MrJazsohanisharma

[LN] Saijou no Osewa Jilid 7 Bab SS Bahasa Indonesia

 Bab SS — Perkembangan Narika

 

Peristiwa itu terjadi saat aku masih berusia sepuluh tahun ketika aku menginap di rumah keluarga Miyakojima.

Ketika aku pertama kali bertemu dengan Narika, dia memanggilku dengan panggilan “dasar lemah banget! tetapi entah bagaimana kami menjadi akrab, dan kami semakin sering menghabiskan waktu bersama di kamar yang sama.

Suatu pagi.

Umm,

Aku terbangun di atas kasur dan memanggil Narika yang tidur di sampingku.

“Sekarang sudah pagi.

Narika sering terlambat bangun, jadi aku diminta oleh Otsuko-san untuk membangunkannya ketika pagi tiba... Aku pun menggoyang tubuh Narika dengan lembut.

Namun,

Munya...

Narika tidur dengan nyaman, dan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

Karena aku adalah tamu dan mungkin ibuku merepotkan mereka, aku tidak ingin merepotkan keluarga Miyakojima lebih jauh.

Jadi, aku pun berteriak keras.

“Sekarang sudah pagi!

Kemudian, Narika berbalik dengan wajah tidak senang.

Tidak mau... aku mau tidur...

Tidak boleh. Kamu akan terlambat untuk sarapan.

Kalau bilang mau tidur... ya tidur...

Ketika aku berusaha membangunkannya dengan menggoyang tubuhnya, tiba-tiba Narika menarik lenganku.

Wah!?

Aku pikir dia akan menarikku ke dalam selimut, tapi bukan begitu yang terjadi.

Narika, dalam keadaan setengah tidur, dan dengan gerakan yang sangat terampil, mengunci lenganku dengan teknik armbar.

Aduh... Ak-Aku nyerah...!

Munya-munya...

Adududuh...!? Tolong... siapa saja, tolong aku...!!”

Rasanya sangat sakit, jadi aku tanpa sadar memanggil bantuan. Setelah beberapa saat, kekuatan Narika mulai melonggar, jadi aku memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri.

Melihat Narika yang tidur nyenyak, aku merasakan ketakutan.

(…Bagaimana caraku untuk membangunkannya?)

Jika aku mendekat sembarangan, aku pasti akan dijepit lagi. …Dia benar-benar ahli. Mirip seperti ahli kungfu mabuk, tapi yang ini versi tidurnya.

Kalau begitu—aku harus mencoba mendekat tanpa terdeteksi.

Aku membungkuk dan perlahan-lahan bergerak ke sisi seberang, lalu cepat-cepat mendekati Narika.

Dan untuk membangunkan Narika, aku mencoba menggoyang kepalanya—.

Munya...

Ugh...!?

Tangan Narika dengan cepat meraih kerah bajuku. Aku sudah terjebak. Dalam sekejap, aku menyadari bahwa rencanaku gagal dan segera mundur.

—Cepat sekali.

Apa tadi itu teknik tusukan satu tangan, ya...?

Dia bahkan menggunakan teknik penguncian dan tusukan...!!

(Kalau begitu...)

Bagaimana jika aku mencoba membangunkannya langsung dari atas?

Aku berdiri dan berusaha menangkap kerah Narika yang tertidur nyenyak.

Namun, sesaat kemudian, Narika dengan kecepatan luar biasa membuka kedua kakinya dan menangkap leher serta lenganku.

“Mustahil!?

Ini teknik triangle choke—!?

Gadis ini sudah mempersiapkan diri untuk serangan dari segala arah...!!

Apa dia sedang berusaha menjadi ahli teknik tidur? Teknik tidur bukan berarti teknik yang dilakukan saat tidur, lho.

(Gawat... aku akan terjatuh...)

Sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal aneh.

Kesadaranku mulai kabur. Sesuatu yang berbeda dari rasa kantuk... sesuatu yang bukan rasa ngantuk membuat kepalaku terasa berat.

Jika aku pingsan seperti ini, mungkin mereka akan mengira aku hanya terlambat bangun... Aku tidak mau, padahal aku sudah bangun dengan baik.

Sambil berpikir seperti itu, aku melihat ke depan—dan tatapanku bertemu dengan Narika.

Narika membuka matanya yang bulat lebar dan berkata,

…Apa yang sedang kamu lakukan?

………………Seharusnya aku yang bertanya begitu.

Mau dilihat dari sudut pandang manapun, kelas-jelas akulah yang terjepit.

Maaf... aku setengah tidur dan menggunakan teknik...

Ternyata dia benar-benar setengah tidur.

Sebenarnya, aku berpikir dia hanya berpura-pura tidur padahal sudah bangun...

Apa kamu biasa kesulitan bangun pagi?

Bukan begitu, tapi...

Narika membuka mulutnya dengan sedikit ragu.

Latihan pagi dari ayahku... itu sangat ketat.

…Oh, jadi begitu.

Sepertinya, dia merasa keberatan untuk bangun pagi karena ketatnya latihan.

—Kemudian, Narika berhasil mengatasi ketegasan ayahnya dan mulai bersemangat untuk latihan pagi, dan pada akhirnya menjadi kuat di pagi hari... Namun, saat itu, aku tidak pernah membayangkan masa depan seperti itu.

Jadi... aku mau tidur lagi!

Tidak! Tidak boleh! Ayo bangun!

Jika dia tidur lagi, aku tidak akan bisa membangunkannya!

Aku tidak ingin lagi mengalami teknik tidur darinya. Aku berusaha keras meyakinkan Narika.

 

◆◆◆◆

 

Beberapa tahun kemudian sejak kejadian itu.

Aku menerima tawaran Narika yang ingin membalas budi atas bantuan dalam game manajemen, dan aku kembali menyambut pagi di rumah keluarga Miyakojima.

Narika, selamat pagi.

“Munyaa...?

Setelah beberapa kali memanggilnya, Narika akhirnya terbangun.

Itsuki... ada Itsuki...

H-Hey, apa kamu masih ngelindur?”

Narika bangkit dan mendekat ke arahku.

Ketika aku melihat Narika yang masih setengah tidur, aku jadi teringat masa lalu...

(…Dibandingkan dengan dulu, yang begini sudah lebih baik.)

Hanya dengan tidak menggunakan teknik tidur saja, aku merasa dia sudah banyak berkembang.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Lebih baru Lebih lama