[LN] Saijou no Osewa Jilid 9 Bab 1 Bagian 1 Bahasa Indonesia

Chapter 1 — Fraksi

Bagian 1

 

Masa pemilihan Ketua OSIS di Akademi Kekaisaran telah dimulai. Karena aku juga terlibat dalam pemilihan, aku sudah mempelajari aturan pemilihan dengan baik.

Pertama-tama, masa pemilihan berlangsung selama tiga belas hari, kecuali akhir pekan. Meskipun berlangsung selama tiga minggu, sehingga bisa dibilang waktunya cukup lama, jika dipikirkan sebagai periode untuk menentukan anggota OSIS yang akan memimpin calon pengusaha dan politisi masa depan, mungkin ini wajar. Calon ketua dapat melakukan kampanye pemilihan secara bebas selama tiga belas hari ini dan bersaing untuk mendapatkan suara dari seluruh siswa.

Pada hari pertama, setiap calon ketua OSIS biasanya memamerkan poster yang mereka buat sendiri dan mengumumkan janji-janji mereka. Sepertinya sering juga menggunakan selebaran. Lokasi pameran poster dan tempat untuk membagikan selebaran sudah ditentukan sebelumnya.

Hari ini, ketika aku masuk ke akademi seperti biasa, ada banyak siswa yang berkumpul di lantai satu gedung sekolah. Semua orang jelas menunggu poster yang dipamerkan oleh para calon ketua.

“Oh, Tomonari dan Konohana-san.”

“Kalian berdua, selamat pagi!”

Taisho dan Asahi-san menyapa kami ketika mereka menyadari keberadaan kami. Aku dan Hinako menjawab, “Selamat pagi,” dan mendekati mereka.

“Ada banyak sekali orang yang berkumpul ya.”

“Yah, karena tahun ini para calonnya sangat menarik sih.”

Ujar Taisho sambil mengarahkan pandangannya ke papan poster.

Ada tiga calon ketua OSIS. Dari ketiga calon tersebut, dua di antaranya adalah Tennouji Mirei dan Miyakojima Narika. Keduanya adalah tokoh terkenal di Akademi Kekaisaran yang setara dengan Hinako. Tennouji-san berasal dari keluarga yang sangat berpengaruh dan sebanding dengan Grup Konohana, sedangkan keluarga Narika juga merupakan salah satu yang terbesar di industri ini, ditambah lagi, baru-baru ini mereka sangat aktif di sekolah.

Karena aku telah menerima konsultasi tentang isi poster dari keduanya, jadi tidak ada gunanya untuk melihat poster tersebut lagi di sini, tetapi melihat pemandangan ada banyak orang yang memperhatikan poster yang mereka buat dengan sebagus mungkin merupakan sesuatu yang mengesankan.

(... Keduanya sudah jauh lebih baik dibandingkan saat pertama kali membuatnya.)

Aku merasa senang bahwa usaha mereka terbayar. Poster yang pertama kali dibuat oleh Tennouji-san terlihat sangat mencolok dan berlebihan, mirip seperti brosur diskon supermarket.... Aku senang dia mau mengubahnya.

Poster pertama yang dibuat oleh Narika terlalu banyak penjelasan, mencerminkan sifatnya yang terlalu khawatir, dan dan informasi tambahannya lebih banyak daripada isi utama. ... Aku juga senang dia sudah memperbaikinya.

Karena aku pernah bekerja di bidang konsultasi dalam permainan manajemen, sepertinya mereka berdua berkonsultasi denganku, tetapi jujur saja, aku juga tidak terlalu paham tentang kegiatan pemilihan begini. Jadi, aku berusaha mencari informasi dan memberikan saran secara objektif, tetapi ... yah, mungkin rasanya tidak buruk.

Saat aku mengangguk dengan tangan disilangkan di belakang kerumunan orang-orang, tiba-tiba....

“Tomonari-san!”

Tennouji-san berjalan mendekat sambil memanggilku dengan suara keras.

“Berkat dirimu, aku bisa membuat poster yang luar biasa!”

“Tidak, aku tidak melakukan sesuatu yang istimewa ...”

“Tolong jangan merendah begitu! Poster yang indah dan anggun ini benar-benar mencerminkan kepribadianku yang bersinar!”

Tennouji-san berkata demikian sambil melihat poster miliknya dengan senang hati.

Hinako dikenal sebagai Ojou-sama yang sempurna, tetapi Tennouji-san juga tak kalah sempurnanya. Tapi, hanya ada satu hal... keinginannya untuk menjadi seorang gadis terhormat tidak bisa ditahan. Rambut pirangnya dan cara bicaranya merupakan akibat dari itu.

Oleh karena itu, desain pertama posternya terlihat sangat mencolok, tapi aku merasa tidak baik jika menghilangkan kepribadiannya, jadi aku berusaha membuat suasana poster seanggun mungkin. Di paruh pertama permainan manajemen, aku pergi mengunjungi kedai teh yang elegan bersama Tennouji-san, jadi aku berusaha membuatnya terlihat seperti sesuatu yang bisa dipajang di tempat seperti itu.

“Umm, Tennouji-san! Semangat ya!

“Aku akan memberikan suaraku untuk Tennouji-san!

Siswa-siswa di sekitarnya menyuarakan dukungan mereka kepada Tennouji-san.

Terima kasih. Mulai besok aku akan melakukan pidato, jadi silakan dan mohon dengarkan!

Setelah mengucapkan terima kasih dengan baik, Tennouji-san pergi. Gulungan vertikal rambut pirangnya yang tergerai berkilau di bawah sinar matahari pagi, dan siswa-siswa terpesona melihatnya tanpa berkata-kata.

Itsuki!

Aku berbalik ketika namaku dipanggil lagi.

Narika mendekat ke arahku.

Terima kasih telah membantu hingga larut malam kemarin! Berkatmu, baik poster dan selebaranku mendapat tanggapan yang baik!

Begitu ya, syukurlah kalau begitu.

Sama seperti saat permainan manajemen, aku terkesan dengan ide-idemu, Itsuki. Tidak kusangka kemampuan kaligrafi bisa berguna di sini.

Narika melihat poster miliknya dengan penuh kekaguman.

Karena poster Tennouji-san dirancang untuk menonjolkan kepribadian, aku berpikir tentang bagaimana Narika juga bisa menunjukkan kepribadiannya. Kemudian aku mengingat bahwa Narika ahli dalam kaligrafi. Setelah berkonsultasi dengan guru wali kelasku, Fukushima-sensei, dia mengatakan bahwa poster bisa ditulis dengan cara apa pun, jadi aku menyarankan Narika untuk mencobanya dengan kuas.

Hasilnya, poster yang sangat mencolok pun selesai.

Janji-janji yang ditulis dengan indah membuat para siswa terpaku.

Miyakojima-san! Aku mendukungmu!

“Onee-sama! Aku pasti akan memberikan suaraku!

Siswa-siswa mendukung Narika.

Terima kasih. Umm, baiklah... aku akan berusaha untuk memenuhi harapan kalian!

Meskipun dia sedikit tertegun, Narika tidak merasa canggung meskipun terpapar di depan umum seperti sebelumnya.

Setelah Narika pergi, suasana di sekitar kami mulai sedikit tenang.

Dan kemudian—tatapan orang-orang di sekelilingku secara serentak tertuju padaku.

Ugh.

Aku mengerti. Apa yang ingin dikatakan semua orang sudah tersampaikan dengan jelas melalui tatapan mereka.

Kamu berada di pihak yang mana?

Aku belum bisa menemukan jawabannya.

Aku menuju ke dalam kelas sambil memegangi perutku karena sedikit nyeri.

 

◆◆◆◆

 

Haahhhhhh~~~~~~

Kamu jelas-jelas kelihatan sedang bimbang ya, Tomonari.

Saat aku menghela napas di dalam ruang kelas, Taisho dan Asahi-san datang menghampiriku.

Calon wakil ketuanya ada dua orang termasuk kamu, kan?

Sepertinya begitu. Karena belum ada informasi, jadi aku masih belum mengetahui tentang calon yang satunya lagi.

“Aku mendengar ada beberapa sedikit desas-desus. Aku mendengar kalau calon wakil lainnya berasal dari kelas satu?

Eh, masa?

Desas-desus itu belum sampai ke telingaku.

Siswa kelas satu mencalonkan diri sebagai wakil ketua... itu cukup ambisius.

Tai aku tidak bisa meremehkan hanya karena dirinya lebih muda. Justru, siswa kelas satu itu pasti memasuki akademi ini dengan cara yang sah, berbeda denganku. Secara jujur, aku pikir dia lebih unggul dariku.

Bagaimanapun juga, karena calonnya ada dua orang, Tomonari juga perlu memenangkan pemilihan, jadi penting juga untuk menentukan di pihak mana kamu berada.

…Ya.

Aku sedang bimbang menentukan hal itu.

Yang mencalonkan diri bukan hanya calon ketua. Posisi dalam OSIS terdiri dari ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris, dan urusan umum, dan jika ada beberapa kandidat untuk masing-masing posisi, mereka akan menjadi objek pemilihan.

Karena ada dua calon wakil ketua, termasuk aku, sepertinya aku juga harus aktif untuk meraih suara. Kali ini, aku juga terlibat secara langsung dalam pemilihan.

Kegiatan kampanye utama calon wakil ketua adalah mendukung calon ketua. Artinya, bergabung dengan orang yang kamu anggap akan menjadi ketua dan mendukungnya sebagai bawahan, tapi... alasan mengapa kegiatan ini seperti itu berkaitan dengan aturan pemilihan.

Pemilihan OSIS di Akademi Kekaisaran memberikan hak suara kepada seluruh siswa, tetapi ketua yang terpilih mendapatkan suara khusus yang disebut suara ketua. Suara ketua ini bernilai sepertiga dari total suara siswa.

Dengan kata lain, ketua yang terpilih lebih mudah memilih anggota OSIS.

Dan di Akademi Kekaisaran, ada kebiasaan di mana ketua yang terpilih memberikan suara ketuanya kepada calon wakil ketua yang telah membantunya.

Oleh karena itu, penting bagi calon wakil ketua untuk menentukan di pihak mana mereka berada.

Pemilihan OSIS di Akademi Kekaisaran tahun ini memiliki tiga kubu. Kubu Tennouji-san, kubu Narika, dan satu kubu orang ketiga yang belum pernah kulihat.

Singkatnya, kegiatan kampanye calon wakil ketua adalah—menemukan calon pemenang dari ketiga kubu tersebut dan mendukungnya.

Dengan memberikan dukungan, sebagai imbalannya, mereka akan mendapatkan suara ketua.

Tentu saja, hanya mengandalkan suara ketua saja tidak cukup, karena itu hanya sepertiga dari total suara, sehingga dua pertiga sisanya akan mengalir ke kandidat lain dan menyebabkan kekalahan. Oleh karena itu, aku harus menunjukkan banyak kontribusi sebagai pendukung kepada banyak siswa dan mendapatkan kepercayaan sebagai wakil ketua.

Aku mendukungmu. Aku akan memberikan suaraku padamu, Tomonari.

Terima kasih.

Aku merasa sangat berterima kasih atas dukungan tulus Taisho di tengah ketidakpastian ini.

“Kamu juga sama ‘kan, Asahi?

Taisho melihat ke arah Asahi yang berada di sebelahnya.

Namun, Asahi tampak berpikir dengan ekspresi yang agak rumit.

Asahi?

Eh? Ah, iya! Tentu saja, aku juga... lebih memilih Tomonari-kun.

Melihat sikap Asahi yang agak canggung, aku menghela napas pelan.

“Umm... kamu tidak perlu memaksakan diri untuk mendukungku, oke?”

Ti-Tidak, tidak! Aku benar-benar ingin mendukungmu! Aku juga akan memberikan suaraku untuk Tomonari-kun!

Meskipun begitu, sikapnya terlihat aneh...

Namun, pada saat aku berpikir mungkin Asahi-san tidak akan memberiku suaranya, aku tanpa sadar merasa bahwa aku bisa mendapatkan suara dari semua orang yang biasanya selalu bersamaku. ...Aku harus merenungkan hal ini. Mengandalkan kelemahan dan persahabatan adalah hal yang berbeda.

Pemilihan OSIS baru saja dimulai. Yang penting adalah apa yang akan terjadi selanjutnya.

Namun, demi bisa melangkah maju... aku harus memutuskan kubu mana yang akan aku pilih.

Apa aku akan mendukung Tennouji-san atau Narika?

Aku masih merasa gndah tentang pilihan ini...

…Karena kepalaku tidak bisa berpikir jernih, kurasa aku akan berjalan-jalan sebentar.

Masih ada sedikit waktu sebelum pelajaran dimulai.

Aku keluar dari ruang kelas dan berjalan-jalan di koridor.

“Ara, Tomonari-san.

…Suminoe-san.

Saat aku berjalan menyusuri koridor, aku bertemu dengan Suminoe-san yang baru saja tiba di sekolah.

“Periode pemilihan dimulai hari ini, ya?

“Be-Benar sekali.

Ketika aku melihat senyumannya yang anggun dan mempesona, aku bisa merasakan keringat dingin mengalir di punggungku.

Suminoe-san terus tersenyum sambil bertanya.

Tomonari-san, kamu berencana untuk bergabung dengan kubu mana?

Itu...

Aku terdiam.

Melihatku yang terdiam, Suminoe-san menyipitkan tatapan matanya.

Jangan bilang, kamu tidak berniat mengkhianati Tennouji-sama, iya ‘kan?

Tekanan yang luar biasa.

Suminoe-san terus-menerus menatapku hingga dia masuk ke ruang kelas.

Saat aku menghela napas dalam-dalam sambil memegangi perutku...

Ah, Tomonari-kun.

Kita mendekat dengan wajah khawatir.

“Kamu kenapa? Sepertinya kamu sedang tidak enak badan.

...Tidak, aku baik-baik saja.

“Syukurlah kalau begitu. ...Kamu sedang berusaha menjadi wakil ketua, kan? Aku mendukungmu.

Terima kasih.

Sepertinya semua usaha yang telah kulakukan selama ini membuahkan hasil, karena ada banyak orang yang mendukungku.

Namun, Kita tidak kembali ke dalam kelas dan menunjukkan sikap berpikir sejenak. Ia kelihatannya ragu-ragu untuk berbicara.

Akhirnya, setelah merasa ragu beberapa saat, dia membuka mulutnya.

Tomonari-kun, kamu akan bergabung dengan kubu yang mana?

...Eh, um.

Aku tidak bermaksud memberi tekanan, tapi menurutku Miyakojima-san adalah seseorang yang perlu didukung.

...Iya, benar.

Aku juga berpikir begitu.

Aku memang berpikir begitu, tetapi...

 

◆◆◆◆

 

Saat jam istirahat makan siang.

Setelah aku selesai makan siang berdua bersama Hinako seperti biasa, Hinako menepuk-nepuk lututku.

Kamu mau tidur?

Mm.

Aku langsung duduk bersila supaya Hinako bisa bersandar dengan nyaman.

“Sshhh...

Hinako yang meletakkan kepalanya di atas lututku segera tertidur dengan suara napasnya yang lembut. Meskipun suhu mulai dingin saat senja tiba, suhu siang hari sangat nyaman. Jika tidak ada pikiran yang mengganggu, aku juga ingin tidur siang bersamanya.

(...Haruskah aku berkonsultasi?)

Aku mengeluarkan smartphone dan melakukan panggilan. Aku tidak tahu apa dia akan menjawab panggilanku pada waktu seperti ini, tetapi panggilan segera tersambung.

Ada apa, Itsuki? Tumben sekali kamu meneleponku di jam-jam segini.”

Maaf, Yuri. Apa kamu punya waktu sebentar?

Ada sih, tapi apa ini pembicaraan yang penting?

...Iya.

Tunggu sebentar. Aku akan pindah tempat.

Bersamaan dengan suara Yuri, terdengar keramaian dan suara orang berbicara. Sepertinya Yuri juga sedang istirahat makan siang di sekolahnya. Aku merasa sedikit rindu saat mengingat suasana sekolahku yang dulu.

Jadi? Apa yang ingin kamu bicarakan?

Suara Yuri terdengar setelah dia berpindah tempat. Suara ramai sebelumnya sudah tidak terdengar lagi.

Aku ingin berkonsultasi tentang sesuatu. Sekarang, kegiatan pemilihan OSIS di akademi ini sudah dimulai—

Aku menjelaskan situasi yang kuhadapi kepada Yuri.

Bahwa aku menjadi kandidat wakil ketua OSIS. Demi bisa menang dalam pemilihan, aku harus mendukung seseorang dan berkontribusi. Namun, untuk melakukan hal tersebut, aku perlu menentukan kubu mana yang kupilih...

“Uwahhhh~... itu masalah yang terlalu mewah, ya.

Mewah, ya?

Karena maksudku, jika kamu mau, kamu bisa bergabung dengan kubu mana saja iya, kan? Biasanya yang terjadi justru sebaliknya, masuk ke satu kubu saja sudah merupakan perjuangan.

Setelah mendengar hal itu, aku memang merasa demikian...

“Maksudku, kamu seriusan mau berkonsultasi mengenai hal itu padaku?

"Tidak, aku sudah memutuskan bahwa aku akan berkonsultasi denganmu tentang hal-hal penting dalam hidupku.

Apa-apaan itu?

Yuri tertawa kecil.

Sebenarnya aku ingin berbicara langsung secara langsung dengannya karena ini hal yang penting, tapi waktu yang kumiliki sangat terbatas.

Tentu saja, semua itu salahku sendiri karena merasa bimbang ...

(...Jika mengikuti cara seperti tahun-tahun sebelumnya, satu kandidat ketua akan terisolasi.)

Ada tiga kandidat ketua OSIS dan dua kandidat wakil ketua OSIS. Ketika masing-masing kandidat wakil ketua menemukan kubu mereka, salah satu kandidat ketua akan terisolasi tanpa mendapat dukungan dari siapa pun.

Aku tidak ingin Tennouji-san atau Narika diasingkan begitu.

Bukan karena aku tidak ingin membuat mereka sedih, tetapi karena aku merasa bahwa mereka berdua tidak seharusnya terisolasi. Baik Tennouji-san dan Narika adalah orang-orang yang luar biasa. Karena keduanya terlibat dalam kegiatan pemilihan, aku ingin mereka menunjukkan performa terbaik. Secara pribadi, aku tidak ingin kegiatan mereka terhambat karena kurangnya dukungan.

Walaupun ada kemungkinan kandidat wakil ketua lainnya akan mencoba mendukung Tennoji-san atau Narika, tetapi saat ini aku tidak mendengar pembicaraan seperti itu dari keduanya, jadi kemungkinannya lumayan kecil.

Sudah kuduga, apa ini pemikiran yang egois...?

“Bukankah sebaiknya kamu mengutamakan apa yang ingin kamu lakukan?

Yuri berkata dengan santai.

Selama itu masuk akal bagimu, tidak apa-apa. Aku sendiri selalu memikirkan tentang diriku.

...Begitu ya?

Ya. Dalam kasusku, aku biasanya mengutamakan memasak.

Bagi Yuri, apa yang ingin dia lakukan adalah mengubah bisnis restoran keluarganya menjadi jaringan waralaba.

Aku mungkin perlu melihat diriku dari sudut pandang yang lebih luas, bukan hanya fokus pada pemilihan OSIS yang sudah dekat.

Tujuan yang ingin kucapai dalam hidupku adalah—melindungi Hinako.

Menjadi seseorang yang bisa mendukung para Ojou-sama seperti Hinako, Tennouji-san, dan Narika. Dengan kata lain, aku ingin menjadi sukses sebagai konsultan.

Dan suatu hari nanti, aku akan menjadi orang yang bisa berinteraksi dengan semua orang tanpa perlu menyembunyikan identitasku.

Hal itu mungkin juga pemikiran yang egois...

(...Jika dipikir-pikir lagi, semua orang memiliki alasan mereka masing-masing untuk terlibat dalam pemilihan.)

Tennouji-san ingin melampaui Hinako. 

Sedangkan Narika ingin mengubah dirinya. 

Mungkin pengabdian yang berlebihan bisa menjadi baik, tapi dalam kasusmu, itu malah akan membuatmu terkurung dalam cangkang, kan? 

Karena, selama ini aku selalu begitu—. 

Sejak aku menjadi pelajar SMA, aku tidak pernah memikirkan apa yang ingin kulakukan. Selama liburan musim panas, Yuri pernah menegurku. Aku memang tidak pandai menggunakan waktu untuk diriku sendiri. 

Namun, aku tahu bahwa jika terus seperti ini, aku takkan bisa melangkkah maju. 

Jika aku tidak secara aktif mendekati tujuan dengan kehendakku sendiri, aku akan tertinggal oleh semua orang. 

Dunia yang kupilih adalah tempat yang keras seperti itu. 

(...Aku sudah melupakan niat awalku.) 

Sama seperti Tennouji-san yang memiliki alasannya, dan Narika juga memiliki alasannya, aku juga memiliki alasanku sendiri untuk mengikuti pemilihan OSIS

Di penghujung liburan musim panas, Takuma-san sudah mengatakannya padaku. Jika aku ingin menjadi eksekutif di Grup Konohana di masa depan, aku harus bergabung dengan OSIS di Akademi Kekaisaran—. 

Sejak saat itu, ada banyak situasi yang berubah. Dalam permainan manajemen, aku membuka karierku sebagai konsultan, dan menunjukkan kemampuan di bidang itu, mungkin ini sedikit di luar ekspektasi Takuma-san. 

Meskipun rencana hidup yang kubayangkan saat liburan musim panas sedikit melenceng, tapi keinginanku masih tidak berubah. 

Berdiri di samping Hinako—. 

Hanya itu, cuma itu satu-satunya mimpiku yang tidak akan goyah. 

......Terima kasih. Aku merasa bisa melihat apa yang harus kulakukan.

Syukurlah kalau begitu.

Kami berdua sama-sama terdiam. 

Saat itu, aku memiringkan kepalaku sambil bertanya, Eh?

Kamu tidak akan mengatakan kalimat yang biasanya? Karena aku adalah kakak perempuanmu kalimat yang begitu...

......Aku tidak akan mengatakannya.

Yuri menjawab sambil menghela dengan napas berat. 

Aku tidak akan kalah darimu... maupun bahkan dari Konohana-san dan yang lainnya! 

Panggilan telepon kami pun terputus. 

Aku penasaran, apa ada perubahan dalam diri Yuri? 

Namun, ketika tidak ada lagi kalinat Karena aku adalah kakak perempuanmu! yang biasa dia ucapkan... hal itu membuatku merasa sedikit kesepian. Ini adalah perasaan egois dari diriku. 

......Ei~.

“Uwah!?

Tiba-tiba, aku merasa kalau perutku dicolek, dan suara aneh keluar dari mulutku

H-Hinako. Kamu sudah bangun?

Sejak tadi. ...aku tidak mengganggu, kan? Apa aku hebat?

......Iya, kamu hebat.

Nghehe...

Karena sepertinya dia ingin dipuji, jadi aku mengelus-ngelus kepala Hinako, dan dia tersenyum bahagia. Rasanya seperti sedang mengelus kucing. 

......Pemilihan OSIS itu berbeda dengan permainan manajemen. 

Hinako berkata demikian sambil berguling-guling di pangkuanku. 

Jika dalam manajemen, penting untuk meningkatkan kinerja beberapa perusahaan... namun cuma ada satu pemenang dalam pemilihan. 

Ketika Hinako yang telah mengembangkan banyak usaha dalam permainan manajemen mengatakan itu, entah kenapa kedengarannya sangat meyakinkan. 

Pemenang dalam pemilihan hanya ada satu. Jadi, secara logis, sulit untuk menyeimbangkan keduanya secara bersamaan—. 

Tapi... semuanya itu tergantung pada cara berpikir Itsuki.

Tataan mata Hinako menatapku dengan serius. 

“Entah acara apa yang akan diadakan mulai sekarang.....menurutku semuanya itu terserah padamu, Itsuki.

......Benar juga. Seperti yang kamu katakan, Hinako. 

Hinako balas mengangguk dengan hm

Ngomong-ngomong, apa arti pemilihan OSIS bagimu, Hinako?

Mm... festival yang santai?

Hinako menanggapi sambil memiringkan kepalanya. Pada dasarnya, Hinako selalu menjadi pusat perhatian dalam setiap acara. Oleh karena itu, mungkin dia merasa senang karena memiliki posisi yang lebih santai dalam pemilihan kali ini. 

Tapi, aku benar-benar akan mendukung.

Hinako menegaskan bahwa dia bukan sekadar penonton. 

“Baik Itsuki, Tennouji-san, dan Miyakojima-san....aku berharap kalau kalian semua bisa mendapatkan hasil yang baik.

Setelah mendengar perasaan tulus Hinako, aku tidak bisa menahan senyumku

Benar... itu sangat benar sekali. Aku juga berpikir begitu. 

Tanpa sadar, aku mengelus kepala Hinako yang ada di pangkuanku. 

Hm? Hm, hm... ngehehe...

Setiap kali aku mengelusnya, senyuman Hinako semakin lebar dan santai. 

 

 


Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama