The Result when I Time Leaped Chapter 45 Bahasa Indonesia




Mengenai masa depan

Malam hari. Aku memasuki rumah Hiiragi-chan, dan menunggunya pulang kerja. Seperti biasa, kamarnya terlihat rapi dan dapurnya tidak punya piring yang tersisa dan bersih. 
“Aku pulang ...?" 
“Ah, selamat datang di rumah." 
“Tumben sekali kamu datang di hari biasa, Ada apa? ”

Dia melepas mantelnya dan duduk di sofa. 
“Ini tentang adikmu, Natsumi ..." 
“Tentang Natsumi ...?" 
Terakhir kali aku terlepas dari lompatan waktu. Ketika aku mengunjungi rumah Hiiragi-chan, sepertinya aku tidak mendapat respon yang baik. Syaratnya adalah memiliki pendapatan 10 juta yen pertahun, tapi aku tak tahu apa itu memang kondisinya atau hanya alasan yang dibuat-buat karena aku tidak diakui sebagai pasangan yang pas.
“Untuk jaga-jaga, akan lebih baik kalau aku mengenal lebih dekat dengannya."
“Kenapa?” 
“Aku pikir, bila hubungan kita diakui oleh salah satu anggota keluargamu, pembicaraan tentang masa depan mungkin bisa berjalan lebih lancar.” 
“Dengan kata lain, kita akan memberitahu hubungan kita pada Natsumi-chan? " 
“Tidak. Aku tidak bermaksud membongkar hubungan kita. Bagaimanapun juga, kita berdua masih menyandang status guru dan murid di sekolah yang sama. Intinya, jika aku kenal dekat dengannya, lalu jika aku berkata, 'Kita berdua berpacaran!', Lalu jawabannya akan seperti 'Begitu ya! Jika pasangannya adalah Sanada-kun, maka aku bisa menyerahkan Onee-chan padamu! ' atau sesuatu seperti itu. " 
“Fumu fumu. Jadi begitu. "

Dia menganggukkan kepalanya dan kemudian menatapku,

“Eh. Apa?”

“ ... Itu memang masuk akal, tapi sebagai siswa SMA, aku merasa cara berpikirmu cukup dewasa. "
Aku hanya ingin menurunkan flag yang muncul setelah kembali ke periode waktu sekarang.
Mendapatkan persetujuan dari adik perempuan, setidaknya bisa memberikan perlindungan kecil. 
Diriku di masa depan sudah bertemu ayah Hiiragi-chan, tapi untuk saat ini, aku belum bertemu dengan beliau. Karena aku masih SMA, mana mungkin aku diperkenalkan, satu-satunya hal yang bisa aku lakukan sekarang, ialah membuat jalanku untuk bisa dilancarkan saat bertemu ayah Hiiragi-chan
"Daripada dibilang cara berpikir yang matang ... Aku cuma memikirkan masa depan kita bersama." 
"Benarkah?"
"Ya. Beneran ... Kenapa, apa kau meragukan aku? " 
Hiiragi-chan sekarang gelisah di sofa dan menggembungkan pipinya ... 
“Bukan karena kamu tertarik pada Natsumi, ‘kan? aku cukup waspada. " 
Ketika mata kita bertemu, *pui* Hiiragi-chan langsung memalingkan wajahnya. 
“Aku tidak tertarik padanya! Kenapa aku harus tertarik pada seseorang yang baru aku temui pertama kali? " 
“ Tapi ... usiamu hampir sama dengan Natsumi ... Kau pasti ingin mendekatinya, ‘kan ...? 
*Kurun* Dia berbalik ke arahku. Apa dia ngambek ...?
"Aku ingin mendekatinya karena aku ingin ada orang yang mau mengakui hubungan kita." 
"I-Itu cuma alasanmu saja!" 
Apa-apaan dengan ucapan seperti anak kecil itu?. 
“Natsumi adalah gadis yang baik. Dia bertubuh atletis, dan memiliki kepribadian yang ceria. Dan, dia hanya satu tahun lebih tua darimu ... " 
" Jika alasannya cuma karena usianya hampir sama denganku, lalu, kenapa aku tidak berpacaran dengan salah satu teman sekelasku saja? " 
Sepertinya Hiiragi-chan sangat peduli tentang perbedaan usia kita. . 
“Andai aku boleh memilih waktu untuk bertemu Seiji-kun, aku lebih suka kalau aku bertemu denganmu saat masih di SMA. Pulang bareng dan jalan-jalan dulu, belajar di rumah masing-masing untuk ujian, pergi ke festival sambil mengenakan yukata ... "
Rupanya, ini adalah salah satu kecemasannya. Aku tak pernah memikirkan hal seperti itu, tapi Hiiragi-chan berbeda. 
"Meski hubungan kita terlihat lancar begini, aku cukup gelisah, tahu?" 
Punggungnya ke arahku, dan dia sama sekali tidak melihat ke arahku. 
"Mungkin perasaanmu akan mendadak berubah… ..." 
Dunia orang dewasa yang bekerja dan anak SMA sangatlah berbeda. Karena aku sudah mengalami keduanya, aku sangat memahami hal tersebu. Dibandingkan dengan pekerjaan sehari-hari yang selalu berulang dan monoton, kehidupan anak SMA jauh lebih menyenangkan. Wajar saja untuk menilai mereka secara berbeda. 
Meski aku bilang tidak apa-apa, namun kegelisahannya tak semudah hilang begitu saja. 
Aku memeluknya dari belakang. 
"..." 
*pikun* aku merasakan bahunya sedikit bergerak saat dia gelisah.
“Bukan kau saja yang merasa gelisah, aku juga sama, tahu?” 
“Be-benarkah?” 
“Ya. Aku benar-benar khawatir mungkin ada beberapa serangga aneh yang mengincar Haruka-san di ruang guru. Aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi di pesta minum para guru.” (TN: Wehhh MC kita bener-bener pemberani,manggil guru sendiri pake sebutan binatang :’v)
" Tidak apa-apa! Jangan khawatir! Aku sangat dingin terhadap semua guru pria. " 
“Walau kau bilang begitu, kau benar-benar populer, Haruka-san. " 
" Aku tidak sepopuler itu, tahu? Kaulah yang populer, Seiji-kun. ” 
“ Tidak, tidak, aku tidak populer sama sekali. ” 
Kami berdua terus berdebat layaknya pasangan idiot. 
Hiiragi-chan menganggukkan kepalanya sambil berbicara, "Jangan khawatir, Seiji-kun". 
Aku tertawa tanpa sengaja. 
"Eh? Apa? Apa ada yang lucu? ”
"Nggak. Sekarang kau tahu bagaimana perasaanku, bukan? Aku juga sudah bilang, tidak apa-apa, jangan khawatir, jangan terlalu cemas, ‘kan? " 
" Ah, begitu ya. " 
" Pertama-tama, ayo saling mempercayai satu sama lain. " 
“Aku juga berpikiran sama.” 
Hiiragi-chan setuju ketika dia menganggkat jari kelingkingnya dan aku juga mengulurkan kelingkingku untuk memegangnya. 
"Jika kamu berbohong ♪, jarimu akan dipotong dengan pisau ♪" 
Se-Seremmmmmmmmm amat sih!! Kenapa dia menyanyikan itu? 
"Yah, jika itu tidak terjadi, kurasa tak masalah ... Tapi, kenapa kau mendadak mengatakan hal seperti itu?" 
“Karena, Seiji-kun ingin mendekati Natsumi ..." 
“Ah. Aku mengerti. Kau ngambek karena cemburu ya? " 
“ Ka-Kamu salah. Aku tidak cemburu dengan adik perempuanku sendiri. ”
Dia dengan panik berusaha melepaskan lenganku. Melihat responnya yang seperti ini, sudah jelas sekali. Dia terlihat sangat malu saat mengatakan itu juga. 
"Terus, apa yang benar?”
“……….Kamu benar.” Hiiragi-chan yang mendadak menjadi penurut terlihat imut. 
“Aku khawatir, cemas, dan kemudian, menjadi cemburu! It ... itu sebabnya aku sangat menghargaimu dan mencintaimu! " 
Gufu ... Kamu tidak perlu mengatakannya sejauh itu kalau kalimat itu  membuat telingamu sangat merah ... Tapi, aku ingin mendengarnya sekali lagi ... 
“Bagaimana denganmu Seiji-kun ...? "
“ Aku juga sama. " 
“ Kalau begitu, tolong katakan  dengan lantang ... " 
“ Aku khawatir dan cemas, karena aku sangat menghargaimu ... Haruka-san, aku sangat mencintaimu ... " 
Aku merasa sangan malu, dan kata-kataku berakhir menjadi kalimat formal. Hiiragi-chan memegangi dadanya dan menggeliat. 
“Gufu ... Penyebab kematian, karena Seiji-kun membuat jantungku berdetak kencang." 
“Tapi Kau masih hidup, bukan?"
Kami berdua yang begitu mirip, masih menjadi pasangan idiot seperti biasa.


close

3 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama