Prolog
Pagi ini, aku melihat dedaunan musim gugur yang mulai berwarna merah.
Di taman
yang ada di kediaman keluarga Konohana, terdapat berbagai
tanaman yang dirawat dengan penuh perhatian,
namun daun-daun dari pohon yang berdiri tegak di
sudut pekarangan telah berubah menjadi merah. Meskipun musim
gugur belum sepenuhnya tiba, aku merasakan bahwa akhir musim gugur dan awal
musim dingin pasti sudah dekat.
Suasana
di akademi kekaisaran juga
tampak berubah, seperti halnya perubahan dalam
musim. Setelah permainan manajemen berakhir dan saat-saat kelelahan bagi para
siswa berlalu, kami kini menghadapi hari-hari yang sibuk untuk mempersiapkan
acara berikutnya.
“Tomonari-san!”
Sepulang sekolah. Tennouji-san masuk ke dalam ruang kelas dan memanggilku.
“Tolong
periksa poster dan selebaran yang telah dibuat
desuwa!”
“Baiklah.”
Tennouji-san langsung membentangkan poster
dan selebaran di atas meja.
“Hmmm... menurutku ini masih terlalu mencolok,
sepertinya lebih baik jika mengurangi jumlah warnanya.”
“Begitu
ya. Jika demikian, aku akan
segera memperbaikinya!”
Tennouji-san segera membawa poster dan
selebaran itu, lalu pergi
entah ke mana.
Pada saat
yang bersamaan, seorang siswi dengan rambut hitam yang
diikat dengan gaya sanggul masuk ke
dalam kelas.
“Itsuki!
Bisa kamu lihat ini sebentar?”
Narika menyebarkan poster dan selebaran di atas
meja.
“Hmm... masih ada terlalu banyak catatan, jadi menurutku lebih baik jika
dikurangi. Mari kita hilangkan tulisan yang terlalu rinci.”
“Dimengerti!
Tunggu sebentar!”
Narika
mengambil poster dan selebaran, menggunakan kakinya yang kuat, tanpa menoleh,
dia langsung keluar dari kelas.
Fyuh,
aku menghela napas.
Aku mulai
merasa sedikit lelah, tapi aku tidak ingin menunjukkan kelelahan di depan dua
orang yang berusaha lebih keras dariku.
Selama beberapa
hari terakhir, aku selalu menghabiskan waktu
setelah sekolah seperti ini. Hari ini saja, Tennouji-san
dan Narika sudah meminta konfirmasi poster untuk keenam kalinya. Dua kali saat
istirahat siang dan empat kali setelah sekolah, termasuk yang baru saja
terjadi. Jika keadaan seperti ini terus berlanjut,
mereka berdua pasti akan kembali lagi.
“Itsuki...
apa sepertinya ini masih akan memakan waktu?”
Hinako
berbicara padaku dengan
mode Ojou-sama nya yang sudah dinon-aktifkan. Sebelum aku menyadarinya, rupanya hanya ada aku dan Hinako di
kelas. Teman-teman sekelas yang lain
sudah pulang.
“Maaf.
Sepertinya masih butuh satu putaran lagi.”
“Aku
baik-baik saja. Jika Itsuki tidak keberatan... itu sudah cukup.”
Apa dia
khawatir padaku? Aku tersenyum tanpa suara, secara diam-diam menyampaikan bahwa
aku baik-baik saja.
Langit
yang terlihat dari jendela sudah menjadi senja. Semilir
angin mulai terasa semakin dingin,
dan matahari semakin cepat tenggelam. Mungkin ini adalah pertama kalinya aku
tinggal di akademi sampai waktu selama
ini, kecuali saat acara teh.
“Besok
sudah...”
“Ya.
Akhirnya akan dimulai.”
Tidak heran
jika Tennouji-san
dan Narika merasa terburu-buru.
Besok.
Dari besok, periode penting bagi mereka berdua akan dimulai.
Tidak...
ini juga periode penting bagiku.
Saat aku
mengumpulkan semangat, aku menyadari bahwa Hinako tampak sedikit malu.
“Hinako, kamu
kelihatannya sedang bersenang-senang. Aku mengira
kamu tidak menyukai acara
seperti ini...”
“Hehehe...
karena kali ini aku tidak terlibat.”
Hinako mendongak sambil tersenyum
lebar.
Apa itu
berarti dia benar-benar bisa menikmatinya
jika itu urusan orang lain?
“Lagipula,
jika salah satu dari mereka menjadi ketua OSIS... mungkin aku bisa lebih bebas
daripada sekarang.”
“...Yah,
memang benar, perhatian terhadap Hinako mungkin akan terbagi.”
“Hmm...
sepertinya papa akan marah.”
Entahlah,
aku tidak yakin dengan itu.
Kagen-san juga belakangan ini mulai
berubah...
“Bukannya itu akan terasa sepi jika
perhatian tidak lagi tertuju padamu?”
“Tidak
sama sekali.”
Dia langsung menjawab dengan cepat.
“...Tapi,
aku tidak suka jika Itsuki pergi ke orang lain.”
Aku cuma bsia tersenyum
pahit pada Hinako, yang menurunkan pandangannya karena cemas.
“Sudah kubilang jangan khawatir. Karena aku adalah pengurus Hinako.”
“Hmm...”
Aku tidak
memperhatikan Hinako hanya karena semua orang memperhatikannya.
Jadi,
meskipun semua orang tidak lagi memperhatikan Hinako, aku akan terus menjaga
Hinako. Meskipun sebenarnya aku merasa bahwa
masa depan di mana Hinako tidak menarik perhatian tidak
akan pernah datang.
“...Walaupun kamu bukan pengurus lagi.”
“Eh?”
Hinako
mengatakan sesuatu dengan suara kecil, jadi aku bertanya kembali.
“Aku
ingin Itsuki... terus melihatku—”
“—Aku
sudah memperbaikinya!”
Pintu
kelas dibuka dengan semangat.
Tennouji-san yang berjalan ke arah kami
melihat wajahku dan Hinako, lalu memiringkan
kepalanya.
“Eh? Ada
apa, kalian berdua?”
“Tidak
ada...”
Aku
melirik ke arah Hinako.
“Tidak
ada apa-apa, kok?”
Hinako
yang beralih ke mode Ojou-sama nya, tersenyum
dengan lembut.
Menjelang akhir bulan Oktober.
Akademi Kekaisaran akan mengadakan acara pemilihan ketua OSIS.
