Penerjemah : Kaito
Editor : -
Chapter – 38
Liburan musim panas telah berakhir dan semester baru akan
dimulai hari ini.
Bukannya aku benci sekolah
atau semacamnya tapi bangun pagi-pagi rasanya membuat tubuhku sakit. Selain
itu, jika aku pergi ke sekolah, aku akan bertemu Mamiko. Aku akhirnya bisa
mengatasi luka dari putus dengannya, tetapi melihat dia secara langsung akan
tetap terasa canggung.
... Aku tidak ingin pergi
ke sekolah. Pemikiran itu terus mengalir di kepalaku saat aku berbaring di
tempat tidurku, tapi aku bukanlah seorang siswa yang tidak sekolah tanpa alasan
apa pun. Dengan perasaan yang begitu rumit, aku membawa sepedaku ke
stasiun.
Ketika aku tiba di stasiun,
ini seperti biasanya. Karena sekarang adalah upacara pembukaan untuk
banyak sekolah, ada lebih banyak orang, tapi selain itu, orang-orang yang aku
lihat di sana adalah mereka yang biasanya aku lihat setiap hari. Aku pergi
ke gerbong kedua seperti biasanya, tetapi kemudian aku ingat bahwa jika aku
naik ke gerbong kedua seperti biasanya, aku akan bertemu Mamiko lagi. Ya,
aku pasti akan menemuinya. Setidaknya aku ingin menghindari itu. Ini
akan menjadi canggung bagi kita berdua.
Memikirkan itu, aku
memutuskan untuk naik ke gerbong pertama dari kereta dan menggerakkan diriku ke
posisi yang lebih jauh di depan platform. Pukul 7:52 dan kereta dua
gerbong pun tiba di peron. Aku naik kereta dan mencari tempat duduk
kosong.
"Ah…"
Lalu, aku melihatnya. Mamiko
yang berdiri di sana bersandar pada dinding sambil memegang pegangan. Kenapa
dia ada di gerbong pertama? Bukannya dia selalu di gerbong kedua? Aku
mengatakan kata-kata itu di dalam hatiku. Bagaimanapun juga, akan lebih baik
menjauh dari Mamiko untuk saat ini. Untungnya, dia tidak memperhatikanku,
jadi aku dengan cepat mencoba untuk membuat jarak diantara kami
berdua. Namun, ketika aku melihat ke dalam kereta, satu-satunya ruang
terbuka di kereta adalah di sekitar Mamiko.
Lalu, apa boleh buat. Hanya
ada ruang di dekat Mamiko. Aku perlahan berjalan sekitar tiga meter
jauhnya dari Mamiko dan meletakkan tanganku di pegangan. Mamiko juga
akhirnya memperhatikanku dan mengeluarkan suara gelisah "Eh ..." tapi
aku mengabaikannya. Mau bagaimana lagi, tidak ada tempat lain untuk
berdiri selain di sini. Saat aku terus mengatakan itu, aku melirik Mamiko
dari sudut mataku.
"!!"
"!!"
Kemudian, mata kami
bertemu. Mamiko juga menatapku. Aku dengan cepat mengalihkan
tatapanku, tapi wajahnya terus muncul dipikiranku. Wajahnya sedikit merah,
dan dia tampak sedikit senang. Apa-apaan itu ... bukannya itu tidak
adil? Jika dia membuat wajah seperti itu, aku juga akan merasa senang.
Jarak antara Mamiko dan
diriku sekitar 3 meter. Itu lebih jauh dari jarak nol diantara kita yang
pernah kami miliki sebelum liburan musim panas, tapi entah bagaimana rasanya
aku masih pergi bersama dengannya sama seperti sebelumnya. Karena itulah,
senyum kecil muncul di wajahku.
Kemudian, aku akhirnya
berpikir kembali. Aku ingin lebih dekat. Saat aku berpikir begitu, aku
sangat ingin bersama dengan Mamiko.
Saat aku tiba di sekolah, di
dalam kelas sedikit lebih berisik daripada biasanya. Di sana, seperti
biasa, teman dekatku Sagami adalah orang pertama yang berbicara denganku di
pagi hari.
“Hei, Setsu. Apa kau
menikmati liburan musim panasmu? "
Sangat menyenangkan
melihatnya begitu bersemangat.
"Aku bisa
menikmatinya."
"Begitukah?, itu
bagus."
Yeah, yeah, Sagami
tersenyum sambil mengangguk. Kemudian, pada saat berikutnya, dia tiba-tiba
berbisik ke telingaku.
“Dan, seberapa jauh kamu
pergi dengan Kii-san? Mungkin kau sudah melakukan beberapa hal… seperti hal
ini atau hal itu? ”
“Kami tidak melakukan
apapun. Lebih penting lagi, kami sudah putus. ”
"..."
Mata Sagami melebar setelah
mendengar kata-kataku. Namun, dia dengan cepat mengembalikan energi
aslinya.
“Ye-yeah, aku mengerti! Selamat
datang kembali di dunia para jomblo brother!
"
Dia mengatakan itu dengan
sangat bahagia.
“Tentu saja seperti
itu. Kau dan Kii-san tidak pernah cocok. Untuk menghiburmu, ayo pergi
bermain bowling !! ”
Dia tiba-tiba merasa
bersemangat walaupun ini masih pagi. Seberapa bahagianya dia tentang kabarku
yang sudah putus? Namun, ketika dia akhirnya mengatakannya dengan begitu
jelas, aku tidak bisa marah. Aku akan membentaknya jika waktu aku baru
putus. Nah, inilah yang membuat Sagami luar biasa. Aku benar-benar
ingin pergi bermain bowling dengan Sagami, tapi aku sudah punya rencana
sepulang sekolah.
"Maaf. Ada yang
harus aku lakukan hari ini jadi aku tidak bisa pergi. ”
“Begitu ya. Aku
mengerti, kita bisa mencoba lagi lain waktu. ”
Sembari tersenyum, Sagami
kembali ke tempat duduknya sendiri ketika guru wali kelas masuk dan memulai homeroom.
Karena ada upacara
pembukaan hari ini, waktu sekolah berakhir dengan cepat. Sepulang sekolah,
Sagami dan beberapa orang lain mengundangku untuk nongkrong, tetapi aku menolak ajakan mereka. Itu karena ayahku
memanggilku hari ini. Dia mungkin akan bertanya padaku tentang manganya
lagi.
Karena aku suka berbicara
tentang hal-hal seperti itu, aku benar-benar menantikannya. Aku
meninggalkan ruang kelas dengan suasana hati yang cerah. Namun, pada waktu
itu, aku melihat Mamiko berbicara dengan siswa laki-laki lain, jadi hatiku
sedikit terluka.
"Hei, kau datang tepat
waktu."
Saat aku tiba di tempat
kerja, ayahku sedang bekerja di tempat biasanya di sofa, dengan seorang wanita
mengenakan kacamata dan jas. Ini pertama kalinya aku melihatnya, namun dia
wanita yang cukup cantik.
"Dan, orang ini adalah
orang yang bertanggung jawab padaku, Itou."
“Ah, begitukah. Senang
bertemu dengan anda."
"Senang bertemu
denganmu. Yoshiki-kun, ‘kan?"
"Ya, itu benar."
"Terima kasih."
"… Terima kasih."
Eh, untuk apa dia berterima
kasih? Pertanyaan itu muncul di benakku, tapi aku tidak mengatakan apapun. Lagi
pula, tidak sopan untuk terus bertanya kepada seseorang yang baru saja kau temui
untuk pertama kalinya. Hanya seperti itu, salamku kepada Itou-san berakhir dan
aku menghadap ke ayahku.
“Lalu, apa yang akan
dilakukan hari ini? Apa Ayah mengalami stuck
lagi? "
“Tidak, bukan seperti
itu. Hari ini, Itou-san tertarik padamu. ”
"Eh, benarkah?"
Aku sekali lagi menghadap
ke arah Itou-san. Dia tersenyum lembut saat dia melambaikan tangannya
padaku. Itou-san bertanggung jawab atas ayahku, ‘kan? Mengapa orang
seperti itu tertarik padaku? Selagi aku memikirkan itu, Itou-san bergerak
sedikit lebih dekat ke arahku.
Dia terus tersenyum
kecil. Entah mengapa, itu sedikit menakutkan. Mungkin, dia akan
membuatku melakukan sesuatu yang aneh. Eh, menakutkan sekali, apa ini, apa
yang harus aku lakukan? Sambil merasa tidak nyaman seperti ini, Itou-san
terus bergerak ke arahku. Kemudian dia berhenti bergerak sejauh satu meter
dariku.
"... A-apa ...?"
Aku bertanya sambil
menunjukkan ketidaknyamananku. Namun, ekspresi Itou-san tidak berubah sama
sekali. Lalu, dia perlahan membuka mulutnya.
“Yoshiki-kun, apa kau mau mencoba membuat manga?”
...
"Naaniiiiii!?"
Momen ini mungkin yang kedua, mungkin bahkan
pertama, hal paling mengejutkan yang pernah terjadi padaku.
Ubah nama dari Kaito Translation ke Dawn Novel... Hmmmmm.
BalasHapusAdminnya udah ganti wkwkwkwk XD (mungkin)
HapusDi pihak Yoshiki, masihlah ada rasa ingin bersama.
BalasHapusDan di lain pihak, Kii-san juga masih lah ingin bersama. XD
Putus-putus aja lah ,Yoshiki biarlah bersama Echizen!!