The Result when I Time Leaped Chapter 21 Bahasa Indonesia



Perjalanan Pemandian Air Panas Bersama Hiiragi-chan - Bagian 3

Pada hari kedua dari perjalanan pemandian air panas, kita berdua menonton TV sambil Hiiragi-chan memberiku bantal pangkuan. Terkadang, kita akan memasuki pemandian pribadi, dan setelah merasa nyaman dan hangat kita akan tidur siang. Begitulah cara kami menghabiskan waktu bersama-sama. Itu adalah saat-saat kebahagiaan yang serasa seperti  berada di surga. 
Waktu pagi di hari ketiga.
Sambil memakan sarapan yang dibawa oleh karyawan penginapan, Hiiragi-cahn mengangkat tangannya dan bertanya.
“Seiji-kun, ada lautan di dekat sini, ‘kan? Apa kau ingin pergi nanti? "
"Boleh tuh…"
Mungkin tidak ada banyak tamu yang datang ke sini untuk melihat lautan, tapi mungkin ada juga orang seperti kami yang memutuskan untuk pergi ke laut karena mereka sudah ada di sini.
Jika kita pergi ke suatu tempat yang terbuka dan dilihat orang, risiko ketahuan akan meningkat. Meski kita berada di luar prefektur, tak ada jaminan kalau tidak ada orang lain yang memutuskan untuk bermalam di pemandian air panas selama Sabtu dan Minggu. Rasanya sedikit sedih karena harus tetap berdiam di penginapan ini ...
“Aku juga ingin pergi bersama Hiiragi-chan, tapi ada resiko wajah kita terlihat ...”
“Sekarang kamu baru bilang begitu, tapi aku sudah membuat beberapa persiapan! Tada! "
Bersamaan dengan efek suara yang dibuat-buat, Hiiragi-chan mengeluarkan benda yang tampak seperti topi dengan pinggiran lebar.
"Jika kamu memakai ini, orang-orang mungkin tidak akan mengenalimu dari jauh."
"Kau mempersiapkannya dengan baik ..."
“Fufun. Karena ini kesempatan langka. Ini barang yang penting! ”
Hiiragi-chan, yang memiliki wajah bangga, mengenakan topi lebar yang menutupi matanya. Rasanya seolah kita ini selebritis. Aku kemudian diberi topi. Nah, jika dengan benda ini, mungkin takkan masalah.
"Lalu, setelah kita check out, Ayo pergi ke sana."
"Yay !"
Setelah makan dengan santai, kami membereskan barang-barang dan memeriksanya. Kemudian, setelah berkendara sebentar, kami memarkir mobil di tempat parkir yang tampaknya untuk orang-orang yang pergi ke pantai.
Cuacanya bagus, dan luasnya cakrawala  bisa terlihat di bentangan langit biru nan cerah.
"Ini laut, Seiji-kun, lihat, lihat itu!"
"Iya, Iya aku tahu, tidak perlu terlalu bersemangat."
Kyaa, kyaa, Hiiragi-chan berteriak seperti anak kecil. Entah bagaimana, kelihatannya seperti anjing yang bersemangat karena melihat salju ... Aku benar-benar bisa melihatnya ... di sekitar pantat Hiiragi-chan, aku bisa melihat bayangan ekor yang bergoyang-goyang dengan kekuatan penuh.
Setelah turun dari mobil, kami berjalan di sepanjang pantai dengan tangan yang saling bergandengan. Untungnya, sekarang masih pagi, jadi hanya ada sedikit orang di sekitar sini. Meski begitu, kami tetap memakai topi. Hiiragi-chan sepertinya menikmati dirinya hari ini, saat dia berbicara dengan bersemangat tentang berbagai hal.
Ya. Jika sekarang, aku bisa menyerahkan hadiahku padanya ...! Ini adalah hal yang sudah aku katakan tadi, saat aku mengatakan kepadanya bahwa aku akan memberinya hadiah karena bekerja sangat keras. Namun, aku kehilangan waktu yang pas untuk menyerahkannya kepadanya, dan entah bagaimana sulit untuk membuat peluang untuk itu. Terbungkus dengan kantong kertas, ada lima ikat rambut yang aku beli. Karena sudah menjadi seperti ini, mungkin aku seharusnya mendapatkan sedikit lebih banyak untuk hadiah ...
"Atau... sesuatu seperti ini, kebanyakan gadis mungkin sudah punya banyak, ‘kan ...?"
"Apa ada yang salah?"
Uooo!
Dia melihat lurus ke arahku.
"Kamu sepertinya bergumam sendiri?"
Se-sekarang. Aku hanya bisa melakukan ini sekarang.
"Haruka-san ... ini ..."
Aku mengeluarkan kantong kertas kecil yang aku sembunyikan.
"Apa itu?"
"Bukannya aku pernah bilang, kalau aku akan memberimu hadiah jika kau bekerja keras?"
"Kau akan memberiku hadiah ...?"
"Yeah. Ini semacam hadiah atas kerja kerasmu. ”
Hiiragi-chan menerimanya dan bertanya apakah dia bisa melihat isinya. Aku menjawabnya dengan mengangguk perlahan.
Ba-bagaimana reaksinya ...?
“Ah, ternyata ikat rambut. Lucu sekali. ”
Oh Oh …..itu bagus. Sepertinya dia menyukainya.
"Terima kasih, Seiji-kun ..."
Dia mengangkat kepalanya untuk mengucapkan terima kasih, tapi mata Hiiragi-chan tampak berkaca-kaca karena suatu alasan.
Mengapa!?
“Ini lucu… dan tidak terlalu mencolok, jadi bisa digunakan di sekolah. Itu benar-benar memiliki sentuhan yang tepat ... ”
Air mata mulai mengalir ke pipinya. Gusun, dia mendengus dan menarik ujung topinya untuk menyembunyikan wajahnya.
“Ke-kenapa? Tenanglah, Haruka-san! Ini hanya hadiah yang aku berikan padamu. ”
"Ya ... I-itu sesuatu yang mudah digunakan di sekolah, jadi itu menunjukkan bahwa ... kau benar-benar ... memikirkanku ... dan itu membuatku benar-benar bahagia ..."
Fueeeen, Hiiragi-chan mulai menangis tersedu-sedu. Aku memeluknya dan menepuk punggungnya untuk menenangkan dirinya.
"Aku sangat senang sampai aku menangis."
"Kau menangis lebih dari cukup."
"Itu hampir saja ..."
"Tidak, itu sudah bukan hampir, ‘kan?"
"Jawaban yang cepat dan tajam."
Hiiragi-chan menyubitku dengan suasana hati yang baik.
"Kamu yang terbaik, aku mencintaimu, Seiji-kun ..."
"Aku juga, Sensei."
Dia segera bereaksi dan mulai memukuli dadaku.
"Kamu memanggilku Sensei lagi, ih ..."
Apa-apaan orang ini? Dia sangat imut sekali.
“Kamu juga memiliki sisi yang jahil. Saat aku ingin kamu mengucapkan namaku dengan benar, kamu akhirnya menggodaku dan memanggilku Sensei, mooou. Aku sudah berulang kali memberitahumu kalau kita bersama-sama— ”
"Haruka-san, aku mencintaimu."
"Aku memaafkanmu…"
Sambil memegang kepalaku, Hiiragi-chan memberiku ciuman tanpa ragu-ragu.
Aku menggelengkan kepala untuk menghindari wajahnya.
"Tu-tunggu, di sini masih ada orang lain, tahu?"
“Seiji-kun, jangan melarikan diri.”
"Jika aku tidak melarikan diri, aku akan ditangkap oleh Sensei—"
"Sensei tidak suka kalau ada orang lain bicara, jadi tolong diam selama pelajaran."
Gashi, dia menggunakan kedua tangannya untuk memegang pipiku.
“Apa yang kamu bicarakan. Tu-tunggu, ada orang…. ”
“Tidak apa-apa sekarang. Nnn… ”
Mengunci wajahku sepenuhnya, Hiiragi-chan merampas bibirku.
Ketika aku mencoba melarikan diri ke belakang, aku akhirnya kehilangan keseimbangan karena aku harus menahan berat badannya, yang mana membuatku jatuh terlentang di pantai.
"..."
"Chuu, Chuu, Chuu."
"Apa kamu bisa berhenti."
"Kyaah"
Saling memandang satu sama lain, kami berdua mulai tertawa seolah kami pikir ada sesuatu yang lucu. Dari sudut pandang orang luar, kita mungkin terlihat seperti pasangan bodoh. Tapi kemungkinan besar, dari sudut pandang pasangan juga, akan berpikir bahwa orang lain terlihat bodoh juga. Jika tidak, Kau takkan bisa jatuh cinta. Jika kau berpikir secara logis tentang hal itu, Kau kemungkinan besar akan berpikir bahwa hubungan romantis itu tidak menyenangkan.

Setelah melakukan perjalanan romantis tiga hari dua malam, aku disambut ke dalam kelas sejarah dunia keesokan harinya.
"Ah. Sensei, apa kamu membeli ikat rambut baru? ”
"Aku tidak membelinya, malahan, ada seseorang yang memberikannya padaku."
"Lucu sekali."
"Itu bagus. Kamu mendapatkannya dari pacarmu, ‘kan? ”
“Pasti begitu! Itu sudah tertulis di wajahmu! ”
Ada beberapa gadis yang bertanya padanya sebelum pelajaran dimulai tentang ikat rambut yang aku berikan padanya.
“Y-ya. Entah?”
Hiiragi-chan yang bertindak bodoh, tersenyum dan melirikku dari samping.
“Baiklah, bel sudah berbunyi,  pelajaran akan segera dimulai. Silakan duduk di kursi kalian masing-masing. "






close

3 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama