The Result when I Time Leaped Chapter 70


Situasi Keluarga Hiiragi Bagian 3

Karena Hiiragi-chan dan Sanjou-bocchan kembali lebih cepat dari yang dikira, para orang tua curiga terhadap keduanya.
Di lounge hotel, pesta teh akhir untuk hari ini baru saja dimulai.
Seperti yang aku lakukan di restoran tadi, aku berjalan ke meja terdekat untuk mengawasi mereka. Orang tua dari kedua keluarga memulai percakapan, bertanya kepada keduanya tentang bagaimana saat di kebun tadi.
Hiiragi-chan sendiri telah menyampaikannya dengan senyum palsu yang sesuai, tapi Sanjou-bocchan secara terang-terangan menunjukkan suasana hatinya yang buruk. Alasan untuk itu sepertinya karena Ia gagal membawa Hiiragi-chan ke kamarnya. Itu sih karmanya sendiri, Ia pantas mendapatkannya. Tapi sebaliknya, jika Ia beneran berpikir kalau Ia akan berhasil dengan cara itu, Ia pasti orang yang cukup optimis.
“Takafumi? Apa ada yang salah?”
Ayah Sanjou-bocchan bertanya kepadanya. Tampaknya nama calon pasangan Hiiragi-chan adalah Takafumi.
“Barusan, di taman atap kita ngobrol-ngobrol.”
Sanjou-bocchan memainkan rambutnya dengan ekspresi tidak senang.
“... Orang ini, dia sudah punya pacar atau semacamnya. Dia sama sekali tidak tertarik padaku.”
Dasar kampret…! Ia sendiri mencoba melakukan pelecehan seksual, tapi sekarang Ia bertingkah seperti orang yang tidak bersalah ...!
Ekspresi Hiiragi-chan menegang. Semua orang di meja mengarahkan mata mereka padanya.
Kau tinggal bilang kalau semua itu bohong. Katakan saja pada mereka kalau itu adalah kebohongan yang dibuat untuk menghentikan pelecehan seksualnya. Jika kau mengungkapkan bagian pelecehan seksual, maka dialah yang akan bermasalah, Hiiragi-chan.
“Haruka? Apa itu benar?”
Tanya Mama Hiiragi-chan, yang duduk di sebelahnya. Mama Hiiragi-chan mengenakan kacamata berbingkai hitam dan sepertinya agak paranoid. Hanya saja, wajahnya terlihat sama persis dengan Hiiragi-chan.
Aku menggelengkan kepala untuk memberi kode ke Hiiragi-chan. Tidak apa-apa untuk mengatakan itu bohong. Dialah yang melakukan sesuatu yang tidak pantas. Ini sama dengan mengatakan kebohongan untuk menghindari pertanyaan dari rekan kerja—
Memahami niatku, Hiiragi-chan tersenyum, dan menggelengkan kepalanya.
“Aku minta maaf. Sebenarnya,aku tidak ingin berbohong ... Aku tidak ingin bilang kalau aku tidak punya pacar ...! “
Kemungkinan besar, Hiiragi-chan punya banyak tekad daripada diriku, dalam memilih untuk berpacaran denganku. Dia hanya tidak menunjukkannya.
Saat dalam kumpul-kumpul rekan kerja dan ditanya tentang ada atau tidaknya pacar itu adalah masalah yang sama sekali berbeda ketika melibatkan orang tua dalam wawancara pernikahan. Bobotnya benar-benar berbeda.
Bahkan aku merasakan kalau perutku agak sembelit. Jika kau bermimpi untuk menikah, ini adalah gerbang yang harus dilewati.
Suasana di meja mereka semakin memanas.
“Tapi, kamu tidak pernah bilang apapun tentang itu ....”
“Itu karena kalian tidak ingin mendengarkannya, ‘kan ... !? Kalian selalu egois memutuskan hal-hal seperti ini! Jadi aku pikir setidaknya akan bertahan untuk hari ini! "
—Kamu tahu kalau Haru-chan benar-benar tidak ingin pulang ke rumah, ‘kan? ”
Sekilas, Aku mengingat apa yang dikatakan Natsumi-chan di telepon kemarin.
“Baik mengenai urusan pergaulanku di SMA dan perguruan tinggi! Semuanya! Bahkan saat ini juga! Aku ini bukanlah alat! "
Hiiragi-chan berdiri dari kursinya sembari meneteskan air mata. Keretakan antara Hiiragi-chan dan orangtuanya ternyata lebih dalam dari yang aku kira.
Terakhir kali aku melompati waktu dan kembali ke jamanku sendiri, aku tidak bisa mendapatkan persetujuan untuk menikahinya. Mungkin karena Hiiragi-chan membawaku kembali ke rumahnya karena keadaan saat ini.
Karena aku bukan orang yang dipilih oleh orang tuanya, karena aku tidak disetujui oleh mereka, aku tidak bisa menikahinya—
Hal yang sama juga berlaku untuk pendapatan tahunan lebih dari 10 juta. Papa Hiiragi-chan mungkin melebih-lebihkan saat itu. Hiiragi-chan menghiburku dengan mengatakan kalau itu hanya ayahnya yang terkejut.
Karena merasa khawatir keadaan Hiiragi-chan, aku juga berdiri dari tempat dudukku. Di tengah jalan, aku meletakkan tanganku di punggung Sanjou-bocchan saat dia duduk-duduk dengan kedua kaki diangkat. Aku dengan mudah mendorongnya untuk jatuh, dan menyebabkan Ia mengeluarkan suara aneh.
“Oww ... Gufuu ...”
“Maaf, permisi.”
Aku berjalan pergi. Lalu melihat Hiiragi-chan yang tengah berjongkok di pintu masuk kamar mandi terdekat.
“Haruka-san.”
“Seiji-kun ... Maafkan aku ... Jika aku berbohong, aku mungkin akan dipaksa untuk menerimanya ...”
Sehubungan dengan dia ditanya lebih lanjut, dia melakukan apa yang dia bisa untuk menyembunyikan atau mengalihkankannya. Namun, Hiiragi-chan tidak pernah mengatakan apapun yang akan merusak kebenaran hubungan kami.
Itulah tipe orang Hiiragi-chan. Seorang wanita yang 100% mengutamakan emosi. Jika dia benar-benar memikirkan masa depan, dia mungkin akan menolak pengakuanku.
Sambil menarik tangannya, aku berjalan menuju tangga di mana jarang ada orang.
“Aku ingin pergi ke suatu tempat yang jauh dimana cuma ada kita berdua ...”
Hiiragi-chan sekali lagi menangis di dadaku.
Mungkin tidak ada tempat bagi kita untuk lari. Jika kita tidak memiliki teman atau keluarga, maka tidak ada masalah. Namun, pada kenyataannya, masih ada orang tua Hiiragi-chan dan adik perempuannya. Aku juga masih punya keluarga dan tempat untuk kembali. Dia sendiri punya pekerjaan. Aku juga ada sekolah. Kehidupan nyata memang begitu, semuanya penuh dengan berbagai kewajiban.
Jika aku benar-benar seorang siswa SMA yang belum matang, aku akan menghiburnya dengan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja jika kita kawin lari. Karena aku sangat mencintainya.
Tapi aku ingin membuat gadis ini bahagia. Aku takkan puas kecuali masa depan kita cerah. Orang-orang yang terlibat dengan kita ikut bahagia, dan kita semua memiliki akhir bahagia yang sangat manis.
“... Jangan lari, dan cobalah bertahan sedikit lebih lama lagi, oke?”
Hiiragi-chan mengangguk tanpa mengatakan apapun.
“Ah, dia orangnya.”
Sanjou-bocchan dan Papa Hiiragi-chan datang mengejar.
“Ia orang yang memukulku tadi di taman!”
“… Dan kau ini?”
Papa Hiiragi-chan memakai kacamata tanpa bingkai dan jasnya terlihat sangat mahal. Dia tampak seperti pengusaha yang kompeten. Sangat berbeda dengan ayahku sendiri.
“Aku ... Nama saya Sanada ... Sebelumnya di taman tadi, orang itu mencoba melecehkan gadis ini, jadi aku akhirnya ikut campur untuk menghentikannya.”
Tatapan Papa Hiiragi-chan berbalik ke arah Sanjou-bocchan.
“Ti-tidak, itu bohong ... Hahaha ....”
“Otou-san, Ia yang bohong. Itu kenyataanya. Ia mencoba memaksaku untuk pergi ke kamarnya dan bahkan mengelus-ngelus pahaku ... “
Sanjou-bocchan kemudian melarikan diri dan kabur dari tempat kejadian.
Melihat itu, Papa Hiiragi-chan sedikit menundukkan kepalanya.
“Terima kasih sudah menolong putriku.”
“Tidak apa-apa…”
“Dan kau ... Sanada-kun, kau muncul di depan putriku yang menangis dan menghiburnya. Kau bukan sekedar pahlawan atau semacamnya, ‘kan? ”
Pertanyaan tersiratnya adalah kau ini siapa?
“Kau kelihatannya masih muda. Anak SMA? ”
“Iya.”
Aku cuma kebetulan berada di tempat yang sama ——
Aku mencoba mengatakan itu, tapi berhenti di tengah kalimat.
Hiiragi-chan sudah mengungkapkan hubungannya denganku. Selama ini dia menyembunyikannya sampai sekarang, tapi dia tidak berbohong tentang hubungan kita. Padahal bisa saja dia mengatakan satu kebohongan kecil untuk menghindari situasi. Akan tetapi, dia tidak melarikan diri. Itu adalah kekuatan sejati, ketulusan, serta tekadnya dalam berpacaran denganku.
Bahkan aku harus memiliki tekad yang sama. Aku akan bersembunyi dan mengalihkannya. Tapi, aku tidak ingin mengubah apapun. Kami belum melakukan sesuatu yang memalukan—
Papa Hiiragi-chan bertanya padaku dengan tatapan tulus. Kau ini siapa?
Aku menatap lurus ke tatapan mata itu dan membusungkan dadaku. Demi mendukungku, Hiiragi-chan memegang tanganku.
“Saya— Nama saya adalah Sanada Seiji. Saya saat ini sedang menjalin hubungan serius dengan Haruka-san.”



close

3 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama