Prolog - Natsuki Takeuchi Benar-benar Gila
“Maukah kamu pergi denganku?” Tanya Junouchi,
dengan nada percaya diri dalam suaranya. Dirinya sangat yakin bahwa dia tidak
akan ditolak.
(TN:
inggrisnya ‘go out with me’ yang artinya ‘kencan/berpacaran denganku’, sengaja
diartiin litteral biar kesalahpahamannya masih ada.)
Mereka berdua tengah
berdiri di belakang gedung olahraga SMA Perfektur Seishin. Tempat yang paling
umum bagi para siswa untuk menembak siswa lain, dan Takashi tidak punya alasan
untuk menyimpang dari kebiasaan ini. Dia tidak memerlukan sesuatu yang mencolok
untuk mendapatkan perhatian. “Mengikuti aturan” akan bekerja cukup baik
baginya.
Dia mempunyai semua yang
mungkin diinginkan seorang gadis: penampilan menarik, nilai yang tinggi, dan
kekayaan yang banyak. Tentu saja, seorang gadis juga pernah menolaknya
sebelumnya, namun dia mengambil itu sebagai pembelajaran, dan belajar lebih
giat lagi.
“Aku minta maaf… Bisakah
aku menanyakan beberapa hal padamu?” Gadis itu balik bertanya.
Keterkejutan Takashi karena
takut ditolak mentah-mentah berubah menjadi kelegaan saat gadis itu
melanjutkan.
Nama gadis itu, yang
berdiri disana dengan kepala terangkat kebingungan, adalah Natsuki Takeuchi.
Dia dikenal sebagai yang paling cantik dari sekian banyak gadis-gadis dari
kelas satu.
Dia tidak hanya “manis”
seperti kebanyakan siswi SMA. Dia sangat-sangat cantik, dengan aura kedewasaan
yang memancar untuk gadis sesuainya. Dia memiliki rambut potongan pendek dan
mata yang tajam, memberikan kesan yang membuat orang lain percaya bahwa dirinya
sangat bangga akan kecantikannya.
“Tentu, apa yang ingin kamu
tanyakan?”
“Siapa kau?”
Dia
bahkan tidak tahu siapa aku?! pikir
Takashi, merasa tersinggung sampai nyaris mengatakan itu keras-keras.
Untuk mengejutkan gadis
itu, dia sengaja mengirim surat ajakan untuk bertemu tanpa menuliskan namanya.
Mungkin dirinya terlalu percaya diri.
“B-benar juga. Maafkan aku,
aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Takashi Jonouchi.”
Dia menahan dirinya untuk
menambahkan, “Kau benar-benar tidak kenal siapa aku?” meskipun
dirinya tahu itu akan terdengar sangat-sangat sombong.
“Baik, Jonouchi. Jadi, aku
harus ikut denganmu kemana? Karena kita belum pernah bertemu sebelumnya, jadi
aku bingung kenapa mendadak begini.”
Takashi tersentak kaget.
Apakah gadis ini benar-benar tidak mengerti arti “pergi denganku”? Ini
kesalahpahaman bodoh yang hanya terjadi di manga, bukan di dunia nyata.
Mungkinkah dia merasa malu
dan mencoba mengalihkan pembicaraan? Tidak… mungkin tidak…
Ekspresi Natsuki menunjukan
bahwa dia benar-benar jujur.
“Yang aku maksud adalah,
aku ingin kamu menjadi pacarku. Bagaimana?” Tanyanya, mencoba membawanya dengan
niat baik.
“Menjadi pacar, apa
maksudmu kau ingin hubungan asmara? Aku tidak pernah melakukan itu, jadi aku
tidak yakin apakah ini benar-benar perlu. Aku punya beberapa pengetahuan soal
apa yang dilakukan pacar, namun mungkin itu tidak sama denganmu, jadi bisakah
aku menanyakanmu lebih detail tentang apa yang sebenarnya kau inginkan? Aku
tidak bisa menjawabnya jika aku tidak sepenuhnya paham.”
Apakah
dia bercanda denganku? Takashi mulai
berpikir bahwa gadis ini lebih merepotkan dari kelihatannya, namun ia tidak
ingin menyerah dengan nudah.
“Yah… kita saling bertukar
telefon, saling berkirim email… pergi kencan…” Takashi tergagap saat ia mencoba
menjelaskan. Dia mempunyai pengetahuan samar soal apa yang pacar lakukan, namun
tampaknya ia merasa sulit jika harus mengungkapkannya dengan kata-kata.
“Kencan…artinya jalan-jalan
ke kota dan makan bareng ‘kan? Dan saling berkirim telfon dan email juga…
Apakah itu menyenangkan?”
Apa
maksudnya dia tidak mengerti apa yang menyenangkan dari itu? pikir Takashi, mulai merasa paranoid.
“Tentu saja,” lanjutnya,
dengan suara yang meyakinkan. “Pria manapun akan senang jika bisa menghabiskan
waktu dengan gadis cantik sepertimu.” Dia memutuskan ini mungkin kesempatan
yang bagus untuk merayunya. Salah satu kepercayaan utama Takahshi adalah pria
Jepang tidak pandai dalam merayu wanita. Kemampuan ini tidak salah lagi, sangat
penting.
“Jadi jika aku menjadi
pacarmu, kita akan berkencan, makan bareng, dan saling berkirim email dan
telfon… itu saja yang harus kulakukan?”
“Ya itu benar. Kamu baru
saja menanyakan apakah kita berada di haluan yang sama kan?”
“Ya. Kupikir ini sangat
penting. Menjadi pacar tak ubahnya menandatangani sebuah kontrak, jadi sangat
penting untuk membuat segalanya jelas sebelum menyetujuinya. Bayangan yang
kupunya mengenai hubungan asmara adalah adanya kontak fisik, tapi apa kau
benar-benar tidak memerlukan itu?”
“I-itu….” Takashi tergagap
lagi.
“Bisakah aku berasumsi
bahwa kau tidak ingin ngeseks denganku?”
Nadanya yang santai saat
mengatakan itu membuat Takashi membatu, namun itu segera pudar sesaat kemudian.
Mungkin inilah yang terbaik, jika mereka memiliki ketertarikan yang sama, jadi
kenapa tidak?
“Tidak, aku ingin ngeseks
denganmu.”
Ini membuat Natsuki
tersenyum untuk pertama kalinya. “Maafkan aku. Tapi aku tidak ingin ngeseks
denganmu.”
“Hah?” Tanya Takashi,
bingung. Ini bukanlah jawaban yang ia harapkan.
Sejurus kemudian, wajahnya
yang cantik mendekat ke arahnya. Mereka nampak akan bertabrakan, namun langsung
menghilang, dan ia merasakan bahwa gadis itu sudah berada di belakangnya.
Embusan nafas gadis itu di
belakang lehernya, dan aroma feminim membuat jantungnya berpacu lebih cepat.
“Lihat… baumu sangat
mengerikan untukku… Apa kau tahu bahwa orang-orang cenderung lebih suka bau
dari lawan jenis yang memiliki sistem imun yang berbeda dari mereka dalam
tingkat genetik? Artinya sistem imun kita mungkin mirip…. Aku dengar insting
ini ada untuk mencegah incest, tapi aku tidak tahu apakah ini benar.”
Gadis itu begitu dekat
dengannya… Bisa jadi ini menjadi kesempatan baginya. Dia bisa bebalik dan
melanjutkan pengakuannya. Dia bisa memeluknya dan memberikan bisikan-bisikan
cinta…
Namun ia tidak melakukan
apapun selain berdiri disana.
“Eh? Bukankah itu
Takeuchi?” (Sakaki)
“Sakaki, jangan lihat! Saat
situasi seperti ini harusnya kau pura-pura tidak lihat!” (Aiko)
Suara dari seorang pemuda
dan gadis di dekatnya menyadarkan Takashi dari lamunan – berapa lama dia sudah
berdiri disana – saat mereka berkeliling ke pojokan gedung olahraga. Menilai
dari seragam mereka, mereka berdua adalah siswa dari SMA Perfektur Seishin,
sama seperti Takashi.
Natsuki pastinya mengenal
mereka, karena dia mulai berbalik berjalan ke arah keduanya. Yang Takashi bisa
lakukan hanyalah menyaksikan dengan kebingungan.
“Yah, aku harus segera
pergi,” katanya. “Benar juga, aku lupa memberimu jawaban yang benar. Maaf, aku
tidak ingin berpacaran denganmu.”
Natsuki bahkan tidak menengok
ke belakang. Tanda bahwa ia tidak tertarik sama sekali.
Takashi tidak bisa berbuat
apapun selain menatap punggungnya bingung saat ia berlalu.
Kemudian ia memeluk lengan
anak laki-laki itu.
“Whoa, kenapa tiba-tiba?
Lepaskan aku!” (Sakaki)
“H-hey, Takeuchi! Apa yang
kau lakukan?” (Aiko)
“Baumu jauh lebih baik,
Sakaki!” Natsuki menenggelamkan wajahnya di leher anak laki-laki itu.
Nada acuh dalam suaranya
telah menghilang, dan ia terlihat seperti gadis nomal biasa untuk anak
seusianya sekarang.
Sakaki…
Hingga titik ini, semuanya
bisa diterima. Dia telah melakukan pergerakan untuk mendapatkan hati seorang
gadis, namun gadis itu menolaknya. Harusnya cukup sampai disini saja. Akan
tetapi, dia tidak boleh menyerah sekarang.
Apa
yang sebenarnya terjadi?
Rasa cemburu meluap dari
dalam dirinya meskipun ia sudah berusaha untuk menekannya.
Jangan
bercanda! Memangnya kau pikir siapa dirimu? Dia
mulai melangkah ke depan, dengan aura mengancam…kemudian berhenti membeku
sekali lagi saat mengenali gadis lain yang sedang bersamanya.
“Takeuchi! Boleh saja jika
kau menolak seorang lelaki, tapi setidaknya jangan cuek padanya seperti itu…”
(Aiko)
Apakah
itu… Aiko Noro?
Pikiran Takashi segera
kabur. Bintik-bintik keringat terbentuk di keningnya.
Aiko Noro adalah
satu-satunya gadis yang pernah menolaknya. Kedua gadis yang pernah menolaknya
begitu lengket dengan seorang pria yang sama.
Bagaimana bisa Takashi
terseret pada kebetulan ini?
“Sialan!” Dia berteriak
sambil berlari. Penghinaan semacam ini sudah diluar kemampuannya.
Tags:
Nee-chan wa Chuunibyou
Lanjut min
BalasHapusAkwoakwoawka
BalasHapusF gan