MrJazsohanisharma

[LN] Saijou no Osewa Jilid 7 Epilog Bahasa Indonesia

Epilog

 

Setelah memutuskan panggilan telepon, aku memasukkan smartphone-ku ke dalam saku. 

“Fyuh...

Karena Takuma-san terlihat sibuk, jadi aku hanya menyampaikan terima kasih dengan singkat, tetapi sepertinya penilaian yang sebenarnya akan diberikan nanti. Karena ini mengenai Takuma-san, ia pasti akan memberi kritik yang pedas namun bermanfaat. Bagiku, game manajemen ini terus berlanjut hingga saat itu. 

Setelah berpamitan dan berpisah dengan Hinako, aku menghabiskan waktu sekitar tiga puluh menit di kafe. 

...Kurasa sudah waktunya. 

Aku kembali ke gedung sekolah dan menuju ruang kelas. 

Saat aku berjalan menyusuri koridor, aku melihat sosok yang kucari di depanku

Narika.”

Itsuki!

Dia juga hampir bersamaan menyadari kehadiranku. 

Aku harus memuji Narika hari ini. Dia telah berusaha keras untuk membantu Hinako. Tidak hanya merancang rencana untuk berpartisipasi di industri motorsport, tetapi dia juga berhasil meyakinkan Hinako dalam pertemuan. Tentu saja, aku juga membantunya, tetapi semua prestasi ini berkat ide dan keberanian Narika.

Aku ingin memberi pujian padanya. Itulah sebabnya aku kembali ke gedung sekolah. 

Narika. Selamat untuk Penghargaan Usaha Barumu

Kamu luar biasa, Itsuki! Kamu mendapatkan peringkat pertama dan penghargaan konsultan!

Ketika aku sudah bersiap-siap untuk memujinya, Narika justru lebih cepat memujiku. 

...Aku terkejut.

Setelah mencapai prestasi besar, hal pertama yang keluar dari mulutnya adalah pujian untukku.

Hal tersebut sangat khas dari Narika. 

Terima kasih. Sepertinya kamu dikelilingi oleh teman-teman sekelasmu, tetapi apa kamu sudah baik-baik saja?

Ah, ya. ...Ngomong-ngomong, kenapa kamu bisa ada di sini, Itsuki? Apa perjamuan tehnya sudah selesai?

Perjamuan teh akan diadakan pada Senin sore. Apa kamu akan datang?

Tentu saja!

Narika menjawab dengan gembira.

Sebenarnya, dia pasti sangat ingin ikut. 

Sekali lagi... Terima kasih, Narika. Kamu telah menghasilkan hasil yang baik. 

Semuanya berkat Itsuki. Terima kasih banyak karena sudah membantuku.

Narika menatap mataku dengan serius saat dia berkata demikian.

...Kira-kira kenapa ya? 

Aku merasa kalau sepertinya Narika sudah menjadi lebih percaya diri dari sebelumnya. 

Biasanya, dia akan terlihat sedikit malu dan gelisah... 

Ada apa, Itsuki?

Tidak, aku hanya merasa bahwa hari ini kamu lebih percaya diri dari biasanya, Narika. Apa ada sesuatu yang terjadi? 

Uhmm... yah, begitulah. Kemarin, saat aku melakukan presentasi di depan Konohana-san, aku memikirkan banyak hal. Sepertinya aku menemukan cara untuk bersikap percaya diri...

Narika menjawab sambil berpikir, seolah-olah merasa kesulitan untuk mengungkapkannya dengan kata-kata. 

“Umm, permisi, Miyakojima-san!

Pada saat itu, seorang gadis bertubuh mungil berlari mendekat dari ujung koridor. 

Dia bukan kenalanku, dan.... sepertinya juga bukan kenalan Narika. Narika menyapa siswi yang berlari mendekat dengan heran. 

Ehm, ada apa ya?

Ma-Maaf, kalau aku tiba-tiba memanggilmu. Keluargaku menjalankan toko perlengkapan olahraga yang sama dengan Miyakojima-san, apa kira-kira kamu bersedia memberikan saran padaku?

Tentu saja, tetapi... apa kamu tidak keberatan kalau aku yang memberi saran?

Ya! Miyakojima-san memiliki nilai permainan manajemen yang sangat tinggi, dan presentasimu dengan Konohana-san kemarin juga... sangat mengesankan!

Narika tampak tertegun dengan pujian yang langsung dilontarkan gadis itu.

Wajahnya sekejap melunak karena senang, tetapi dia segera menegaskannya kembali.

Terima kasih. ...Tentang saran itu, apa boleh aku kirimkan melalui email saja? Aku berpikir untuk pulang segera...

"Ti-Tidak masalah! Aku akan memberitahukan kontak emailku!

Gadis itu dengan cepat menuliskan alamat email di buku catatan dan memberikan halaman yang dirobek itu kepada Narika. 

“Ka-Kalau begitu, aku permisi dulu!

Gadis itu membungkuk dalam-dalam dan mencoba pergi. Sepertinya dia masih tegang. Karena gadis itu mulai berjalan dengan canggung— 

—Hya!?

Oops.

Narika dengan cepat menahan tubuh gadis yang tersandung di tempat yang tidak ada apa-apa. 

Narika tersenyum pahit sambil memegang gadis itu. 

Maaf. Wajahku yang menakutkan sering membuat orang tegang.

Ti-Tidak, itu bukan salah Miyakojima-san...

Mata gadis itu mulai berkaca-kaca.

Jika itu Narika yang biasa, dia pasti akan merasa sedih karena telah membuat orang lain merasa tegang hanya karena wajahnya yang menakutkan. 

Namun, Narika hari ini terlihat berbeda. 

“Sebisa mungkin aku ingin kamu tidak salah paham. ...Aku hanya ingin berteman denganmu.

Saat Narika mengatakan itu.... wajah gadis itu tiba-tiba memerah seperti meletus. 

Y-Ya...

Gadis itu mengangguk sembari memasang wajah yang tampak sedikit terpesona. 

Gadis itu pergi dengan mengambil langkah kecil.

Aku mengalihkan pandangan dari punggung gadis itu dan menatap Narika.

...Kamu sudah banyak berubah, ya.

"Sejujurnya, aku berusaha sebaik mungkin. Saat ini aku masih merasa canggung, tetapi aku ingin menjadikannya nyata.

Sepertinya hal itu bukanlah bohong bahwa dia telah menemukan cara untuk bersikap percaya diri.

Namun... aku melihat lagi ke arah gadis yang pergi menjauh itu

Gadis itu berjalan sangat pelan dan sering kali menoleh ke arah Narika— 

Miyakojima... Onee-sama.

Di mata gadis itu yang menatap Narika, terlihat hati yang penuh rasa ingin tahu. 

...Apa dia sedang terbangun dari sesuatu? 

Entah bagaimana, aku merasa Narika akan menjadi populer dengan cara yang berbeda dibandingkan Hinako dan Tennouji-san. Mungkin dia sendiri tidak menyadarinya... tetapi aku tidak ingin berkomentar, jadi aku akan tetap diam. 

Itsuki, apa kamu ingin mencalonkan diri untuk menjadi OSIS?

Narika tiba-tiba bertanya demikian

Ya. Tapi pemilihannya baru akan diadakan dua bulan lagi, jadi kupikir aku akan bersantai sebentar.

Itu bagus. Mengistirahatkan diri juga hal yang penting. 

Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS di Akademi Kekaisaran berlangsung pada bulan Desember. 

Setelah permainan manajemen berakhir, tanpa sadar waktunya sudah pertengahan Oktober. Meskipun begitu, masih ada waktu sebelum pemilihan, jadi aku ingin menenangkan pikiran sedikit. 

Merubah diri sendiri itu menyenangkan.

Narika bergumam. 

“Rasanya cukup sulit dan aku masih belum terbiasa, tetapi sangat memuaskan. Aku merasa jika aku terus melakukannya, aku akan mendapatkan kekuatan sejati.”

Setelah pertemuan kemarin, sepertinya Narika menyadari suatu nilai penting. 

Aku merasa bahwa Narika yang sekarang tampak sangat yakin dengan jalan yang harus diambilnya. 

Jadi, Itsuki. Aku juga berpikir untuk mencalonkan diri sebagai ketua OSIS.

………………Eh?

Aku terbelalak kaget dengan perkataannya yang sangat mengejutkan. 

Aku tahu itu sembrono. Tapi, hal yang aku butuhkan sekarang adalah tantangan seperti ini.

...Sepertinya dia serius. 

Saat aku masih terdiam, Narika mengerucutkan bibirnya. 

“Hmph... ada apa, Itsuki? Apa kamu tidak akan mendukungku?

Ah, ya, tentu saja aku akan mendukungmu... tapi ini terlalu mengejutkan, jadi aku belum bisa mencerna semuanya...

“Bisa dibilang, ini adalah tantangan yang tidak biasa bagiku. Jika demikian, itu semakin berharga untuk dicoba.

Aku ingin mengatakan bahwa dia tidak perlu memaksakan diri, tetapi melihat senyum penuh percaya diri di wajah Narika, rasanya dia tidak sedang memaksakan diri. 

Ini bukan karena terburu-buru atau ide yang muncul begitu saja. Dia tampaknya telah mempertimbangkan dengan matang dan mengambil keputusan dengan rasional. 

Namun, jika memang itu yang terjadi... 

(...Aku harus mendukung siapa, Tennouji-san atau Narika...?) 

Jika dia tidak hanya ingin menjadi anggota biasa saja tetapi mencalonkan diri sebagai ketua, dia pasti akan bersaing dengan Tennouji-san. 

Saat itu, siapa yang harus aku dukung?

“Terima kasih banyak, Itsuki.

Narika menatapku dengan serius dan berkata. 

Kemarin, aku mengetahui sesuatu yang penting. Itu semua berkat dirimu, Itsuki.

Mungkin karena cahaya senja, wajah Narika tampak sedikit memerah. 

Aku tidak bisa melakukan ini sendirian. Tapi, jika ada seseorang yang bisa aku percayai di sampingku, aku bisa bersikap percaya diri seperti ini. ...Jadi, itulah sebabnya kamu memang sangat penting dan spesial bagiku, Itsuki. 

Setelah mengatakan itu, Narika melangkah lebih dekat padaku. 

Dia terus mendekatkan wajahnya padaku— 

 

Lalu ada sesuatu yang lembut menyentuh pipiku. 

 

Hah? Eh? Narika...!?

~~~~~!!

Di hadapanku, aku bisa melihat dengan jelas wajah Narika yang merah merona. 

Narika menahan air mata di sudut matanya karena menahan rasa malu dan mundur selangkah sambil menutupi bibirnya. 

Ak-Aku tidak akan bertanya tentang jawabannya sekarang! Tapi, semuanya sudah terlambat jika kamu menyesalinya!

Narika menunjuk ke arahku saat dia berkata. 

“Karena orang yang menyuruhku untuk melakukannya dengan sepenuh hati adalah kamu sendiri—Itsuki!!

Setelah berteriak seperti itu, Narika berlari pergi dengan kecepatan luar biasa. Tidak ada seorang pun orang di akademi ini yang bisa mengejar Narika yang mulai berlari dengan serius.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Lebih baru Lebih lama