Epilog
Pada hari Minggu pagi, kami menyambut Murasaki-san di ruang tamu.
"Apa calon adik perempuan sudah diputuskan?"
Para calon adik berbaris di belakangku. Hanya satu dari lima, aku tidak bisa memilih satu pun. Saat aku mencoba untuk berbalik——
"Tunggu sebentar!"
Tomomi menaikkan suaranya, itu suara yang tak biasa baginya.
"Dengar, ada sesuatu yang harus kita katakan kepada Nii-chan. Ah! Tetap seperti itu saat kau mendengarkan. Entah kenapa rasanya aku merasa malu jika kau melihat ke arah sini dan tekadku akan pergi."
Dan, dimulai dengan Tomomi, para calon adik perempuan menyatakan satu demi satu.
"Aku juga memiliki sesuatu untuk dikatakan pada Onii-sama. Aku takkan membiarkan hanya Tomomi-san yang melakukannya."
"Dapatkah aku melakukannya juga Nii-san? Ini adalah sesuatu yang hanya bisa dikatakan di sini dan sekarang."
"Mii-chan juga punya sesuatu untuk dikatakan kepada Nii-chama dan Nee-chama."
"... ayo kita lakukan secara berurutan, aku dulul yang pertama sebagai wakil di hari Senin."
Selene perlahan menarik napas beberapa kali. Aku mengangguk untuk mempersilahkannya.
"Apa melihat ke belakang tidak boleh?"
"... ya. Aku tidak ingin kau melihat masa lalu tapi melihat ke masa depan."
Dia melanjutkan dengan suara yang jelas.
"... Aku hanya mengandalkan Onii-chan setiap kali aku di sisinya, karena itu aku tidak bisa menjadi adik perempuanmu."
Bukannya dia ingin menjadi adikku? Mengapa tiba-tiba dia berkata seperti itu. Tak ada salahnya untuk mengandalkan aku, bukan?
Mengikuti Selene, Tomomi pun tertawa.
"Apa ini, lalu untuk tidak mengulang apa yang sudah Selene katakan. Umm ... aku juga Nii-chan, aku menyerah untuk menjadi adikmu. Aku pikir menggunakan Nii-chan untuk membuat orang-orang mengakuiku ... untuk menggunakan nama Taishido , aku salah. Dan, juga umurku hampir sama dengan Nii-chan, dengan kata lain …... aku ini Onee-chan dari semuanya."
Dia mengatakan itu dengan nada suara yang ceria, aku tidak tahu ekspresi seperti apa yang Tomomi miliki. Namun, ekspresi Murasaki-san tidak berubah sedikit pun.
Sayuri menghembuskan nafas ringan dan mengatakan.
"A-aku juga, aku memutuskan tadi malam saat aku berbagi tempat tidur dengan Onii-sama. Kali ini adalah terakhir kalinya Aku akan memanggilmu seperti ini ... Onii-sama, Kau telah mengajarkanku cara yang hidup yang berbeda. Daripada mengikuti takdir yang diberikan padaku, aku memutuskan untuk memilih takdirku sendiri. aku ... menolak untuk menjadi adikmu."
Dan tiba-tiba, aku merasakan bahwa dia menghembuskan napas di samping telingaku. Saat ia tiba-tiba mendekat, keringat dingin mengalir di punggungku.
"Karena seorang Imouto tidak bisa menjadi seorang kekasih."
Apakah itu diizinkan atau tidak oleh hukum, etika atau akal sehat, tapi itu semua dilarang . Apa itu jawaban yang Sayuri pikirkan?!
Melihat Sayuri berbisik padaku, Tomomi mulai memprotes.
"Ahh! Apa yang kau bicarakan diam-diam! Tidak adil!"
"Fufufufu ... bukan apa-apa. Tidak ada aturan yang menyatakan kalau aku tidak boleh berbisik."
"UMMMM! Apa sekarang giliranku?"
Teriakan Yuuki menyela pertengkaran Tomomi dan Sayuri. Tidak mungkin Yuuki juga akan memberitahuku kalau dia tidak ingin menjadi adikku.
"Aku sudah melakukan tantangan untuk menjadi seorang gadis. Namun, Aku masih belum bisa menjadi lebih feminin. Jadi mulai dari sekarang, aku akan menunjukkan kepada Nii-san bahwa aku bisa memoles diriku sendiri dan menjadi seorang gadis yang cantik. Tanpa mengandalkan Nii-san, aku akan melakukannya sendiri. Itu sebabnya, gadis tomboy seperti diriku tidak cocok menjadi adik perempuan Nii-san."
Meskipun aku baik-baik saja untuk diandalkan ... apa aku mengganggu jalan Yuuki?
Tidak, Yuuki pasti berpikir tentang Mika. Dia ingin aku memilih Mika ...
Itu sebabnya, hanya Mika yang takkan mengatakan hal seperti itu.
"Jika hanya Mii-chan yang akan menjadi adik perempuan Nii-chama, Nee-chama pasti akan kesepian. Itu sebabnya ... jika semua orang menghilang, Mii-chan tidak ingin menjadi adik perempuan Nii-chama!"
Meski dia adalah orang yang paling kesepian, ia sudah mebayangkan hasilnya setelah aku membuat pilihanku ... jika aku memilih Mika, semua orang akan berpisah.
"Ini bermasalah sekali."
Murasaki-san bergumam dengan nada suara apatis.
"U-umm ... karena aku sembarangan bertindak sebagai kakak mereka, akhirnya jadi begini."
"Aku ingin mengkonfirmasi sekali lagi ... jika adik perempuan tidak dipilih, Yoichi-san akan kehilangan hak untuk warisan."
"Siapa pun tak masalah, jadi pilihlah siapapun yang kau mau ...itulah yang ingin anda katakan?"
"Calon adik perempuan tidak diperbolehkan menolak. Tidak ada hak veto. Orang yang akan dipilih Yoichi-san secara resmi akan menjadi adiknya."
Dia mengatakan itu dengan ekspresi dingin. Bahkan jika orang yang dipilih akan membenciku, dia akan menjadi adik perempuanku jika aku memilihnya.
Aku ingin membantu mereka semua meski hanya sedikit, dan hasilnya hanya tindakan setengah hati dari mereka. Lalu, Aku menoleh ke belakang.
Mereka semua ... menangis. air mata mereka membuatku merasa ingin menangis juga. Tapi sebagai kakak mereka, aku tidak boleh membiarkan diriku menangis.
"Dengarkan. Aku ……. kalian semua ..."
Aku tidak bisa memutuskan. Aku tidak bisa memilih hanya satu orang. Kita semua keluarga. Sebuah suara dingin datang dari belakangku. Itu dari Murasaki-san.
"Kalau situasinya sudah seperti ini, apa boleh buat. Aku akan bertanya lagi minggu depan."
Dengan kata-kata ini, semua calon adik perempuan membuka mata mereka lebar-lebar.
"Tu-tunggu Murasaki-san! Hari ini ‘kan batas waktunya ..."
"Aku mohon pamit ."
Ketika aku berbalik lagi, Murasaki-san sudah berjalan menuju pintu depan dengan cepat.
Semua tenaga meninggalkan tubuhku.
Apa yang sedang terjadi? Seolah-olah langit dan bumi dijungkir balikkan. Tidak ada yang terselesaikan, dan tidak ada yang menjadi adikku ...
"Hei Nii-chan? Apa yang kita lakukan?"
Saat aku mendengar suara Tomomi, aku berpaling ke arah para calon adik perempuan lagi.
"Apa yang kita lakukan ... Ma-masih ada satu minggu lagi untuk memutuskan, bukan?"
"Ehh! Seperti aku katakan tadi, aku tidak punya niat untuk menjadi adikmu."
Para calon adik lainnya mengangguk setelah dia mengatakan itu.
"A-apa itu baik-baik saja?
Meski mereka bisa mengambil warisan besar Taishido group. Warisan itu cukup bagi mereka untuk hidup bersenang-senang.
Selene maju setengah langkah ke depan.
" ... apa yang ingin Onii-chan lakukan? 'Itu adalah jalan yang kau pilih sendiri, kau harus mengambil selangkah ke depan !' itulah yang Onii-chan katakan padaku, ‘kan."
Dia mengembalikan kata-kataku pada diriku yang tidak berubah. Jika itu diberitahu oleh seseorang yang bahkan tidak bisa memilih jalan yang harus dipilih, bujukan yang sudah kukatakan padanya akan menghilang.
"Jika Nii-chan merasa tersesat maka aku memiliki nasihat. Aku tidak tahu apa itu akan menjadi kekuatanmu, tetapi 'Putra sulung dan putri sulung dianggap sama tidak terdengar buruk, bukan?'. Untuk berbagi kebahagiaan dengan semua orang , aku akan mengambil setengah dari masalah yang ada dipikiran Nii-chan."
Tomomi tersenyum, meski tadi dia baru saja menangis, dia tampak memaksakan dirinya sendiri. Jika kau terlalu memaksakan dirimu sendiri seperti itu dan sangat mempedulikan diriku ...
"Atau mungkin Onii-sama merasa gelisah tentang fakta karena seseorang tidak memutuskan arahnya untukmu? 'Dalam hidup, ada saat-saat di mana kau keluar dari jalur. Namun, dari titik kau keluar dari jalur, mengapa tidak menemukan jalur baru untuk dirimu sendiri?' Bukankah itu yang Onii-sama katakan padaku."
Sayuri menatap lurus ke arahku. Hanya satu yang bisa dipilih. Itulah aturannya.
"Ini mungkin sulit tapi 'Kau melakukan yang terbaik untuk menjadi apa yang kau inginkan. Kupikir, orang-orang ambisius seperti dirimu terlihat menarik' Nii-san bilang begitu, ‘kan? Aku akan menghibur Nii-san yang terus menatap ke depan. Aku senang bisa memiliki seorang kakak yang luar biasa."
Aku ingin tahu apakah aku lelaki yang layak untuk dihibur oleh Yuuki.
Aku benar-benar terpojok. Dengan kata-kata mereka semua, dan kelemahanku sendiri.
Tomomi bergerak selangkah lebih maju, mendekat ke arahku.
"Apa yang akan kau lakukan, Nii-chan?"
"Aku ... tidak bisa memilih."
Mereka begitu ceria dan menyenangkan, aku tidak ingin kehilangan adik perempuanku yang tak tergantikan ini.
"Apa kau benar-benar ingin kita menjadi adikmu? Kami ingin menjadi kekuatan Nii-chan, tahu? Itu sebabnya kami akan selalu mengatakan…."
Para adik perempuan mengangguk satu sama lain dengan senyuman dan mengatakan secara bersamaan.
"" "" "Omae wo Onii-chan ni Shiteyarouka?" "" "" (TN: Haruskah aku membuatmu menjadi kakaku?)
Dua minggu yang dijanjikan telah berakhir.
Pada hari Minggu pagi, kami menyambut Murasaki-san di ruang tamu.
"Apa calon adik perempuan sudah diputuskan?"
Para calon adik berbaris di belakangku. Hanya satu dari lima, aku tidak bisa memilih satu pun. Saat aku mencoba untuk berbalik——
"Tunggu sebentar!"
Tomomi menaikkan suaranya, itu suara yang tak biasa baginya.
"Dengar, ada sesuatu yang harus kita katakan kepada Nii-chan. Ah! Tetap seperti itu saat kau mendengarkan. Entah kenapa rasanya aku merasa malu jika kau melihat ke arah sini dan tekadku akan pergi."
Dan, dimulai dengan Tomomi, para calon adik perempuan menyatakan satu demi satu.
"Aku juga memiliki sesuatu untuk dikatakan pada Onii-sama. Aku takkan membiarkan hanya Tomomi-san yang melakukannya."
"Dapatkah aku melakukannya juga Nii-san? Ini adalah sesuatu yang hanya bisa dikatakan di sini dan sekarang."
"Mii-chan juga punya sesuatu untuk dikatakan kepada Nii-chama dan Nee-chama."
"... ayo kita lakukan secara berurutan, aku dulul yang pertama sebagai wakil di hari Senin."
Selene perlahan menarik napas beberapa kali. Aku mengangguk untuk mempersilahkannya.
"Apa melihat ke belakang tidak boleh?"
"... ya. Aku tidak ingin kau melihat masa lalu tapi melihat ke masa depan."
Dia melanjutkan dengan suara yang jelas.
"... Aku hanya mengandalkan Onii-chan setiap kali aku di sisinya, karena itu aku tidak bisa menjadi adik perempuanmu."
Bukannya dia ingin menjadi adikku? Mengapa tiba-tiba dia berkata seperti itu. Tak ada salahnya untuk mengandalkan aku, bukan?
Mengikuti Selene, Tomomi pun tertawa.
"Apa ini, lalu untuk tidak mengulang apa yang sudah Selene katakan. Umm ... aku juga Nii-chan, aku menyerah untuk menjadi adikmu. Aku pikir menggunakan Nii-chan untuk membuat orang-orang mengakuiku ... untuk menggunakan nama Taishido , aku salah. Dan, juga umurku hampir sama dengan Nii-chan, dengan kata lain …... aku ini Onee-chan dari semuanya."
Dia mengatakan itu dengan nada suara yang ceria, aku tidak tahu ekspresi seperti apa yang Tomomi miliki. Namun, ekspresi Murasaki-san tidak berubah sedikit pun.
Sayuri menghembuskan nafas ringan dan mengatakan.
"A-aku juga, aku memutuskan tadi malam saat aku berbagi tempat tidur dengan Onii-sama. Kali ini adalah terakhir kalinya Aku akan memanggilmu seperti ini ... Onii-sama, Kau telah mengajarkanku cara yang hidup yang berbeda. Daripada mengikuti takdir yang diberikan padaku, aku memutuskan untuk memilih takdirku sendiri. aku ... menolak untuk menjadi adikmu."
Dan tiba-tiba, aku merasakan bahwa dia menghembuskan napas di samping telingaku. Saat ia tiba-tiba mendekat, keringat dingin mengalir di punggungku.
"Karena seorang Imouto tidak bisa menjadi seorang kekasih."
Apakah itu diizinkan atau tidak oleh hukum, etika atau akal sehat, tapi itu semua dilarang . Apa itu jawaban yang Sayuri pikirkan?!
Melihat Sayuri berbisik padaku, Tomomi mulai memprotes.
"Ahh! Apa yang kau bicarakan diam-diam! Tidak adil!"
"Fufufufu ... bukan apa-apa. Tidak ada aturan yang menyatakan kalau aku tidak boleh berbisik."
"UMMMM! Apa sekarang giliranku?"
Teriakan Yuuki menyela pertengkaran Tomomi dan Sayuri. Tidak mungkin Yuuki juga akan memberitahuku kalau dia tidak ingin menjadi adikku.
"Aku sudah melakukan tantangan untuk menjadi seorang gadis. Namun, Aku masih belum bisa menjadi lebih feminin. Jadi mulai dari sekarang, aku akan menunjukkan kepada Nii-san bahwa aku bisa memoles diriku sendiri dan menjadi seorang gadis yang cantik. Tanpa mengandalkan Nii-san, aku akan melakukannya sendiri. Itu sebabnya, gadis tomboy seperti diriku tidak cocok menjadi adik perempuan Nii-san."
Meskipun aku baik-baik saja untuk diandalkan ... apa aku mengganggu jalan Yuuki?
Tidak, Yuuki pasti berpikir tentang Mika. Dia ingin aku memilih Mika ...
Itu sebabnya, hanya Mika yang takkan mengatakan hal seperti itu.
"Jika hanya Mii-chan yang akan menjadi adik perempuan Nii-chama, Nee-chama pasti akan kesepian. Itu sebabnya ... jika semua orang menghilang, Mii-chan tidak ingin menjadi adik perempuan Nii-chama!"
Meski dia adalah orang yang paling kesepian, ia sudah mebayangkan hasilnya setelah aku membuat pilihanku ... jika aku memilih Mika, semua orang akan berpisah.
"Ini bermasalah sekali."
Murasaki-san bergumam dengan nada suara apatis.
"U-umm ... karena aku sembarangan bertindak sebagai kakak mereka, akhirnya jadi begini."
"Aku ingin mengkonfirmasi sekali lagi ... jika adik perempuan tidak dipilih, Yoichi-san akan kehilangan hak untuk warisan."
"Siapa pun tak masalah, jadi pilihlah siapapun yang kau mau ...itulah yang ingin anda katakan?"
"Calon adik perempuan tidak diperbolehkan menolak. Tidak ada hak veto. Orang yang akan dipilih Yoichi-san secara resmi akan menjadi adiknya."
Dia mengatakan itu dengan ekspresi dingin. Bahkan jika orang yang dipilih akan membenciku, dia akan menjadi adik perempuanku jika aku memilihnya.
Apa yang sudah aku lakukan selama dua minggu ini. Aku
menyeret keluar Selene. Aku membantu Tomomi untuk menjadi lebih kooperatif. Aku
membuat Sayuri untuk menjadi lebih jujur. Aku memberi Yuuki rasa percaya diri. Aku
tidak ingin Mika menjadi kesepian.
Aku ingin membantu mereka semua meski hanya sedikit, dan hasilnya hanya tindakan setengah hati dari mereka. Lalu, Aku menoleh ke belakang.
Mereka semua ... menangis. air mata mereka membuatku merasa ingin menangis juga. Tapi sebagai kakak mereka, aku tidak boleh membiarkan diriku menangis.
"Dengarkan. Aku ……. kalian semua ..."
Aku tidak bisa memutuskan. Aku tidak bisa memilih hanya satu orang. Kita semua keluarga. Sebuah suara dingin datang dari belakangku. Itu dari Murasaki-san.
"Kalau situasinya sudah seperti ini, apa boleh buat. Aku akan bertanya lagi minggu depan."
Dengan kata-kata ini, semua calon adik perempuan membuka mata mereka lebar-lebar.
"Tu-tunggu Murasaki-san! Hari ini ‘kan batas waktunya ..."
"Aku mohon pamit ."
Ketika aku berbalik lagi, Murasaki-san sudah berjalan menuju pintu depan dengan cepat.
Semua tenaga meninggalkan tubuhku.
Apa yang sedang terjadi? Seolah-olah langit dan bumi dijungkir balikkan. Tidak ada yang terselesaikan, dan tidak ada yang menjadi adikku ...
"Hei Nii-chan? Apa yang kita lakukan?"
Saat aku mendengar suara Tomomi, aku berpaling ke arah para calon adik perempuan lagi.
"Apa yang kita lakukan ... Ma-masih ada satu minggu lagi untuk memutuskan, bukan?"
"Ehh! Seperti aku katakan tadi, aku tidak punya niat untuk menjadi adikmu."
Para calon adik lainnya mengangguk setelah dia mengatakan itu.
"A-apa itu baik-baik saja?
Meski mereka bisa mengambil warisan besar Taishido group. Warisan itu cukup bagi mereka untuk hidup bersenang-senang.
Selene maju setengah langkah ke depan.
" ... apa yang ingin Onii-chan lakukan? 'Itu adalah jalan yang kau pilih sendiri, kau harus mengambil selangkah ke depan !' itulah yang Onii-chan katakan padaku, ‘kan."
Dia mengembalikan kata-kataku pada diriku yang tidak berubah. Jika itu diberitahu oleh seseorang yang bahkan tidak bisa memilih jalan yang harus dipilih, bujukan yang sudah kukatakan padanya akan menghilang.
"Jika Nii-chan merasa tersesat maka aku memiliki nasihat. Aku tidak tahu apa itu akan menjadi kekuatanmu, tetapi 'Putra sulung dan putri sulung dianggap sama tidak terdengar buruk, bukan?'. Untuk berbagi kebahagiaan dengan semua orang , aku akan mengambil setengah dari masalah yang ada dipikiran Nii-chan."
Tomomi tersenyum, meski tadi dia baru saja menangis, dia tampak memaksakan dirinya sendiri. Jika kau terlalu memaksakan dirimu sendiri seperti itu dan sangat mempedulikan diriku ...
"Atau mungkin Onii-sama merasa gelisah tentang fakta karena seseorang tidak memutuskan arahnya untukmu? 'Dalam hidup, ada saat-saat di mana kau keluar dari jalur. Namun, dari titik kau keluar dari jalur, mengapa tidak menemukan jalur baru untuk dirimu sendiri?' Bukankah itu yang Onii-sama katakan padaku."
Sayuri menatap lurus ke arahku. Hanya satu yang bisa dipilih. Itulah aturannya.
"Ini mungkin sulit tapi 'Kau melakukan yang terbaik untuk menjadi apa yang kau inginkan. Kupikir, orang-orang ambisius seperti dirimu terlihat menarik' Nii-san bilang begitu, ‘kan? Aku akan menghibur Nii-san yang terus menatap ke depan. Aku senang bisa memiliki seorang kakak yang luar biasa."
Aku ingin tahu apakah aku lelaki yang layak untuk dihibur oleh Yuuki.
"Bahkan jika tidak ada uang, Mii-chan 'bangga memiliki keluarga seperti ini'.
Jika itu tidak sendirian, maka Mii-chan ingin menjadi adik perempuan Nii-chama."
Aku benar-benar terpojok. Dengan kata-kata mereka semua, dan kelemahanku sendiri.
Tomomi bergerak selangkah lebih maju, mendekat ke arahku.
"Apa yang akan kau lakukan, Nii-chan?"
"Aku ... tidak bisa memilih."
Mereka begitu ceria dan menyenangkan, aku tidak ingin kehilangan adik perempuanku yang tak tergantikan ini.
"Apa kau benar-benar ingin kita menjadi adikmu? Kami ingin menjadi kekuatan Nii-chan, tahu? Itu sebabnya kami akan selalu mengatakan…."
Para adik perempuan mengangguk satu sama lain dengan senyuman dan mengatakan secara bersamaan.
"" "" "Omae wo Onii-chan ni Shiteyarouka?" "" "" (TN: Haruskah aku membuatmu menjadi kakaku?)
Dode
BalasHapusKirain dah makal milih :)