bagaimana kalau kamu mengembalikannya
kepada Nene-chan?”
Perutku
terasa sangat mendidik, aku
tidak bisa menghitung sudah berapa
kali aku ingin berdiri dan berteriak. Namun, aku berusaha tetap tenang dan
hanya menyatakan fakta.
“Jangan-jangan, kamu Arata-san!? Kenapa kamu di
sini?”
“Aku
tidak punya kewajiban untuk menjelaskan hal itu. Yang lebih penting, apa kamu menyadari dengan apa yang sudah kamu lakukan?”
“Hah?
Aku hanya menerima uang dari adikku.”
“Kamu
tidak menerimanya, itu adalah uang yang kamu minta
dengan paksa. Dengan kata
lain, itu berarti kamu melakukan kejahatan pemerasan.”
Pemerasan
adalah tindakan menggunakan ancaman atau kekerasan untuk memaksa seseorang
menyerahkan harta benda atau mendapatkan keuntungan finansial. Jika dia tidak memberikannya uang, dia akan membeberkan hubungan kami kepada orang-orang di tempat kerja paruh waktunya merupakan tindakan pemerasan, dan
pada kenyataannya, uang itu telah berpindah dari Nene-chan kepada Himeno-san.
Meskipun
aku menunggu momen ini, rasanya sangat
menyakitkan melihat Nene-chan dihujani penghinaan.
“Kejahatan pemerasan?
Itu berarti ada kejahatan? Memangnya
mana buktinya?!”
“Mana
mungkin tidak ada buktinya.”
Aku
mengeluarkan ponselku dari dalam kantong. Di layar ponselku,
gelombang suara sedang ditampilkan dalam bentuk grafik.
“Sekarang,
bahkan tanpa memiliki alat perekam
suara, kita bisa merekam dengan mudah melalui
smartphone. Seluruh percakapan antara kamu dan Nene-chan
terekam semua di sini.”
Alasan mengapa aku tidak
merekam video karena demi menghindari kecurigaan.
Ini sudah cukup menjadi bukti fisik.
“Ka-Kalau
memang begitu, aku akan memberitahu orang-orang di tempat kerjamu! Kamu juga pasti tidak ingin
dianggap sebagai pria yang beralih ke adik mantan tunangannya.”
Walaupun Himeno-san
mengatakannya dengan tekad yang tampaknya putus asa.
“Aku
memiliki video di mana kamu membatalkan
pertunangan kita di depan umum. Jika orang-orang
melihatnya, tidak ada yang akan berpikir seperti itu.”
“Apa?!”
Ada video
yang direkam Kyohei pada hari pernikahan kami.
Jika orang lain
melihatnya, mereka akan mengerti bahwa dia sendiri yang
berganti pasangan dan memilih orang lain.
Himeno-san
mendekat dengan wajah pucat, seolah-olah memohon.
“Aku
benar-benar minta maaf, Arata-san! Aku tidak akan
mengatakan hal aneh, jadi tolong jangan laporkan ke polisi. Aku mendengar dari
ayah bahwa kamu sudah memaafkanku sebelumnya. Iya
‘kan? Bisakah kamu memaafkanku kali ini juga?”
Dia
bahkan sampai meminta belas kasihan. Namun, tekadku
sudah bulat.
“Aku
memaafkanmu karena itu mengenai diriku,
tapi kali ini berbeda. Kamu telah menyakiti
Nene-chan, yang berarti kamu telah melukai orang yang sangat berharga bagiku.
Pada titik ini, aku tidak akan pernah memaafkanmu.”
“Ka-Kamu
bohong, iya ‘kan...?”
Aku tetap
diam. Ini adalah pernyataan penolakan bahwa aku tidak berniat untuk berbicara
lebih lanjut.
“Uwaaaaaaaah!”
Himeno-san
yang benar-benar tertekan seketika terjatuh
dan mulai menangis histeris,
menandai akhir dari kejadian ini.
◇◇◇◇
Pada malam
itu, aku berjalan menyusuri
jalanan bersama Nene-chan.
“Orang-orang di kafe tadi sangat baik, ya.”
“Iya,
benar.”
Aku
meminta maaf kepada mereka karena sudah merepotkan, karena perbincangan yang terjadi
di kafe retro tersebut
masih dihadiri pelanggan lain. Namun, selama Nene-chan dan
Himeno-san berbicara, pelanggan lain yang mendengarkan tampaknya mengira ada
sesuatu yang tidak beres, jadi mereka diam-diam
mengawasinya, dan pemilik serta pelanggan lainnya juga dengan baik hati memaafkan kami.
Sebaliknya,
karena merasa lega, manajer toko bahkan memberikan kebaikan dengan membebaskan
biaya makanan kami. Sepertinya aku harus datang beberapa
kali lagi untuk membalas kebaikan itu.
Setelah
itu, kami langsung menuju kedai kafe ‘Kagen
no Tsuki’ untuk
meminta maaf kepada Tsukimi-san dan membatalkan keputusan untuk berhenti.
Meskipun dia khawatir, Tsukimi-san yang menginginkan Nene-chan tetap bekerja, sangat menyambut baik.
Dan
Nene-chan juga meminta maaf kepada Mizutori-san karena telah bersikap keras
padanya.
Mizutori-san
berkata, “Itu tidak
masalah! Aku senang Nene-chan-senpai
tidak jadi berhenti,” sambil
menunjukkan air mata kebahagiaan.
“Senang
sekali rasanya semua orang bisa menerima
ini.”
“Iya,
pada awalnya aku merasa takut, tapi...”
Kemudian,
kami memutuskan untuk mengungkapkan hubunganku dengan
Nene-chan kepada orang-orang yang berinteraksi dengan kami.
Nene-chan
sepertinya enggan untuk
memberitahu orang-orang
di tempat kerjanya karena pengalaman masa lalunya yang kehilangan tempatnya, dan takut merepotkanku. Meskipun ada banyak orang yang terkejut dengan ceritanya,
tidak ada pendapat negatif yang muncul. Mungkin itu
semua berkat kepercayaan yang telah Nene-chan bangun selama ini.
Di antara
mereka, manajer Tsukimi tampak terkejut dan berkata, “Eh, jadi kalian masih dalam hubungan seperti itu?”
Aku
mengerti jika dia terkejut dengan hubungan kami, tetapi apa maksudnya dengan "masih"?
Aku
oenasaran bagaimana dia melihat hubunganku dan Nene-chan?
Sedangkan mengenai
Himeno-san, pada akhirnya aku tidak melaporkannya ke polisi.
Hal itu
dikarenakan Nene-chan memintaku untuk tidak melakukannya.
Dia
mengatakan bahwa jika Himeno-san ditangkap, sebagai putri keluarga Fujisaki,
hal itu akan dilaporkan dan kemungkinan besar masa lalunya akan digali, termasuk masalah
pembatalan pertunanganku dengan Himeno-san, yang akan merepotkanku.
Dia juga
mengatakan bahwa dia ingin melindungi tempatnya setelah mendengar bahwa aku
menikmati bekerja di kedai kopi. Aku merasa sangat
tersentuh karena dia terus-menerus khawatir
tentang diriku.
Selain
itu, aku dan Nene-chan merahasiakan hubungan kami di
sekolah. Jika Himeno-san ditangkap, hal itu akan mencuri waktu Nene-chan
untuk menjalani sisa kehidupan SMA-nya yang penuh
makna dan merepotkannya.
Sebagai
ganti tidak melaporkannya ke polisi, aku meminta Himeno-san untuk menulis surat
pernyataan yang menyatakan bahwa dia takkan mendekatiku, Nene-chan, dan
orang-orang yang terlibat dengan kami di masa depan. Dengan demikian, masalah pun selesai.
Aku
meregangkan tubuhku yang tegang dan menegakkan
punggungku.
Di
sampingku, Nene-chan menghentikan langkahnya.
“Oh
iya, aku ingin Arata-san
mengirimkan data rekaman hari ini padaku."
Mungkin
dia ingin mendistribusikan risiko jika data itu tiba-tiba hilang, atau mungkin
dia merasa lebih tenang jika dia juga memilikinya.
“Baiklah.”
Setelah
menjawab begitu, aku baru mengingatnya dan mengeluarkan smartphone.
“Aku
terus merekamnya sejak saat itu.
Maaf, sekarang aku akan memotong bagian yang tidak perlu dan mengirimkannya.”
“Tidak
perlu repot-repot begitu.”
Nene-chan
mendekat dengan cepat.
“Tidak,
tidak, aku sudah merekam cukup lama, rekaman itu pasti akan memakan banyak
ruang data.”
“Tidak
apa-apa. Memotongnya juga
merepotkan, ‘kan?”
Sebenarnya
tidak terlalu merepotkan, tapi aku tidak bisa mengabaikan perhatian Nene-chan.
“Kalau
Nene-chan bilang begitu...”
“Horee,
aku jadi bisa mendengarkannya
berkali-kali!”
Meskipun
itu adalah bukti kejahatan pemerasan Himeno-san, mungkin dia merasa lega
setelah beban di pundaknya berkurang.
Pemandangan Nene-chan
yang melompat-lompat kecil
dengan wajah ceria terlihat
sangat mengesankan.
Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya