
Chapter SS — Bagaimana Jika Hinako Mencalonkan Diri Sebagai Ketua?
Pada malam
keempat selama periode pemilihan.
Saat aku
berpikir tentang strategi kampanye di dalam kamar, aku mendengar suara dari tempat tidur
di belakangku.
“Hmmm...”
Setelah suansa hening beberapa saat,
aku mengira dia sudah tertidur,
tetapi Hinako ternyata masih terjaga.
Dia meminta untuk meminjam laptopku, jadi aku meminjamkannya, tetapi sepertinya
dia sudah lama bermain dengan laptopku
di atas tempat tidur.
“Hinako,
kamu sedang melakukan apa?”
“Aku
sedang melihat hasil survei. ... Ternyata, aku dipandang seperti ini, ya.”
Survei yang dimaksud merupakan survei yang
diminta Tennouji-san untuk dikumpulkan. Pertanyaannya mengenai apa yang diharapkan semua orang
jika Hinako mencalonkan diri sebagai ketua.
Tentu
saja, aku sudah mendapatkan izin dari Hinako saat mengumpulkan survei itu.
Sekarang, dia tampaknya sedang memeriksa hasilnya.
“Kalau
dipikir-pikir lagi, meskipun kamu
tidak mencalonkan diri sebagai ketua, apa kamu mempunyai gambaran tentang Ketua seperti apa jadinya jika kamu mencalonkan diri, Hinako?”
“...
Tidak ada. Aku bahkan tidak ingin membayangkannya.”
“Tapi
jika kamu menjadi
ketua OSIS, kamu bisa mengubah Akademi Kekaisaran sesuai
keinginanmu.”
Tentu
saja dalam artian batasan yang wajar.
Kamu bisa
mengubah akademi sesuka hati. Mungkin karena kemungkinan itu terdengar menarik, Hinako mulai memikirkannya
sejenak.
“Kalau
begitu... pertama-tama, aku akan menjadwalkan jadwal
pelajaran tiga kali seminggu.”
Bukan
hari libur, tapi jam pelajaran
yang dijadwalkan tiga kali seminggu...
Apa yang
harus kulakukan? Aku hanya iseng bertanya karena penasaranku, tetapi hasilnya sudah
terlihat.
“Jadwal
istirahat siang menjadi dua jam dan mewajibkan tidur
siang.”
“Wajib
itu agak...”
“Jika
seseorang berusaha keras, orang lain juga akan sulit untuk tidur.”
Dia
sedikit memikirkan orang-orang di sekitarnya dan
menunjukkan kecerdasannya. Aku berharap dia tidak
menunjukkan kepintarannya di tempat yang aneh.
“Selain
itu... di kantin, aku akan membuat keripik kentang bisa dibeli.”
Sebenarnya,
aku juga menginginkannya.
Tapi,
rasanya makanan ringan seperti itu tidak
cocok untuk Akademi Kekaisaran.
Jika aku ingin keripik kentang, aku bisa membelinya di
minimarket. Jika janji kampanye Jouto
terwujud, mungkin suatu hari keripik kentang akan tersedia di kantin...
“…Sebenarnya,
meski aku menjadi ketua OSIS, aku
merassa bahwa Akademi Kekaisaran akan tetap sama seperti
sekarang.”
Hinako
berkata dengan suara pelan.
“Apa yang
diharapkan semua orang dariku adalah hasil yang solid dan sesuai harapan.”
“…Begitu
ya.”
Hinako
selalu memenuhi harapan semua orang.
Kalau sesuai
harapan maksudnya berarti realistis. Selama bisa memenuhi permintaan seseorang, hasilnya
akan tetap dalam batasan yang diharapkan oleh seseorang.
Janji
kampanye Tennouji-san dan Naruka memberikan angin
segar bagi semua orang di Akademi Kekaisaran.
Mengenai janji kampanye Jouto,
kedengarannya memang terasa
sangat inovatif. Namun, dalam kasus Hinako, itu bukanlah angin segar. Itu akan
menjadi janji dengan kebijakan yang umumnya tidak berbeda dari sebelumnya.
“Tapi
bukannya berarti Hinako tidak bisa
mengubah Akademi Kekaisaran,
‘kan? Kamu juga pernah melakukan
M&A dalam permainan manajemen.”
“Hmm... menurutku secara teknis itu
tidak mungkin.”
Hinako pernah mereformasi Grup Konohana sesuai kebutuhan dalam
permainan manajemen. Meskipun manajemen yang solid adalah daya tarik utamanya,
bukan berarti dia tidak bisa memicu perubahan. Aku
meyakini Takuma-san
juga sengaja membuat keributan terakhir
tentang penyembunyian recall untuk memastikan hal itu.
“Tapi,
aku lebih ahli dalam menghasilkan hasil yang solid daripada melakukan
perubahan... mungkin, semua orang juga bisa merasakannya.”
Setelah
mengatakan itu, Hinako menundukkan pandangannya.
“Rasanya sedikit...
membuatku frustrasi.”
Hinako
membisikkan kata-kata itu.
“Apa
yang membuatmu frustrasi?”
“Aku
juga berpikir bahwa aku
bisa melakukan perubahan jika aku mau...
tapi semua orang tidak berpikir seperti itu. Survei ini... jika dilakukan oleh
Tennouji-san
atau Miyakojima-san,
hasilnya pasti akan sangat berbeda.”
Memang,
jika survei ini dilakukan oleh Tennouji-san dan Narika, suara yang meminta perubahan
pasti akan mendominasi, berbeda dengan kasus
Hinako. Fakta itu tampaknya membuatnya merasa rumit.
(…Hinako
juga memperhatikan keduanya, ya.)
Akhir-akhir
ini, aku selalu fokus
pada pemilihan, jadi aku memang sering memikirkan
Tennouji-san
dan Narika, tetapi dalam kehidupan akademis
yang panjang ini, Hinako juga merupakan
sosok yang setara dengan mereka.
Ketiga
orang ini sudah saling bersaing, dan itulah sebabnya Tennouji-san
mencalonkan diri sebagai ketua, dan aku meyakini
kalau Narika
juga pasti terpengaruh sampai batasan tertentu.
Kalimat
Hinako barusan... aku yakin Tennouji-san
pasti merasa sangat senang jika dia mendengarnya.
Ah...
Tennouji-san.
Kamu
benar-benar sudah dianggap
sebagai rival oleh Hinako. loh...
“…Kamu sedang memikirkan siapa tadi?”
“Eh...
e-enggak,
aku tidak memikirkan siapa-siapa, kok?”
Tiba-tiba
saja, pertanyaannya berubah menjadi tajam.
Saat ini,
aku bisa merasakan rasa persaingannya yang membara
terhadap Tennouji-san dan yang lainnya, jika aku
mengatakan bahwa aku sedang memikirkan mereka, dia pasti
akan cemberut, jadi aku secara refleks mengalihkan perhatian.
“Aku
memang tidak berniat menjadi ketua OSIS sih, tapi...”
Hinako mengatakan itu dengan pipi kemerahan di wajahnya.
“Jika
Itsuki memikirkanku... mungkin aku
bisa lebih mempertimbangkannya.”
Setelah
mengatakan itu, Hinako menguburkan wajahnya di dalam
bantal.
Aku merasa
terhormat kalau dia sampai berpikir seperti itu, tapi sayangnya, kekhawatirannya itu sama sekali tidak diperlukan.
Karena aku
selalu memikirkan Hinako.