Roshidere Jilid 9.5 Chapter 25 Bahasa Indonesia

 Chapter 25 — Bonus SS Volume 7 Si Maid Telah Melihatnya

 

Setelah Masachika menolak permintaan Yuki untuk maraton menonton anime karena alasan belajar untuk ujian. Ayano berada di kamar Yuki, diam-diam membaca manga yang direkomendasikan oleh Yuki.

“…….”

Sambil membalik halaman manga yang dibacanya, Ayano melirik sekilas ekspresi majikannya, Yuki, yang sedang membaca manga di atas tempat tidur.

Melihat ekspresinya yang diam-diam membenamkan dirinya dalam dunia manga, tidak terlihat tanda kekecewaan atau ketidakpuasan karena menahan diri. Setelah merasa sedikit rasa lega, Ayano kembali memfokuskan pandangannya pada manga di tangannya.

Ayano biasanya tidak pernah secara aktif membaca manga atau menonton anime. Bukan berarti dia tidak menyukainya, tetapi selalu ada hal yang lebih diprioritaskan oleh Ayano daripada hal-hal tersebut.

Namun... saat ini, majikan yang menjadi prioritas tertinggi bagi Ayano justru memintanya untuk membaca manga. Atau lebih tepatnya, dia menyuruh Ayano membaca manga dan berbagi pendapat tentangnya. Jika memang begitu, membaca manga adalah tugas yang paling penting bagi Ayano saat ini. Dengan hati-hati dan teliti, Ayano membaca manga agar bisa mengikuti alur ceritanya.

Kemudian, setelah Ayano selesai membaca volume ketiga, dan mempertimbangkan untuk membawa secangkir kopi tambahan untuk Masachika,  tiba-tiba ada ketukan di pintu kamar.

“Iya~?”

“Boleh aku mandi duluan?”

“Silakan saja~”

Yuki menjawab dengan kepala yang hanya terangkat dari tempat tidur, kemudian suara langkah kaki menjauh dari seberang pintu dan Yuki kembali menundukkan kepalanya. Sementara itu, Ayano mulai mengambil volume keempat manga yang dibacanya. Namun, beberapa puluh menit kemudian...

Yosh, baiklah.”

Yuki tiba-tiba meletakkan manganya dan berdiri di tempat tidur. Kemudian, dia mengacungkan jempolnya pada Ayano, yang sedang menatapnya dengan keheranan.

“Kalau gitu, aku juga akan pergi dulu sebentar, ya.”

“Uh... ya?”

Pertanyaan Ayano yang ingin menanyakan ‘pergi ke mana?’ langsung terjawab ketika Yuki mulai menyiapkan pakaian gantinya. Namun, di kamar mandi masih ada Masachika yang sedang mandi.

(Bukannya ini masih terlalu cepat? Tidak, dia tadi bilang ‘aku juga’...?)

Jangan bilang, saat Ayano melihat ke arah Yuki, majikannya justru hanya membalasnya dengan senyuman nakal.

“Aku bilang kalau aku tidak akan mengganggunya belajar, tapi aku tidak bilang kalau aku takkan mengganggunya saat mandi.”

“Apa iya?”

“Kalau gitu, aku pergi dulu~!”

“Silakan bersenang-senang...?”

Ayano membungkukkan kepala untuk mengantarkan majikannya yang pergi dengan suasana hati yang gembira, lalu dia terdiam sejenak. Kemudian, tanpa sengaja, pandangan matanya tertuju ke arah rak buku... dan pandangan matanya terhenti di sudut kanan bawah.

“.........”

Sampul buku yang berwarna hitam terlihat, di situ terdapat beberapa judul manga.

Ayano tahu. Meskipun buku-buku itu bukan yang berlabel khusus dewasa, tapi manga yang ada di sana berisi deskripsi seksual yang cukup kuat untuk wanita. Dan di antara itu semua... Ayano menemukan judul yang menarik perhatiannya.

“.........”

Ayano melihat sekeliling ruangan, untuk memeriksa bahwa tidak ada orang di sekitarnya. Setelah memeriksa tanda-tanda di luar ruangan, Ayano dengan cepat bergerak ke depan rak buku seraya berusaha untuk tidak membuat suara berisik. Kemudian, setelah memeriksa area sekelilingnya lagi, dia dengan hati-hati mengeluarkan buku yang dia inginkan.

Sampul manga tersebut menampilkan ilustrasi seorang pembantu yang dirangkul secara kasar dari belakang oleh seorang pria tampan dengan aura sadis. Di bawah ilustrasi tersebut terdapat judul [Pelayan yang Kehilangan Semuanya dan Dikuasai oleh Majikannya yang Kejam ~Balas Dendam dengan Kenikmatan~].

“.....”

Ayano melihat-lihat sekitarnya untuk ketiga kalinya dan kemudian merenung.

(Aku disuruh Yuki-sama untuk membaca manga itu….dan ini melanggar perintahnya... Tapi...)

Dia sudah sampai pada tahap mengambil buku tersebut. Jika cuma sedikit saja, ya, kalau dia hanya melihat isinya sedikit saja, itu tidak akan membuat banyak perbedaan, bukan?

Ayano mencari-cari alasan untuk menghibur dirinya sendiri dan kemudian….. dia dengan hati-hati membuka sampul buku tersebut. Namun, gambar seorang pelayan yang terikat dan dalam posisi tidak senonoh membuat Ayano terkejut dan dia jatuh ke belakang dengan keras di atas karpet.

“~~~~!~~~~~~!”

Dia terus menatap gambar itu sambil menggeliat-geliatkan tubuhnya, tetapi matanya tetap terpaku pada ilustrasi tersebut. Setelah sepuluh detik menggeliat tanpa suara, dia akhirnya kembali ke posisi semula dan mulai membaca buku tersebut dengan perlahan-lahan di depan rak buku.

“.........”

Sebagai putri tunggal dari keluarga bangsawan, tokoh utama dibesarkan dengan penuh perhatian dan diizinkan untuk hidup seenaknya. Namun, kehidupan seperti itu berakhir ketika ayahnya, sang bangsawan, dituduh melakukan pemberontakan. Meskipun berusaha membela diri, suara penyangkalan ayahnya hanya berakhir sia-sia, dan ia dieksekusi, rumah mereka dirampas, dan tokoh utama dijatuhkan menjadi seorang budak dan dilelang di ibu kota. Kemudian, orang yang membeli tokoh utama dengan harga yang fantastis adalah saudagar kaya yang telah membangun kekayaannya dalam satu generasi. Namun, identitas sebenarnya dari saudagar itu ternyata merupakan mantan pelayannya yang pernah dipecat secara egois oleh tokoh utama. Seolah-olah ingin membalas dendam terhadap penghinaan yang diterimanya di masa lalu, mantan pelayan tersebut, yang sudah berubah menjadi pria tampan yang penuh karisma,  memaksa tokoh utama untuk mengenakan seragam pelayan dan memanggilnya ke kamar tidur dengan alasan “pelatihan pelayan”...

Ayano! Cepat datang kemari!

“!?”

Ayano tersentak kaget ketika mendengar suara yang penuh rasa bahaya dari luar ruangan. Dirinya dengan cepat menutup buku yang sedang dia pegang dan berlari seolah-olah ingin melupakan rasa bersalahnya. Ketika dia meletakkan tangan di pintu kamar mandi, Ayano menyadari kalau dia membawa buku tersebut dan dengan cepat menyimpannya ke dalam saku seragam pelayan.

“Apa anda memanggil saya... Yuki-sama!? Apa yang sebenarnya terjadi !?”

“Tidak, aku hanya sedikit pusing ...”

“Ayano! Cepat panggil ambulans!”

“Iy-Iya!”

“Tidak, tenanglah sedikit napa~”

Setelah itu, Ayano bekerja sama dengan Masachika untuk merawat Yuki, menggunakan mobil keluarga Suou ke klinik terdekat dan mereka pulang ke kediaman Suou lebih awal dari jadwal yang direncanakan.

“Kalau begitu, jika ada sesuatu yang Anda butuhkan, silakan panggil saya.”

“Ya... kurasa tidak ada yang aku perlukan, sih.”

Setelah membungkuk kepada Yuki yang terlihat lelah, Ayano kembali ke kamarnya yang berada di kediaman keluarga Suou. Lalu, dengan menghembuskan napas panjang, Ayano menatap buku yang diambil dari saku. Gambar seorang pelayan di sampulnya memasang ekspresi ‘Ahaann~’.

".........”

...Tidak, ini bukan pencurian. Ini sama sekali bukan pencurian. Hanya saja, dia tidak punya kesempatan atau momen yang tepat untuk mengembalikannya.

Namun, dalam keadaan normal, Ayano seharusnya berkata jujur kepada majikannya dan mengembalikan buku ini dengan segera. Tapi... Akan tetapi...

(Jika aku mengembalikannya sekarang, bukannya itu akan merepotkan Yuki-sama?)

Ayano menyadari kalau Yuki menyembunyikan fakta bahwa dirinya seorang otaku di dalam rumah keluarga Suou, dan dia tidak ingin memiliki benda berbahaya seperti ini di dekatnya. Jika demikian, mungkin lebih baik jika dia bertanggung jawab untuk menyimpannya sendiri. Ya, pasti begitu. Ini adalah bentuk kesetiannya. Ini jelas-jelas bukan karena keinginan pribadinya!!

(...Lain kali, aku akan mencari waktu yang tepat untuk mengembalikannya)

Sembari menutupi perasaan bersalahnya, Ayano menutupi sampul buku itu dengan tangannya dan menyimpannya di bagian belakang laci... menyimpannya... menyimpannya….

“.....”

Lirik kesana-kemari, membuka-buka isinya, fumu! Hugh~~~~~~~~~~!!

 

Pada hari itu, Ayano mulai merahasiakan sesuatu yang tidak bisa dia ceritakan kepada majikannya.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama