Jumat, 12 April – Adik Perempuan Kelima. Murid
SD. Beruang.
Selama jam istirahat, Mariko tiba-tiba
menanyakanku tentang apakah Ia bisa
datang ke tempatku untuk bermain. Aku merasa itu sedikit tidak pantas untuk
seorang gadis datang ke tempat tinggal seseorang yang hidup sendirian.
Sekarang, sekolah telah usai dan aku tidak bisa kembali ke ruanganku sendiri.
Menyembunyikan keadaan yang sedang terjadi
pada rumah Taishido, aku menghindari pertanyaan Mariko dengan sangat sulit.
Mariko pasti khawatir tentang diriku yang hidup sendirian. Itu sebabnya, aku merasa
senang hanya dengan perasaannya.
Sebagai gantinya, aku berjanji untuk pergi
berbelanja bersamanya di lain waktu.
Saat aku mengingat peristiwa yang terjadi di
sekolah tadi, aku mendengar suara dari interkom setelah menekan tombol bel pada ruangan 201.
"Siapa yang menelepon? Apa dari
pengiriman?"
Itu adalah suara dari anak kecil. Karena ada
kamera yang melekat pada interkom, seharusnya penampilanku bisa terlihat dari
sisi lain ...
"Eh, umm ... aku Taishido Yoichi. Ini
bukan dari pengiriman."
"Apa Kau Nii-chama?"
Nii-chama? Ah, mungkin maksudnya Nii-sama.
"Y-ya. Apa kau mau membuka pintunya?"
" 'Kau
tidak boleh membuka pintu untuk orang asing', itulah yang dikatakan
Nee-chama yang tinggal di sebelah kepada Mii-chan."
Nee-chama mungkin maksudnya Nee-sama ... hey,
apakah orang baik seperti itu memang tinggal di sebelah?
Kunci elektrik pun masih berfungsi dengan
baik, dan pintunya memang sudah terbuka, tapi jika aku memaksa masuk, dia
mungkin akan terkejut. Suara yang datang dari sisi lain terdengar seperti
seorang gadis kecil. Kurasa dia mungkin berumur
sekitar anak-anak sekolah dasar.
"Jadi kau Mii-chan?"
"Yup!
Nama Mii-chan adalah Ookuma Mika." (TN
: Untuk yang penasaran, kanji untuk 'kuma' di namanya bukan berarti beruang.)
"Dengan ini aku dan Mii-chan saling mengenal
satu sama lain. Lalu, bisakah Kau membuka pintunya?"
"Itu benar! Lalu, aku akan
membukanya."
Aku pikir caraku mengatakannya terdengar
seperti kalimat yang akan dikatakan oleh seorang penjahat.
Interkom pun terputus dan pintu terbuka
setelah beberapa detik.
Dari celah pintu, bisa terliaht seorang gadis
yang sangat kecil, dia cukup kecil untuk bisa dibawa dengan satu tangan. Dia
membuka pintu dengan tangan kirinya. Dia mengenakan baju pink, berjenis gaun
lolita berenda dan membawa boneka beruang ditangan kanannya. Seorang gadis
kecil. Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, dia memang seorang gadis kecil.
"H-Hai. Mika-chan."
"Ini Mii-chan. Hello Nii-chama. Eh?
Tidak ada ucapan untukku?" (TN :
Nampaknya si Mika berbicara untuk beruang yang dipegangnya, beruang Mika
berbicara dengan gaya オレ(ore)
Mika bergumam pada dirinya sendiri, aku
melihat wajah boneka beruang yang ia bawa.
"Apa itu yang dikatakan oleh si beruang?"
"Ini bukan beruang. Namanya Maple. Jadi
panggil dia Maple."
"Se-Senang bertemu denganmu,
Maple."
"Selama kau mengerti. Senang bertemu denganmu
juga! Kata dia."
Setelah dimaafkan oleh Mika dan Maple,
akhirnya aku memasuki ruangan. Sekarang, sepertinya ini akan menjadi rumit.
Jika aku harus mengurutkan calon adik perempuan
yang aku temui sampai sekarang, maka akan menjadi seperti ini: Seorang gadis
tertutup dan pembuat pakaian, gadis yang menyukai kompetisi dan memiliki hobi anak
laki-laki, gadis serius dalam mempersiapkan dan penuh skema (?) serta seorang
gadis dengan otak laki-laki yang berharap untuk menjadi seorang gadis. Ada
banyak variasi, dan pada akhirnya muncul seorang gadis loli kecil yang mandiri.
Ruang tamunya terlihat lebih bersih daripada yang
aku pikirkan. Sungguh mengejutkan sekali. Dari awal, apakah memang bisa seorang
gadis kecil seperti dia hidup sendirian?
Perabotan di dalam ruangan ini kebanyakan
berwarna pink, berkat itu ruangan ini memiliki suasana yang lucu dan cerah.
Di atas meja, terdapat sebuah celengan besar.
Ada ransel berwarna pink yang ditempatkan di pinggir sofa. Aku melirik ke
dapur, tapi sepertinya tidak digunakan sama sekali. Aku ingin tahu apa yang
biasanya dia makan.
"Omong-omong, berapa umur Mii-chan?"
"Sebelas tahun!"
"Jadi kau kelas enam SD sekarang?"
"Nn. Tapi aku yang terkecil di antara
semuanya. Aku ingin menjadi besar seperti Nii-chama."
Dia terlihat lebih muda dari umur aslinya!
Kelas 6, yang berarti dia satu tahun
di bawah Selene. Dengan ini, aku memiliki gambaran penuh dari semua calon
adik perempuan. Yang tertua adalah Tomomi, kelas 1 SMA dan yang termuda adalah
Mika, Kelas 6 sekolah dasar.
Tiap orang memiliki perbedaan satu tahun,
serta Tomomi dan aku berada di tahun yang sama.
Aku mendesah dalam pikiranku dan duduk di
bangku yang ditempatkan di samping meja.
"Ah! Itu kursi khusus Maple."
"Benarkah? Maafkan aku Maple."
"Nii-chama, sebelah sini. Ini adalah
kursi terbaik untuk menonton TV."
Aku mengubah tempat dudukku ke sofa yang
berada di depan TV. TV tersebut memiliki
seperangkat kotak kabel televisi dan
perekam HDD yang terhubung. Aku menunjuk pada perekam itu.
"Apa kau bisa menggunakannya?"
"Nee-chama yang tinggal di sebelah
mengajariku bagaimana cara menggunakannya. Dia adalah Murasaki-san."
Barusan dia mengatakan Murasaki-san?! Bagi
murasaki-san untuk tinggal di apartemen Taishido, tempat yang paling gelap tepat
berada di bawah lilin ya. (TN: ini
peribahasa dari bahasa inggris, yang memiliki arti, tanpa diduga semua orang sudah dekat dengan
kita. CMIIW)
Selain itu, baginya untuk merawat Mika. Dia juga
sempurna dalam pekerjaannya ... tapi aku mempunyai kesan bahwa dia orang yang
dingin, ini mungkin hanya kesalahpahamanku saja.
"Jadi begitu. Aku juga mengenal
Murasaki-san. Dia adalah orang yang baik."
"Yup! Dia adalan Calon pengantin Maple.
Saat Maple sudah mencapai usia menikah, mereka akan mulai berkencan."
Mika tampaknya melekat pada Murasaki-san.
Dia memeluk Maple dan duduk di kursi khusus
yang biasa digunakan oleh Maple untuk duduk dan menatapku dari bawah, sesaat
setelah dia menurunkan wajahnya, lalu dia bertanya.
"Jika Mii-chan menjadi adik Nii-chama, apakah
dia akan menjadi kaya?" (TN : oke,
disini si mika menyebut dirinya sendiri dengan panggilan orang ketiga)
Mendadak, dia mengajukan pertanyaan dengan
cara yang blak-blakan.
"Y-yeah."
Tiba-tiba, aku menjadi lebih sadar akan
celengan mencolok yang ditempatkan di tengah meja.
"Berapa banyak koin 500 yen yang aku dapatkan?"
"Berapa banyak eh ... aku
kira......sangat banyak?"
"Kira-kira apa mereka semua bisa masuk
ke dalam Bu-chan?." (TN: Julukan
Bu-chan berasal dari kata 豚 ( buta )
yang artinya babi)
Dia menatap celengan babi dan bergumam cemas.
Polosnya. Dan Juga, dia tampak sedikit gelisah. Karena dia masih muda, mau
gimana lagi.
"Mengapa koin 500 yen? Biasanya orang
akan lebih memilih 10.000 yen, ‘kan?"
"Karena itu yang terkuat, terbesar dan
keren. Bukankah itu benar, Maple?"
Mika meraih leher Maple dan menganggukkannya.
"Apa benar koin 500 yen keren?"
"Aku tidak menyukai yang berkibar-kibar. Dibandingkan 10.000 yen, dua
puluh dari koin 500 yen jelas lebih baik."
Mika
bergumam pelan. Jika dia mendapatkan 10.000 yen, dia lebih memilih koin
daripada Yukichi-san, cerdik sekali dia. Nmapaknya aku tidak bisa menurunkan
penjagaanku hanya karena dia seorang gadis kecil. (TN: Di uang lembaran 10.000
yen terdapat potret Yukichi Fukuzawa).
"Itu benar! Nii-chama, cobalah memeluk
Bu-chan. Ini adalah harta karun Mika!"
Aku menatap celengan di atas meja.
Permukaannya sangat bersih, nampaknya itu terbuat dari keramik yang mengkilap.
"Kau tidak boleh menjatuhkannya. pegang dengan
lembut."
"Y-yeah."
Aku perlahan-lahan mengangkat celengannya
dengan kedua tanganku.
Berat. Ternyata ini cukup berat juga.
Koin-koin mulai gemerincingan di dalam.
"Dia memakannya cukup banyak, iya ‘kan."
Meskipun tipe celengan ini memasukkan koin
uangnya dari belakang, dibilang makan masih cukup aneh, namun Mika mengangguk
penuh semangat.
"Kau tahu, Bu-chan mulai menjadi berat
sehingga Mii-chan tidak bisa lagi mengangkatnya."
"Lalu, kau ingin aku membawanya ke suatu
tempat?"
"Nnn. Dia baik-baik saja di letakkan
disitu. Lagi pula, Dia salah satu koleksi Mii-chan."
"Maksudmu koleksi... tidak ada, tetapi, Kau
harus menabung cukup banyak, bukan?"
"Dengar! dengar! Ketika aku berbelanja, aku
membuat uang kembaliannya menjadi koin 500 yen. Itu karena Mii-chan bagus
dengan manajemen kekayaan."
Aku pikir itu sedikit berbeda dari manajemen
kekayaan.
"Kau tahu, Nee-chama yang tinggal di
sebelah memeluk Mii-chan dan berkata begitu."
"Me-Memeluk?"
"Yup. Karena Mii-chan selalu memeluk
Maple, dia tahu itu diperlukan untuk kepuasan nyata, Nee-chama pasti kesepian.
Dia bilang tak apa-apa untuk memeluk, dia memelukku sangaaaat erat dan memberiku
beberapa koin 500 yen. Nii-chama tahu yang namanya mengumpulkan dana. Ah .............
apa yang harus kulakukan. Mii-chan diberitahu bahwa itu seharusnya menjadi
rahasia, itulah yang dikatakan Nee-chama."
Saat ia mengungkapkan rahasia, Mika menundukkan
kepalanya seolah-olah sedang merasa putus asa.
Itu bukan mengumpulkan dana tapi uang tutup
mulut atas kelakuannya, bukan? Aku merasa telah melihat sisi kalkulatif
Murasaki-san.
"Berapa kali dia memelukmu?"
"Sekali dalam seminggu sejak aku pindah.
Sekitar sepuluh kali?"
"Jadi kembalikan sebanyak itu pada
Murasaki-san. Jika Kau melakukannya, rahasia yang Mii-chan katakan tadi tidak
akan dihitung."
Aku merasa ini adalah logika yang konyol,
bahkan untuk diriku sendiri, namun setelah mendengar perkataanku, pupil mata Mika yang
bulat mulai bersinar cemerlang. Pipinya berubah pink dengan kelegaan dan dia
berbicara dengan semangat.
"A-Apa Nii-chama jenius?"
Itu
terlalu memuji. sesudah mengatakan itu, aku tidak bisa mendadak memberitahu
Mika 'berikan uangnya kembali', itu pasti menjadi aneh.
"Umm
... memberikan uangnya kembali mungkin agak sedikit aneh .... bagaimana jika
Mika diam-diam menanyakan kapan ulang tahunnya?"
"Mengapa
begitu?"
"Untuk
membeli hadiah ulang tahun. Jika Mika membelikan hadiah yang senilai 5000 yen
itu akan menjadi sempurna."
"Aku
mengerti. Mii-chan akan melakukannya."
Ulang
tahun Murasaki-san mungkin bukan dalam waktu dekat, tapi itu pasti lebih baik
daripada mengembalikan uangnya secara langsung.
"Dan,
umm ... apakah Mika benci dipeluk oleh Murasaki-san?"
"Tidak
ada hal seperti itu. Aku tidak merasa suka atau benci."
Itu
cara yang cukup halus untuk mengatakannya.
"Jika
Mika tidak membencinya, dan tidak memerlukan uang, bila Mika mengatakan tidak apa-apa
untuk dipeluk, bukankah Murasaki-san akan merasa senang?"
"Nii-chama
berpikir itu bagus?"
"Y-yeah."
"Lalu
aku akan melakukannya."
Aku
senang bahwa dia mempercayaiku sepenuhnya, tapi aku takut bahwa dia itu terlalu
polos.
*****
Ketika
aku mencoba untuk menemukan sesuatu untuk diminum, aku menemukan bubuk instan
coklat dan susu. Selain hal itu, semua yang berada di lemari es hampir tidak
ada isinya.
"Apa
Mika menyiapkan makanan?"
"Nee-chama
yang di sebelah mengatakan 'itu
berbahaya, tunggu sampai Mika sudah jadi Murid SMP'. Oleh karena itu, aku
hanya membuat susu coklat sampai Nee-chama datang."
"Jadi
begitu. Omong-omong, biasanya dia datang jam berapa?"
"Dia
datang dua hari sekali. Dan, dia memelukku di akhir pekan."
Ternyata
cukup sering juga. Tidak heran bila tanggal kedaluwarsa pada susu yang ada di kulkas
masih lama.
"Dan
apa lagi yang dia beritahu pada Mika?"
"Nee-chama
tidak banyak bicara. Kami selalu meminum secangkir coklat bersama-sama,
menonton TV, dan bersih-bersih. Terkadang kita pergi untuk berbelanja dan memakan
makanan ringan, tapi dia tidak banyak bicara. Aku penasaran apakah Nee-chama
membenci Mii -chan."
"Tidak,
aku tidak berpikir dia membenci Mika."
Daripada
itu, sepertinya dia mengeluarkan naluri keibuannya.
Jadi
alasan ruangan Mika bisa bersih seperti ini, karena ulah Murasaki-san. Tapi
sepertinya dia tidak mencampuri urusan dengan calon adik perempuan yang lain, aku
kira karena Mika yang paling muda jadi apa boleh buat.
"Apa
yang Mii-chan lakukan dengan makan malam jika Murasaki-san tidak datang?"
"Kau
tahu, Mii-chan sangat menyukai pizza dari pengiriman. Itu bulat bundar. Maple
menyukai pizza juga. Topping madu topping untukku. Kata dia! Maple ini begitu
kekanak-kanakan."
Aku
tidak terlalu memahami karakter Maple ... tapi itu ya itu dan ini ya ini,
Pengiriman pizza ya. Itu cukup mahal.
"Mii-chan
lapar. Nii-chama! Ayo kita makan pizza! Hari ini Nii-chama sudah datang jadi
ayo makan yang ukuran pizza ukuran L. Mii-chan yang traktir."
"Te-Tentu."
Apa
aku akan ditraktir makanan lagi oleh (calon) adik perempuanku! Itulah yang
ingin kukatakan, tapi aku menahannya kembali, Sampai sekarang, aku sudah
ditraktir makanan oleh calon adik perempuan yang lain, jadi aku akan memperlakukan
mereka semua dengan adil.
Mika
memesan pizza melalui telepon. Karena itu adalah restoran pizza yang sudah
biasa dia pesan, dia hanya mengatakan "Tolong, yang biasa ya satu tapi yang
ukuran L." dan dengan itu ia menutup panggilan.
Sembari
menunggu pizza datang, kami menonton anime di TV bersama-sama, dan aku melihat
ke sekeliling ruangan untuk melihat apakah ada buku panduan yang sama seperti
sebelumnya.
Aku
tidak bisa menemukannya di mana pun, mungkin Murasaki-san menyembunyikan itu di
suatu tempat yang tidak bisa dilihat.
Segera
setelah itu, bel pintu pun berdering dengan suara *ding-dong*. Mika memeriksa lobi di pintu masuk apartemen Taishido
melalui layar LCD interkom. Itu berasal dari pengiriman pizza. Mika mengatakan
"Aku akan membuka pintu. Terima kasih." memberitahukan kepada si
pengirim pizza dan membuka pintu depan. Orang yang mengirimnya pasti sudah terbiasa
dengan ini, segera setelah itu bel pintu ruangan mika berdering
"Ayo
Nii-chama!"
"Y-Yeah."
Kami
pergi ke pintu bersama-sama dan menerima pizza. Mika mulai menggeledah belakang
Maple dan membuka resleting. Dari dalam, dia mengeluarkan dompet pink, dan
membayar dengan uang sepuluh ribu yen. Si kurir pengirim memberikan uang
kembalian dan kembali pergi.
"Nii-chama,
kembalian hari ini adalah 6520 yen. Koin
500 yen, dapat.”
"Mungkinkah,
kau membayar dengan uang 10.000 yen karena kau menginginkan itu?"
"Yup!
Kau tahu, Mii-chan menyukai koin 500 yen."
Mika
menaruh uang kembalian ke dalam dompet, dan setelah meletakkan itu kembali ke
dalam Maple, dia memasukkan koin 500 yen ke dalam celengan piggy yang ada di tengah-tengah ruang tamu.
Dia
menatap koin 20 yen yang tersisa dengan mata mudanya. Aku merasa kebingungan
saat memegang kotak yang berisi pizza panas ini.
"Apa
yang terjadi?"
"Hari
ini koin 10 yen kurang baik."
"Kurang
baik?"
"Yup.
Mereka sempurna saat mereka mengkilap, tapi hari ini tidak."
Uang
kembaliannya memiliki koin yang lebih kecil juga, yang baru biasanya indah dan
mengkilap, terutama yang koin 10 yen.
"Sayang
sekali. Ayo kita makan sebelum dingin. Hari ini benar-benar sebuah pesta."
"Yup!
Ayo makan! ayo makan!"
Aku
mengambil piring dari rak piring di dapur dan mengatur mereka di atas meja di
ruang tamu.
Ada
bungkus saus tabasco yang ditempelkan pada kotak pizza. Karena tidak ada saus
tabasco di lemari es Mika, aku akan menggunakannya.
Saat
kotak terbuka, uap pun naik dari dalam kotak. Pizza yang terbakar panas tersaji
di hadapanku.
Sebelumnya
aku tidak pernah memakan pizza delivery. Karena nenek selalu menyiapkan makan
malam, itu sebabnya... hanya sedikit, aku merasa sangat senang.
Sepertinya
ini disebut Quattro pizza, itu dibuat untuk bisa menikmati empat potong jenis
pizza dalam satu loyang.
Ada
bagian dengan salami, sosis dan daging, ada pula bagian dengan seafood yang
dibumbui saus basil, ada juga bagian yang hanya memiliki banyak keju di
atasnya; dan bagian yang terakhir hanya pizza sederhana dengan tomat segar dan
keju mozzarella di atasnya. Itu cukup besar sampai membuat perutku terasa
kenyang hanya dengan melihat ukurannya saja.
"Waa.
Hari ini Mii-chan akan mencoba yang keju."
"Hari
ini?"
"Karena
aku tidak bisa memakan semuanya sekaligus, biasanya aku akan menyimpannya dan memakannya
nanti."
Itu
merupakan cara yang cukup menyedihkan untuk makan.
"Tapi,
karena hari ini ada Nii-chama di sini bersamaku, mungkin karena terlalu lezat, aku
akan memakan semuanya. Nii-chama, silahkan dan makan!"
Aku
didesak untuk makan oleh seorang murid SD. Mika mengambil sepotong pizza dengan
banyak keju dan meletakkannya di piringnya sendiri. Aku meletakkan pizza yang
memiliki bagian seafood dan daging di piringku sendiri.
"Au
... di sinilah ujiannnya dimulai."
Wajah
Mika tiba-tiba berubah serius.
"Ada
apa Mika?"
"Benda
Ini, aku harus menggunakannya. Mii-chan selalu memiliki masalah dengan pizza
karena benda yang satu ini."
Mika
mengambil bungkus saus tabasco yang melekat pada kotak.
"Harus
menggunakannya, Maksudmu saus tabasco?"
"Yup.
Meskipun pizza terasa sangat lezat tanpa ini ..."
"Hanya
karena itu dilekatkan pada kotak pizza bukan berarti kau harus
menggunakannya."
"Apakah
begitu?"
"Ya.
Memang begitu."
Jadi
dia memakan pizza pedas sampai sekarang. Kasihan sekali.
"Lalu,
apa yang harus kulakukan. apa Nii-chama akan meminumnya?"
"Aku
tidak akan meminumnya! Yah, memang terlalu sia-sia untuk membuangnya tanpa
digunakan. Mulai sekarang, tinggal meminta mereka untuk tidak membawa tabasco
... tidak, tunggu dulu."
Aku
teringat sesuatu ketika aku melihat
acara TV sebelumnya.
"Mika,
tolong pinjamkan aku koin sepuluh yen uang kembalian tadi."
"Oke!"
Mika
menyerahkanku koin sepuluh yen yang tergeletak di atas meja. Dan, aku juga
mengambil beberapa tisu.
"Apa
yang sedang Nii-chama lakukan?"
"Aku
akan menempatkan koin sepuluh yen ini ke dalam tabasco."
"Apakah
itu enak?"
"Aku
tidak akan memakannya."
Aku
menuangkan sedikit Tabasco diatas koin dan mengelapnya dengan tisu.
Hasilnya,
koin sepuluh yen kembali berkilau hanya dalam beberapa saat.
Koin
sepuluh yen terbuat dari tembaga, itu adalah logam yang rentan terhadap
oksidasi. Komponen yang terkandung di dalam tabasco dapat membersihkan kotoran
melalui reaksi reduksi.
Setelah
memoles dan mengelapnya di kedua sisi, aku mengembalikan koin sepuluh yen pada
Mika. Mata besarnya mulai berkilauan dan bersinar.
Dengan
memegang koin sepuluh yen ditangannya, Mika menggumamkan sesuatu sambil
bergantian melihat wajahku dan koin yang dipegangnya.
"Jadi
Nii-chama adalah seorang sorcerer?"
"Memanggilku
seorang sorcerer terlalu berlebihan."
Ini
adalah sesuatu yang kulihat dari TV, tapi mengingat betapa senangnya dia, aku
sangat bersyukur masih bisa mengingat itu.
Mika
melihat koin yang telah dibersihkan, dan senyumnya tidak akan pergi.
Uhh…senyumnya terlalu menghangatkan hati.
"Luar
biasa! Menakjubkan! Mii-chan sangat menghormati Nii-chama sekarang. Lain kali aku
akan memberitahu teman-temanku di sekolah. Nii-chama, aku boleh memberitahu
mereka, kan? Apa semua itu tak apa-apa dengan paten dan semacamnya?"
"I-
Itu semua tak apa-apa. Sekarang, ayo kita makan dulu."
Yup. Dia
mengangguk kuat. Setiap gerakan miliknya begitu imut, benar-benar menggemaskan.
*****
""Terima
kasih atas makanannya""
Kami
berdua telah selesai memakan pizza. Perut Mika agak membesar setelah memakan
sepotong keju dan pizza daging. Aku sudah menaklukkan semua empat jenis pizza
dan kewalahan dengan banyaknya keju. Itu sangat lezat, tapi ini (pizza) adalah sesuatu
yang untuk dimakan bersama banyak orang.
Setelah
makan, kami duduk sembari minum susu coklat. Pada akhirnya, pizza yang tersisa
dimasukkan ke dalam lemari es setelah diletakkan pada piring. Saat aku melamun
melihat anime di TV, Mika menempatkan bungkusan kertas origami di atas meja.
"Nii-chama,
ayo bermain origami."
Sangat
damai dan tenang sekali. Bila dibandingkan dengan permainan tembak-menembak,
ini sangat kekanak-kanakan.
"Jadi
apa yang akan kita buat?."
"Mii-chan
akan membuat burung bangau, Karena dia bisa melakukan apa saja."
Mika
berseru *ehem* dengan bangga. Dia
memiliki ekspresi yang sangat angkuh. Ah,
kawaii na . Itulah satu-satunya kesan yang bisa kupikirkan.
"Lalu,
bisakah kau mengajariku cara melipat burung bangau?"
"Oke!
Umm, kau tahu. Pertama-tama memilih kertas. Hari ini Mii-chan suka warna oranye."
"Jika
seperti itu, aku juga ..."
Aku
mengambil selembar kertas dari bungkus origami. Oh ... jackpot. Yang kudapatkan adalah kertas emas.
"Ja-Jangan!
Nii-chama tidak boleh menggunakan emas yang berkilauan! Taruh kembali! Cepat
dan masukkan kembali!"
Wajah
Mika hampir menangis, aku menempatkan kertas emas kembali dengan cepat dan sebagai
gantinya aku mengambil kertas yang berwarna biru.
“Yang
emas tidak boleh?"
"Itu
sangat berharga jadi harus digunakan dengan benar! Nii-chama kekurangan rasa
sensitif untuk itu!"
"Ma-Maaf."
Tentu
saja, biasanya hanya ada satu yang emas dan perak per bungkus. Mereka sangat
langka.
Aku
melipat bangau kertas seperti yang Mika ajari padaku. Dimasa lalu aku pernah
melakukannya namun tiba-tiba aku tidak bisa mengingat lagi caranya dan berakhir
harus diajari olehnya.
Bangau
kertas orange dan biru telah selesai dan Mika dengan senang mengatur mereka
berdiri di atas TV. Bangau kertas biru terlihat sedikit berantakan. Melihat buatan
Mika terbuat dengan rapi, Aku merasa ingin mengulang kembali bangau kertas
buatanku.
"Burung
bangau yang dibuat oleh Mii-chan dan Nii-chama terbang berdampingan."
"Y-yeah.
Itu benar."
Seakan
teringat sesuatu, Mika berbalik ke arah jam yang berada di dinding ruangan.
"Ahh!
Aku harus cepat! Nii-chama, tolong tunggu sebentar."
Dia
menempatkan Maple di tempat duduk, pergi ke kamar tidurnya dan segera setelah
dia kembali. Dia menggenggam tablet di tangannya.
Mika
mulai menyentuh aplikasi pada tablet. Itu adalah aplikasi yang sangat popular
dikalangan anak-anak yang memungkinkan mereka untuk menumbuhkan jamur. Dia menyeret
jamur yang tumbuh didekat kayu dengan jarinya.
*Popopo〜〜n!* Bersamaan
dengan efek suara kecil, jamur yang tumbuh telah dipanen.
"Apa
Mika menyukai jamur?"
"Yup!
Mereka super lucu! dan, mereka bisa dipanen! Nii-chama bisa mencoba memanen
mereka."
"Oh,
oke deh."
Saat
aku menyeret dua baris dengan jariku, Mika tiba-tiba berseru.
"Mengapa
Nii-chama mengambil banyak sekaligus, jangaaaaaan!"
"Bu-Bukan
begitu, aku hanya melakukan apa yang telah Mika katakan padaku."
"Itu
memang benar, tapi, mengambil begitu banyak sekaligus adalah terlalu berlebihan."
Entah
mengapa Mika tersipu malu. Setelah aku mengembalikan tabletnya, dia memasang
jamur untuk tumbuh kembali dan menutup aplikasi.
"Fuu
... ini melegakan."
"Itu
rasa lega yang cukup berlebihan."
"Jika
tidak dilakukan dengan benar, mereka tidak bisa dipanen besok, dengan ini pasti
akan baik-baik saja."
Pastinya,
my lady.
"Oh,
Nii-chama! Ayo membaca buku!"
"Tentu,
aku akan membacakan buku yang kau inginkan."
Sekali
lagi, Mika menyerahkan tablet padaku. Jadi begitu ya, sebuah e-book.
Murasaki-san pasti membelikannya dan mengajarkan Mika cara membacanya.
Setelah
membuka aplikasi e-book dan verifikasi akun selesai, nama Murasaki-san
terdaftar disana.
Pada
rak buku yang ditampilkan ada beberapa buku gambar yang terdaftar.
"Buku
mana yang ingin aku bacakan padamu?"
"Mii-chan
sekarang kelas enam. Dia sudah lulus dari buku gambar tahun lalu. Dia adalah
onee-san. Tapi karena bukunya penuh dengan kanji, itu sangat mengganggu." (TN: sekedar mengingatkan, Mika merujuk
dirinya dengan kata ganti orang ketiga)
"Mengganggu
... jika itu buku anak-anak, mereka biasanya penuh dengan Furigana ,bukan?" (TN: Furigana adalah simbol kana kecil di atas kanji untuk
menunjukkan cara membaca kanji)
"Mii-chan
memilih dan membeli bukunya sendiri!"
Jadi
begitu. Mika sedikit berlebihan dan sekarang dia ingin aku membacakan buku yang
dibelinya.
"Baiklah,
buku yang mana?"
"Unn,
ini!"
Setelah
membalik halaman rak buku Mika mengetuk sampul buku.
Sebuah
cover muncul dengan sesaat, ada sebuah ilustrasi seorang gadis di atasnya.
Judulnya
segera ditampilkan, judulnya [Putri Ksatria Maria] (TN: kayak judul ero-hon :v )
"Nii-chama,
cepatlah!"
Aku
tidak tahu apa isinya, tetapi sepertinya cerita yang bergenre fantasi. Aku
membacakan kalimat pertama pada halaman awal.
"A-Aku
tidak ingin melahirkan bayi orc .........BERHENTIIII!"
"Nii-chama,
apa itu 'orc'? Bayi, maksudnya bayi kecil?"
Apa
yang ditanyakan Mika seolah-olah mendorongku ke sudut dengan sengaja, mirip
semacam itu. Namun, tidak seperti dia sengaja melakukannya untuk mendapatkan
manfaat apapun. Dengan kata lain, hal itu alami. Murni, sangat mengerikan.
"Hei
Mika, buku ini untuk orang dewasa."
"Mii-chan
sudah dewasa! Dia Ibu dari Maple!"
"Bu-buku
ini hanya dibaca untuk pria dewasa. Itulah yang tertulis dalam hukum."
"Hukum?
Benarkah?"
"Ya.
Itu sebabnya ayo kita berhenti membacanya."
"Nuu!
Lalu kuharap aku tidak pernah membelinya."
Memang
harus seperti itu. Aku mengoperasikan tablet dan mengubah pengaturan usia untuk
buku yang dapat dibeli oleh anak usia 'dua belas tahun'.'
"Ayo
coba buku lain, pilih satu dari sini!"
"Yup,
jika Nii-chama mengatakan begitu, apa boleh buat."
"Apakah
ada hal lain yang ingin kau lakukan?"
Sekarang,
aku ingin mengabulkan setiap permintaan nya.
"Kau
tahu, Mii-chan juga ingin membantu. Dia sudah berkonsultasi dengan Maple
sebelumnya. Maple mengatakan 'Mii-chan
juga dapat melakukan pekerjaan orang dewasa, dia wanita yang baik'. Akko-chan
dan Kenta-kun membantu di rumah mereka , itu aneh bahwa hanya Mii-chan saja
yang tidak melakukannya."
"Kau
tidak membantu Murasaki-san?"
"Ini
tidak ada dalam kontrak, jadi apa boleh buat .......itulah yang dia bilang.
Mii-chan hanya bisa melihat."
Mendengar
perkataan tersebut, langsung menusuk dadaku. Jadi Murasaki-san selalu memeriksa
keadaan Mika karena perintah surat wasiat dari Taishido Jinya? Aku tidak ingin
berpikir hanya alasan itu saja.
"Jadi
begitu. Mika ingin membantu Murasaki-san juga."
"Yup!
'Jika kau ikut membantu kau akan mendapatkan uang saku.' Itulah yang mereka
katakan."
Tampaknya
dia memiliki etika kerja lebih banyak dibandingkan Selene. Walaupun ingin
membantu agar mendapatkan uang saku adalah motif tersembunyi ... tapi perasaan
ingin membantu bukanlah hal yang buruk.
Bahkan
jika tidak ada uang saku, jika Mika melakukan yang terbaik seharusnya ada
berbagai macam cara untuk memberikannya hadiah yang sederhana…... hadiah, ya?
Mungkinkah dia menginginkan selain uang... Aku tidak tahu.
"Aku
tidak yakin tentang uang saku…... tapi aku mengerti bahwa kau benar-benar ingin
membantu."
"Hebat
sekali bahwa Nii-chama mengerti dengan cepaaaatt .... fuaaa ..."
Mika
mulai menggosok matanya dan menguap, sekarang masih jam 9 malam.
"Mika,
jam berapa biasanya kau tidur?"
"Jam
9 malam. Maple bilang dia ingin begadang namun, tidur adalah musuh yang kuat.
Nii-chama, bolehkah Mii-chan pergi tidur? Dia sudah mandi sebelum Nii-chama
datang."
"Te-Tentu.
Maaf karena tidak memperhatikannya lebih cepat."
Mika
pergi ke kamar kecil dengan sempoyongan dan menggosok gigi. Matanya sudah
setengah tertutup.
"Baiklah,
selamat malam."
"Oh,
iya, aku akan mengambil selimut."
"Yup.
Terima kasih Nii-chama. Aku menyukaimu."
Dia
bergegas ke kamar tidur, rupanya dia sudah berada di batas nya. Setelah secara
dramatis jatuh ke tempat tidur, dia memeluk maple dan mulai terlelap dengan
tenang.
Aku
mengambil selimut dan menyebarkannya, menutupi tubuh Mika. Saat aku hendak
mematikan lampu dan menutup pintu, ia berguling di tempat tidur. Dan
mengigau…..
"...
Mii-chan ingin keluarga juga."
Jika
aku tidak memilih Mika, aku penasaran apa yang akan terjadi pada dirinya. Aku juga
tidak bisa membiarkan calon adik perempuan lainnya, tapi........aku kembali ke
ruang tamu, duduk di sofa dan mematikan TV.
Tidak
melakukan sesuatu yang khusus, aku terus berpikir sembari menunggu waktu jam 12
malam tiba, dan pergi ke ruanganku sendiri. Aku merasa bingung, aku tidak bisa
menemukan kesimpulan apapun.
Besok
adalah hari Sabtu. Sepertinya aku hanya terus mengkhawatirkan sampai selama
hari berakhir.
Thanks gaan
BalasHapusThanks gaan
BalasHapusDoitashimasite
Hapus