Chapter 24 — Bonus SS Volume 6 — Memangnya Di Sini Klub Binaraga?
“Ayo,
silakan masuk~ silakan masuk~”
“Eh,
tempat ini...”
Alisa
secara refleks tersentak ketika dibawa ke suatu tempat oleh tiga gadis dari
kelasnya. Karena tempat itu merupakan ruang klub kerajinan tangan di mana dia
baru saja mengalami sedikit trauma beberapa hari yang lalu.
Ketika
dia mengunjungi ruang klub sebagai anggota komite pelaksana, dia dipaksa untuk
mengenakan pakaian gothic lolita oleh anggota klub yang berada di sana,
dan dirinya bahkan dipuja-puja (?) oleh mereka. Kejadian itu masih segar di
dalam ingatan Alisa. Dia khawatir bahwa hal yang sama akan terjadi kali ini
juga... Oleh karena itu, dia merasa ragu untuk masuk ke dalam ruangan. Namun,
ketiga orang tersebut tidak memperhatikan situasi batin Alisa yang seperti itu.
“Baiklah~
silahkan masuk~”
Setelah
didorong dari belakang, Alisa masuk ke dalam ruangan dan merasa lega ketika dia
menyadari bahwa hanya ada satu siswa saja di dalamnya….
“Ahh,
ada Dewi.”
Itulah
reaksi yang dia terima. Namun, tidak ada gunanya untuk kabur karena dia sudah
terjebak di dalam tanpa ada jalan keluar.
“Ehh,
kenapa? Mengapa kamu tiba-tiba ingin pulang?” tanya salah satu gadis tersebut.
“Karena
aku dianggap sebagai dewi,” jawab Alisa.
“Tapi
kamu kan memang dewi. Dewi gaya penampilan,” balas siswa tersebut.
“““Bener
banget!!”””
Karena
dikelilingi oleh tatapan-tatapan tajam, Alisa mempertimbangkan dengan serius
untuk mendobrak pintu dan keluar dari situasi tersebut. Namun, seolah-olah bisa
menebak pikirannya, dua siswa menggenggam lengannya dari kedua sisi dan
membawanya masuk ke dalan ruangan sebelah dengan cepat.
“Baiklah,
ayo segera ganti baju,” kata salah satu dari ketiga gadis.
“Jangan
khawatir, pintunya bisa dikunci kok,” tambah yang lain.
Tetapi,
hal itu justru membuat Alisa semakin cemas. Dia merasa tidak nyaman dengan
situasi tersebut.
“Apa
maksudnya ganti baju….? Bukannya aku tinggal memakai cosplay penyihir biasa
saja?”
Begitu
dia bertanya demikian, tatapan mereka bertiga langsung bersinar dan Alisa
langsung menyesalinya.
“Mana
mungkin aku tega membuatmu mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan bentuk
tubuhmu!”.
“Ini
adalah penghinaan terhadap Dewi!” seru gadis yang lain.
“Jangan
khawatir! Kami sudah menyiapkan pakaian terbaik yang akan menonjolkan gaya dewi
Kujou-san!” jawab gadis ketiga.
“Tidak,
apanya yang Dewi ... Ehh, kalian sudah menyiapkannya? Sampai repot-repot begitu
segala?”
Jika
begitu, Alisa tidak bisa menolak permintaan itu dengan kasar. Meski demikian,
setelah merasa ragu-ragu sebentar, Alisa akhirnya menghela nafas dan berkata
dengan pasrah.
“...Tolong siapkan pakaian yang takkan membuatku ditegur oleh komite
kedisiplinan.”
Setelah
menekankan hal itu, Alisa mempercayakan semuanya kepada ketiga orang itu,
namun...
“Nee,
kalian mendengar apa yang aku minta, ‘kan?”
Bahu
Alisa gemetaran saat melihat pakaian yang telah dikeluarkan. Karena pakaian
yang ditunjukkan di hadapannya adalah pakaian penari dengan tingkat keterbukaan
yang tinggi. Sudah jelas bahwa luas permukaan kain tidak cukup. Atau lebih
tepatnya, itu adalah pakaian misterius yang terbuat dari banyak kain tetapi
sedikit yang menutupi tubuh. Bahkan, pakaian itu justru lebih provokatif dan
erotis daripada bikini biasa.
“Mana
mungkin aku akan mengenakan pakaian semacam ini!”
“Jangan
khawatir! Ukurannya seharusnya sudah pas, kok!”
“Bukan
begitu masalahnya!”
Meski
Alisa sudah berusaha keras untuk memberi pengertian, mereka betiga hanya saling
melihat satu sama lain dengan wajah yang tampak bingung seakan menyiratkan “Jika
bukan itu, lantas apa masalahnya?”. Dalam keadaan seperti itu, mereka
saling bertatap muka dan secara bersamaan, “Ah!” seolah-olah baru
menyadari sesuatu.
“Tidak
masalah! Ini sudah sesuai dengan konsep acara, kok? Di bar dunia lain, penari merupakan
hal yang biasa!”
“Selain
itu, ada profesi penari di party petualangan juga."”
“Ini
adalah profesi tempur hebat yang dapat menangani peran serangan dan dukungan.”
Setelah
memberikan dukungan yang tidak meyakinkan, ketiga orang itu secara bersamaan
menekankan pada sesuatu…
“““Ditambah
lagi, itu sangat seksi.”””
“Itulah
yang jadi masalahnya!”
Rupanya
itu hanyalah kejahatan yang sudah direncanakan. Tentu saja, Alisa menolak untuk
berganti pakaian. Tidak, dia memang sudah menolak. Tapi...
“Kumohon!
hanya tiga menit saja!”
“Lihatlah,
kerajinan emas di sini sangat luar biasa, ‘kan? Aku sangat berusaha untuk
membuatnya, loh!”
“Rasanya
sangat disayangkan jika kostum itu hanya menjadi hiasan manekin dan tidak
pernah dipakai oleh manusia. Rasanya sangat kasihan pada kostum itu!”
Setelah
diminta dan dimohon-mohon oleh ketiga teman sekelasnya, Alisa akhirnya menyerah
karena dia bisa melihat bahwa kostum itu benar-benar merupakan karya seni yang
luar biasa. Akibatnya...,
“Ahh~
terima kasih banyak! Terima kasih banyak!”
“Dengan
begini, aku bisa bertahan hidup selama satu bulan lagi!”
“Oh,
wahai Dewii!”
“Ini
adalah kedatangan penari suci!”
“Itulah
sebabnya aku tidak mau memakainya!”
Festival
yang aneh kembali dimulai lagi, sebenarnya dari mana asal muasalnya? Kemudian,
Alisa menarik diri dengan wajah gelisah ketika dirinya dipuja-puja oleh para
anggota klub kerajinan tangan yang jumlahnya sudah bertambah banyak tanpa dia
sadari. Para anggota klub kerajinan tangan menghentikan tarian mereka yang
hiruk pikuk dengan gusar. Setelah saling bertukar pandang penuh penyesalan,
seorang siswi dengan rambut diikat ke belakang berteriak meminta maaf.
“Maaf
banget ya Kujou-san, suasananya tiba-tiba menjadi aneh lagi...”
“Ahh
enggak, umm...”
Karena
dia tiba-tiba meminta maaf dengan cara yang sangat lembut, Alisa jadi merasa
tidak nyaman. Seolah-olah air dingin dituangkan ke tempat yang begitu heboh... Dipukul
oleh perasaan bersalah yang aneh, Alisa berpikir untuk berkompromi sedikit.
“Yah,
jika kalian bisa tidak terlalu heboh sendiri lagi, aku tidak keberatan ….”
“Ya,
maaf banget ya? Cara bersyukur para pengikutku terlalu berlebihan.”
“Ca-Cara
bersyukur?”
Memangnya “klub kerajinan tangan" adalah “anggota sekte
tertentu”…..
Saat Alisa sedang memikirkan hal itu, siswi itu berkata dengan ekspresi
misterius.
“Kami
akan melakukan sorakan yang membuat Kujou-san juga merasa senang, oke?”
“Eh?”
Merasa
senang? Bersorak? Di depan Alisa, yang memiliki tanda tanya di kepalanya, semua
anggota klub kerajinan tangan meletakkan tangan mereka di samping mulut dan
berteriak bersamaan--------
“Yoo~!
Tubuh montok dua dimensi yang asli!”
“Besar!”
“Dewi
gaya!”
“Apa
kamu mengenakan korset tak terlihat di pinggangmu?”
“Bahenol!
Pantatmu terlalu bahenol!”
“Anggota
masyarakat dengan kesenjangan yang besar!”
“Ada
dewi yang bersemayam di tengkuk lehermu!”
“Wahai
dunia, inilah yang namanya paha!!!”
“Bagaimana
kamu bisa menopang dada besar dengan pinggang yang selangsing itu?”
“Coba
tebak, apa namanya langit-langit dan lantainya megah serta pilar-pilarnya tidak
bisa diandalkan!”
““““Namanya
Kujou Alisa!!!”””
“Aku
mohon kepada kalian, tolong hentikan!!!”
Tangisan
sedih Alisa menggema di ruangan sempit itu saat dia disemangati oleh
sorak-sorai yang sangat personal dan unik.
….Setelah
itu, setelah melakukan beberapa kali berpose dalam keadaan pasrah, Alisa
disuruh berganti kostum elf. Dalam prosesnya, beberapa anggota klub kerajinan
tangan dipanggil, tapi....dia percaya kalau itu mungkin tidak ada masalah.
Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya