Roshidere Jilid 9.5 Chapter 28 Bahasa Indonesia

Chapter 28 — Bonus SS Festival — Karyawan Animeido Bermimpi Menjadi Otaku Riaju

 

Namaku Satou Taro. Aku adalah seorang pegawai paruh waktu yang bekerja di toko anime, sebuah oasis bagi para otaku yang menjalani kehidupan keras. Aku menghabiskan masa-masa SMA-ku yang kelam sebagai otaku pada umumnya, tetapi setelah masuk universitas, aku bertekad untuk bertemu dengan gadis otaku cantik yang memahami hobiku. Siang dan malam, aku bekerja keras di toko anime ini.

(Oh, gadis itu…)

Pada saat itu, seorang gadis berkacamata yang pernah aku lihat beberapa kali datang mengunjungi toko. Kesan pertama yang kudapat darinya adalah seorang gadis cantik yang jutek dan berpenampilan serius. Persis seperti tipe ketua kelas pada umumnya.

(Ugh…)

Berbahaya. Seketika, trauma dari masa SMA ketika novel ringanku yang sedikit cabul disita oleh ketua kelas dan dia memandangku dengan tatapan jijik kembali muncul. Namun, tidak apa-apa. Karena dia juga datang ke toko ini, dia pasti sesama otaku. Dia tampak kesulitan karena tidak bisa menemukan buku yang dicari. Saatnya untuk melangkah maju. Aku harus mengatasi traumaku melalui pertemuan ini!

(Baiklah, ayo pergi!)

Setelah menguatkan tekadku, aku mulai melangkah menuju pertemuan takdir tersebut.

Umm—”

Sayacchi~~ bukannya ini yang kamu cari-cari?”

“Ah, Nono-chan. Terima kasih banyak, di mana kamu menemukannya?”

~~!?”

Begitu aku melangkah maju, aku langsung berbalik ketika melihat gadis pirang yang mendadak muncul dari balik rak buku. Tidak, ini memang tidak bisa dihindari. Otaku yang introvert tidak bisa mengalahkan gadis gyaru. Itu sama seperti masalah kecocokan elemen, seperti tipe api tidak bisa mengalahkan tipe air. Dia adalah gadis yang sangat cantik, tetapi mengajaknya berbicara merupakan tantangan yang terlalu sulit bagiku.

Di dalam dunia dua dimensi, ada gadis gyaru yang baik kepada otaku, tetapi meskipun mereka bersikap baik, otaku tidak memiliki kemampuan komunikasi yang cukup untuk berteman dengan gadis gyaru. Jika ada otaku yang bisa berteman dengan gadis cantik seperti itu, ia pasti adalah otaku yang disebut sebagai “otaku riaju” (otaku yang memiliki kehidupan sosial). Bagi kami otaku introvert, jenis seperti mereka justru lebih seperti musuh ketimbang rekan sesama otaku. Meledaklah sana.

(Huh, ya sudah… mungkin kali memang sedang tidak ada jodoh saja.)

Aku membisikkan pada diri sendiri dan segera pergi dari tempat itu, kembali merapikan rak buku dengan ekspresi wajah yang acuh tak acuh.

 

◇◇◇◇

 

“Permisi~”

“Ah, iya.”

Sekitar dua jam berlalu setelah gadis berkacamata dan gadis pirang pergi meninggalkan toko, aku mengangkat wajahku ketika dipanggil dan tidak bisa menahan senyumku. Di sana ada seorang gadis mungil dengan senyuman ceria. Dia adalah pelanggan tetap toko ini dan merupakan bidadari kecil yang juga tersenyum bahkan pada orang-orang introvert seperti diriku.

“Apa ada volume empat dari ‘Langganan Pacar Sewaan?” (TN: referesi dari Rental Girlfriend?)

“Ah, Rensuku ya. Tunggu sebentar ya.”

Setelah memeriksa stok di komputer, tampaknya pengisian rak buku belum sempat dilakukan. Aku mengambil stok dari laci di bawah rak buku dan memberikannya kepada gadis bidadari itu.

“Ini dia.

“Terima kasih banyak!”

Gadis bidadari mungil itu mengucapkan terima kasih sambil tersenyum cerah. Imutnya~~ gadis bidadari ini benar-benar bidadari. Namun, meskipun dia sangat lucu, aku tidak bisa mendekatinya. Karena, dari penampilannya, dia sepertinya masih kelas satu atau dua SMP. Meskipun anak SMA tidak masalah, tapi anak SMP jelas-jelas tidak boleh didekati.

“Eh, itu…?”

Tiba-tiba aku melihat keranjang belanja gadis bidadar dan menyadari bahwa sudah ada barang yang sama di dalamnya, aku pun secara tidak sadar mengerutkan dahi. “Apa ini untuk cadangan…?” pikirku, dan gadis bidadari itu menyadari tatapan aku dan tersenyum malu-malu.

“Ah, ini untuk Onii-chan ku.”

“Ah tidak, maafkan aku.”

Setelah meminta maaf karena mengungkapkan keraguanku, gadis bidadari itu berkata, “Tidak, tidak apa-apa,” dengan senyuman, lalu sekali lagi mengucapkan terima kasih sebelum menuju kasir. Dia benar-benar gadis yang baik… Semoga saja dia tetap seperti itu selamanya.

(Tapi, Onii-chan ya… Betapa beruntungnya laki-laki itu bisa memiliki adik perempuan yang imut dan memahami hobi otakunya, bikin iri saja.)

Aku benar-benar berpikir begitu. Aku juga ingin memiliki adik perempuan seperti itu. Siapa sih yang memiliki adik perempuan seimut itu?

Sambil melontarkan rasa iri dan dendamku kepada kakak si gadis bidadari yang tidak aku kenal, aku kembali bekerja.

 

◇◇◇◇

 

Sekitar satu jam setelah gadis bidadari pergi, aku terkejut ketika melihat seorang pelanggan wanita memasuki toko.

(Eh, ap-apa-apaan dia itu? Dia seolah-olah muncul dari dalam manga yang ada di sekitar sini, melintasi dimensi…!?)

Mau tak mau aku jadi berpikiran seperti itu karena gadis tersebut memiliki kecantikan yang jauh dari kenyataan. Dengan rambut perak dan mata biru yang misterius, serta tubuh yang proporsional, dia terlihat persis seperti heroine dari cerita fantasi dunia lain yang diimpikan semua otaku. Usianya… mungkin seumuran denganku atau sedikit lebih muda?

(Begitu ya, jadi jodohku memang ada di sini.)

Dia mungkin adalah seorang wisatawan asing yang mencintai budaya otaku Jepang. aku bisa merasakan hal itu dari penampilannya yang jelas tidak terbiasa saat melihat-lihat area dalam toko.

Gadis cantik asing yang mencari bantuan di negeri yang selalu diimpikan, di dalam toko anime yang diidam-idamkan. Dia diajak bicara oleh seorang pegawai yang baik, merasakan keindahan budaya Jepang, dan akhirnya kepercayaan terhadap pegawai yang baik itu berubah menjadi perasaan cinta──

(Benar, aku mulai bekerja di toko anime ini untuk bertemu dengannya.)

Menyadari nasibku, aku melangkah menuju heroine-ku. Sambil menahan detak jantungku yang berdebar-debar, aku mencoba berbicara dalam bahasa Inggris sekuat tenaga. 

May I help you?

“Ah, tidak, terima kasih. Tidak perlu repot-repot.

Dia sangat fasih berbahasa Jepang, sampai-sampai membuatku terkejut. 

Ah, begitu ya...

Kegembiraanku langsung menghilang dalam sekejap, hanya menyisakan rasa malu karena telah berbicara dengan bahasa Inggris yang payah

Namun, aku tidak boleh menyerah di sini. Kisah komedi romantisku masih jauh dari selesai! 

Jika Anda sedang mencari sesuatu, saya bisa membantu... 

Aku mencoba menawarkan bantuan dengan penuh semangat, dan gadis cantik berambut perak itu melirik ke arahku dengan sedikit wajah sungkan. Setelah beberapa detik berpikir, dia berkata pelan. 

Aku tidak tahu judulnya, hanya sampulnya saja...

...?

Aku memiringkan kepalaku karena tidak mengerti maksudnya... tetapi ketika melihat raut wajahnya yang sedikit memerah dan bermain-main dengan rambutnya, aku langsung paham. Ini adalah wajah seorang gadis yang ingin membaca karya yang dibaca oleh pacar atau cowok yang dia sukai

(Begitu rupanya. Sepertinya dia bukanlah jodohku.) 

Pahlawan dalam cerita dia pastilah seorang otaku riaju yang sangat populer. Aku hanyalah karakter sampingan. Tidak ada gambarnya sama sekali, hanya karakter latar biasa. Tapi... 

Tidak masalah. Jika Anda bisa memberitahu saya tentang gambaran sampulnya, saya pasti akan menemukannya.

Meskipun aku hanya karakter sampngan, aku bisa membantu sedikit dalam perjalanan cinta sang heroine. Dan suatu hari, semoga seorang heroine yang luar biasa juga akan muncul untukku... Untuk saat ini, aku akan mengutuk otaku riaju populer yang disukainya. Yup.

 

◇◇◇◇

 

Silakan yang berikutnya~

Sekitar satu jam setelah menunjukkan keseriusanku kepada gadis cantik berambut perak, seorang remaja laki-laki yang tampaknya siswa SMA datang ke depan kasir tempatku bertugas. Penampilannya tidak memiliki ciri khas yang menonjol. Ia terlihat seperti remaja biasa yang bisa ditemui di mana saja. 

Namun... ketika aku melihat light novel yang diletakkannya di kasir, aku terkejut dalam hati. 

(O-Orang ini, ia membawa light novel dengan sampul yang sangat cabul, hanya satu buku...!?) 

Di sampulnya, ada seorang protagonis pria dengan senyuman arogan dan dua gadis cantik setengah telanjang yang dipeluknya. Ini adalah karya fantasi dunia lain yang sedikit ekstrem dan cukup populer, tetapi sampulnya terlalu erotis untuk dilihat orang lain. Jika itu aku, aku akan menyelipkan buku itu di antara buku lain untuk menyamarkannya saat membawanya ke meja kasir

(Ta-Tapi ia justru membawa langsung satu novel itu sendiri...!? Ku-Kuat...!!) 

Meski diam-diam aku merasa ngeri, tapi aku merasakan empati di suatu tempat. Dilihat dari tingkah lakunya yang penuh percaya diri ini, remaja ini tampaknya adalah seorang pria yang sudah meninggalkan kenyataan dan hidup di dalam dunia dua dimensi. Dengan kata lain... ia sama seperti diriku yang dulu. 

Terima kasih telah menyiapkan kartu poin.

Aku menerima kartu poin dari remaja itu dan memeriksa nama yang tertulis di belakangnya. 

(Kuze, Masachika... ya. Hm, apa dirinya juga akan menjadi seperti aku suatu hari nanti...?) 

Aku melihat remaja itu pergi sembari merasakan perasaan aneh seperti itu. Semoga saja dirinya bisa beruntung, sebagai sesama yang hidup di dunia dua dimensi.

 

 


Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama