[LN] Saijou no Osewa Jilid 9 Bab 4 Bagian 2 Bahasa Indonesia

Chapter 4 — Karena Aku Ingin Bertanding dengan Jujur dan Adil

Bagian 2

(Sudut Pandang Itsuki)

Sepulang sekolah pada hari ketujuh masa pemilihan. Setelah menyelesaikan pidato masing-masing, kami berkumpul di kafe. 

Kami duduk mengelilingi satu meja dengan tujuh orang, sehingga terlihat sedikit mencolok, jadi kami diminta untuk duduk di tempat yang lebih dalam. Anggotanya adalah orang-orang yang sudah dikenal sebagai anggota pertemuan teh yang mulia yaitu aku, Hinako, Tennouji-san, Narika, Asahi-san, Taisho dan sebagai satu-satunya junior, Rintarou. 

Begitu ya.

Ketika semua minuman tiba, Rintarou adalah yang pertama kali mengambil satu tegukan kopi. 

Jadi, kalian berkumpul hanya untuk seorang junior…?

Bukannya begitu.”

Asahi-san menjawab sambil menggelengkan kepalanya

Aku mengundang semua orang karena ingin mereka juga mendengar pembicaraan yang akan dimulai. …Sekarang, yang akan berbicara dengan Rintarou hanyalah aku dan Tomonari-kun.

Memang. Dari pihak kami, tidak ada niat untuk membuat Rintarou merasa tertekan. Meskipun bisa terlihat seperti itu, jika ia bisa bercanda seperti sekarang, seharusnya tidak masalah. 

Lagipula, situasi ini juga merupakan akibat dari tindakan Rintarou sendiri. 

Semua orang yang ada di sini adalah pihak yang terlibat dalam apa yang akan dibicarakan. Misalnya, tentang kampanye negatif.

Tentunya, Tennouji-san dan Narika adalah pihak yang terdampak dalam kampanye negatif tersebut. Alasan Taisho ada di sini akan dibicarakan nanti. Dan alasan Hinako ada di sini―― mungkin karena Hinako juga merupakan pihak yang terlibat dalam masalah ini. 

Pertama-tama, ada hal yang perlu aku bagikan kepada kalian.

Aku memutuskan untuk membagikan informasi yang telah kami miliki kepada Tennouji-san dan Narika. 

Semua kampanye negatif yang terjadi sejauh ini adalah keputusan sepihak Rintarou. Sepertinya ini dilakukan secara diam-diam dari Jouto.

Tennouji-san dan yang lainnya tampak cukup terkejut. 

Sepertinya ada banyak pertanyaan yang muncul dalam pikiran mereka, tetapi mereka menahan pertanyaan-pertanyaan itu untuk sementara. Diskusi ini pada dasarnya akan dilakukan oleh diriku, Asahi-san, dan Rintarou. Mereka mungkin menyadari bahwa jika semua orang berbicara sekaligus, situasinya akan menjadi kacau. 

“Menurutku ada beberapa alasan mengapa Rintarou melakukan hal itu, dan salah satunya karena perselisihannya dengan Asahi-san.

Aku mengatakannya sambil melihat Rintarou. 

Pada awalnya, Rintarou menolak kemungkinan ini. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak begitu sekanak-kanakan dan tidak memikirkan balas dendam terhadap kakaknya. 

Namun, Rintarou membuka mulutnya dengan ekspresi yang aneh. 

Aku juga telah merenungkan ini sejak saat itu. …Aku mengakuinya. Tindakanku memang mengandung rasa dendam terhadap kakak perempuanku.

Ugh.

Wajah Asahi-san berubah sedih saat Rintaro memelototinya. Namun, dia bertahan. Asahi-san menggigit bibirnya dan tidak mengalihkan pandangannya dari Rintarou. 

Rintarou. Aku akan mengakhiri perseteruan di antara kalian berdua.

Hah?

Rintarou terkejut. 

Dirinya mungkin berpikir bahwa pertemuan ini adalah tempat untuk meyakinkannya agar menghentikan kampanye negatif. 

Nyatanya tidak demikian. Alasan aku mengundangny ke sini adalah untuk mengakhiri perselisihan antara kakak beradik. 

Apa Rintarou tahu alasan mengapa Asahi-san memutuskan untuk mewarisi bisnis keluargamu?

…Tentu saja karena mencintai dirinya sendiri. Kami belajar apa yang harus dilakukan satu sama lain setelah melihat aib ayah kami. Mana mungkin kami mengabaikannya…

Rintarou menatap tajam Asahi-san. 

Namun, aku tahu. Asahi-san tidak melakukan hal yang bisa membuatnya dibenci seperti itu. 

“Meskipun itu demi melindungimu, Rintarou?

Rintarou membuka matanya lebar-lebar. 

Melindungiku…?

Ia kemudian melihat Asahi-san. 

Mulai sekarang, aku akan membiarkan Asahi-san untuk menjelaskannnya

“Kurasa Rintarou juga sudah mengetahuinya, tapi… saat ini, papa sedang terasing di perusahaan kita, kan?

Dengan Rintarou yang tidak mengucapkan sepatah kata pun, Asahi-san melanjutkan. 

Jika aku dan Rintarou tidak mewarisinya, perusahaan kita mungkin akan diambil alih oleh orang-orang yang membenci keluarga kita. 

Asahi-san pernah mengatakan hal ini sebelumnya

Di dalam perusahaan Jaze Holdings, ada faksi anti-Asahi yang sedang naik daun yang menentang ayah Asahi-san. Rintarou kemudian akan mendukung kekuatan itu, tetapi faksi anti-Asahi sudah muncul sebelum Asahi-san mengkhianati Rintarou. 

Perusahaan yang ingin Rintarou dirikan adalah toko elektronik yang pernah kita rencanakan bersama, kan?

…Benar. Yang menjadi masalah adalah struktur internal perusahaan, jadi aku berencana membuat produk itu sendiri menjadi peralatan rumah tangga yang akan memanfaatkan pengetahuan dari bisnis keluarga.

“Dengan kata lain, perusahaan yang akan didirikan Rintarou dan perusahaan yang saat ini dikelola Papa berada di bidang industri yang sama.

Rintarou menatap Asahi-san dengan tatapan seolah bertanya-tanya mengenai apa maksudnya. 

Namun… inilah yang penting. 

Jika aku dan Rintarou tidak mewarisi Jaze Holdings… perusahaan itu akan menjadi musuh besarmu, tau?

Musuh. Kata tersebut membuat Rintarou sedikit bereaksi. 

Sebagai salah satu dari lima pengecer elektronik teratas di dalam negeri. Sejarah dan modalnya sangat berbeda. …Memangnya kamu pikir perusahaan baru bisa bersaing? Terlalu besar untuk dijadikan musuh. 

…Meskipun berada di industri yang sama, bukan berarti kita harus bersaing. Selain itu, aku berencana untuk merekrut karyawan yang membenci ayahku untuk berpihak padaku.

“Mana mungkin untuk merekrut semua orang. Di perusahaan kita, banyak karyawan yang membenci keluarga kita secara keseluruhan. …Orang-orang seperti itu yang akan mewarisi perusahaan kita, kan? Jika Rintarou mendirikan perusahaan, mereka pasti akan menghalangi.

Rintarou sangat berbakat. Prestasinya di Akademi Kekaisaran membuktikan hal tersebut

Karena ia terlalu berbakat, setiap gerak-geriknya pasti akan diwaspadai. Pasti ada orang-orang yang ingin menghancurkan bibit pesaing yang pasti akan berkembang di masa depan.

Aku mendengar bahwa Rindarou sedang mencoba untuk membujuk karyawan Jaze Holdings, tetapi tampaknya tidak sempurna. Karyawan Jaze Holdings, termasuk perusahaan grup, berjumlah lebih dari lima ribu orang. Setiap perusahaan mungkin memiliki perwakilan masing-masing, jadi ada banyak kandidat untuk presiden berikutnya. 

Ayah Asahi-san tampaknya tidak memiliki masalah dalam manajemen, jadi ia tidak dibenci oleh karyawan biasa. Jika ada yang membencinya, mereka adalah orang-orang yang menduduki jabatan tinggi yang memiliki kesempatan untuk mengenalnya. Dengan kata lain, faksi anti-Asahi terkonsentrasi di puncak direksi Jaze Holdings. 

Orang-orang yang berada di puncak memiliki pertimbangan yang mendalam dan bersikap hati-hati. Meskipun Rintarou berusaha menggunakan ayahnya sebagai batu loncatan untuk mendekati mereka, rasanya sangat sulit untuk mendapatkan dukungan dari semua orang tersebut. 

Jika Asahi-san dan Rintarou menarik diri dari mewarisi Jaze Holdings, siapa di antara faksi anti-Asahi yang berada di puncak yang akan mewarisi perusahaan? Ada kemungkinan besar bahwa masa depan yang diprediksi Asahi-san akan terwujud. 

Selain itu, Rintarou pasti tahu bahwa memulai usaha tidak semudah itu. Kemungkinan untuk gagal jauh lebih besar.

Aku juga berpikir demikian saat bermain permainan manajemen. Karena aku melakukannya dalam permainan, aku bisa melihat pertumbuhan perusahaan secara otomatis meski aku baru merintisnya, tapi di dunia nyata, aku pasti akan menghadapi banyak rintangan di sepanjang jalan. Mengumpulkan modal saja bukanlah hal yang mudah. 

Bagi siswa yang bersekolah di Akademi Kekaisaran, tidak ada jaminan bahwa memulai usaha akan sukses. 

Jika bisnis Rintarou tidak berjalan dengan baik… kupikir rasanya akan sangat menyakitkan jika tidak ada tempat untuk kembali. Itulah sebabnya aku ingin meninggalkan tempat di mana kamu bisa kembali.

Mengingat kembali tekadnya saat itu, Asahi-san berkata. 

Aku… memutuskan untuk mewarisi bisnis keluarga kita karena aku ingin melindungi keluargaku.

Rintarou terkejut. 

Inilah alasan mengapa Asahi-san mengkhianati Rintarou.

Jika salah satu dari saudara kandung tidak mewarisi perusahaan tersebut, Jaze Holdings akan jatuh ke tangan pihak ketiga. Jika memulai usaha dan berhasil, mungkin tidak ada masalah. Namun, jika gagal? Tidak akan ada tempat untuk kembali. Karena Jaze Holdings akan jatuh ke tangan faksi anti-Asahi, mana mungkin mereka bisa merebutnya kembali, dan kehidupan seperti sebelumnya tidak akan dapat dilanjutkan. 

Asahi-san memikirkan kemungkinan ketika Rintarou gagal. Dia bergerak untuk menghindari situasi terburuk di mana seluruh keluarganya mungkin berakhir di pinggir jalan

Intinya, Asahi-san ingin meninggalkan tempat bagi Rintarou untuk kembali jika kamu gagal.

Dan itulah bukti dari tekadnya untuk menghadapi medan perang yang penuh dengan angin kencang faksi anti-Asahi sendirian. 

Tekad Asahi-san untuk melindungi keluarganya tidak kalah dari tekad Rintarou untuk memulai usaha. 

Rintarou mengepalkan tinjunya dan menatap kakak perempuannya. 

Kenapa… kamu tidak memberitahuku tentang hal ini sebelumnya…?

Ada dua alasan untuk itu. 

Alasan pertamanya ialah kebaikan Asahi-san. Mengatakan bahwa dia memutuskan untuk melindungi rumah agar adiknya tidak gagal adalah pernyataan yang terkesan menggurui, yang sulit diucapkannya sebagai kakak. Dirinya juga tidak ingin meredam semangat Rintarou yang bersemangat untuk memulai usaha. 

Namun, Asahi-san memiliki alasan kedua yang lebih besar. 

Itu karena aku merasa kemampuanku masih belum cukup.

Asahi-san berkata dengan nada menyesal. 

Saat membicarakan hal ini, aku merasa perlu membuktikan bahwa aku tidak akan menjadi seperti Papa. Jadi aku memutuskan untuk menunggu sampai menemukan titik terobosan sebelum berbicara… maaf. Aku sudah memikirkan ini sejak lama, tapi aku tidak bisa menemukan titik terobosan. Aku merasa sudah berusaha sebaik mungkin, tetapi berbeda dengan Rintarou, nilai akademikku tidak meningkat sejauh itu.

Asahi-san tertawa dengan nada mengejek dirinya sendiri

Rintarou memang mencapai prestasi yang jauh lebih baik. Tetapi Asahi-san juga memiliki nilai yang jauh lebih baik di atas rata-rata di lingkungan Akademi Kekaisaran. Bahkan saat aku baru saja pindah ke akademi ini, Asahi-san sudah berada di posisi mengajar dalam kelompok belajar. 

Dalam keadaan hanya memiliki kemampuan rata-rata, dia tidak seharusnya meyakinkan adiknya. 

Asahi-san terjebak dalam aturan yang dia tetapkan untuk dirinya sendiri. 

Tetapi, akhirnya aku merasa bisa maju, jadi aku memutuskan untuk berbicara dengan Rintarou hari ini.

Aku menerima isyarat dari Asahi-san. 

Rintarou. Bacalah ini.

Aku mengeluarkan dokumen dari dalam tas dan memberikannya kepada Rintarou. 

Ini adalah…

Di dalam permainan manajemen, kamu tahu bahwa Asahi-san melakukan bisnis penjualan langsung produk elektronik, kan?

Rintarou mengangguk kecil. 

Ini adalah—rencana bisnis tersebut.

Aku menjawab pertanyaan Rintarou sambil memberikan dokumen yang sama kepada Hinako dan yang lainnya.

Asahi-san ingin melindungi keluarganya. Namun, dia sama sekali tidak bisa memikirkan cara untuk melakukannya.

Itulah sebabnya aku menyiapkan rencana bisnis ini. 

Bisnis ini akan dipimpin dan direalisasikan oleh Asahi-san.

Inilah langkah pertama Asahi-san untuk melindungi keluarganya. 

Setelah pemilihan OSIS selesai, aku berencana untuk mengajukan ini dalam rapat internal. Dari analisis pasar hingga model pendapatan, aku telah memikirkan semuanya bersama Tomonari-kun. …Kualitas rencana bisnis ini sudah diperiksa oleh Papa. Jika semuanya berjalan lancar, prestasi dari permainan manajemen akan dipertimbangkan, dan ini akan dibahas secara positif.

…Apa kamu benar-benar percaya itu akan berhasil? Meskipun rencana bisnis ini tidak ada masalah, di perusahaan itu ada banyak orang yang membenci ayah…

—Itulah sebabnya aku akan menggunakan namaku!

Asahi-san berdiri dan menjawab dengan suara keras. 

Akulah yang akan melakukannya, dan aku akan membuktikan bahwa aku layak menjadi presiden berikutnya!

Asahi-san membuat keputusan itu demi Rintarou. 

Jika memikirkan aspek hukum, sulit bagi Asahi-san untuk secara langsung menggerakkan karyawan. Oleh karena itu, mungkin dia tidak bisa menggunakan namanya secara terbuka, tetapi yang penting adalah substansi dari hal tersebut. Jika ayah Asahi-san yang merupakan presiden perusahaan memberikan izin, Asahi-san bisa masuk dan keluar dari perusahaan kapan saja, dan kehadirannya dalam rapat juga diperbolehkan. 

Mungkin dia akan dikritik karena melanggar batas wewenangNYA. Namun, dia sudah siap menghadapi tantangan tersebut. 

Intinya, dia hanya perlu menunjukkan kepada orang-orang dari faksi anti-Asahi bahwa mereka salah. 

Asahi-san akan memanfaatkan bisnis ini untuk menunjukkan tekad dan kerja kerasnya kepada direksi perusahaan. 

Asahi Karen adalah sosok yang layak menjadi presiden—begitulah yang ingin dia tunjukkan. 

Aku telah memutuskan untuk memotong jalur mundurku dan menetapkan tekad. …Tidak ada hubungannya dengan aku yang masih pelajar. Aku akan terlibat sepenuh hati dalam perusahaan untuk melindungi keluargaku. Ketika aku mewarisi perusahaan di masa depan, aku ingin menciptakan prestasi sekarang agar tidak kehilangan kepercayaan orang seperti Papa. 

Dengan tekad yang bulat, Asahi-san menatap Rintarou dengan percaya diri. 

…Bisnis itu seharusnya bukan hanya milik perusahaan kita.

Sambil membolak-balik halaman rencana bisnis, Rintarou berkata dengan suara yang terdengar tertekan. 

Jika memang kamu bisa membawa rencana bisnis ini menuju kesuksesan, Nee-san pasti akan mendapatkan kepercayaan di dalam perusahaan. Namun, apa yang terjadi dengan perusahaan yang seharusnya terlibat dalam bisnis ini… Taisho Moving? Setelah melihat rencana bisnis ini, sepertinya mereka telah menyerahkan hak kepada Jaze Holdings…

Rintarou melihat Taisho dengan tatapan ragu bahwa hal itu tidak mungkin terjadi

Namun, Taisho mengangguk dengan wajah serius. 

Ya, kami menyerahkannya.

Aku telah memanggil Taisho untuk membicarakan hal ini.

Taisho menjelaskan seolah-olah itu adalah hal yang wajar. 

Aku membungkukkan kepala pada ayahku untuk menyerahkan nama proyek ini kepada Jaze Holdings.

Ke-Kenapa melakukan hal seperti itu?

Ketika aku bilang itu untuk teman, ia langsung menyetujuinya. Perusahaan kami menghargai hubungan antar manusia. Perusahaan BtoC yang sudah lama berdiri biasanya memiliki nilai seperti itu. Bukannya kamu juga ingin membangun perusahaan yang seperti itu?

Ayah Taisho adalah seorang presiden perusahaan yang menghargai hubungan dengan orang lain. 

Rintarou pasti telah belajar dari ayahnya tentang pentingnya melihat dari sudut pandang karyawan, bukan hanya keuntungan dan kerugian—yaitu, pentingnya memikirkan perasaan orang lain. 

Taisho hanya menjalankan prinsip itu. Ironisnya, Taisho yang sekarang berdiri di depan Rintarou merupakan perwujudan dari ideal Rintarou. 

MVP tanpa pamrih dalam situasi ini pasti adalah Taisho. Aku bisa membuat rencana bisnis ini dalam waktu singkat berkat Taisho yang tanpa ragu meminta izin kepada ayahnya. 

Taisho juga pasti akan menjadi presiden yang hebat di masa depan… 

Ayahku bilang sambil tertawa. Jaze Holdings akan menjadi klien utama kami, jadi tidak masalah jika kami berutang budi....Rintarou, sepertinya kakakmu diharapkan oleh banyak orang dewasa.

Rintarou menatap Asahi-san dengan tatapan tajam. 

Asahi-san berdiri tegak, dengan ekspresi serius yang menunjukkan bahwa dia tidak merasa malu sedikit pun. 

Jouto-kun sekarang sedang berkampanye sebagai reformis yang menentang tradisi di Akademi Kekaisaran, kan? 

Setelah Asahi-san bertanya, Rintarou mengangguk tanpa berkata-kata. 

Apa Rintarou berpikiran yang sama? Apakah tradisi itu hal yang buruk?

…Aku merasa begitu. Lebih baik terbang menuju hal baru daripada terjebak dalam kebiasaan yang sudah ketinggalan zaman. …Perusahaan kami juga begitu. Kenapa harus mewarisi kastil yang hampir runtuh? Aku tidak bisa memahaminya…

Rintarou menjawab dengan suara yang lemah, seolah-olah dirinya merasa bersalah. 

Tapi, kami dilindungi oleh tradisi itu.

Asahi-san berkata dengan tenang. 

Keluarga kami telah dilindungi oleh perusahaan selama ini. Kehidupan kami sepenuhnya bergantung pada tradisi itu. …Itulah sebabnya aku ingin berjuang untuk melindunginya.

Asahi-san mengungkapkan medan pertempurannya dan makna dari perjuangannya. 

“Papa merasa telah gagal. Papa sendiri sangat menyesali hal itu. Oleh karena itu, aku yang akan meneruskannya. Aku tidak akan mengabaikan kegagalan Papa, tetapi menggunakannya untuk melangkah maju.

Menggunakan kegagalan sebagai pelajaran. Mungkin itulah yang disebut tradisi. 

Saat mendengarkan cerita Asahi-san, aku merasa begitu. 

Aku akan melindungi tempat bagi keluargaku. Jadi, Rintarou, kamu boleh hidup sesukamu. —Tapi, mulai sekarang, jangan gunakan cara-cara yang rendahan seperti ini. Jangan lagi merendahkan Papa.

Asahi-san menhhatakan itu sambil menundukkan kepalanya

"Rintarou… Kumohon.

Rintarou dengan wajah yang tampak ingin menangis, berusaha memikirkan sesuatu dengan penuh ketekunan. 

Ada orang yang dilindungi oleh tradisi. Meskipun terdengar buruk jika disebut sebagai hak istimewa yang sudah didapat, keluarga Asahi-san nyatanya sudah dilindungi oleh hal itu. 

Keduanya telah menyaksikan fondasi yang runtuh ketika mereka masih kecil. Rintarou yang berpikir bahwa mereka harus terbang, dan Asahi-san yang berpikir bahwa mereka harus membangun kembali, keduanya adalah pandangan yang bisa dihargai. Jika itu Rintarou yang sekarang, aku pasti ia bisa memahaminya

Bukan hal yang buruk jika Rintarou memulai usaha atau mendukung Jouto sebagai reformis. Namun sekarang, setelah kehilangan rasa benci terhadap kakaknya, apa yang ia pikirkan tentang tindakan-tindakan sebelumnya… 

Dengan mata yang tidak lagi keruh, ketika ia melihat ke dalam dirinya sendiri, apa yang dirinya rasakan— 

…………Aku mengerti.

Rintarou mengatakannya dengan suara yang terdengar gentar

Asahi-san mengangkat wajahnya. 

“Lagipula, aku sudah lama berpikir bahwa jika aku terus bergantung pada cara-cara yang licik, pada akhirnya aku akan menemui jalan buntu. Jika kali ini aku dilaporkan kepada Jouto-senpai, aku tidak akan bisa melawan…

Rintarou menghela napas dalam-dalam. 

“Rasanya cukup. …Aku sudah lelah.

Setelah mengucapkan kata-kata terakhir itu, Rintarou menundukkan kepala dan tidak bergerak lagi. 

Aku bertukar pandang dengan Tennouji-san dan Narika. Apa ini berarti, kami berhasil meyakinkannya? Banyak tatapan mengonfirmasi hal itu. 

…Aku bisa berpikir bahwa aku telah berhasil meyakinkannya

Aku merasakan bahwa kata-kata terakhir yang diucapkan Rintarou penuh dengan kejujuran. —Aku sudah lelah. Tentu saja, itu wajar. Mencapai sesuatu dengan cara yang licik dengan menyebarkan keburukan orang lain. Mengeluarkan tuduhan untuk menjatuhkan orang lain dengan penuh usaha dan kecerdasan… 

Rintarou adalah anak yang cerdas. Dirinya bisa menyadari bahwa tindakannya salah, meskipun hanya sedikit.

Bahu Rintarou yang sedang terpuruk tampak menunduk, tetapi ada sesuatu yang ringan di dalamnya. Mungkin Rintarou sudah lama ingin melepaskan beban yang dipikulnya. Beban berat yang tak tertahankan berupa rasa bersalah yang membebani kedua bahunya… 

Mungkin selama ini Rintarou telah menunggu hari ini… apakah pemikiran itu terlalu optimis? 

Tidak, seharusnya tidak. 

Karena Rintarou sudah lama… 

…Hei, Rintarou.

Ketika aku memanggilnya, Rintarou mengangkat wajahnya. 

Sembari menatap wajahnya, aku menyampaikan sesuatu yang sudah lama menggangguku. 

Alasan Rintarou mengajakku bergabung berkali-kali adalah—

—Ini.

Suara yang datang dari belakang membuatku terkejut hingga hampir melompat. 

Aku dengan cepat menoleh ke belakang. Orang yang berdiri di sana adalah— 

Ini, apa yang sedang kamu lakukan…?

…Jouto-kun.

Jouto menatap Rintarou dengan tatapan serius. 

Melihat Rintarou yang tampak sangat terpuruk, Jouto menunjukkan sedikit ekspresi marah. 

Rintarou, ada apa? 

Jouto, senpai

Rintarou membungkukkan punggungnya di tempat itu. 

…Maaf. Aku harus meminta maaf kepada senpai. 

Apa ia berniat mengakui tindakan yang diambilnya tanpa berkonsultasi? 

Tatapanku dan Asahi-san saling bertemu. Sebenarnya, aku dan Asahi-san telah sepakat sebelumnya bahwa jika kami bisa mengakhiri perselisihan antara kakak beradik, kami akan mengabaikan semua tindakan Rintarou. 

Kami berpikir bahwa Rintarou yang sudah berdamai dengan Asahi-san pasti bisa bersaing dengan lebih bersih. 

Jadi, sudah cukup… 

Rintarou juga memikul banyak beban dan merasa tertekan. Aku berpikir bahwa sekarang ia sudah bisa merasa lega— 

Apa ini tentang rumor yang beredar di sekitaran akademi?

—!

Rintarou terkejut hingga kehilangan kata-kata. 

Namun kami juga sama terkejut dengannya

Apa kamu menyadarinya…?

Samar-samar.

Jouto memberikan tatapan lembut kepada Rintarou. 

“Kamu tidak perlu meminta maaf, Rintarou.

Jouto mendekati Rintarou dengan wajah penuh penyesalan dan mengelus lembut kepalanya. 

Yang membuat Rintarou tertekan sampai sejauh itu… mungkin adalah kelemahanku, kan?

Kedua mata Rintarou tampak berkaca-kaca

Jouto, calon ketua, dan Rintarou yang menjabat sebagai asistennya. Aku sudah menduga bahwa mereka bukan sekadar teman, tetapi dari hubungan kepercayaan yang dalam di depan mata ini, aku merasakan sesuatu yang lebih. 

Apa-apaan dengan ikatan ini…? 

Ngomong-ngomong.... di mana mereka bertemu? 

 

◇◇◇◇

(Sudut Pandang Orang Ketiga)

Jouto Ren dan Asahi Rintarou bertemu di pertemuan acara sosial dua tahun yang lalu.

Itu adalah pesta dari organisasi politik tempat ayah Ren terdaftar. Ren, sebagai anak dari panitia pelaksana, dan Rintarou berpartisipasi sebagai calon untuk menggantikan ayahnya yang diundang

Saat itu, Rintarou sudah kehilangan harapan terhadap ayahnya dan tidak berniat menjadi penerus, tetapi ia memutuskan untuk ikut karena menganggap ini sebagai kesempatan berharga. Setelah dikhianati oleh kakak perempuannya dan terpojok, Rintarou mencari jaringan di luar. 

Di sisi lain, Ren juga diharapkan memiliki karier seperti ayahnya, dan pada hari itu, dirinya diminta untuk bertemu dengan politisi dan orang kaya yang mungkin akan membantunya di masa depan. 

Namun, ketika pesta dimulai, kedua ayah mereka menjadi sibuk, dan Ren serta Rintarou menjadi tidak ada kerjaan. 

Dengan sedikitnya anak-anak seusia mereka, mungkin tak terhindarkan jika keduanya akhirnya bertemu. 

Ren dan Rintarou segera merasa cocok satu sama lain. 

Karena mereka adalah orang yang mirip. 

Rintarou menyaksikan ketidakberdayaan ayahnya yang menjabat sebagai direktur, dan mulai meragukan kebijakan pendidikan di Akademi Kekaisaran, tempat ia berencana untuk mendaftar di masa depan. 

Sementara itu, Ren juga merasakan ketidakpuasan terhadap pemikiran bias dari ayah dan kakeknya yang merupakan politisi. Meskipun untuk bertahan hidup di dunia politik yang dikuasai oleh rubah tua yang licik, pendidikan yang menanamkan orientasi stabilitas pada Ren sejak kecil membuatnya sering merasa mual. Demi menghindari skandal keluarga, Ren telah diajari sejak kecil untuk jangan menimbulkan masalah”. Nasihat ayahnya yang bisa diartikan sebagai jangan berpikir macam-macam itu berarti memaksakan hidup yang terlalu menyiksa. Dirinya bahkan merasa dendam terhadap Akademi Kekaisaran yang melahirkan ayah dan kakeknya. 

Ren dan Rintarou merasa muak dengan pemikiran kaku para orang dewasa. 

Dan mereka berpikir untuk mengubah fondasi mereka, Akademi Kekaisaran

Bagaimana kalau menjadi ketua OSIS?

Saat mulai membahas hal-hal yang rumit, mereka berdua sudah berpindah tempat. Mereka diam-diam keluar dari venue dan berbicara sambil bersandar pada pagar balkon. 

Ren terkejut dengan usulan Rintarou, tetapi akhirnya menggelengkan kepalanya

Itu tidak mungkin.

Kenapa tidak?

“Aku tidak keberatan kalau hanya menjadi ketua OSIS. Tapi jika kita mencoba mengubah tradisi Akademi Kekaisaran, ayahku pasti akan menghentikanku. …Orang itu takut aku menjadi perhatian.

Memperbaiki sistem Akademi Kekaisaran sulit bagi posisi Ren. 

Tapi, jika begitu, orang-orang seperti kita akan selalu muncul.

Rintarou yang menyampaikan perasaan yang mendalam membuat Ren berpikir. Setidaknya, ia ingin mengajukan alternatif. Setelah berpikir sejenak, ia akhirnya menemukan sebuah ide. 

…Di generasiku, ada seorang gadis berbakat yang bernama Konohana Hinako.

Ren teringat pada seorang gadis yang pernah ia temui beberapa kali dalam acara pesta sosial. 

Dia juga seharusnya masuk Akademi Kekaisaran tahun depan. …Aku rasa dia bisa memahami pemikiran kita. Jadi, bagaimana kalau kita mempercayakan hal ini padanya?

“Mempercayakan? Apa maksudnya?

Aku tidak bisa menjadi ketua, tetapi aku akan ikut dalam pemilihan.

Ren menjelaskan rencananya. 

Secara resmi, aku akan berusaha menjadi ketua. Tapi tujuan sebenarnya adalah untuk menyampaikan permasalahan kita kepada seluruh siswa. …Jika kita bisa melakukan itu, Konohana Hinako yang menjadi ketua pasti akan serius menangani masalah yang kita angkat. 

Dengan begitu, Ren tidak perlu menjadi ketua. Mungkin cukup dengan mengajukan masalah secara pribadi kepada Konohana Hinako yang telah menjadi ketua, tapi hal tersebut memiliki ketidakpastian. Namun, jika semua siswa memiliki kesadaran akan masalah tersebut, Konohana Hinako yang menjadi ketua tidak akan punya pilihan selain bertindak untuk menyelesaikannya. Maka, mereka harus menciptakan situasi itu. 

Namun, Rintarou menunjukkan wajah ragu. 

…Aku tidak setuju. Aku ingin Jouto-senpai menjadi ketua.

Jangan meminta yang tidak mungkin. Meskipun tidak ada keterikatan keluarga, mustahil aku bisa mengalahkan Konohana-san. Dia sesempurna itu. 

“Itu bukan mustahil! 

Rintarou menyatakan dengan tegas. 

“Tolong beranjilah padaku. Jika senpai terpilih sebagai ketua, maka saat itu, bertarunglah bersamaku dengan penuh semangat. …berjanjilah padaku untuk mengubah dunia ini bersamaku!

Merasakan tekad kuat Rintarou, Ren menghela napas dalam-dalam. 

…Baiklah, aku berjanji. Tapi aku tidak berniat menjadi ketua. Aku akan ikut pemilihan, tetapi hanya melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengangkat masalah.

Jika kamu berjanji, itu saja sudah cukup.

Jelas sekali bahwa Ren menganggap menjadi ketua adalah mimpi yang tidak mungkin terwujud. 

Namun, janji itu sangat membakar semangat Rintarou. 

Aku pasti akan membuat senpai menjadi ketua. …Dengan cara apa pun.

Ren melihat mata Rintarou yang bersinar dengan cara mencurigakan. 

Dirinya melihatnya, tetapi… memilih untuk berpura-pura tidak melihat. 

Tradisi. Kebiasaan. Status. Lingkungan. Menghancurkan semua itu bukanlah perkata mudah, dan Ren menyadari bahwa diperlukan tekad yang tidak biasa seperti yang ditunjukkan Rintarou sekarang. 

Oleh karena itu, setelah memasuk Akademi Kekaisaran, Ren berusaha keras untuk meningkatkan prestasinya.

Itu adalah usaha untuk menguji tekadnya sendiri. Tujuannya ialah untuk membangun keyakinan bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk berbicara di depan akademi ini. Ia tidak bisa menerima kenyataan menjadi seseorang yang hanya mengeluh. 

Selama terikat oleh kutukan ayahnya, Ren tidak bisa memimpin reformasi. Namun, bahkan tindakan untuk menyalakan api reformasi saja akan menimbulkan tanggung jawab. Dirinya ingin menjadi orang yang bisa memikul tanggung jawab itu. 

Suatu hari setelah hasil ujian tengah semester diumumkan, Ren mengamati Hinako yang berada di kelas lain. 

Hinako sedang dimintai bantuan oleh teman-teman sekelasnya untuk mengajarkan pelajaran. 

Konohana-san, bisakah kamu mengajarkan ilmu politik?

Hinako yang diminta berpikir sejenak sebelum menjawab. 

“Aku tidak keberatan, tapi menurutku Jouto-kun dari kelas sebelah pasti tahu lebih banyak mengenai ilmu politik. 

Keberadaannya diakui—. 

Konohana Hinako mengingat namanya—. 

Pada saat itu, Ren merasa telah mendapatkan keyakinan yang selama ini dirinya cari, dan sekaligus merasa telah memperoleh hak untuk berbicara kepada Konohana Hinako jika diperlukan. Meskipun Ren tidak bisa merasa santai, ia juga tidak bisa menjadi ketua, dan memutuskan bahwa dirinya tidak perlu berusaha lebih keras, sehingga kesadarannya terhadap belajar mulai memudar. 

Setelah itu, Ren secara perlahan-lahan mengurangi keberadaannya. …Agar tidak terdeteksi oleh ayahnya yang licik. 

 

Setahun kemudian. 

Masa pemilihan OSIS pun dimulai, dan Rintarou bekerja sama dengan Ren. 

Sesuai janjinya, Rintarou memberikan dukungan penuh kepada Ren. Namun, Ren sendiri, meskipun serius dalam mengangkat masalah seperti yang dinyatakan, menolak untuk berusaha lebih jauh untuk menjadi ketua. 

Sepulang sekolah. Rintarou yang tersisa sendirian di kelas memegang kepalanya. 

(…Karena Jouto-senpai tidak memiliki motivasi, mungkin sulit untuk mengalahkan kedua orang ini dengan cara yang biasa.) 

Setelah melihat berita pemilihan di hari pertama, dirinya merasa putus asa melihat perbedaan dukungan. 

Rintarou melihat catatan yang tersebar di mejanya. Ia mencatat semua ide untuk menang dalam pemilihan, dari yang berguna hingga yang sepele. Sekarang setelah menemui jalan buntu, dirinya melihat ide-ide yang ia catat dengan perasaan seolah berpegang pada sesuatu. 

Di antara ide-ide tersebut, ada satu ide yang bisa segera dilaksanakan. 

(Kampanye negatif… Jika aku bisa menyebarkan rumor terutama di kalangan siswa kelas satu, itu mungkin bisa dilakukan…)

Diriny secara aktif membangun jaringan dengan teman-teman sekelasnya untuk situasi seperti ini. Namun, itu pasti. Terlebih lagi, Rintarou memiliki pengalaman berhasil mendekati eksekutif perusahaan dengan strategi tersebut. 

Ini adalah cara yang tidak bersih. Ren mungkin tidak menyukainya. 

Saat Rontarou merasa ragu, entah kenapa, wajah kakaknya tiba-tiba terlintas di dalam pikirannya. Kegelisahan di dalam hatinya mencapai otaknya, dan Rintarou memutuskan untuk melaksanakan ide ini. 

(Tapi, jika cara ini terbongkar, citra Jouto-senpai akan menjadi buruk.) 

Mempertimbangkan risiko jika terbongkar, Rintarou tidak bisa melibatkan Ren dalam rencana ini. Jika ia ingin melakukannya, itu harus menjadi keputusan pribadinya. Dirinya harus menghindari situasi di mana Ren akan diminta bertanggung jawab. 

(Meskipun itu tidak terbongkar… apa kami masih bisa menciptakan OSIS yang sehat?) 

Bagi Rintarou, Jouto Ren adalah senior yang luar biasa. Pada hari pertama mereka bertemu dalam acara sosial, mereka berdebat dengan penuh semangat, tetapi wawasan Ren sudah melampaui Rintarou. Berbeda dengan Rintarou yang hanya terbiasa dengan lingkungan kelas atas di sekitar Akademi Kekaisaran, Ren sudah memikirkan janji-janji yang diumumkan dalam pemilihan kali ini sejak saat itu. 

Oleh karena itu, ketika Ren menjadi ketua OSIS, Rintarou merasa ragu apakah orang seperti dirinya layak berada di sampingnya. Jika hanya dirinya sendiri, tidak masalah, tetapi ia tidak ingin mencemari kehidupan Ren. 

Rintarou terus-menerus berpikir sampai keringat mengucur dari dahinya. 

Suatu hari nanti, dirinya mungkin akan menjadi kelemahan Ren. 

Jika begitu… 

(…Aku sebaiknya menyiapkan wakil ketua pengganti.) 

Setelah mengotori tangannya, dirinya bisa menyerahkan kursi wakil ketua kepada orang lain. Jika dirinya melakukan, lingkungan Ren akan bersih, dan OSIS yang kokoh akan terbentuk. 

Dirinya tidak merasa sedih. Alasan sebenarnya Rintarou mengikuti pemilihan OSIS adalah untuk memperbaiki sistem di Akademi Kekaisaran. Jika tujuan itu bisa tercapai, dirinya tidak perlu ikut menjadi anggota OSIS

Ia tidak terikat pada posisi wakil ketua. 

Itulah sebabnya, niatnya sangat murni. 

Rintarou meninggalkan ruang kelas dan menuju koridor di lantai satu gedung sekolah. 

(Kandidat wakil ketua selain diriku adalah… Tomonari Itsuki-senpai, ya.) 

Rintarou berhenti di depan mading “Sudut Intip Kehidupan Sehari-hari Calon Kandidat OSIS” yang dipublikasikan oleh mantan anggota OSIS dan merenung. 

Dirinya sudah meneliti Tomonari Itsuki dengan cermat karena merupakan rival yang akan merebut kursi wakil ketua. Meskipun ia adalah murid pindahan, Tomonari Itsuki perlahan-lahan meningkatkan prestasinya, dan dalam permainan manajemen, ia berhasil menghindari akuisisi perusahaan besar, mengusulkan proyek baru yang inovatif, dan akhirnya meraih penghargaan konsultan. 

Dari laporan yang dipajang, keseriusannya sangat terlihat. 

Jadwalnya dimulai dengan bersih-bersih di pagi hari, diikuti dengan belajar dan berolahraga dengan giat. 

Tomonari Itsuki bukan tipe orang yang menyerahkan urusan sehari-harinya kepada pelayan. —Ia bukan tipe yang bersikap santai seperti ayah Rintarou

Ada komentar dari pihak ketiga di akhir beritanya

[Sikapnya yang jujur memberikan dampak positif di sekitarnya. Melihat usahanya, orang lain mendapatkan kesempatan untuk merenungkan diri.] 

Rintarou merasa kalau itu komentar yang bagus

Jika orang ini, ia bisa mendukung Ren dengan benar sebagai penggantinya yang sedikit kotor. 

(Aku bisa menitipkannya kepada orang ini.)

Pada akhirnya, Rintarou akan menyerahkan kursi wakil ketua kepada Tomonari Itsuki. Prestasi, kemampuan, dan kepribadian orang ini sudah cukup. 

Oleh karena itu—ia merasa tidak keberatan untuk mengotori tangannya sekarang

Rintarou bingung tentang bagaimana cara menyerahkannya, tetapi ia berpikir bahwa dirinya bisa jujur ​​menyampaikan semuanya kepada Tomonari Itsuki. Jika Itsuki menyadari bahwa dirinya lah dalang dari kampanye negatif ini, Itsuki pasti akan menerima posisi wakil ketua karena rasa keadilan. Ia pasti akan berpikir bahwa Rintarou tidak layak untuk menjadi wakil ketua. 

Setelah memutuskan apa yang harus dilakukan, Rintarou segera mulai menyebarkan rumor. 

 

Hari ketiga masa pemilihan. 

Setelah pidato sore selesai, Ren yang berpisah dengan Rintarou, mengingat kembali apa yang terjadi siang itu saat dirinya pulang ke rumah dengan mobil. 

(…Ada rumor aneh yang beredar.) 

Ketika ia sedang dalam perjalanan menuju gedung sekolah kelas satu untuk bergabung dengan Rintarou, dirinya mendengar para siswa kelas satu berdebat tentang reputasi buruk Tennouji Mirei dan Miyakojima Narika. 

Sebagai teman sekelas mereka, Ren segera menyadari bahwa rumor itu hanyalah kebohongan besar, tetapi mungkin ada beberapa siswa kelas satu yang akan mempercayainya. 

Namun, waktu rumor seperti itu muncul… membuatnya merasakan adanya campur tangan orang. 

(…Apa ini ulah Rintarou?) 

Ren teringat sorot mata Rintarou yang dilihatnya dua tahun lalu. 

Ia tidak berniat untuk mencurigai dengan mudah. Namun, ada keyakinan aneh. —kalau Rintarou pasti akan melakukannya. 

Meskipun begitu, ia tidak merasa perlu untuk bergerak. 

Perasaan Ren sangat kompleks, oleh karena itu ia merasa harus menjaga ketenangannya agar tidak kehilangan kendali. Meskipun ia terjun ke dalam pemilihan OSIS, ia tidak bisa menjadi ketua, dan hanya berfungsi sebagai pengangkat isu. Itulah perjuangan yang berat secara mental. Jujur saja, ia merasa perlu untuk sedikit bersantai. 

Statusnya sebagai anak seorang politikus bukanlah isapan jempol belaka. Sebenarnya, ia bisa memberikan pidato yang lebih baik. Sebenarnya, ia bisa menunjukkan lebih banyak karisma. …Saat merasakan respons dari pendengar selama pidato, Ren tiba-tiba merasa ingin memberikan yang terbaik. Namun, ia berjuang untuk menahan diri. 

Dalam perjalanan pulang, Ren melihat smartphone-nya dan menemukan beberapa email dari kenalannya

Sekarang, tampaknya ada survei yang sedang disebarkan di kalangan siswa Akademi Kekaisaran

Survei itu bertanya kepada para pendukung Konohana Hinako tentang apa yang mereka harapkan darinya. 

(…Survei yang menarik. Memang, suara mengambang terbesar berada di sana.) 

Pandangan yang bagus. 

Siapa yang membuat survei ini? Jika bukan dari pihak mereka, mungkin Tennouji Mirei atau Miyakojima Narika… atau mungkin asistennya, Tomonari Itsuki. 

Ini adalah strategi yang dapat diterima. Alih-alih berperilaku seolah-olah tidak terjadi apa-apa karena Konohana Hinako tidak mencalonkan diri sebagai ketua, mereka berusaha untuk menghadapi dan mengatasi situasi tersebut. 

Dengan rasa hormat, Ren memutuskan untuk berpartisipasi dalam survei tersebut. 

Apa yang dirinya harapkan dari Konohana Hinako? Jawabannya sudah jelas dalam benaknya. 

Pemikiran yang kaku berasal dari lingkungan yang kaku.

Demi mengubah lingkungan yang kaku, kita harus memperbaiki aliran informasi dalam organisasi. Kita perlu memperluas jangkauan siswa yang diterima. Lebih bebas, lebih beragam... 

Ren mengisi survei mengenai hal-hal yang diperlukan untuk mewujudkan itu

—Penghapusan prinsip berdasarkan latar belakang keluarga. 

Pada akhirnya, Ren percaya bahwa jika ini terwujud, proses demokratisasi Akademi Kekaisaran dapat tercapai. 

(Konohana Hinako... mengapa kamu...) 

Ren menaruh tangannya di dahinya

Ada kesalahan perhitungan yang sangat besar dalam pemilihan OSIS kali ini. Yaitu, Konohana Hinako tidak mencalonkan diri sebagai ketua. 

Ren berpikir dirinya bisa mempercayakan segalanya kepada Hinako—tapi sekarang situasinya berubah. 

Sebagai gantinya, kandidat yang mencalonkan diri adalah Tennouji Mirei dan Miyakojima Narika. Meskipun mereka berdua memang orang-orang yang hebat, Ren merasa sedikit khawatir saat membandingkannya dengan Konohana Hinako. 

Rencana Rintarou mungkin bisa menjadi batu ujian. 

Ren yang meragukan kemampuan Tennouji Mirei dan Miyakojima Narika berpikir demikian. 

Jika mereka berdua kalah oleh strategi licik yang sepele seperti itu... Ren tidak bisa mempercayakan akademi ini kepada mereka

 

◆◆◆◆

 

Pertama-tama, izinkan aku meminta maaf.

Jouto menundukkan kepalanya di hadapan kami yang duduk mengelilingi meja. 

Kubu kami telah menyebarkan rumor yang tidak pantas karena kesalahanku. ...Jika memungkinkan, jangan salahkan Rintarou. Semua ini adalah karena kelemahanku. Aku akan bertanggung jawab dan segera menenangkan rumor ini.

Sejujurnya, kami tidak bisa mengikuti pembicaraannya karena perubahan suasana yang begitu drastis. 

Jouto melindungi Rintarou. Namun, itu bukan hanya bentuk kebaikan umum, tetapi lebih kepada hubungan kepercayaan yang kuat antara mereka berdua. 

Tapi yang terpenting—aku masih menganggap bahwa akademi ini terlalu bersih.

Jouto menatap Tennouji-san dan Narika dengan tajam. 

Orang-orang yang terjebak dalam konspirasi sepele seperti ini duduk di puncak Akademi Kekaisaran. Aku merasa khawatir dengan kenyataan itu." 

Apa yang terjadi...? 

Suasana yang dipancarkan Jouto perlahan-lahan berubah. 

Apa ia benar-benar orang yang sekuat ini? 

Apakah dirinya benar-benar pria yang berambisi seperti ini? 

Rintarou... aku minta maaf karena membuatmu sampai memaksakan diri. Kamu berjuang untukku karena hatiku lemah. 

Jouto memberikan tatapan lembut kepada Rintarou yang menggigit bibirnya dengan penuh penyesalan. 

Berkat dirimu, aku terbangun.

Jouto dengan sembarangan menyisir rambutnya dan mengikatnya ke belakang. Matanya yang tajam dan alisnya yang terawat terlihat jelas, memberikan kesan yang maskulin. Itu adalah penampilan yang sangat cocok. Jelas sekali bahwa itu adalah wujud aslinya. 

Suasana lemah yang pernah kurasakan dari Jouto kini telah lenyap seketika

Dengan tatapan tajam, Jouto menatap kami. 

 

"Mulai sekarang—aku yang akan maju.

Seluruh tubuhku bergetar. 

Aku mulai memahaminya. Dari sinilah pertarungan yang sebenarnya dimulai

Sekarang ada siswa tipe politikus yang belum pernah ada di sekitarku—Jouto Ren. 

Dirinya telah memutuskan untuk serius.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama