[LN] Saijou no Osewa Jilid 7 Bab 3 Bagian 2 Bahasa Indonesia

Bab 3Di Antara Reaksi

Bagian 2

 

Setelah kembali ke mansion, aku segera memberitahu Narika tentang apa yang terjadi hari ini.

“Jadi, kita akan memperkuat keamanan Shimax dengan Horizon Viewing.”

Dimengerti!

Setelah berbagi informasi produk yang aku terima dari Horizon, kami berdiskusi dan memutuskan untuk menerapkan Horizon Viewing di Shimax sesuai rencana.

“Aku yang akan menjadi penghubung untuk transaksi dengan Horizon, ya?”

Ah, aku tidak berniat mengambil prestasi Itsuki!

Kekhawatiran itu sebenarnya tidak pernah ada. Sederhananya, karena aku yang melakukan riset tentang produk Horizon, aku hanya ingin bertanggung jawab sampai akhir.

Karena aku sudah mendapatkan izin dari Narika, aku segera mulai melakukan transaksi dengan Horizon Corporation dalam permainan manajemen.

Ngomong-ngomong, Presiden Sorano sempat menyebutkan tentang trik...

 (…Eh? Jika dilihat lebih dekat, ada formulir input.)

 Aku menemukan formulir input aneh di sudut layar transaksi.

Dengan mencoba memasukkan angka dan huruf yang tertera di catatan yang diberikan oleh Presiden Sorano, aku mencoba untuk mengisi formulir tersebut.

Kemudian—harga Horizon Viewing menjadi lebih murah.

“...Oh, jadi maksudnya trik seperti ini.”

Trik ini adalah cara untuk mencerminkan negosiasi di dunia nyata ke dalam permainan.

Perusahaan pemasaran yang diperkenalkan oleh Asahi-san juga serupa. Karena perusahaan itu dikelola oleh siswa, mereka memberikan diskon langsung dengan alasan “karena diperkenalkan oleh Asahi-san,” tetapi Horizon dikelola oleh AI, jadi mungkin itulah cara mereka memberikan diskon.

Sungguh, ini adalah permainan yang dibuat dengan sangat baik.

Permainan ini dapat mencerminkan hubungan di dunia nyata dengan baik.

“Narika, sepertinya harganya lebih murah dari yang aku kira.”

Eh, aku merasa senang sih, tapi... kenapa bisa begitu?

“Mungkin, karena presiden adalah orang yang sangat baik.”

Manajemen adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia.

Oleh karena itu, ada kalanya kita diselamatkan oleh sifat manusiawi seorang pengusaha. Tentu saja, sebaliknya juga bisa terjadi.

Tapi, Itsuki benar-benar luar biasa. Tak kusangka kamu akan mengunjungi perusahaan aslinya...

“Itu karena kebetulan ada kesempatan. Secara pribadi aku juga tertarik.”

“Kalau itu aku, meskipun ada kesempatan, aku pasti akan merasa tertekan dan tidak akan bisa pergi...

Dari reaksi Presiden Sorano, sepertinya orang seperti diriku adalah tipe yang langka, jadi tidak masalah jika Narika tidak bisa melakukannya.

Ngomong-ngomong, Itsuki. Apa kamu punya waktu luang hari Sabtu ini?

“Hari Sabtu? Ah, aku bebas, kok.”

Kalau begitu, maukah kamu datang ke rumahku?

Ke rumah Narika?

Akhir-akhir ini, aku terus dibantu oleh Itsuki. Ada juga keinginan untuk mengucapkan terima kasih... Selain itu, ayahku ingin meminta maaf tentang kesalahpahaman di masa kecil dulu.

“Kesalahpahaman... oh, yang itu?”

Dulu, ketika aku menginap di rumah Narika, aku merasa tidak disukai oleh ayahnya, Musashi-san. Baru setelah kompetisi selesai, aku tahu bahwa itu adalah kesalahpahaman.

Aku merasa kesalahpahaman itu juga ada di pihakku... tetapi sepertinya Musashi-san ingin mengadakan pertemuan lagi. Jika begitu, aku tidak punya alasan untuk menolak. Ini adalah tawaran yang tulus dan aku sangat menghargainya.

Jadi, um... Sebenarnya, ini adalah saran dari ayahku, tapi kami berpikir, mengapa kalau kamu tidak sekalian menginap di rumahku seperti dulu?

“...Menginap, ya?”

Sejujurnya, aku merasa senang.

Rasanya menyenangkan sekali saat aku menginap di rumah Narika saat aku masih kecil dulu. Mungkin itu adalah salah satu kenangan terindah dalam hidupku. Bagaimana mungkin aku tidak bersemangat menginap di rumah yang begitu besar? Meskipun kesalahpahaman dengan Musashi-san tetap teringat jelas di kepalaku.

Aku pernah mengunjungi rumah Narika saat semester pertama, tetapi saat itu aku tidak menginap.

Jika aku bisa menginap di rumah itu lagi seperti dulu... pasti akan menjadi hari yang menyenangkan.

“...Aku akan bertanya kepada Konohana-san juga.”

Ah, ya!

Pertama-tama, aku harus mendapatkan izin dari Hinako, Shizune-san, dan Kagen-san.

Dengan pemikiran itu, aku mengunjungi kamar Hinako.

Hmm... Itsuki?”

“Itsuki-san? Ada apa?”

 Selain Hinako, ternyata Shizune-san juga sedang berada di dalam kamar Hinako.

“Maaf mengganggu saat belajar. Apa aku boleh menginap di rumah Narika pada akhir pekan depan?”

Aku bertanya kepada Shizune-san terlebih dahulu.

Tiba-tiba, Hinako membuka matanya lebar-lebar.

It-It-It-Itu...apaan...... maksudnya...!?”

“Eh? Tidak, aku hanya ingin menginap saja...”

“Kenapa kamu sampai mau menginap...!?”

Aku merasa bingung mengapa dia begitu terkejut.

Pada saat itu, Shizune-san mendekatiku dan berbisik di telingaku supaya Hinako tidak bisa mendengarnya.

“Itsuki-san. Sekadar penjelasan... menginap di rumah lawan jenis bagi seorang pelajar SMA itu tidak biasa, tau.”

“Ah... begitu. Tapi, bukannya sekarang aku sudah tinggal bersama Hinako?”

“Itu dan ini adalah dua hal yang berbeda. Setidaknya bagi Ojou-sama.”

Berbeda... ya?

Aku tidak merasa bersalah, jadi aku akan menjelaskan situasinya.

Yah, tidak ada alasan yang mendalam kok? Hanya saja, ayah Narika menyarankan agar kami menghabiskan waktu seperti dulu.”

“O-Oh, begitu ya. Hmm...”

Sepertinya keraguannya sudah teratasi.

Meskipun aku merasa frustrasi, aku tidak akan dengan berani memberi tahu bahwa aku akan menginap di rumah seorang gadis.

“...Baiklah, aku mengerti. Kamu boleh pergi.”

Hinako mengizinkanku.

Ketika aku melihat ke arah Shizune-san, dia mengangguk. Sepertinya tidak ada masalah.

“Hinako, apa kamu juga mau ikut?”

“Aku tidak mau. ...sepertinya rumah Itsuki dan Miyakojima-san sudah memiliki hubungan sejak lama, dan aku ingin menghabiskan waktu tanpa ada orang lain.”

Yah, jika topik masa lalu muncul dan Hinako ada di sampingku, mungkin rasanya memang akan canggung.

“Terima kasih. Kalau begitu, aku akan memberi tahu Narika tentang ini.”

 

◇◇◇◇

 

Malam Sabtu. Hinako berdiri di depan gerbang rumah bersama Shizune untuk mengantarkan Itsuki.

Kalau begitu, aku pergi dulu ya.”

“Hmm... selamat jalan.”

Sesuai rencana, Itsuki berangkat menuju rumah Narika.

Mobil keluarga Konohana yang mengangkut Itsuki mulai bergerak perlahan dan akhirnya menghilang dari pandangan.

Ojou-sama, apa benar-benar tidak apa-apa?”

“...Tidak apa-apa. Aku tidak ingin mengambil tempat Itsuki lagi karena diriku.”

Hal yang teringat adalah kesalahannya yang dia temukan di akhir liburan musim panas.

Secara kebetulan, Hinako telah menugaskan Itsuki sebagai pelayan di tempat penculikan yang terjadi. Karena itu, Itsuki kehilangan kehidupan sehari-harinya yang dulu.

Walaupun Itsuki sendiri tampaknya tidak terlalu peduli, tetapi hal tersebut membuat Hinako merenung.

Dia tidak boleh lagi merebut tempat Itsuki hanya karena keinginannya sendiri.

(Itsuki akan kembali dengan baik. ...Aku harus mempercayainya.)

Dia juga membaca di manga shoujo.

Wanita yang terlalu kegatelan akan dibenci pria.

(Tapi... Miyakojima-san itu keren...)

Dia adalah yang tangguh bagi Hinako yang mengantarkan Itsuki dengan sepenuh hati.

Bagi Hinako, Narika adalah sosok yang menarik. Saat acara teh, dia menunjukkan sisi pemalu, tetapi itulah yang membuat sikapnya yang anggun semakin menonjol. Dalam pelajaran olahraga, Hinako masih belum bisa mengalahkannya... bahkan, dia merasa tidak mungkin bisa menang melawannya. Seharusnya, untuk berperan sebagai gadis sempurna, nilai Hinako selalu harus di peringkat teratas, tetapi ayahnya bahkan berpikir bahwa apa boleh buat jika dia kalah dalam olahraga dari Narika.

Meskipun dia sangat keren... tetapi dia memiliki sifat yang canggung dan tidak pandai dalam berkomunikasi, yang pasti disukai Itsuki.

Tidak adil. Posisi itu seharusnya milikku.

Itsuki adalah pengasuhku.

(Uuu... aku semakin tidak nyaman...)

Jika Itsuki tidak kembali dari rumah Miyakojima...

Jika dia lebih menyukai rumah Miyakojima dibandingkan rumah ini...

‘Hinako. Mulai hari ini, aku akan menjadi pengasuhnya Narika.’

Di dalam kepalanya, Itsuki mengucapkan hal seperti itu.

 Jika itu menjadi kenyataan... dirinya mungkin akan pingsan karena syok.

“U-uuhhh~~~~...”

Ojou-sama... betapa menyedihkannya...”

Hinako terjatuh lemas dari lututnya dan meringkuk.

Dia berusaha keras untuk menyembunyikan kecemasannya demi orang yang dicintainya. Melihat punggung gadis yang anggun itu, Shizune menahan air mata yang menggenang di sudut matanya.

 

◆◆◆◆

(Sudut Pandang Itsuki)

Di depanku saat aku keluar dari mobil terdapat sebuah rumah panjang horizontal yang tampak seperti kediaman samurai.

Sudah lama sekali sejak aku tidak datang ke rumah Narika. Suasananya masih megah seperti biasa. Rumah keluarga Konohana tempatku tinggal sekarang dan rumah Tennouji-san adalah bangunan bergaya Barat, yang memberi kesan mewah, elegan, dan indah, tetapi rumah bergaya Jepang memberikan kesan yang berbeda. Tenang, khidmat, dan memiliki keindahan yang berbeda dari arsitektur Barat. Mungkin inilah yang disebut sebagai wabi-sabi. (TN: Wabi-sabi adalah sebuah estetika dan filosofi Jepang yang menekankan keindahan dalam ketidaksempurnaan dan siklus alami kehidupan.)

“Anda Tomonari-sama, kan? Kami sudah menunggu.”

Aku melewati gerbang sembari dipandu oleh pelayan keluarga Miyakojima.

Setelah menyusuri jalan setapak dan masuk ke dalam bangunan—.

“—Se-Selamat datang! Di kediaman Miyakojima!”

“Wah!?”

Dengan suara yang ceria, kertas berwarna-warni beterbangan.

Aku menoleh dan melihat Narika memegang petasan crakcer sambil tersenyum canggung.

“...Apa yang sedang kamu lakukan?”

 “Ak-Aku... hanya ingin memeriahkan suasana...”

Meskipun niatnya membuatku senang, aku tidak bisa mengikuti karena terlalu mendadak.

Sepertinya Narika bisa merasakan perasaanku, dan dia mendadak tampak lesu.

“...Hahaha, aku memang tidak berguna. Selalu gagal. Tidak ada perkembangan sejak dulu...”

“Ah, tidak!? Itu sama sekali tidak benar!”

Aku tidak ingin suasana canggung ini berlanjut, jadi aku berusaha membuatnya bangkit kembali.

Yah, aku senang! Asli, aku sangat menantikan hari ini loh~!”

“Be-Begitukah? Apa kamu benar-benar senang!? Aku merasa usaha ini tidak sia-sia...!”

Sepertinya suasana hatinya sudah merasa lebih baik, jadi Narika tersenyum bahagia.

Saat itu, seorang wanita berpakaian kimono muncul dari arah lorong.

“Tomonari-san, sudah lama tidak bertemu.”

“...Sudah lama tidak bertemu, Otsuko-san.”

Wanita ini adalah Miyakojima Otsuko, ibunya Narika.

Dia terlihat cantik dalam balutan kimono dengan rambut hitam yang dipotong rapi, memberikan kesan tenang. Kecantikan Narika mungkin diwarisi dari ayahnya, Musashi.

Otsuko-san melihatku dan menunduk dengan anggun.

Terima kasih banyak telah menemani lelucon putriku.”

“Lelucon!?”

Dengan ucapan ibunya yang berlebihan, Narika membuka matanya lebar-lebar.

Jika Otsuko-san sudah menyadarinya, seharusnya dia menghentikannya...

Kamu pasti merasa lapar, kan? Makan malam sudah siap, mari ke ruang tamu.”

“Ya. Terima kasih atas sambutannya sampai besok.”

“Oh, sungguh anak yang sopan sekali. Aku berharap Narika bisa mencontohmu.”

Narika mengeluarkan suara erangan “Ugh” yang kecil.

Otsuko-san... dia cukup sering menggoda Narika, ya...

Kami pun bergerak ke ruang tamu bersama.

Di meja makan besar, terdapat banyak hidangan yang disajikan.

“O-ohhh...”

Ini adalah hidangan kaiseki yang otentik. Sushi, tempura, shabu-shabu, dan ikan air tawar yang dipanggang dengan garam. Semua hidangan disajikan dengan warna yang cerah dan indah.

Tentu saja ini adalah makanan untuk menyambut tamu, tetapi melihat hidangan semewah ini membuat suasana hati menjadi ceria.

Sepertinya Narika juga merasakan hal yang sama.

“Ibunda, Anda telah bekerja keras!”

“Ya. Aku telah berusaha sebaik mungkin.”

Otsuko-san mengatakan itu dengan sedikit senyum.

Apa Otsuko-san sendiri yang membuatnya?”

“Aku dibantu oleh pelayan juga, tetapi sebagian besar akulah yang membuatnya.”

Luar biasa...

Entah kenapa, Otsuko-san memiliki citra bisa melakukan segalanya, dan sepertinya itu memang benar. ...Keterampilan itu sepertinya tidak diwariskan kepada Narika.

Ketika aku duduk di samping Narika, seorang pria masuk ke ruang tamu.

Pria yang mengenakan kimono itu menatapku.

“Musashi-san.”

“...Kamu sudah datang, ya.”

Musashi-san menatapku dengan tajam.

Umm, sudah lama tidak bertemu.”

“...Ah.”

“...”

“...”

...Eh?

Apa kesalahpahaman sudah teratasi...?

Saat kompetisi berlangsung, Otsuko-san mengatakan bahwa Musashi-san hanya kurang pandai berbicara. ...Aku ingin berpikir bahwa keheningan ini adalah hal yang sama.

“Yuk, mari kita makan sebelum dingin.”

Semua orang mengucapkan “itadakimasu” dan aku juga mulai makan hidangan di depanku.

Dalam hidangan kaiseki, ada urutan dan etiket tertentu, tetapi semua hidangan disajikan di meja tanpa urutan. Mungkin suasananya diciptakan agar bahkan seseorang seperti aku yang tidak tahu etiket seperti dulu bisa menikmatinya.

Pertama, aku mengambil sup dan mencicipinya.

“...Rasa ini.”

“Apa kamu menyadarinya?”

Otsuko-san tersenyum lembut saat melihatku terkejut setelah meneguk sup.

“Ini adalah hidangan yang pernah aku sajikan untukmu dulu.”

“...Pantas saja, rasanya begitu familiar.”

Aku mengingat perhatian Otsuko-san saat menikmati rasa lembut dari sup tersebut.

“Dalam permainan manajemen, sepertinya putriku sangat terbantu olehmu.”

“Tidak... Aku hanya seorang konsultan, jadi itu hanya bagian dari pekerjaanku.”

Sepertinya Otsuko-san tahu juga tentang permainan manajemen. Mungkin dia mendengarnya dari Narika.

“Itsuki tuh luar biasa! Ia baru saja memulai perusahaan kedua, tetapi sudah bisa berjalan dengan baik! Di kelasku, semakin banyak orang yang memperhatikan Itsuki!”

Aku senang mendengar pujianmu, tetapi sebenarnya, semuanya berkat Narika yang telah membantuku, kan? Pekerjaan pertamaku adalah konsultan untuk Shimax, jadi dibilang aku sangat beruntung.”

“Apa yang kamu katakan! Itu semua karena tindakan baik Itsuki...”

“Kalau begitu, itu juga karena Narika...”

Saat aku ingin membalas, aku tiba-tiba menyadari tatapan.

Otsuko-san mengamati interaksi kami dengan senyuman.

“Bagus sekali melihat kalian berdua begitu akur.”

Aku merasa sedikit malu, jadi aku mengambil teh untuk menyembunyikan rasa maluku. Narika juga melakukan hal yang sama.

“Narika. Aku perlu mengingatkanmu sekarang, jangan terlalu bergantung pada Tomonari-san.”

“Y-Ya...”

Narika menunjukkan sikap menyesal.

Sebenarnya, aku merasa tidak ada yang terlalu bergantung padaku...

“Kamu juga, Tomonari-san.”

“Eh?”

Apa maksudnya?

“Dari apa yang aku dengar dari perkataan Narika, sepertinya sekarang kamu dikelilingi oleh banyak wanita, kan?”

“Tidak... sebenarnya, itu tidak hanya tentang wanita...”

Misalnya masih ada Taisho, Kita, dan IkunoTapi, sepertinya yang sering aku ajak bicara adalah Taisho saja...

“...Bukannya memang cuma ada wanita saja?

Tatapan dingin Narika menusukku.

“Tomonari-san memang selalu suka membantu orang. Hal itu sendiri merupakan sesuatu yang baik, tetapi jika kamu terlalu peduli pada siapa saja...”

“...Jika terlalu peduli pada siapa saja?”

Otsuko-san tersenyum dengan ekspresi yang tampak dipaksakan.

“Suatu saat, kamu akan ditusuk dari belakang.”

“Hii!”

Aku terkejut, tetapi sepertinya itu terlalu berlebihan dari Otsuko-san.

Ketika aku melihat ke arah Narika, dia menatapku dengan mata yang tajam.

 ...Hei, Narika?

Kenapa kamu tidak membantahnya?



 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama