[WN] The Result when I Time Leaped Chapter 05 Bahasa Indonesia


Jumat malam

Dan begitulah, beberapa hari telah berlalu dengan cepat sampai pada suatu malam tertentu.
“Sabtu ini, aku tidak punya rencana apapun. Sekarang, kamu pikir apa yang ingin aku lakukan? ”
"Apa yang ingin kamu lakukan ... mungkin game?"
“Bubu~”
Setelah SMS pertama, Hiiragi-chan sering mengirim pesan dari hari pertama. Kita tidak saling mengirim SMS-an di sekolah, tapi karena kami berdua sudah berpacaran, kami akhirnya saling menelpon satu sama lain selama malam hari selain mengirim SMS.
Pada titik tertentu, aku bahkan berhenti menggunakan cara bicara sopan.
“Seiji-kun, sekarang ‘kan kamu sudah punya pacar, apa kamu tidak mau berkencan?”
"!?"
"Dengan kata lain, itu yang aku maksudkan .."
"Tapi ... berkencan di luar itu buruk dan rumahmu ..."
“Eh. Itu buruk?"
“Ya, ini sangat buruk. Kamu tak pernah tahu di mana kamu mungkin akan kepergok oleh murid atau guru dari sekolah kita. ”
Tanpa aku sadari, dia mulai memanggilku Seiji-kun dan aku sudah mulai memanggilnya Haruka-san. Meski kalau di sekolah, karena kita ini murid dan guru, kita memanggil satu sama lain dengan Sanada-kun dan Sensei.
"Ah. Lalu bagaimana kalau kita naik mobil? Jika kita pergi ke kota yang jauh dari di sini, tidak ada yang tahu tentang kita, kan? Dan juga, tak masalah kalau ada yang melihat kita. ”
Aku tidak membenci sifat Hiiragi-chan yang tidak gampang menyerah.
“Kalau pakai mobil sih, oke-oke aja. Tapi, kemana pun kita ketemuan, pasti ada  orang yang bisa mengenali hubungan kita. ”
"Muuu, itu menyebalkan ..."
Yah tentu saja, aku juga ingin berjalan-jalan bersama, tetapi kita perlu beberapa antisipasi untuk bisa terus melanjutkan hubungan kita ke depan.
Untuk itu, kita perlu menghilangkan risiko yang bisa kita pikirkan.
“Ya, mengerti. Kalau begitu, tidak apa-apa kalau aku pergi ke rumahmu untuk menjemputmu, ‘kan? ”
"Tidak apa-apa dengkulmu !?"
Alasan mengapa dia tidak bisa datang ke rumahku untuk menjemputku, aku menjelaskan padanya dari awal sampai akhir. Setelah itu, aku entah bagaimana bisa meyakinkannya.
"Begitu ya. Sulit sekali menemukan tempat untuk ketemuan. Lalu, jika Seiji-kun datang ke rumahku, kita tidak perlu mencari tempat untuk ketemuan, ‘kan?. ”
"Hheee?"
Guru yang bodoh ini selalu membayangkan sesuatu di luar imajinasiku.
"Tidak, ummm, tapi, aku merasa buruk ... aku akan merepotkanmu ..."
"Tidak masalah. Aku tinggal sendirian jadi tidak apa-apa. ”
Meski aku bisa datang, sekarang sudah sekitar jam 10 malam ... dan kita akan pergi berkendara keesokan paginya ... itu berarti aku akan menginap malam ini?
A-aku akan menginap di tempat Hiiragi-chan !?
"A-A-A-A-Aku belum menyiapkan diriku ..."
“Jangan khawatir, jangan khawatir, rumahku cukup bersih. Meski, aku tidak bisa menjemputmu. ”
"Ah, tidak, maksudku bukan persiapanmu, tapi hatiku—"
"Aku akan memberimu alamatku, jadi apa kamu mau datang?"
"… Iya."

Aku segera membuat persiapan dan dengan alamat yang ada di catatanku, aku mengayuh sepedaku.
Alamatnya lebih dekat daripada yang aku kira, dan setelah sekitar sepuluh menit bersepeda, aku tiba di sebuah kompleks apartemen 2 lantai. Di tempat parkir, ada mobil mini bulat favorit Hiiragi-chan, jadi tidak mungkin aku salah tempat.
Setelah menekan bel pintu ke kamar 205, langkah kaki terdengar dan pintu pun terbuka.
"Seiji-kun, selamat datang!"
"Ah, Terima kasih."
Bukankah nadanya tampak sedikit lebih cadel dari biasanya? Dia tidak mengenakan pakaian santai yang dia kenakan di rumah, tapi mengenakan pakaian yang sama saat di sekolah hari ini. Wajahku sedikit memerah, saat aku menurunkan mataku.
"Seiji-Ku ~ n ..."
Hiiragi-chan membungkuk lebih dekat denganku dan memelukku dengan erat.
“Tunggu, wah !? H-Haruka-san, kita masih di pintu masuk. Cepat, ke dalam. Ayo masuk— “
"Uun."
Dia membuat suara penolakan. Sepertinya dia tidak mau melepaskanku. Karena tidak ada pilihan lain, aku menyeretnya ke dalam saat dia memegangku. Sensasi tubuhnya terasa lembut. Ada juga sedikit bau alkohol.
Ruangannya berukuran 1 LDK yang cukup besar. Seperti yang dia katakan, itu bersih. Dia dan aku duduk di sofa.
"Apa kamu minum?"
"Ya ... para guru mengadakan pesta minum ... Aku juga diundang lagi dengan penuh semangat setelah pesta, namun ..."
Sambil menggosok matanya dengan mengantuk, dia menyandarkan kepalanya di pundakku.
"Besok, aku akan berkencan denganmu, jadi aku menolak karena mungkin bisa terlambat pergi."
“Aah. Itu sebabnya kamu menelepon lebih lambat dari biasanya. ”
Hari ini, mobil Hiiragi-chan tidak ada di pelataran parkir karena ada pesta minum.
"Jadi begitu ya jenis budaya yang dimiliki orang dewasa pada Jumat malam."
Aku benar-benar tidak suka minum sebanyak itu, jadi aku jarang pergi keluar di kehidupanku dulu.
"Maaf sudah menelponmu selarut ini"
“Tidak apa-apa karena tempat ini lumayan dekat. Apa kamu ingin segelas air? ”
Aku bertanya padanya sambil menggosok punggungnya.
"Seiji-kun, kamu sepertinya cukup terbiasa mengurus orang ...?"
"Eh — Ah, aah, ummm, ayahku sering mabuk ..."
"Begitu…"
Itu hampir saja... Ayahku tidak minum sama sekali. Keterampilanku untuk merawat orang dikembangkan karena rekan kerja dan seniorku di tempat kerja dulu. Karena dia meminta air, aku mengambil air mineral dari kulkas, menuangkannya ke dalam gelas dan membawanya kembali.
"Nn ... Lepas ..."
Kemudian, gadis yang aku pikir sebagai seorang dewi memulai pertunjukan telanjang di depan mataku.
"Aku harus ganti  ..."
“Dowaaaaaaaaaaaaaaah !? Mengapa!? Kenapa baru sekarang!? ”
Dia melepas blusnya. Dia juga melepas bagian dalamnya.



"Tu-tunggu, aku bisa melihat celana dalammu—"
"Ya, ini juga ..."
Dia melepaskan bagian itu juga.
"Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!"
"Baiklah…."
Dia mengambil kaos yang ada di dekatnya dan memakainya. Dia dengan cepat mengganti bagian bawahnya dengan jins pendek.
"I-itu mengejutkan."
"Terima kasih airnya ..."
Rambut yang biasa dikuncir kuda tadi telah terurai. Rasanya seperti daya tarik seksualnya naik satu tingkat karena itu. Jika aku harus mengatakannya, dia terlihat sangat seksi.
Setelah minum seteguk air, Hiiragi-chan menyiapkan cangkir di atas meja. Dengan jantung yang masih berdebar aku duduk di sampingnya, dan dia menempel di dekatku lagi. Kaosnya sangat longgar sampai aku hampir bisa melihat dadanya dari celah di sekitar lehernya ...
"Sensei."
"Saat kita sendirian, panggil aku Haruka-san, ingat?"
kono, kono, Hiiragi-chan menyodok pipiku dengan jarinya. Ekspresi dan nada marahnya yang bercanda terlihat sangat lucu, jadi mulai sekarang aku mungkin akan membuat kesalahan itu lagi menurutku.
“Haruka-san, aku bisa melihat dadamu—”
"Ngga apa-apa, aku tidak keberatan kok."
"Tidak keberatan!?"
Dia memelukku seperti makhluk lembut. Karena dia mabuk dan mengantuk, kemampuan penilaiannya yang rendah menurun lebih jauh.
"Minum air, dan tidurlah hari ini, oke?"
"Seiji-kun, apa kamu tidak suka orang dewasa yang ingin dimanjakan ...?"
“Haruka-san yang ingin dimanjakan, dan Haruka-san yang memanjakanku. Aku menyukai keduanya."
"Itu bagus. Aku juga menyukaimu, Seiji-kun. ”
Seolah-olah dia ini seekor kucing yang ingin dielus, Hiiragi-chan menempel padaku. Dia minum air beberapa kali lagi dan jatuh tertidur di atas pangkuanku.
“Dia bekerja sebagai guru. Dia juga bekeeja sangat keras jadi tidak heran kalau dia akan mengantuk setelah minum. ”
Yoshi yoshi, aku mengelus kepalanya dengan lembut. Aku membawanya ke kamar tidur di belakang dan membiarkannya tidur di tempat tidur. Ketika aku mencoba untuk meninggalkan kamarnya, lengan bajuku ditarik oleh sesuatu.
“Seiji-kun, kamu mau kemana?”
“Eh. kupikir aku akan tidur di sofa. ”
"Kamu bisa menggunakan tempat tidur ini ... meski ini berukuran single, tapi dua orang bisa tidur di atasnya, tahu."
Pon pon, dia membuka selimut dan menepuk tempat tidur.
"Ayo ke sini," katanya dengan kedua tangannya yang terbuka lebar. (TN: Njirrr, gw juga mau dong punya cewek kayak gini :’v)
Aku melakukan apa yang diperintahkan dan naik ke tempat tidur.
"Aku takkan melakukan apapun pada seseorang yang mabuk, oke."
"Mengapa kamu mengatakan alasan semacam itu?"
Kusu kusu, Hiiragi-chan tertawa di atas tempat tidur dimana kami berdua berada.
"Itu karena kamu mengundang seorang siswa, Sensei."
“Sudah kubilang, saat hanya kita berdua, panggil aku Haruka-san, ‘kan? Selain itu, kita ini memang murid dan guru tetapi situasi sekarang sudah berbeda. ”
“Ini hampir kejahatan, apa kamu tahu itu?
“Itu sebabnya kita melakukan sesuatu dengan diam-diam setiap hari. Selain itu, apakah kamu tahu?  Seorang pacar boleh menggoda kekasihnya. ”
Kami berbisik satu sama lain seolah-olah kami mendesah. Dia berbicara dengan suara kecil sampai hanya aku yang bisa mendengarnya, sementara aku juga melakukan hal yang sama. Aku menarik selimut untuk menutupi tubuhku dan Hiiragi-chan.
"Lihat. Jika kita melakukan ini, takkan ada yang melihat kita. ”
Chuu, Hiiragi-chan memberiku ciuman.
"Ti-tiba-tiba sekali— !?"
“Aku membalas serangan kejutanmu. Aku sedang mencium muridku, hehehe. ”
Kyaa ~, setelah menciumku, dia langsung memegang pipinya dan berguling-guling. Jika aku sendirian, kemungkinan besar aku juga memiliki reaksi yang sama. Lalu, di dalam selimut itu, kami berciuman sangat lama sampai tiga kali. Rasanya seperti bom kebahagiaan telah meledak dan aku merasa seperti aku bisa mati kapan saja karena rasa bahagia yang sedang kurasakan. Segera setelah itu, seolah-olah baterainya sudah habis, Hiiragi-chan mulai tertidur pulas.

Catatan TL:
1.     LDK adalah singkatan yang sering digunakan di dunia real estate Jepang untuk mendeskripsikan apartemen. 1LDK (Living, Dining, and Kitchen) = satu kamar apartemen dengan ruang tamu, ruang makan dan dapur

close

11 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama