Heroine-tachi ga Chapter 8 Bahasa Indonesia

 

Chapter 8 —LoD

 

“Kebalikan dari cinta bukanlah kebencian, melainkan ketidakpedulian. Aku bisa memahami kata-kata bijak dari Bunda Teresa, tetapi aku sangat menentangnya. Kebalikan dari cinta sudah pasti kebencian!”

Tetesan air dari kantong transparan yang tergantung di stand infus jatuh perlahan, mengalir melalui selang dan masuk ke lengan pasien. Banyaknya bekas jarum menggambarkan betapa kerasnya operaasi yang dijalaninya.

Dua orang duduk di kedua sisi pasien yang sedang tertidur lelap. Napas pasien terdengar samar-samar, napasnya yang lemah terasa jelas, tetapi orang bisa merasakan semangat hidupnya. Masker oksigen menutupi wajahnya, dan napasnya yang terembus memenuhi udara.

Saat pasien yang sakit parah itu terbaring di hadapannya, senyum Shuna tampak begitu cerah dan menakutkan.

“Keluargaku kehilangan uang perusahaan oleh orang yang sangat kami percaya dan melarikan diri~”

Kalau tidak salah, cerita itu juga tertulis di dalamBuku Harian. Sejak saat itu, Shuna yang dulunya putri presiden perusahaan mengalami kejatuhannya.

“Saat kami menangkapnya, dia sudah menghabiskan semua uangnya untuk berjudi, dan alasannya lucu-lucu~. 'Aku ingin menggunakan uang ini sebagai modal awal, melipatgandakannya, dan membalas kebaikan keluarga Nanjo!' katanya~. Konyol sekali ya~”

Meskipun wajahnya kelihatan tersenyum, tapi tatapan matanya menyimpan cahaya dingin. Aku tidak bisa mengatakan apa-apa melihat ekspresi aneh yang menggabungkan senyuman dan kemarahan.

“Ia menjalani kehidupan yang dijamin semua kebutuhan pokoknya meskipun tidak memiliki uang di dalam penjara, sementara keluargaku terpaksa berhutang kepada rentenir, dan aku hampir menjual tubuhku~. Ampun deh, negara ini sangat lembut terhadap pelaku kejahatan~. ——— padahal dia labih baik mampus saja sana!?”

Ekspresi Shuna menjadi datar seperti topeng Noh, dan tangannya mengepal sekuat tenaga. Namun, ketika dia menyadari bahwa topeng senyumnya telah hancur, dia segera mengembalikan senyumnya yang biasa.

“Ahh~ maafin aku ya~. Itulah sebabnya aku mempercayai kalau kebalikan dari cinta adalah kebencian. Rasanya wajar saja kalau kita menyimpan dendam ketika seseorang yang kita percayai malah mengkhianati kita~. Menganggap bahwa kebalikan  dari cinta adalah ketidakpedulian, itu hanyalah omong kosong dari orang-orang yang belum pernah benar-benar dikhianati~”

Senyum ansempurna Shuna sedikit retak. Seolah-olah dia mengatakan bahwa pengkhianatan tidak akan pernah dimaafkan.

“Karena ini sudah kedua kalinya bagiku, tetapi berbeda dengan yang pertama, si bajingan itu tidak mendapatkan hukuman apa pun, ‘kan~? Ia dengan seenaknya mempermainkan kita, dan sekarang masih menikmati hidup dengan wajah tak bersalah~? Sementara penyelamat sejati kami hampir mati~. Apa pendapat semua orang tentang situasi ini~? Bukannya mendengar ini saja sudah membuat kalian ingin membunuhnya~?

“Itu....”

Aku tak bisa memaafkannya. Aku tak ingin berhubungan dengannya lagi. Aku sudah memblokirnya di LINE, dan aku berniat mengabaikannya jika kami bertemu langsung. Aku tak ingin berteman lagi dengan keluarganya.

———Yang terpenting, aku sangat membencinya sampai-sampai ingin membunuhnya.

Namun, ketika dikatakan untuk membunuhnya, 'akal sehat'-ku ikut campur dalam penilaianku. Ketika aku menggelengkan kepalaku, pandangan mataku bertemu dengan Reine dan Shino. Aku bisa melihat keraguan yang sama di mata mereka seperti yang kurasakan.

“Hah...... Begitu ya~, jadi hanya segitu doang ya~”

Shuna menunjukkan ekspresi dingin dan menghina kepada kami dengan wajah serius. Tatapannya menunjukkan rasa jengkel dan kesal yang lebih jelas daripada kata-katanya.

“Aku merasa sedikit kecewa~. Kurasa hanya sebatas itu perasaan semua orang terhadap Iriya Satoshi, bukan, Satoshi-sama. Kurasa kalian hanya merasakan rasa terima kasih yang dibatasi oleh akal sehat dan aturan. Yah, kurasa tidak apa-apa kalau begitu~”

“Ehh?”

Shuna yang memancarkan daya tarik sensual, tiba-tiba mendekati wajah Iriya Satoshi. Seraya mengeluarkan napas manis, bibirnya mendekati kulit yang terlihat dari celah perban, dan ujung lidahnya menjilatinya dengan lembut.

“Apa yang sedang kamu lakukan?”

Aku secara naluriah berdiri dan mengajukan protes kepada Shuna.

“Apa yang kulakukan? Aku hanya menunjukkan bukti kesetiaan~”

“Bukti kesetiaan...?”

Shuna mendekatkan wajahnya ke sisi Iriya Satoshi. Pandangan matanya terdapat kelembutan yang menunjukkan rasa cinta padanya.

“Kupikir di dunia ini cuma dipenuhi para sampah dan bajingan~. Tapi, hanya Satoshi-sama satu-satunya orang yang menyelamatkan nyawa kami tanpa mengharapkan imbalan apa pun, ‘kan~? Cinta saja tidak cukup. Bukannya dia orang luar biasa yang pantas membuatmu mempertaruhkan nyawa untuknya?”

Kulit Shuna memerah, napasnya menyentuh telinga Satoshi.

“Jika ada Tuhan di dunia ini, Satoshi-sama adalah Tuhanku~. Itulah sebabnya――

Dia memutar lehernya dengan sudut yang tidak wajar, seolah-olah boneka rusak yang mulai bergerak kembali, dan menatap kami tanpa ekspresi.

“Aku tidak akan pernah memaafkan si bajingan itu bahkan jika dirinya mati. Dirinya tidak hanya merasa puas dengan kami, tetapi juga berani menyakiti Satoshi-sama.”

Kemudian, dia melihat kami sambil menyeringai.

“Makanya aku sepenuh hati mendukung harem~. Aku merasa tidak pantas memilliki Satoshi-sama sendirian, dan aku ingin semua orang yang pernah berada dalam situasi yang sama denganku bahagia.~. Hanya saja――

Sekali lagi, ekspresi wajahnya menjadi datar.

“Apa kalian merasa baik-baik saja menikmati kedamaian sementara dirinya yang mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi kita malah menderita?”

Perkataan Shuna seolah-olah menyelidiki hati kami. Rasanya seperti kami disodori sebuah pilihan yang sulit. Ketegangan untuk membuat pilihan itu mengikat tenggorokan kami.

........... Apa yang dikatakan Shuna memang benar.”

Reine lah yang pertama menjawab.

“.....Selalu Iriya, bukan, Satoshi-sama, yang melindungi hidupku dari ibuku yang menyebalkan. Berkat Satoshi-sama, jantungku masih berdetak.

Reine menyentuh tangan kanan Iriya Satoshi dengan lembut dan penuh kasih. Pipinya sedikit memerah, dan ia menatapnya dengan mata basah penuh nafsu. Membanggakan dirinya sebagai wanita tercantik di sekolah, Reine memancarkan aura yang agak menggoda, dan kehangatannya menular kepada kami, membuat suhu tubuh kami meningkat. 

“Aku ingin menjatuhkan orang brengsek yang telah merampas semua prestasi itu dan mempermainkan hatiku ke dalam neraka. Etika? Hukum? Nilai-nilai universal semacam itu tidak pernah melindungiku. 

Angin dingin yang ekstrem memantulkan sesuatu yang harus dibunuh di dalam matanya. 

...............Aku juga bersumpah setia.

Orang yang menjawab berikutnya adalah Shino

“Sebagai anak dari hubungan kedua, aku dijauhi ibu tiri dan saudara tiriku, jadi aku tidak punya sekutu. Pada akhirnya, aku hanya dijadikan alat untuk pernikahan politik. Tapi aku juga seorang pengecut yang tidak memiliki keberanian untuk melarikan diri...

Shino yang selalu mempertahankan sikap bermartabat, tiba-tiba mulai berbicara tentang nasibnya dan kelemahan yang disembunyikannya. 

Bagiku, kehidupan SMA hanyalah moratorium untuk menunda pertunangan dengan tunangan yang kubenci dan harus kuhindari... Menurut buku hariannya, jika aku dan tunanganku menikah, aku akan diperlakukan seperti mainan dan ditakdirkan untuk mati. Sepertinya pandanganku tentang orang tidak salah. 

Ekspresi Shino menunjukkan tanda-tanda kepasrahan

“Aku berutang budi besar kepada Satoshi-sama yang telah membalikkan takdir itu dan takkan pernah membalasnya meskipun aku mengorbankan nyawaku untuknya. Mulai sekarang, apa pun yang terjadi, aku akan mendukung Satoshi-sama. — Bahkan jika itu berarti melawan keluarga Shinonome.

Dia menatap lurus ke mata kami dan bersandar pada Iriya Satoshi yang terbaring. Lalu— 

Itulah sebabnya aku pasti akan membunuh bajingan yang mencuri prestasi Satoshi-sama dan menjalani kehidupan yang nyaman. Apa pun yang terjadi. Aku akan memburunya sampai ke dasar neraka! 

Suara Shino terdengar rendah namun memiliki ketajaman yang bisa memotong kata-kata. 

Begitulah katanya~?

Shuna bertanya kepadaku yang masih tersisa. Dua orang lainnya juga memberikan tatapan serupa. 

......Semua upayaku dalam pekerjaan idola gravure adalah demi orang itu. Sebenarnya, aku tidak ingin melakukannya, dan setiap hari, aku merasa ingin berhenti. Aku ingin melarikan diri. 

Aku merasa takut dengan lensa kamera yang dingin dan mata yang menatapku dari baliknya. Aku takut membayangkan tubuhku yang terekspos disiarkan ke dunia. Tapi, tanpa bakat khusus, hanya itu yang bisa kulakukan. Kupikir jika aku menjadi terkenal, orang itu akhirnya hanya akan melihatku. 

———Akan tetapi, kenyataan memang kejam

Walaupun aku sudah mempertaruhkan tubuhku secara harfiah. 

Aku terus-menerus diancam akan dipecat jika terus begini, dan aku diberitahu bahwa untuk bisa laku, aku harus melakukan pekerjaan yang berhubungan seksual. Bukan hanya dari segi fisik, tapi juga mentalku secara bertahap tertekan, dan tanpa disadari aku terjebak dalam jalan buntu. 

Ketika aku merasa hancur karena tidak memiliki apa-apa lagi dan mungkin menjadi mangsa dunia, dirinya datang kepadaku. Dia menghabiskan banyak uang kepadaku yang tidak laku. Aku mampu meneguhkan kembali cintaku padanya.

Aku mencintainya. Aku memujanya. Aku sungguh rela memberikan segalanya untuknya.

Dan itulah sebabnya...

Seluruh tubuhku lemas. Dengan kepala tertunduk, aku memutuskan untuk berbicara dari hatiku. 

———Aku setuju dengan pendapat Shuna dan kata-kata Bunda Theresa. Namun, aku merasa keduanya kurang lengkap. Kebalikan dari cinta adalah kebencian, dan kebalikan dari cinta dan kebencian adalah 'ketidakpedulian'.

———Ah, akhirnya aku merasa bisa menjadi diriku yang sebenarnya. 

Aku melepaskan diri dari norma, akal sehat, dan etika, menghilangkan hal-hal yang tidak perlu. 

Cobalah untuk melihat dari sudut pandang Satoshi-sama. Dirinya terus-menerus memberikan 'cinta' kepada kita tanpa henti, tetapi kita terus membalasnya dengan 'ketidakpedulian', kan?" 

Istilah sukarelawan memiliki bunyi yang indah. Tindakan kebaikan tanpa pamrih, dengan niat tulus untuk menyelamatkan seseorang, orang-orang yang terjun ke daerah konflik atau kawasan miskin. Penampilan mereka seperti 'malaikat'. 

Namun, apa itu benar-benar bisa disebut 'tanpa pamrih'

Tindakan menyelamatkan seseorang disertai dengan imbalan berupa rasa terima kasih. Itu menciptakan kepuasan di dalam hati. Di sana, jika nilainya baik, maka akan mendapatkan penilaian sebagai orang baik. Jika media mengangkatnya, status sosialnya akan semakin meningkat. 

Dan yang paling penting, ada penghargaan yang tak tergantikan karena telah menyelamatkan seseorang. 

Sebanyak apapun kita mengungkapkan hal-hal yang indah, selalu ada konsep 'memberi dan menerima' di dalamnya. Itulah hakikat dunia dan hukum yang berlaku. Semuanya bergerak berdasarkan pertukaran setara. 

Namun, Satoshi-sama yang merupakan reinkarnasi dari dunia atas justru berbeda. 

Tidak peduli seberapa banyak dirinya berkorban, semua prestasinya akan diambil oleh orang bodoh yang bernama [Sano Yuuto]. Rasa terima kasih dan penilaian tidak akan pernah sampai ke tangannya. Dan pada akhirnya, bahkan keinginannya untuk 'hidup' pun diinjak-injak, dan dengan kejam dinyatakan 'mati'. 

Dirinya hidup untuk dirampas! Itulah kehidupan [Iriya Satoshi]. 

“Rasanya pasti sulit, kan? Rasanya menyakitkan, bukan? 

Tanpa kusadari, setetes air mata mengalir di pipiku. Kemudian, smartphone yang kupegang dengan tanganku yang lemas terlepas dari jemariku dan jatuh ke lantai.

Semuanya akan baik-baik saja. Kami akan memastikan untuk menambahkan warna dalam kehidupanmu.

Tapi sebelum itu— 

Jadi, bagaimana kalau kita membuatnya mengalami hal yang sama seperti Satoshi-sama? Diabaikan, dikhianati, dan merasakan penderitaan kehilangan segalanya. Lalu——

Mereka bertiga terkejut dengan kata-kataku, tapi kemudian tersenyum. 

...... Itu ide yang bagus. Lagipula, aku yakin ia pasti berpikir bisa melanjutkan hubungan masa lalu. Hanya saja, bagaimana kita bisa memberikan penderitaan kehilangan?

Walaupun terdengar sederhana, jika kita menunjukkan diri kita bersama Satoshi-sama, mungkin ia akan cemburu, kan?

Tapi, bukannya itu sulit untuk menunjukkan hal tersebut padanya? 

Kalau begitu, bagaimana jika kita membuat Satoshi-sama masuk ke universitas yang sama dengan kita?

Hah? Apa itu berarti kita akan menggunakan kekuatan keluarga Shinonome untuk memasukkannya ke universitas kita? Aku tidak ingin membuat Satoshi-sama khawatir!

Jika dirinya yang salah paham bahwa kekuatan paksa dunia masih berlanjut, itu akan menjadi masalah. Setelah akhirnya dibebaskan, aku tidak bisa memberikan keraguan yang menyiksa. 

Jangan khawatir, setelah memeriksa komputer Satoshi-sama, kami menemukan bahwa dia telah mendaftar dan diterima di universitas yang sama dengan kita. Kebetulan, jurusannya sama dengan yang itu.

Oh, begitu ya~

Itu pas untuk menunjukkan situasi NTR.

Benar juga. Jika boleh berharap, aku ingin kita duduk di sebelahnya dalam perkuliahan.

Aku tahu itu permintaan yang berlebihan, tetapi ada sedikit rasa kesepian. 

Hehe, jika begini terus, kita tidak akan sempat melakukan prosedur pendaftaran dan akan menjadi pengangguran paksa. Satoshi-sama juga pasti tidak menginginkan hal itu, jadi sebaiknya kita minta rumah sakit mengirimkan dokumennya.

Aku mulai menantikan musim semi! Oh, ngomong-ngomong, tentang cara membunuh orang itu...... bagaimana menurut kalian?

Setelah jeda sejenak. 

Hehe, Satsuki-chan, kamu benar-benar sudah mulai gila ya~! Tapi...

Jika pemikiran kita sama sejauh ini, itu akan menjadi menarik. Aku juga berniat melakukan hal yang sama.

Benar sekali. Kurasa tidak ada cara lain. Demi membuatnya merasakan penderitaan yang sama seperti Satoshi-sama.” 

Kami adalah karakter yang lahir dari tragedi yang sama, yaitu LoD. Tanpa bisa berbuat apa-apa, tanpa bisa melawan, tidak ada tempat untuk melarikan diri. 

Apa pemikiran ini bertentangan dengan etika?—— Lalu, kenapa? 

Apa gunanya moral?—— Jika tidak bisa menyelamatkan. 

Satu-satunya kawan kita di dunia ini hanyalah kita berempat dan Satoshi-sama. 

Segala sesuatu yang lain hanyalah puing-puing, ketiadaan, hanya pecahan dunia yang hancur.

Ahaha...

Perasaan mahakuasa menyelimuti seluruh tubuhku, dan kami menyerahkan diri kepada sang penyelamat tercinta kami. Di sekelilingnya, seolah-olah aroma memikat telah dinyalakan, aroma manis dan kaya memenuhi udara di ruang rumah sakit. 

Hatiku meleleh dan bergetar karena sukacita saat membayangkan menyentuhmu, cintaku.

Aku ingin kamu segera bangun. Aku ingin kamu menginginkan kita. 

Dan kemudian——

——Aku akan menunggumu, oke?

 

◇◇◇◇

 

Ruangan itu dipenuhi keheningan, seolah hiruk pikuk pesta beberapa saat sebelumnya hanyalah kebohongan. Di tengah semua itu, empat bayangan muncul entah dari mana.

Tanpa perlu aba-aba, kami mulai melepas pakaian seolah-olah itu adalah hal yang paling alami di dunia. Satu-satunya suara hanyalah gemerisik pakaian yang pelan, dan rasanya seperti rutinitas sederhana, tanpa emosi apa pun.

Suara 'wuss' pelan terdengar saat aku membuka lemari berpintu ganda. Di dalamnya, seragam lamaku tertata rapi. 

Aku mengenakan kemeja, mengikat pita, mengangkat ritsleting rok, dan mengenakan jaketku. Aku melihat pantulan diriku di cermin sebagai anak SMA

..... Hanya saja, bagian dadaku terasa sedikit sempit. 

Aku melirik Satoshi-kun yang terkulai di atas meja. 

Dengan hidungnya yang mengembang dan pipinya yang sedikit merah, dirinya tertidur nyenyak. Aku mengambil selimut yang ada di dekatnya dan menutupinya dengan lembut. 

Maaf ya, Satoshi-kun............... Tapi, aku tidak bisa melibatkanmu lagi. 

Aku sudah mencampurkan obat tidur ke dalam gelasnya. Sebisa mungkin, aku tidak ingin dirinya terbangun. 

Meskipun kami bersulang dengan mengatakan itu sebagao perayaan, tapi isi gelas kami sejak awal hanyalah air biasa. 

Maaf telah terus sadar, ya?

Hanya ini.... cuma balas dendam ini saja

Aku tidak boleh melarikan diri. Aku tidak mau melibatkannya

Sambil menghembuskan napas dengan pelan, kami saling memandang dan memantapkan tekad. 

“Sekarang, sudah saatnya untuk menyelesaikan ini." 

Empat bayangan itu berdiri dengan tenang dan meletakkan tangan di pintu masuk. 

Dengan suara berderit pelan yang memecah keheningan, empat bayangan itu menghilang di kegelapan malam tanpa suara.

 

◇◇◇◇

 

Aku selalu berpikir, mengapa pencipta dunia ini menciptakan LoD. Heroine yang tidak bersatu dengan 'protagonis' ditakdirkan untuk mati. Di mana konsep ini berasal?

Semilir angin malam musim semi membawa sedikit aroma bunga sakura. Meskipun masih menyisakan sedikit hawa dingin dari musim dingin, angin yang lembut itu membuatku merasakan batas antara musim dengan jelas. 

Sudah setahun sejak terakhir kali aku mengunjungi almamaterku. Berdiri di depan gerbang yang sunyi, aku kehilangan kata-kata sejenak. Tempat yang dulu kutempuh setiap hari kini terasa seperti seorang pelancong yang tersesat di negeri asing. Pintu gerbang yang kokoh itu dihiasi dengan karat merah yang seharusnya tidak ada tahun lalu, sambil diterangi cahaya bulan, memberikan nuansa melankolis yang aneh. Nama sekolah yang terukir di tiang gerbang, meski sedikit aus, tetap mempertahankan kekuatannya. Setiap hurufnya perlahan-lahan membangkitkan rasa nostalgia dan sesuatu yang tersimpan dalam hati. Suara hiruk-pikuk dan tawa dari masa lalu terasa seperti ilusi yang jauh. Jarum jam hampir melintasi tanggal baru. 

Satsuki membelakangiku dan terus menatap ke arah sekolah. 

“Kurasa itu karena cinta dan kebencian terhadap gadis yang tidak bisa didapatkan. 'Semua wanita yang tidak menjadi milikku seharusnya mati. Jika mereka mau menjadi milikku, aku akan memaafkan mereka,' begitu kan? ——— Lantas, siapa sebenarnya Iriya Satoshi?”

——————Mana kutahu

“Ia juga bernasib sama dengan kita. Tapi, bukannya itu aneh? LoDitu game simulasi kencan, kan? Mengapa karakter sampingan sampai harus dibunuh? Mengapa dirinya tidak ditakdirkan untuk mati jika berhasil mencapai ending harem? ——————Hei, kenapa? 

Satsuki akhirnya berbalik menatapku. Di dalam sorot matanya terdapat rasa ingin tahu yang murni, tetapi di baliknya tampak bayangan kelam yang bergetar. Aku tidak mengerti apa yang dia bicarakan, tapi hawa dingin menjalar di tulang punggungku, dan angin sepoi-sepoi bertiup di antara kami. 

Melihatku yang seperti itu, Satsuki menghela napas. Napas itu kering, tidak menunjukkan keheranan atau putus asa. Ketika pandangan matanya menatapku, semua warna emosi yang ada sebelumnya telah hilang sepenuhnya. 

Hah....kamu benar-benar tidak tahu apa-apa, ya? Yah sudahlah. 

Dia sedikit mengangkat bahunya dan melanjutkan. 

Sudah setahun, ya? Gimana kabarmu? 

Suara itu mengandung sarkasme yang halus. Di balik nada lembutnya, terdapat kedinginan yang menusuk. Satsuki masih mengenakan seragam sekolahnya, tapi itu lebih terlihat seperti kostum cosplay daripada seorang siswi SMA aktif. Namun, ketidakcocokan itu memiliki daya tarik tersendiri. 

...... Kamu tanya gimana kabarku?... Menurutmu apa yang kupikirkan saat aku datang jauh-jauh ke sini?

Pertanyaan yang seolah-olah mengusik sarafku secara alami membuatku merasa marah. Satsuki yang menghela napas lagi menatapku dengan pandangan merendahkan dan keheranan. 

“Mana mungkin aku bisa mengetahui apa yang dipikirkan seorang penguntit tidak tahu. Apa-apaan dengan sepatu yang di tanganmu itu? Sepatu itu milikku, kan?

“Penguntit? Sembarangan saja kalau bicara. Bukannya kamu sendiri yang memanggilku dengan cara yang berbelit-belit seperti ini?

Aku melemparkan tasku langsung ke arahnya. Setelah melihatnya bersama orang yang kubenci siang tadi, aku tahu dia menjatuhkan tasnya, jadi aku mengambilnya. Ketika aku melihat ke dalamnya, ada ponsel yang menunjukkan layar utama dengan tulisan, [Aku akan menunggu di tempat itu tengah malam]. Dengan kata lain, dia telah melakukan semua ini demi memanggilku. Lalu, tempat itu di mana? 

Aku bahkan tidak perlu memikirkannya. Dan jika firasatku benar— 

Nah, Satsuki. Jika kamu benar-benar ingin memulai kembali denganku, bukankah seharusnya kamu menunjukkan itikad baik?" 

Dengan kata lain, dia memilihku, bukan si Iriya. Dia pasti menyadari ketulusanku. Semua usahaku untuk mengambil dan mengembalikan barang-barang Satsuki tidak sia-sia. Namun, jika kami berpacaran, setidaknya dia harus melakukan semacam permohonan maaf. Itu bentuk penebusan dosa sebelum kami bisa menjadi sepasang kekasih. 

Hah............ otak bahagiamu itu memang tidak berubah, ya...

Kemudian, dia menatapku dengan tajam. 

“Setelah mengetahui kebenarannya, aku, kami... tidak mungkin menyukaimu. Jangan mengigau, mati saja sana. Dasar sampah." 

“Hah?!

Meskipun kata-kata kejam itu menghujaniku, aku tertegun oleh amarah Satsuki dan tidak bisa membalasnya. Dan saat semangatnya mereda, semua emosi seketika lenyap dari wajah Satsuki

Aku cuma datang ke sini untuk memastikan satu hal terakhir—bagaimana setahun ini?

Bagaimana setahun ini? 

Oh, jangan berpura-pura tidak tahu, ya? Aku sudah mengetahui apa yang kuketahui. 

Aku mendengar suara langkah kaki yang memecah keheningan dari jalan sebelah kiri. Kemudian, rambut perak yang memancarkan aura luar biasa berayun lembut tanpa larut dalam kegelapan malam yang pekat. Melihat gadis itu, tidak, wanita itu muncul, aku merasa tidak yakin. 

Reine...? 

Bisa tidak jangan asal memanggilku dengan namaku? Rasanya menjijikkan. 

Dengan nada dingin dan acuh, Reine menjatuhkan isi sepatu yang dipegangnya ke tanah dengan suara keras. Itu adalah alat penyadap dan kamera pengawas yang seharusnya kupasang. Dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, suara benda-benda itu hancur berkeping-keping bergema 

“Ka-Kalian mengetahuinya...!?

Saat aku berteriak, semua perasaan yang terbendung tidak bisa dihentikan. Kemarahan dan rasa malu yang kupendam meledak sekaligus, suaraku bergetar, dan tenggorokanku terasa sakit seperti terbakar. Namun, baik Satsuki maupun Reine sama sekali tidak terganggu, mereka hanya menatapku dengan tenang. 

“Ya iyalah. Aku memang membiarkanmu melakukannya demi tujuan ini.  

Melihat Satsuki yang tersenyum cerah dan Reine yang terus menghancurkan alat penyadap tanpa ekspresi, hatiku tiba-tiba menjadi sangat dingin. 

Dan kemudian— 

“Bukannya kalian menyukaiku!? Tubuh, hati, dan takdir kalian semuanya milikku! Kalian seharusnya dilahirkan untuk mencintaiku! Lalu kenapa kalian membuangku dan berusaha bahagia dengannya!? Apa yang sedang dilakukan Sinterklas yang tidak berguna itu sih!? 

Suara penuh gairahku menggelegar dengan keras, dan dadaku bergetar hebat. 

Jika kalian tidak mau menjadi milikku, mendingan kalian lebih baik mati saja— 

Satsuki terus menatapku dengan tenang. Akhirnya, dia membuka mulutnya. 

Balas dendam kami adalah membuatmu merasakan penderitaan seorang pahlawan tanpa tanda jasa bernama Iriya Satoshi.  

“Hah? 

Sepertinya kamu mengerti yang namanya kebencian. Kalau begitu.

Bagaimana rasanya—ketika wanita yang kamu cintai dipeluk oleh pria lain? 

Bagaimana rasanya—merasa tidak berdaya meski kamu tahu tapi tidak bisa berbuat apa-apa? 

Bagaimana rasanya—merasa putus asa saat segalanya direnggut darimu? 

—Hei, bagaimana rasanya? Tolong jawab aku? 

Pertanyaan yang dilontarkan satu per satu memukul dadaku dengan ritme tertentu. Gelombang kata-kata yang tak terputus membuat pikiranku hampir tenggelam. Yang kurasakan hanyalah perasaan hampa. Semacam kepasrahan. 

........Sudah cukup.

Keterikatan dan ketertarikanku terhadap Gadis Elok Empat Arahmulai hancur seketika

Mendingan aku pulang saja. Aku punya hal baru yang harus dilakukan— 

Pembicaraan kita belum selesai, iya ‘kan~?

Saat aku mendengar suara yang sedikit memantul itu, aku merasakan sensasi daging yang robek disertai suara tumpul. 

─Eh? 

Shuna yang tersenyum muncul dari jalanan sebelah kanan. Aku terlalu fokus pada Reine dan Satsuki, jadi tidak menyadari kedatangannya. Sebelum aku ingin bertanya padanya, rasa sakit yang membakar menyerang lengan kananku yang terpotong. 

...............Ugh, apa yang...

Sambil menahan rasa sakit, aku mendongak dan melihat Shuna masih tersenyum seperti biasa. Tapi, sorot matanya tampak dingin sekali. 

“Satsuki-chan sudah memberitahumu, ‘kan~? Dia bilang akan memberikanmu pengalaman yang sama dengan Satoshi-kun~.

Shuna melanjutkan dengan nada suara khasnya yang lambat. Namun sesaat kemudian, semua emosi lenyap dari wajahnya, dan dia menunjukkan wajah datar yang mengerikan. 

—Bagaimana rasanya? Tidak bisa menggunakan lengan kananmu?

Ugh!?

Aku memutuskan untuk kembali melalui jalan tengah dengan panik. Darah yang mengucur meninggalkan bekas merah kehitaman di atas beton. Namun, itu tidak penting. Yang memenuhi kepalaku hanyalah rasa takut dan rasa tanggung jawab. 

Aku akhirnya mempunyai sesuatu yang harus dilakukan... 

Dengan menguatkan kakiku yang bergetar, aku terus melangkah maju menembus kegelapan. Ketika menoleh ke belakang, aku melihat tiga gadis itu mulai berjalan ke arahku. Dan Satsuki mengangkat tasnya, mengeluarkan ponselnya, dan terus menatapku tanpa ekspresi. 

 

'5'

 

Aku merasa seolah-olah bibirnya menggumamkan itu. Aku segera menghadap ke depan dan mulai berlari. Jantungku berdebar kencang, meyakini ada sesuatu yang mendekatiku dari belakang. 

 

'4'

 

Aku mendengar langkah kaki tiga orang dari belakang. Dan suara Satsuki yang seharusnya tidak terdengar langsung menggema di otakku, membentuk ketakutan. 

 

'3'

 

Mereka bertiga masih berjalan dengan santai sementara aku berlari. Namun, rasanya jarak di antara kami justru semakin menyusut. Aku bahkan tidak bisa menoleh. Jika aku melihat ke belakang, aku merasa semuanya akan berakhir. Keringat mengalir di punggungku, dan pandanganku mulai kabur. 

 

'2'

 

Hei, tolong aku! [Sinterklas]! Sekarang waktunya!

Napasku terengah-engah, suara teriakanku bergetar. Kata-kata makianku bergema sia-sia, sementara kakiku tersandung saat menginjak tanah. Namun, rasa sakit di lengan kananku menyebar ke seluruh tubuh, menguras tenagaku. Tiba-tiba, kakiku tersandung sesuatu, dan wajahku terhempas keras ke tanah. 

 

'1'

 

Beton jalan mengikis kulitku, dan darah segar menetes. Kepalaku menjadi kosong, tetapi aku tidak bisa berhenti. Dengan merangkak, aku mengangkat tubuhku dan berusaha berdiri. Dalam pandangan gelap, aku melihat lampu hijau. 

Jika aku bisa melewati sini...! 

 

'0'

 

Habisi dia, Shino. 

 

Eh?

Aku mendengar suara laju truk dari kejauhan. Deru pelan mesinnya mengguncang tanah saat mendekat. Saat lampu-lampu menyinariku, tubuhku menegang, dan sesaat kemudian aku merasa seperti melayang di udara, dan jarak ke langit malam seakan menyempit. Namun, segera setelah itu, semuanya menjauh, dan bagian belakang kepalaku terbentur tanah. 

Tubuhku tidak bisa bergerak. Sensasi di tangan dan kaki perlahan-lahan menghilang, dan suara pintu dibuka dengan kasar terdengar. Langkah kaki itu semakin dekat, dan dalam pandanganku— 

Sh...ino? 

Aku menggumamkan namanya, tetapi tidak ada jawaban. Kemudian, dia membuka mulutnya dengan tenang. 

Apa ini bisa disebut sebagai 'Akhir Buruk' di mana seorang pelajar SMA dilindas oleh truk yang melanggar lampu merah? Sayangnya, kami tidak bisa merekonstruksi ulang dengan sempurna. Karena kami 'mahasiswi universitas', sih. —Bagaimana rasanya? Rasa putus asa ketika harus menerima takdir untuk mati? 

Tidak, tidak, tidak! Tolong aku

Namun suaraku tidak bisa keluar. Aku berpikir untuk menggunakan isyarat, tetapi seluruh tubuhku tidak bisa bergerak. 

Yang bisa kulakukan hanyalah meminta tolong dengan tatapanku, tapi yang terlihat di atas sana hanyalah empat pasang mata yang hampa dan kosong. Mereka tidak ada niatan untuk membantuku sedikit pun. 

Saat melihat itu, hatiku dengan cepat mendingin, dan aku memutuskan untuk menerima takdirku. 

Jika memang begitu, hal terakhir yang harus kulakukan adalah— 

 

◇◇◇◇

 

—Apa yang ia cari dengan lengan kanannya yang tidak bisa bergerak?

Aku bertanya pada tubuh yang tidak bergerak itu, tapi tidak ada jawaban. 

Aku berharap ia bisa mampus dengan rasa putus asa akan kematian sampai akhir, tetapi itu satu-satunya yang disayangkan. 

Ah, tidak apa-apa— 

Baiklah, mari kita selesaikan ini dengan cepat sesuai rencana. 

Ya, jika terus begini, kita akan tertangkap.

“Dlam kemungkinan terburuk, kita bisa mengelabui polisi...

Kita tidak bisa berhutang budi pada keluarga Shinonome karena kita, kan? Ayo, bergeraklah dengan tangan daripada mulut.

Tanpa ketegangan, kami menghabisi apa yang dulunya protagonis. Satu-satunya hal yang memenuhi hati kami adalah rasa lega dan pencapaian. 

——Akhirnya, kita bisa bahagia, kan?

 

◇◇◇◇

 

8 April 

Aku berpikir untuk mulai menulis buku harian

Tujuannya untuk menyadarkan Satsuki dan yang lainnya.

Aku curiga Iriya Satoshi sedang mencuci otak dan memanipulasi Gadis Elok Empat Arah dengan hebat. 

Oleh karena itu, aku berniat untuk mencatat tentang Iriya Satoshi, Satsuki, dan yang lainnya

Aku akan bersembunyi dengan tenang sampai semua kejahatannya terungkap. 

 

15 April 

Jangan bermesra-mesraan dengan Satsuki dan yang lainnya!

Dasar brengsek!

 

18 April

Seseorang tidak bisa berbuat apa-apa jika tidak mengenal musuhnya.

Aku pun menenangkan diri dan memutuskan untuk membuntuti Iriya Satoshi.

 

19 April

Aku menemukan apartemennya.

Rupanya mereka berlima tinggal bersama.

Mati saja sana. 

 

20 April

Satsuki kehilangan kuncinya.

Rupanya dia masih belum bisa menghilangkan kebiasaannya kehilangan barang.

 

23 April

Aku membuat kunci duplikat dan berhasil masuk ke dalam rumahnya.

Aku memasang kamera pengawas dan alat penyadap di kamar Iriya Satoshi.

Ini menandai akhir dari kejahatan kalian. 

Dengan ini, semua kejahatanmu akan terungkap. 

Aku akan membongkar bagaimana kamu mencuci otak mereka! 

 

25 April

Hentikan, hentikan, hentikan!?

Jangan tidur dengan wanitaku!

Satsuki dan yang lainnya juga, kalian seharusnya jangan terlihat sebahagia itu! 

 

29 April 

Setiap hari, setiap hari, mereka selalu kumpul kebo... 

Jangan bercanda! 

Apa sih yang sedang dilakukan Sinterklas!? 

 

1 Mei 

Satsuki sedang membicarakan sesuatu dengan Iriya.

Rupanya dia ingin berhenti menjadi model gravure.

Bicarakan padaku juga tentang itu.... 

 

2 Mei

Rupanya, jika Satsuki ingin berhenti menjadi model gravure, dia harus membayar denda.

Baca kontraknya... Dasar bodoh.

Rupanya, presiden agensi dan Iriya sedang mengobrol di kedai kopi.

Aku ikut pergi. 

Kalau ada apa-apa, itu bakalan merepotkan

 

5 Mei 

Iriya dan seorang pria tua yang menyeramkan dan mengintimidasi terlibat pertengkaran sengit.

Setelah pertengkaran sengit, pria tua itu tampaknya menyerah.

Rupanya, pembicaraan tentang denda itu dihentikan.

Namun, tepat sebelum pergi, Iriya menjatuhkan pria tua itu dan melemparkan segepok uang kepadanya. 

Rupanya, dia tidak menyukai kata-kata terakhirnya: Seorang wanita yang tidak bisa berbuat apa-apa selain menjual tubuhnya.

Meskipun cara mengatakannya buruk, tapi memang benar begitu, kan? 

Dasar pria kasar, mengandalkan kekerasan di akhir. 

Kurasa sepertinya pencucian otak Satsuki sudah terlepas. 

 

6 Mei 

Kenapa malam ini terasa lebih brutal dari biasanya!? 

Aku tidak mengerti! 

 

10 Mei 

Saat Iriya tidak ada, aku mendengar suara wanita yang tidak dikenal. 

Seorang wanita cantik berambut perak berteriak keras, sementara Reine yang ditinggal sendirian di apartemen terlihat ketakutan. 

Dari percakapannya, sepertinya wanita itu ibunya. 

Jika diperhatikan baik-baik, mereka memang mirip. 

Reion menangis saat dibawa pergi. 

Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi

Tunggu di situ! 

Aku akan menyelamatkanmu sekarang! 

 

11 Mei 

Aku pergi ke rumah Reine

Ibunya terlalu menakutkan... 

Aku harus merencanakan sesuatu... 

 

15 Mei 

Iriya yang khawatir tentang Reine pergi menuju apartemen. 

Aku juga pergi untuk memerika keadaan

Dasar bodoh sekali. Mana mungkin wanita itu mau menerimanya kalau dirinya menerobos begitu saja tanpa berpikir... 

Hah!? 

Kenapa si nenek peyot itu membiarkannya masuk!? 

Aku tidak mengerti... 

 

16 Mei 

Sehari kemudian, Iriya, Reine, dan ibunya keluar dari apartemen. 

Reine dan ibunya berpelukan sambil menangis, dan ibunya terus meminta maaf kepada Reine

Sepertinya masalahnya sudah teratasi. 

Kemudian, ibunya memandang Iriya dengan pipi yang memerah. 

Melihat hal itu, Reine kehilangan kesabarannya dan mereka mulai bertengkar lagi.

Aku sudah tidak memedulikannya lagi, tapi kenapa ibunya memanggil namaku? 

 

17 Mei 

Reine yang cemburu sangat mengerikan...

 

3 Juni 

Sepertinya perusahaan keluarga Shuna sedang bermasalah lagi, dan dia berkonsultasi dengan Iriya

Industri percetakan memang sedang tidak menguntungkan belakangan ini

Apa boleh buat

Aku mungkin harus memikirkan sesuatu. 

Tanpa orisinalitas, mereka bakalan tereliminasi. 

 

5 Juni 

Sepertinya Iriya mulai bertindak

Orang awam sebaiknya diam saja. 

Rupanya, dia tahu contoh perusahaan percetakan yang berhasil pulih.

Bukannya itu hanya plagiarisme? 

Kamu tidak bisa mendapat untung jika cuma meniru.

Apa dia tidak tahu istilah penguin pertama

Dan jangan terlali terbawa suasana dengan memnbicarakan tentang kehidupan sebelumnya atau hal-hal yang berlebihan. 

Palingan itu hanya pengetahuan dangkal yang kamu dapatkan dari internet atau buku, ‘kan? 

 

15 Juli 

Sepertinya perusahaan keluarga Shuna sudah pulih kembali

Orang tuanya datang ke apartemen dan sangat berterima kasih kepada Iriya sampai-sampai mau sujud. 

Terakhir, ayah Shuna berkata kalau ia akan mempercayakan putrinya kepada Iriya

Kupikir perusahaan itu di ambang kehancuran karena ia tidak bisa menilai orang dengan baik. 

 

16 Juli 

Shuna yang lembut tiba-tiba berubah menjadi buas... 

 

10 Agustus 

Kepala keluarga konglomerat, ayah Shino, datang mengunjungi apartemen. 

Bahkan melalui video, jelas-jelas kalau ia memiliki aura yang sangat mengintimidasi.

Sepertinya ia datang untuk membawa Shino pulang, tetapi Iriya menentang keras.

Pria itu cuma berusaha bersikap tenang...

Aku belum pernah melihat pedang tersembunyi sebelumnya!

Ia mengarahkan pedang itu ke leher Iriya dan mulai mengancamnya.

Shino pun jatuh ke lantai.

Aku belajar banyak darimu, pak tua!

Bunuh saja si brengsek itu!

Aku akan membuat Shino bahagia!! 

 

11 Agustus 

Mengingat kejadian kemarin membuatku sangat kesal...

Setelah itu, ayah Shino menjauhkan pedangnya dari Iriya.

Iriya hanya memelototinya, tetapi sepertinya ia mundur.

Dasar bajingan tidak berguna...

Ia hanya orang yang suka berlagak sok keren...

Lagipula, Iriya mungkin bersikap tegas karena tahu ia tidak akan terbunuh, kan?

Kalau begitu aku juga bisa! 

 

16 Agustus 

Ayah Shino datang lagi. 

Sepertinya dia menyesali membuat Shino menderita di rumah karena dia adalah anak dari selir. 

Jadi, dia ingin menikahkannya dengan orang baik supaya Shino bahagia. 

Hmmm, begitu? 

Lalu, kenapa ia malah mengakui Iriya

Iriya cuma membuat para gadis tidak bahagia, ‘kan? 

Aku bisa memastikan itu. 

 

17 Agustus 

Kemana perginya gadis yang sopan dan anggun seperti Yamato Nadeshiko itu... 

 

20 Agustus

Sepertinya hipnosis massal Iriya tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

 

21 Agustus

Jangan tidur dengan Wanita-wanitaku!

 

22 Agustus

Apa sih yang sedang dilakukan dengan Sinterklas?

Selamatkan aku dari mimpi buruk ini!

 

1 September

Kenapa mereka tidak menyadari seberapa besar aku mempedulikan mereka...?

 

5 September

Aku pergi keluar untuk mengubah suasana hatiku.

Perusahaan game favoritku sedang mencari penulis skenario.

Mungkin aku akan mencobanya...... 

 

23 September 

Wanita-wanita sialan ini... 

 

27 September 

Menulis itu merepotkan. 

 

3 Oktober 

Aku mulai merasa agak jijik

Kenapa aku menyukai wanita-wanita ini? 

 

10 Oktober 

Enyahlah, dasar para lacur sialan! 

 

15 Oktober 

Sial, sial, sial! 

Iriya dan para wanita lacur itu seharusnya mati!

 

18 Oktober 

Ini benar-benar terburuk. 

Rasanya membuatku ingin muntah

Menjijikkan

 

20 Oktober 

.......... Kurasa aku harus menulis. 

Rasanya aku harus mengungkapkan perasaan menjijikkan ini dengan kata-kata.

 

31 Oktober

Akhir-akhir ini aku hampir tidak bisa tidur.

Mungkin aku memang berbakat menulis skenario. 

 

11 November 

Kenapa bukan aku, tapi karakter sampingan seperti Iriya Satoshi... 

 

20 November 

Aku membenci wanita-wanita sialan yang tidak mencintaiku. 

Aku membenci Iriya yang telah merampas segalanya dariku. 

 

23 November 

Aku heran, kenapa ya? 

Melihat mereka selalu membuat ide-ide muncul dalam pikiranku. 

Mati saja sana

 

10 Desember 

Tinggal sedikit lagi... 

 

24 Desember 

Se-Selesai! 

 

25 Desember 

Apa aku telah menyelesaikan karya besar? 

Su-Sudah pasti! 

Aku pasti akan terpilih! 

 

15 Februari 

Aku mendapat balasan dari perusahaan! 

Skenario yang kutulis diterima! 

Hore

 

14 Maret

Wanita mana pun yang tidak mencintaiku sebaiknya mati saja. Aku hanya akan memaafkannya jika aku mencintainya.

Dan untuk Iriya Satoshi, yang telah merampas segalanya dariku, apa pun jalan yang kau ambil, matilah bersama para wanita yang tidak bisa bersamaku!

Jika kamu ingin bertahan hidup, saksikan dengan napas tertahan saat aku berakhir dengan semua heroine.

Aku menuangkan nuansa itu ke dalam judulnya. 

Love or Dead, atau biasa disingkat LoD.

 

 

 

 Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama