Ojou-sama no Yousu ga Okashii Volume 1 Chapter Bonus 2 Bahasa Indonesia

 

Chapter Bonus — Bagaimana Jika Hoshine Melayani Eito?

 

 

Bagaimana jika aku berada dalam posisi untuk melayani Eito?

Pada suatu sore yang tenang di hari libur, Ojou itu tiba-tiba bergumam begitu, seolah-olah ide tersebut baru saja terlintas di benaknya.

“Rasayna sulit membayangkan diriku tidak melayanimu, Ojou."

Aku tahu, kan? Sejujurnya, aku juga merasa sulit untuk membayangkannya. Tetapi bukannya itu hipotesis yang menarik? Menarik, bukan? Bagaimanapun, aku telah melakukannya. Lihatlah, 'Mesin Mimpi-Mimpi-Kesukaanmu'!

Tolong jangan mengumumkannya seolah-olah kamu baru saja selesai membuat model plastik.

“Bukannya begitu. Itu hanya produk sampingan dari tujuanku yang sebenarnya.

Dan tujuanmu yang sebenarnya itu apa...?

“Alat Pemicu Keberuntungan si Mesum.

Aku akan berpura-pura tidak mendengarnya.

Sebuah mesin yang memungkinkan seseorang memimpikan apa pun yang diinginkan terdengar seperti penemuan yang luar biasa, tetapi fakta bahwa itu hanyalah produk sampingan dari sesuatu yang absurd seperti Alat Pemicu Keberuntungan si Mesum merupakan sesuatu yang tragis. Benar-benar menggelikan. Dan tunggu, apa dia masih mengerjakan benda itu?

 

Menurutku 'Mesin Mimpi-Mimpi-Kesukaanmu' akan lebih sulit dibuat daripada ‘Alat Pemicu Keberuntungan si Mesum’.

Kenyataan tidak selalu berjalan sesuai keinginanmu. Dibandingkan dengan itu, mengutak-atik otak justru lebih mudah.

Ojou, kamu mulai terdengar sangat marah.

Sembarangan saja kalau bicara. Dan menurutmu ini salah siapa, hmm? Siapa?

Kenapa aku yang mendapat tatapan menuduh itu? Aku tidak bisa menerima ini.

Baiklah, pokoknya, mari kita berbagi mimpi bersama. Mimpi yang didasarkan pada asumsi 'aku menjadi pembantu, dan Eito menjadi majikan’.

Jika itu atas perintahmu, Ojou, aku akan dengan senang hati menjadi sukarelawan sebagai subjek uji coba... tetapi kamu juga akan bergabung denganku, ‘kan?

Tentu saja, aku sudah membuat fitur yang memungkinkan banyak orang untuk mengalami mimpi yang sama.

Tunggu—apa dia baru saja dengan santai mengatakan sesuatu yang keterlaluan lagi? Aku seharusnya tidak terkejut lagi.

Kita akan tidur bersama. Di ranjang yang sama. Sekarang. Bersama. Aku benar-benar meniatkan itu—bersama.

Uh... baiklah... baiklah, kalau begitu.”

Mengapa dia begitu menekankan pada bersama?

Aku sudah mengintegrasikan mesin ke dalam ranjang ini, jadi yang harus kita lakukan hanyalah berbaring dan tertidur.

Aku mengerti itu, tapi Ojou yakin tidak apa-apa? Bagiku untuk mengganggu ranjangmu, Ojou?

Tentu saja. Benar sekali. Bahkan... mungkin lebih baik jika kau terbiasa dengan itu.

Terbiasa dengan itu?

Apa maksudnya dia berencana untuk membiarkanku memiliki ranjang ini dengan mesin yang terpasang di dalamnya? Tapi membiasakan diri dengan itu... Oh, begitu. Itu pasti cukup besar untuk dua orang tidur dengan nyaman. Jika dia memberikannya padaku, mungkin butuh waktu untuk merasa nyaman dengan ruang sebesar ini.

Kamu tidak perlu khawatir. Aku sudah dilatih untuk tidur di lingkungan manapun tidak peduli di mana tempatnya.”

Sekarang aku mengerti—kamu membuat kesalahpahaman konyol lagi, seperti biasa.

Kami berdua berbaring berdampingan di ranjang.

Ini terasa... aneh. Kami selalu bersama, tentu saja, tapi berbaring di ranjang yang sama? Ini baru yang pertama.

...............................

Ojou?

Aku benci mengakuinya, tapi ini mungkin cacat desain. Aku tidak bisa tidur seperti ini...

Benarkah? Sepertinya tempat tidur ini sangat nyaman bagiku.

Kenapa kamu bisa begitu tenang tentang ini?

Lagipula, sekarang waktu yang tepat untuk tidur siang.

...........

Rupanya, tanggapanku tidak menyenangkan baginya. Dia mulai memukul dadaku pelan dengan tinjunya. Tidak sakit—lembut, hampir seperti main-main, dan sedikit menggelitik.

Ugh... Aku akan tidur. Aku akan tidur. Begitu aku tidur, ini benar-benar akan menjadi mimpi yang jadi kenyataan...

Sambil bergumam pada dirinya sendiri, Ojou menutup matanya seolah meyakinkan dirinya untuk tertidur.

Rasanya sungguh menggemaskan melihatnya berusaha keras untuk tertidur.

Kehangatannya yang samar. Rambutnya yang panjang dan keemasan, sehalus dan berkilau seperti benang sutra.

Aku berusaha keras menahan rasa sakit yang membuatku ingin meraih dan menyentuhnya.

Selamat malam, Ojou. Mari kita bermimpi indah bersama.

Mengikuti arahannya, aku juga memejamkan mata, membiarkan kesadaranku tenggelam ke dalam dunia mimpi.

 

──────✧❅✦❅✧──────

 

Pembantuku adalah orang yang memiliki segalanya. (TN: Kembali kayak prolog :v)

Wah, lihat ini! Tendou-san kembali unggul di setiap mata pelajaran lagi dan mendapat juara pertama.

Peringkat teratas di kelas.

Bukannya dia baru-baru ini dilirik oleh klub tenis? Sesuatu tentang mengalahkan pemain tingkat nasional dalam pertandingan latihan.

Berbakat dalam bidang olahraga.

“Dengar-dengar katanya ada agensi bakat yang mencoba merekrutnya. Rupanya, dia bahkan mendapat tawaran iklan. Maksudku, dengan wajah dan bentuk tubuh yang membuat para idola malu, kurasa itu tidak mengherankan.

Paras cantik mempesona.

Dia itu pembantu keluarga Yagiri, kan?

Dia adalah tipe manusia sempurna yang benar-benar memiliki segalanya. Itulah pembantuku—Tendou Hoshine.

Selamat pagi, Eito-sama.

Selamat pagi, Hoshine.

Meskipun rumah tangga kami tidak memiliki aturan berpakaian yang ketat, Hoshine bersikeras mengenakan seragam pembantu. Tampaknya itu menjadi kebanggaan pribadi baginya.

Hari ini hari yang indah. Kurasa cuacanya akan sangat menyenangkan.

Ramalan cuaca mengatakan akan turun hujan sore ini...

Aku tidak yakin akan turun.

Hoshine punya insting yang luar biasa. Aku tidak pernah salah melihatnya sebelumnya. Kemungkinan besar, hujan memang tidak akan turun.

Intuisimu biasanya tepat, Hoshine. Aku akan mengingatnya.

Apa kamu mau secangkir teh lagi, Eito-sama?

Aku akan sangat menghargainya, terima kasih.

Dia mengisi ulang cangkirku yang kosong dengan teh hangat. Caranya selalu membawakan apa yang aku inginkan, tepat saat aku menginginkannya, pasti juga berkat instingnya yang luar biasa.

Hoshine, teh yang kamu buat selalu yang terbaik. Aku sudah mencoba membuatnya sendiri beberapa kali, tapi aku tidak bisa menandingi keahlianmu...

Fufufu, yah, itu memang profesiku.

Belum lagi, kamu sangat berbakat.

“Pujianmu terlalu berlebihan, Eito-sama.

Bahkan bintang-bintang pun tidak akan cukup untuk menghitung semua kata-kata yang bisa memuji kemampuanmu. Itu tidak berubah sejak kita masih anak-anak.

Hoshine selalu berbakat, bahkan saat masih anak-anak. Terkadang, aku merasa sedikit bersalah karena memonopolinya untuk diriku sendiri sebagai pembantuku.

Sekarang setelah kupikir-pikir, kita sudah menjadi anak SMA. Banyak yang telah berubah... terutama baru-baru ini. Aku benar-benar merasakannya.

“Memangnya ada sesuatu yang berubah?

Sebenarnya... aku pernah ditembak oleh seorang gadis dari kelas lain.

--- Prankkk! ---

Karena kaget, aku menoleh ke arah suara itu. Teko di tangan Hoshine telah tergelincir, pecah dengan keras saat jatuh ke lantai dan menumpahkan teh ke mana-mana.

Meski begitu, Hoshine tetap membeku, masih mempertahankan postur seolah-olah teko itu masih utuh. Seolah-olah waktu telah berhenti.

Hoshine!? Kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka?

“Jadi? Apa yang kamu lakukan?

Hah?

Aku bertanya, bagaimana tanggapanmu terhadap pengakuan itu?

Apa... ini? Walaupun wajah Hoshine tampak tersenyum, tetapi entah bagaimana, itu tidak terasa seperti tersenyum sama sekali.

Tentu saja aku menolaknya...

Benarkah?

Ya...

Kamu tidak berbohong, kan?

Tentu saja tidak.

................

................

...Begitu ya.

Hoshine mendesah pelan, bahunya kelihatan santai. Ah, bagus. Dia kembali menjadi dirinya yang biasa.

Hoshine, kamu yakin tidak terluka?

Tidak perlu khawatir. Yang lebih penting... Aku harus minta maaf.

Jangan khawatir tentang teko itu. Kamu jauh lebih penting.

...Meskipun begitu...

Apa?

Bagaimana pengakuan itu berkaitan dengan apa yang Eito-sama katakan tentang perubahan keadaan?

Oh, itu... Yah, maksudku, aku tidak pernah mendapat pengakuan sesering ini dalam waktu sesingkat ini sebelumnya...

--- Prankkk! ---

Tunggu sebentar.

Hoshine!? Apa kamu terluka? Apa tanganmu terkena sengatan air panas?

Itu sama sekali tidak penting sekarang.

Tidak, itu jelas-jelas sangat penting! Bagaimana dengan pecahan cangkir itu?

“Pecahan camgkit? Aku tinggal menendangnya saja.”

Tolong jangan lakukan itu, itu berbahaya!

Aku segera memanggil pembantu lain untuk membersihkan pecahan-pecahan itu. Hoshine jelas-jelas bertingkah sangat aneh sekarang.

...Jadi. Apa maksudmu dengan 'sering sekali' mendapat pengakuan cinta? Mau menjelaskan lebih lanjut?

"Hah? Maksudku persis seperti yang kukatakan. Ada rentang waktu di mana aku terus-menerus mendapat pengakuan cinta hari demi hari. Karena masih SMA, kurasa itu adalah pengalaman baru.

Kapan tepatnya itu?

Saat kamu sakit dan harus mengambil cuti.

Cih...! Waktu itu... aku lengah...!

Luar biasa. Aku belum pernah melihat Hoshine sepanik ini sebelumnya.

...Apa kamu menolak semua pengakuan cinta?

Ya. Rasanya memang sulit, tapi...

...Kenapa?

Alasannya... karena ada orang lain yang kusukai.

×!?

Hoshine, Hoshine. Bahasamu kacau.

Who does Eito like!? (TN: Dari sananya sudah bahasa Inggris)

Hampir. Bahasa Inggrismu lancar.

Si-Siapa yang disukai Eito-sama!?

Siapa yang kusuka, ya... Itu sudah diputuskan sejak lama.

“Kamu penasaran? Tentang siapa yang kusuka?

Te-Tentu saja!

Biasanya dia pembantu yang sempurna, tapi sekarang dia jelas gemetar.

...Imut sekali. Meskipun aku tahu aku tidak boleh, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menggodanya.

Ini petunjuknya: 'Seumuran denganku.'

...Terlalu banyak siswa yang mempersempitnya...!

'Rambut emas yang indah.'

Apa kita berbicara tentang seseorang dari luar negeri!? Tidak, itu juga bisa diwarnai...

'Mata seperti batu permata biru yang berkilau.'

Pasti seseorang dari luar negeri... Atau mungkin lensa kontak berwarna...?"

'Seorang pembantu.'

Seorang pembantu, seusia dengan Eito-sama, dengan rambut pirang dan mata biru... Yang tersisa hanya... aku...?

'Dan namanya Tendou Hoshine.'

Ya, Tendou Hoshine adalah... tunggu, apa?

Hoshine, yang beberapa saat lalu tampak gugup dan panik, tiba-tiba membeku di tempatnya.

Aku...?

Ya. Orang yang telah merebut hatiku selama ini... adalah kamu, Hoshine.

Akhirnya aku mengatakannya. Aku berencana untuk menunggu sampai aku lebih memperbaiki diri sebelum menyatakan perasaanku.

Tapi aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Perasaanku meluap-luap. Mungkin aku seharusnya menjalani pelatihan khusus untuk saat ini.

Tendou Hoshine.

Y-Ya...

Aku akan mengatakannya sekali lagi. Aku... jatuh cinta padamu――――

 

──────✧❅✦❅✧──────

 

“Rasanya seperti terbangun di bagian mimpi yang sangat indah!

Hal pertama yang keluar dari mulut Ojou setelah bangun adalah teriakan langsung dari jiwanya.

Hmm. Aku juga merasakan hal yang sama. Ada juga... rasa malu yang masih tersisa karena suatu alasan.

Ugh! Aku sangat marah pada diriku sendiri karena tidak mengingat detail sekecil apa pun dari mimpi itu!

Ya, itu mengejutkan. Walaupun kamu tahu kalau kamu bermimpi, tapi kamu tidak dapat mengingat apa pun tentangnya, tambahku.

Tapi itu sangat membuat frustrasi dan mengecewakan ketika aku bangun sehingga itu pasti mimpi yang luar biasa indah!

Tapi bukan berarti kamu mengingatnya.

Arrrghhh...!

Suara yang dikeluarkannya tidak menyerupai suara manusia apa pun. Itu lebih mirip dengan teriakan serangga aneh.

 

Meninggalkanku tergantung di saat yang paling penting setelah membangun begitu banyak antisipasi! Sungguh mesin yang kejam dan jahat! Aku ingin melihat wajah orang yang merancangnya!

Jika Ojou menginginkan cermin, aku bisa mengambilkannya untukmu.

Apa yang kamu lihat di sana mungkin adalah kecantikan jenius yang menakjubkan.

Pokoknya, Ojou itu tampak sangat frustrasi. Sambil berteriak tentang revisi dan perbaikan yang mendesak, dia mengalihkan perhatiannya ke beberapa data dan mulai melotot tajam.

(...Aku merasa kasihan padanya, tapi mau tak mau aku merasa lega.)

Mengetahui bahwa dia tidak dapat mengingat mimpinya membawa rasa lega yang tak terbantahkan ke dalam hatiku.

Mimpi hanyalah mimpi.

‘Perumpamaan’ hanyalah ‘perumpamaan’.

Mungkin mimpi itu, dan bahkan itu hanyalah perumpamaan, itu terlalu cepat untuk menjadi kenyataan.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama