Chapter 27 — Bonus SS Volume 7 — Bunny Panic
“Kalau begitu,
kalian berarti akan sepenuhnya membantu mengenai kostum, ya?”
Suatu hari di
bulan Oktober. Maria datang mengunjungi klub kerajinan untuk berkonsultasi
mengenai lomba kostum dalam rangka membantu panitia festival olahraga.
“Ya, tentu saja. Kami
juga akan membantu dalam hal pemakaian kostum.”
“Itu sangat
membantu~”
Maria
mengesampingkan suasana lembutnya yang biasa di rapat OSIS dan menjalankan
tugasnya dengan serius sambil tersenyum tenang. Kemudian, ketua klub kerajinan
tangan yang selama ini berbicara serius, mulai menatapnya dengan tatapan
berbinar-binar.
“Jadi.... Aku
ingin meminta sesuatu pada Kujou-san untuk membantu, apa kamu punya sedikit waktu?”
“Eh? Ya, mau
meminta apa?”
“Di dalam klub
kerajinan kami, ada lebih dari seratus kostum untuk pria dan wanita. Dari situ,
aku ingin kamu memilihkan kostum yang sesuai untuk lomba kostum.”
“Eh, itu...”
Setelah berpikir
sejenak, Maria bertanya dengan tangan di samping mulutnya seolah sedang
membicarakan rahasia.
“Maksudnya dalam
tingkat keterbukaan...?”
“Memang ada
alasan itu juga, tapi maksudnya lebih terhadap kemudahan mengganti kostum...
Pada dasarnya, meskipun kami di dalam klub tahu cara menggantinya, mungkin
orang luar tidak tahu cara menggantinya. Apa orang luar bisa langsung tahu cara
menggantinya? Jika bisa, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengganti
kostum? Kami tidak bisa mengetahuinya tanpa membiarkan orang luar mencobanya.”
“Begitu ya...”
Maria mengangguk
memahami penjelasan ketua klub. Setelah memeriksa jadwalnya dalam pikirannya,
dia mengangguk.
“Baiklah. Aku
bisa membantu kalian jika cuma sekitar empat puluh menit.”
“Benarkah? Itu
sangat membantu.”
Ketua klub
tersenyum, sementara di belakangnya, anggota klub kerajinan yang mendengarkan
diam-diam memberikan tanda kemenangan secara serentak.
◇◇◇
“Baiklah, berapa
waktu yang didapat?”
“Lima menit tujuh
belas detik.”
“Ah~ memang
terlalu lama, meskipun kita menambahkan bantuan, ini agak..."
“Betul sekali.
Sebenarnya, kita juga memerlukan waktu untuk melepas pakaian olahraga di sini.”
“Kalau begitu, sangat
disayangkan, tapi kostum ini tidak diterima... Oh, Kujou-san, bisakah kamu
melepasnya?”
“Baik~”
“Kalau begitu,
berikutnya yang ini...”
Anggota klub
kerajinan dengan serius melakukan pemilihan kostum. Namun, di dalam hati
mereka, semua orang jauh dari merasa tenang. Sementara itu, banyak anggota yang
mengawasi Maria yang telah melepas kostum dan hanya mengenakan pakaian dalam
dengan penuh rasa penasaran. Dalam hati mereka, hampir semua memiliki satu
pemikiran yang sama.
“““In-Ini sih...
si penyihir dengan tubuh sempurna...””””
Di klub kerajinan
ini, mereka menyebut Alisa dengan penuh rasa hormat sebagai Dewi Gaya. Dengan
bentuk tubuh yang sempurna, di mana semua bagian terlihat proporsional, mereka
mulai memanggilnya demikian.
Namun... tentang
kakaknya, Maria.
““““......”””””
Terdengar
suara menelan ludah dari suatu tempat. Meskipun mereka sesama perempuan, reaksi
itu muncul karena proporsi tubuh Maria yang menakjubkan. Dengan wajah lembut
seperti Perawan Maria, tubuhnya dipenuhi aura memikat yang dapat membuat para
pria menggila.
Setiap
kali dia berganti pakaian, dadanya dan pinggulnya yang bertubuh indah bergoyang
dan memancarkan keberadaan yang mengerikan. Lekukan pinggangnya yang anggun. Di
mana pun kamu menyentuhnya, hal itu tidak memberikan kesan kendur sama sekali.
Aura mistis yang terpancar dari seluruh tubuhnya, mengikis kerasionalan para
anggota klub kerajinan tangan di ruangan tertutup ini.
“Maaf,
apa kamu bisa membantuku menutup risleting di belakang~...?”
“Ah,
baik.”
Anggota
klub berjalan mendekat setelah diminta oleh Maria, dan dia dengan hati-hati
mendekatinya untuk menutup ritsleting, berusaha agar tidak menyentuh tubuhnya.
Sebenarnya, rencana awalnya adalah membantu Maria berganti pakaian dengan cepat
dan mengukur waktu terbaik. Tapi, mereka tidak bisa melakukannya. Karena semua
orang di sana meyakini bahwa begitu mereka menyentuh tubuh Maria, kewarasan
mereka akan lenyap seketika. Dan jika hanya satu orang yang kehilangan
kewarasan, saat itu juga semua akan berubah menjadi binatang buas dan menerjang
Maria.
(Aura mistis yang mengerikan ini... Benar-benar tingkat
kecantikan yang dapat menjatuhkan negara. Penyihir kecantikan...)
Meskipun
mereka memandang gadis tercantik sedang memakai kostum, tapi tidak ada
antusiasme di sini. Keheningan yang tidak wajar di dalam ruangan ini justru
menunjukkan keanehan suasana di sini. Entah mereka menyadari hal itu atau
tidak.
“Maaf,
sepertinya sudah saatnya...”
Saat
Maria melihat jam, suasana di ruang klub langsung terasa tegang. Lalu para
anggota saling bertukar pandang untuk berkomunikasi.
'Ba-Bagaimana ini? Sepertinya kita hanya menyuruhnya memakai
pakaian biasa-biasa saja...'
'Aku tidak tahu kapan model semacam ini akan muncul lagi, jadi
sebaiknya kita bujuk dia untuk mencoba kostum yang lebih berani'
'Tolong tunggu sebentar! Aku tidak yakin apa aku bisa
mempertahankan kewarasanku lebih dari ini!'
Bisa
dibilang, mereka semua dilanda dilema nafsu. Jika mundur, tidak akan dapat
apa-apa, tapi jika mereka bertindak terlalu jauh, mereka bisa kehilangan akal
sehat dan mati secara sosial. Siapa yang berani melangkah maju dan melakukannya
seberapa jauh? Melihat para anggotanya saling memperhatikan satu sama lain,
ketua klub kerajinan tangan akhirnya melangkah maju.
“Kujou-san,
apa kamu bisa mencoba satu kostum lagi untuk yang terakhir kalinya?”
“E-eh,
baiklah, kalau cuma satu lagi.”
“Terima
kasih. Silakan ke sini.”
Setelah
berkata demikian, ketua klub mengajak Maria ke dalam ruangan penyimpanan di
samping ruang klub. Setelah mereka menghilang di balik pintu, terdengar suara
Maria yang penuh kecemasan, “Eh, ini? Apa aku harus melepas pakaian dalamku
juga...?” Lalu ketua klub kembali, dan melihat anggotanya satu per satu dengan ekspresi
serius.
“Kalian
semua...bersiaplah untuk kejutan.”
“““““!?””””
Suasana
tegang memenuhi ruangan. Ada beberapa dari mereka yang melantunkan sutra, ada
juga yang mengingat bilangan prima, dan bahkan ada beberapa dari mereka yang
mengingat adegan favorit dari koleksi manga BL mereka demi menenangkan diri.
Di
tengah-tengah seluruh anggota klub kerajinan tangan yang memperhatikan dengan
penuh nafsu, dari celah pintu yang sedikit terbuka, tiba-tiba muncul sepasang
telinga kelinci putih. Lalu disusul Nona Kelinci yang pakaiannya terlalu
terbuka, keluar dengan ragu-ragu sambil menutupi tubuhnya dengan tangan.
“A-Ano~...
Kurasa ini mungkin terlalu berlebihan...”
Melihat
Maria yang tersenyum malu-malu, akal sehat seluruh anggota klub langsung hancur
seketika.
Dan
tepat saat anggota klub yang sudah berubah menjadi binatang akan menyerbu
Maria.....
Tok, tok
Terdengar
bunyi ketukan pintu, kemudian diikuti dengan....
“Loh, dikunci... Hei~ hei~ anggota klub kerajinan tangan!
Kalian sudah dikepung. Lepaskan sandera dengan tenang. Kami punya kuncinya.”
“Tidak, ini bukan kasus penyanderaan kali?!”
Beberapa
anggota klub kerajinan tangan dengan cepat sadar kembali ketika mendengar dua
suara tersebut. Tapi, ada beberapa anggota yang lain masih tak terkendali...
“Eh,
kyaa!”
“Ayo serbu!”
Suara
jeritan Maria langsung ditanggapi dengan komando Elena.
Kemudian,
apa yang dilihat Masachika dan Elena saat mereka masuk adalah.....
“Grrrrr...
Graaaa!”
“Berhenti!
Berhenti! Hormati orangnya! Jangan asal sentuh!”
Anggota
klub yang berubah menjadi binatang buas mulai menyerang Maria. Sementara
anggota klub yang lain berusaha menghentikannya sekuat tenaga. Salah satu
anggota yang baru saja bisa mengendalikan dirinya berteriak ke arah Masachika.
“Kuze-shi,
ayo cepetan! Kami tidak bisa menahannya lebih lama lagi!”
Mendengar
kekhawatiran itu, Elena juga langsung bereaksi.
“Kuze-kun,
kamu harus segera mengamankan Maria-chan! Kamu bisa sembunyi dulu di ruang
penyimpanan!”
“Ba-Baik!”
Mengikuti
intruksi tersebut, Masachika langsung berlari mendekati Maria dan memeluknya,
lalu berlari menuju ke ruang penyimpanan.
“Elena-senpai
juga, ayo cepat kemari!”
Saat
Masachika memanggil Elena sambil mencoba melindungi jalan keluar, Elena
tiba-tiba menutup pintu ruang penyimpanan dengan senyuman tipis di wajahnya.
“!?
Kenapa...!”
“Mereka sudah tak terkendali lagi... Kalau tidak ada yang
menghentikan mereka di sini...”
“Ha-Hal
seperti itu!”
“Kuze-kun, tolong jaga baik-baik Maria-chan...”
“Elena-senpai!
Elena-senpa~~~i!”
Ketika
Masachika memanggil namanya, Elena tidak menjawab lagi. Yang terdengar hanya
suara geraman anggota klub kerajinan tangan yang telah kehilangan akal sehatnya
di balik pintu.
“Jangan-jangan...
bahkan Slit-paisen juga sudah...”
Ketika
Masachika masih dalam keadaan terkejut, tiba-tiba terdengar suara Elena yang
penuh tekad.
“Heh... Ayo saja. Aku takkan tumbang semudah itu... Aaah,
tidak, tidaaakkkkk~~~~~~~!!”
“Elena-senpaiiiii!”
Pintu
ruang penyimpanan berguncang-guncang dengan heboh, menandakan perlawanan gigih Elena.
Tapi seiring suaranya yang serak dan putus-putus, guncangan pintu pun perlahan
mereda. Masachika hanya bisa menunduk lesu di depan pintu yang kini tertutup.
“Kenapa
bisa jadi begini...”
Masachika
menggenggam erat tinjunya sampai-sampai mengeluarkan darah, tapi tiba-tiba
pundaknya ditepuk dari samping. Perlahan-lahan ia mendongak———lalu melihat
sesuatu yang besar sekali.
Dada
yang hanya tertutup sedikit di bagian yang tidak fatal. Paha montok yang
terpampang hingga ke area selangkangan. Di sana ia melihat ada penampilan Nona
Kelinci seksi dengan penampilan yang nyaris tidak tertutup sama sekali.
“.....”
“Duh~~~...”
Mendapat
reaksi tatapan kosong Masachika, Maria dengan malu-malu menggerakkan badannya,
lalu meletakkan jari di depan bibirnya.
【Jangan
beritahu yang lain, ya? 】
Ketika
Maria berkata “Sssttt~”, Masachika menjawab dengan wajah datar.
“Wajar
saja mereka jadi begitu.”
◇◇◇
Setelah
itu, keributan klub kerajinan tangan berhasil ditenangkan berkat bantuan
Chisaki yang bergegas datang.
Saat
Masachika keluar dari ruang penyimpanan yang sudah dipastikan aman, ia bisa
melihat ada beberapa anggota klub yang tergeletak tak berdaya. Dan di sana...
“Uhhhh~,
aku tidak bisa menjadi pengantin lagi...”
Entah
kenapa, Elena duduk termenung sambil menangis tersedu-sedu dengan memakai baju
zirah bikini. Masachika hanya bisa mengalihkan pandangannya tanpa berkata
apa-apa.
