Otasuke Chara ni Kanojo ga Iru Wakenai Janai Vol.1 Chapter 08



Chapter 08 - Pengakuan Yang Bangkit dari dalam Hati

uSudut Pandang Hirachi Moritsune u
Sejak hari itu, jarak antara diriku dan Shogawa-san jelas sedikit berbeda.
“Selamat pagi, Shogawa-san.
“Ya, pagi!
Dia menanggapi sapaanku.
“Erm ...
Ketika aku mencoba ingin melanjutkan pembicaraan, Shogawa-san berjalan melewatiku. Mungkin dia tidak mendengar suaraku, tapi waktunya terlalu kebetulan. Shogawa-san kemudian kembali ke tempat duduknya, mengeluarkan buku dan mulai membaca. Ini pemandangan yang akrab, tetapi aku masih mendeteksi adanya sedikit perbedaan.
Kalau dulu, Shogawa-san akan asyik dengan dunianya sendiri tanpa peduli dengan sekelilingnya, tapi kali ini, dia seakan-akan menolak segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Apakah Shogawa-san yang berubah, atau mungkin persepsiku saja berbeda?
…………
Shogawa-san tiba-tiba melirik ke arahku, yang membuat bulu kudukku berdiri.
Seolah-olah tatapannya bisa menembus di dalam diriku.
Aku mengalihkan tatapanku dan berbalik seolah-olah aku menghindarinya.
Tidak ... Aku memang menghindarinya. Sejak hari itu, aku sudah menghindarinya. Aku tahu sikapku agak labil, tapi aku masih belum bisa menghadapi masalah secara langsung.
Saat itu, pikiranku terasa kosong dan tidak bisa berpikir sama sekali. Dan sekarang, aku bisa tahu alasan mengapa Shogawa-san merasa sakit hati.
Shogawa-san mungkin tidak bisa menyimpan rahasianya sendirian, dan ingin melampiaskannya kepada seseorang. Sama seperti rasa sakit yang harus kutanggung sendiri di masa lalu. Tidak ... rasa sakitku tidak seberapa bila dibandingkan dengan apa yang dirasakan Shogawa-san. Bagaimanapun juga, Shogawa-san adalah Mahomaho. Shogawa-san pasti lelah memainkan peran Mahomaho, dan ingin memberitahu seseorang untuk mengaktifkan kutukan.
Dan komplotan terbaik untuk mengakhiri Mahomaho adalah diriku. Lagipula, lebih mudah menemukan seseorang yang sudah tahu kebenarannya.
Atau lebih tepatnya ... dari sudut pandang Shogawa-san, itu pasti aku. Tidak seperti diriku, Yuu-kun bergerak secara alami tanpa kelemahan ……  Shogawa-san tak menyadari kalau Yuu-kun juga tahu rahasianya.
Itu sebabnya aku harus menghentikan pengakuan itu. Sama seperti bagaimana Yuu-kun pernah membantuku ketika aku terjatuh, sekarang giliranku untuk menyelamatkan Shogawa-san.
Tapi ... Aku malah menolak Shogawa-san.
Tentu saja Shogawa-san merasa sakit hati. Bagi Shogawa-san, satu-satunya orang yang bisa diandalkan telah menolaknya mentah-mentah, dan bahkan tidak mau mendengarkan perkataannya.
—— kesampingkan aku menerimanya atau tidak—— Aku harus meminta maaf atas apa yang terjadi saat itu, dan mendengarkan dengan tulus Shogawa-san.
Aku juga mengerti kalau itu adalah hal yang harus dilakukan.
Tapi ... aku masih belum bisa menguatkan tekadku.
Tekad untuk mengaktifkan kutukan Shogawa-san.
Dan membuat Mahomaho lenyap dari kota ini.
Setelah galau beberapa hari ...
Kursi di kelas kami ditata ulang, dan aku tidak duduk di samping Shogawa-san lagi.
Kursiku berada di baris terakhir di samping jendela.
Sementara Shogawa-san berada di baris pertama di sebelah koridor.
Jarak antara tempat duduk kami tampak mencerminkan jurang pemisah di antara hati kami.

uSudut Pandang Shogawa Maho u
Ahh ... Kenapa aku begitu menjengkelkan ...
Ini semua karena kesalahpahamanku sendiri. Hirachi-kun sama sekali tidak salah, tapi Ia bertindak seolah-olah Ia tidak terluka, dan berbicara padaku dengan kata-kata yang penuh pertimbangan. Bahkan sekarang, Ia masih mau berbicara denganku, tetapi aku tidak bisa memaksa diri untuk menghadapinya, dan melarikan diri.
Tapi ketika aku menyadarinya, tatapanku terfokus pada Hirachi-kun lagi... sikapku yang labil dan menyebalkan ... Aku memahami itu sepenuhnya, dan aku sadar akan hal itu, tetapi aku tidak bisa mengubah diriku.
Meski Satosaki-san mengerahkan segalanya untuk membantuku, aku terlalu segan untuk bertemu dengannya sekarang...
... Jika aku pergi ke tempat itu sekali lagi, apa itu bisa membersihkan awan di hatiku?

uSudut Pandang Sorahashi Yuichi u
Jika aku tidak salah, Ia mengacaukannya.
Sehari setelah kencan mereka di taman hiburan bukit Aramachi, hubungan antara Moritsune dan Shogawa-san terlihat renggang.
Atau lebih tepatnya Shogawa-san menghindari Moritsune secara sepihak.
Aku tidak tahu apa yang terjadi. Karena kita sedang membicarakan Moritsune, jadi mana mungkin Ia akan menyakiti Shogawa-san. Dan buktinya adalah ... Shogawa-san tidak benar-benar membenci Moritsune. Setiap kali aku melihat ke arahnya, Shogawa-san selalu diam-diam menoleh ke arah Moritsune.
Mungkin ada kesalahpahaman di antara mereka.
Dan mereka berakhir dalam situasi di mana mereka tidak bisa menyelesaikannya sendiri.
Kalau begitu ... sebagai orang yang menciptakan situasi ini, aku harus mengambil tindakan.
Mungkin aku seharusnya tidak ikut campur dalam urusan mereka, tapi karena aku sudah terlibat, aku harus melihat ini sampai akhir.
Setidaknya, izinkan aku mendukung mereka berdua.

uSudut Pandang Hirachi Moritsune u
“Sepertinya kemarin tidak berjalan dengan baik.
…”
Ada suara dari samping yang menarik pikiranku kembali ke kenyataan.
Dan tentu saja, suara yang terdengar merdu itu milik Yuu-kun.
Aku melihat ke sekelilingku, dan cuma kami berdua yang tersisa di kelas.
Sepertinya aku sudah melamun terlalu lama.
“Apa kau bertengkar dengan Shogawa-san saat kalian berdua mengunjungi taman hiburan bukit Aramachi kemarin ...?”
Yuu-kun bertanya samar-samar dengan ekspresi khawatir. Seolah-olah Ia berusaha menghindari topik ini, tetapi tidak bisa menahannya lagi.
“Bukan bertengkar, akulah yang mengacaukannya.
Wajahku mungkin terlihat sangat getir.
“Begitu ya ... Maaf. Ini semua salahku karena mendadak menyarankan hal itu.”
Yuu-kun menggaruk wajahnya dengan canggung.
“Jangan bilang begitu, aku benar-benar berterima kasih padamu, Yuu-kun. Aku bersenang-senang hari itu, dan aku pikir Shogawa-san juga merasakan hal yang sama.”
Aku benar-benar jujur pada perasaanku.
“Ini hanya akhir yang tak terhindarkan.
Mungkin Shogawa-san sudah merasa curiga kalau aku mengetahui rahasianya sejak awal. Insiden kemarin hanyalah kesempatan baginya untuk bertindak.
“Dan aku selalu penasaran ... Jika ini adalah hal yang benar untuk dilakukan.
Itulah pemikiranku yang sungguh-sungguh.
“Apa maksudmu…?”
Shogawa-san akan baik-baik saja sendiri, ‘kan?
Yuu-kun terlihat kebingungan.
Untungnya, dia masih bisa berubah, dan Mahomaho masih sangat aktif. Lebih penting lagi, Shogawa jelas lebih waspada sejak hari itu. Dia terus memperhatikan sekelilingnya, dan tidak dalam keadaan bahaya yang bisa mengungkapkan rahasianya.
Dan aku sangat bersyukur pada Shogawa-san tentang itu ...
Jadi aku tidak perlu khawatir, dan bisa merasa tenang sekarang.
Namun, aku merasa ada yang hilang dan hampa.
Aku tidak mengerti mengapa aku merasa seperti ini.
Itulah alasan aku ingin curhat dengan seseorang, dan mencari tahu apa identitas dari emosi yang melekat di hatiku ini.
“Itu tidak benar. Karena Shogawa-san selalu mengawasimu, Moritsune.”
“Benarkah…”
Dia mungkin mengawasiku karena aku tidak bekerja sama dengannya ...
Sudah pasti begitu. Aku pikir ada kesalahpahaman di antara kalian berdua, tapi kurasa kau bisa menyelesaikannya dengan membicarakannya.”
“Akan lebih bagus jika itu benar ...
Lagian, dia bahkan tidak memberiku kesempatan untuk berbicara dengannya ... Yah, tidak ada gunanya untuk berbicara jika aku tidak bisa menyelesaikan tekadku.
Hei, di mana Moritsune dulu yang selalu mati-matian? Apa cuma segini batas dari apa yang bisa kau lakukan untuk Shogawa-san? Apa kau sudah menyerah? Apa kau baik-baik saja dengan begini?”
Yuu-kun terus mencoba menghasutku, tetapi hatiku tidak mau terbakar lagi. Tanpa adanya kayu bakar, wajar saja kalau itu takkan terbakar.
Menyulut ... Apa itu untukku? Dan mengapa aku kehilangan itu?
Memang, saat itu, tak peduli berapa kali Shogawa-san menolakku, aku tak peduli dan terus berjuang.
Mengapa aku tidak bisa melakukan itu sekarang? Mengapa aku bekerja sangat keras di masa lalu?
Aku tidak mengerti sama sekali.
Itu benar ... aku akan melakukan yang terbaik …”
Aku menjawab ambigu, tapi tidak mengambil tindakan.

uSudut Pandang Satosaki Shoko u
Aku tidak tahu apa yang terjadi.
Yah, aku bisa memahami suasana canggung antara Hirachi dan Sorahashi. Mungkin semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencana ...? Atau aku mungkin yang salah, dan ini cuma Sorahashi yang marah pada Hirachi karena bermesraan dengan orang lain.
Tapi kenapa Zhao Yun-san begitu depresi ...? Dia jelas menghindari Hirachi, dan aku juga ...
Apa dia diserang oleh Hirachi? Dari atmosfernya ... dia bertengkar dengan Hirachi ...? Tapi aku tidak bisa membayangkan mereka berdua bertengkar ... Apa dia merasa bersalah karena menjadi alasan hubungan Hirachi dan Sorahashi memburuk? Bahkan sekarang, ada suasana serius antara Sorahashi dan Hirachi.
Apa yang harus aku katakan padanya ...? Ughh, aku bahkan tidak bisa menemukan kesempatan untuk berbicara dengannya ...!
Demi menghindari ditemukan oleh Zhao Yun-san, yang bisa kulakukan hanyalah mengintip wajahnya dari koridor ...!
—Bzzz — Bzzz—
Pada akhirnya, akulah yang membuat Zhao Yun-san terlibat dalam ini ... Tak peduli bagaimana aku memikirkannya, akulah yang memikul tanggung jawab yang lebih besar ...
—Bzzz — Bzzz—
Aku ingin melakukan sesuatu ... Tapi campur tangan cerobohku yang memperburuk masalah masih membebani pikiranku ...
—Bzzz — Bzzz—
Haruskah aku mengesampingkan kedua bocah itu untuk saat ini, dan fokus pada Shogawa-san? Mereka berdua bakal baikan nantinya. Itulah yang naluriku katakan padaku, jadi aku tidak depresi sama sekali. Tapi itu tidak terlalu meyakinkan sama sekali ... Jika saja ada beberapa perkembangan yang menentukan ...
—Bzzz — Bzzz—
Cih, kenapa ponselku bergetar terus sih !? Apa ... Pemberitahuan twitter, ya. Diriku yang dulu pasti langsung memeriksanya, tapi Hirachi X Sorahashi lebih penting di sini. Maaf, Mahomaho, aku memang penggemarmu, tetapi aku lebih mementikan hal ini …
... Tapi, apa-apaan pemberitahuan sebanyak ini ...?
Coba kulihat-lihat dulu ……… Hmm, ini ...?

uSudut Pandang Hirachi Moritsune u
“Bukannya ini Zhao Yun-san?
“... Hah?
Panggilan nama itu (meskipun itu salah) membuatku beralih ke arah sumber suara tersebut. Satosaki-san mengintip ke ruang kelas dari koridor, dan sedang memeriksa ponselnya dalam postur itu.
Aku penasaran tentang apa yang sedang dia lakukan, tapi ada masalah yang lebih penting saat ini.
“Erm, Satosaki-san, apa yang terjadi?
“Uwah !? Tidak, bukan apa-apa! Aku bukan penguntit, atau ingin menjadi saksi cinta yang sedang mekar ...!”
……? Aku tidak mengerti sedikitpun dari apa yang dikatakan Satosaki-san ...
Untuk suatu alasan, Satosaki-san melambaikan tangannya dengan panik ……… Hmm? Tunggu. Kurasa aku melihat sesuatu yang mustahil di layar ponsel Satosaki-san ... !?
“Satosaki-san, maaf!
Aku meraih tangan Satosaki-san untuk menghentikannya agar tidak terus melambai. Mungkin rasanya tidak sopan melakukan itu pada seorang gadis, tapi sekarang bukan waktunya untuk mengkhawatirkan hal itu.
Di layar ponsel Satosaki-san terdapat halaman beranda media sosial yang akrab, twitter.
Dan di sana menunjukkan informasi tentang kemunculan Organisasi Penaklukan Dunia.
Tapi masalahnya...
“Ini……”
Gambar yang ada dilayar membuatku membuka mata lebar-lebar.
Tempat itu adalah taman hiburan bukit Aramachi. Sejujurnya, aku tidak ingin memikirkan tempat itu sekarang, tapi kesampingkan dulu masalah pribadiku. Masalahnya adalah orang yang ada di layar.
Big Sister Pink Gen melayang di udara dan tertawa dengan sinis.
Dan di tangan saingan Mahomaho adalah ...
Shogawa-san?
Mahomaho sendiri!
Hmm? Apa ada yang salah?”
Yuu-kun memiringkan kepalanya.
Erm, yah ...
Aku harus melaporkan ini ke Yuu-kun segera, tapi kata-kata itu tersangkut di tenggorokanku.
Semua orang percaya bahwa Mahomaho pasti akan menyelamatkan si sandera. Tapi, mana mungkin Shogawa-san akan berubah di depan umum untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Hanya aku dan Yuu-kun yang tahu identitas asli Mahomaho yang bisa berpikir sejauh itu.
Aku percaya kalau menyerahkan ini pada Yuu-kun akan menjadi pilihan yang tepat. Tidak seperti diriku, Ia bisa menyelesaikan krisis ini dengan sempurna.
Lagipula, Shogawa-san menghindariku.
Bahkan jika aku pergi ke sana, Shogawa-san tidak akan senang.
…… Meski begitu ...
Yuu-kun.”
Meski begitu, aku masih ingin menyelamatkannya sendiri. Aku juga tidak mengerti mengapa aku harus melakukannya. Aku tahu betul kalau aku seharusnya tidak membiarkan emosi mempengaruhi keputusanku saat ini.
“Aku harus pergi.”
Setelah mengabaikan hal-hal yang tidak relevan dari pikiranku, aku memutuskan untuk bertindak.
“Oh, itu ekspresi yang bagus.
Yuu-kun memujiku sambil tersenyum.
“Apa kau membutuhkan ini?
Dia melemparkan sesuatu tanpa menanyakan alasannya. Aku menangkapnya secara refleks dan membuka tanganku. Ini adalah kunci sepeda. Dari sekolahku ke taman hiburan bukit Aramachi, dibandingkan naik kereta, akan lebih cepat untuk bersepeda langsung ke sana.
“Terima kasih banyak!”
Aku memegang kunci erat-erat.
Cepatlah kembali, pahlawan.
Aku tersenyum masam sebagai balasan dari senyum berani Yuu-kun.
Aku tidak pernah bisa menjadi pahlawan.
Tak peduli bagaimana kau melihatnya, aku adalah cowok tak tahu malu yang bahkan tidak bisa menguatkan tekadku.
Walau aku berhasil menyelamatkan Shogawa-san, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mungkin kita akan kembali menjalani keseharian yang normal dihindari oleh Shogawa-san.
Namun, Yuu-kun menatapku dengan mata harapan.
Jadi setidaknya, aku harus membalas beberapa harapan yang telah disandarkan padaku.
“Aku akan segera kembali.”
Aku juga tersenyum dengan berani, seolaholah aku dipengaruhi oleh Yuu-kun.

uSudut Pandang Sorahashi Yuichi u
Sebenarnya, aku sudah mendapat kesimpulan dari apa yang terjadi.
Aku juga melihat layar ponsel Satosaki.
Biasanya, aku harus bergegas ke taman hiburan bukit Aramachi bersama dengan Moritsune untuk menyelamatkan Shogawa-san. Namun, ketika aku melihat mata Moritsune, aku tidak bisa melakukan itu, dan aku juga tidak ingin mengatakannya. Tatapannya yang tadi tanpa rasa percaya diri, sekarang dipenuhi dengan sinar kuat yang sangat aku kagumi. Itu sebabnya kupikir akan baik-baik saja untuk menyerahkan semuanya pada Moritsune.
... Dan bahkan jika Moritsune gagal, Mahomaho akan tetap membereskan semuanya. Atau lebih tepatnya Mahomaho pasti akan menyelamatkan Shogawa-san sebelum Moritsune ...
Tapi meski begitu, aku masih memiliki keyakinan tak berdasar bahwa Moritsune akan menyelamatkan Shogawa-san lebih dulu ...

uSudut Pandang Satosaki Shoko u
“… Apa yang sedang terjadi?”
Hirachi berlari keluar dari kelas tanpa alasan yang jelas, dan Sorahashi yang melihatnya pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Terus terang saja, aku tidak mengerti.
Moritsune akan menunjukkan sisi kejantannya.
O-Oh.
Setelah mendengar jawaban itu, aku masih tidak mengerti apa-apa.
Tapi aku yakin akan satu hal ... Sorahashi terlihat sangat segar. Apa jurang pemisah antara mereka ...sudah lenyap ...?
Kapan? Kenapa? Bagaimana itu bisa terjadi? Aku tidak tahu apa-apa ...
Apa itu berarti mereka berada di dunia dimana hanya mereka berdua yang saling memahami?
Heehee …… Tidak buruk. Aku suka itu ... Fufufu.
“... Satosaki, kau ngiler, apa kau baik-baik saja?
“Ehhh !? Ti-Tidak! Aku cuma merasa lapar!”
Itu hampir saja ... Aku harus mewaspadai sekelilingku ...
Ngomong-ngomong, Zhao Yun-san, ini mungkin tidak jelas, tapi rencananya berjalan dengan lancar, jadi jangan merasa buruk tentang cegukan.
Cepatlah diselamatkan Mahomaho, dan kembali ke tempat dudukmu!

uSudut Pandang Hirachi Moritsune u
Kenapa aku mengayuh sepeda dengan susah payah?
Kenapa aku sangat ingin menyelamatkan Shogawa-san?
Kenapa dorongan untuk melihat Shogawa-san terus-terusan memenuhi kepalaku?
Aku tidak mengerti.
Karena aku tidak mengerti, aku sadar kalau aku harus pergi.
Aku harus bertemu Shogawa-san.
Pemikiran tak berdasar ini adalah satu-satunya motivasi di balik tindakanku.
Aku mengendarai sepeda Yuu-kun selama 15 menit, dan mencapai lereng di depan taman hiburan bukit Aramachi.
Tiketnya satu!
Aku melemparkan dompetku ke wanita yang ada di meja konter, dan langsung melewati pintu masuk tanpa berhenti. Maaf nyonya, maafkan cara masukku yang kasar karena ini dalam keadaan darurat! Aku bisa meminta maaf nanti!
“Hei-? Mahomaho—? Jika kamu tidak muncul sekarang, siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada anak ini—
Aku melaju dengan kecepatan penuh menuju alun-alun pusat tempat Shogawa-san disandera.
“Apa yang salah-? Hei, Mahomaho—? Jika kamu muncul sekarang, aku akan memperpendek penderitaannya—
Big Sister Pink Gen yang telah membuat pengumuman itu di udara terlihat benar-benar tidak termotivasi. Yah, sudah dua puluh menit berlalu, dan Mahomaho masih tidak ada di sini, tidak ada yang bisa terus hype terlalu lama.
Shogawa-san yang terperangkap dalam cengkraman Big Sister Pink Gen ... Memiliki wajah pasrah? Dia tampaknya tidak peduli tentang apapun, dan tidak melakukan perlawanan sedikitpun.
Wajah itu ... entah mengapa mengoyak hatiku.
Aku tidak ingin melihat Shogawa-san yang seperti ini.
Shogawa-san seharusnya tidak memiliki ekspresi seperti itu.
Dia seharusnya lebih ...
Disaat hatiku penuh kekacauan, Shogawa-san mengalihkan pandangannya.
Dia mungkin tidak memikirkan apa-apa, dan hanya melihat-lihat karena sudah jadi kebiasaan.
Dan kemudian, dia melihatku.
Ehh…?
Aku mendengar suaranya yang akrab.
Shogawa-san terus mengedipkan matanya, seolah-olah baru saja melihat hantu.
Seolah dia tidak pernah menyangka kalau aku akan datang.
Ekspresi itu menggugah hatiku sekali lagi.
Memang benar aku menolaknya kemarin.
Dan aku menghindarinya.
Namun ……. terlepas dari semua itu!
Aku sudah membulatkan tekadku!
Jika dia dalam bahaya!
Aku akan terbang ke sisinya dan membantunya!
Itu sebabnya aku di sini!
Dengan semua perasaanku ...
“Lepaskan...!!!!!!!!!!!”
Aku berteriak keras.
“Diaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!”
Kerumunan orang yang menonton semua berbalik kaget dan membuka jalan.
Ughh !? Apa yang sedang terjadi!?”
Big Sister Pink Gen juga terkejut.
Pandangannya fokus pada gerombolan yang terbuka, dan tertuju padaku.


uSudut Pandang Shogawa Maho u
Pemandangan yang mustahil ini membuatku bingung.
Mahomaho yang ditangkap oleh jendral musuh adalah kesalahan yang sangat fatal.
Tapi sekarang, itu tidak masalah.
Aku tidak bisa memakai topeng Mahomaho lagi.
Pada akhirnya, setelah datang ke sini lagi, kesuraman di hatiku tidak membaik sama sekali.
Aku hanya ingin melepaskan semuanya.
... Tapi, mengapa aku melihat sosokmu?
Saat aku memikirkan itu, sensasi tanpa gravitasi melanda tubuhku.


uSudut Pandang Hirachi Moritsune u
……
Tunggu, Big Sister Pink Gen !?
Hmm ...? Ups ...?”
Sekarang bukan waktunya kaget menatap tanganmu! 
Karena kau melepaskan cengkramanmu saat kau terkejut!
Jangan menunjukkan wajah seolah-olah kau tidak tahu apa yang terjadi!
Shogawa-san sedang ...! 
Terjatuh !!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 
Woooahhhh!
Aku mengayuh pedal dengan sekuat tenaga menuju perkiraan titik pendaratan.
Ughh ...
Tubuhku memberikan sinyal kalau ini adalah batasku.
Ughh ...
Sendi dan saraf-sarafku merintih kesakitan.
Ughh ...
Pandanganku jadi buram, yang mana hal itu menunjukkan kalau aku kekurangan oksigen.
“Aaaaaaarggghhhhhhhh!”
Meski begitu ... Aku takkan berhenti!
Aku akan melampaui semua batasku!
Jika aku bisa mencapai tepat waktu, aku tak peduli jika semua oto-ototku hancur!
Aku akan menebus kekurangan oksigen dengan perasaanku!
Melampaui batasku! Demi pergi ke sisinya! Didorong oleh keinginanku!
Dengan hidupku!
Menginjak pedal !!!!!!!!!!!!!!!!!! 
———————————————!
Tanpa aku sadari.
Semua warna tampak memudar di mataku, dan aku tidak bisa mendengar apa pun. Aku hanya bisa merasakan tanganku di stir sepeda dan kakiku di pedal. Di dunia yang serba hitam dan putih ini, semuanya tampak bergerak lambat. Tubuhku bergerak sama lambatnya. Meski begitu, jarak antara diriku dan Shogawa-sa masih memendek sedikit demi sedikit.
———————————————!
Aku meneriakkan nama Shogawa-san.
Tapi aku tidak bisa mendengarnya.
Aku melompat dari pijakan pedal, ingin melemparkan tubuhku ke depan dengan memanfaatkan daya dorong.
Aku kehilangan sensasi pedal, jadi sepertinya aku berhasil.
Aku menuju ke depan dengan sekuat tenaga.
Dan perlahan-lahan semakin dekat dengan Shogawa-san.
Shogawa-san yang terjatuh dan diriku yang bergerak sejajar dengan tanah.
Kami berdua hanya berjarak satu lengan.
Tapi Shogawa-san hampir menyentuh tanah.
Apa aku bisa tepat waktu ...?
Tidak…! 
Aku harus membuatnya tepat waktu!
——!
Tanganku…..
——!
….Akhirnya menyentuh…..
——!
Tubuh Shogawa-san.
——!

uSudut Pandang Shogawa Maho u
Shogawa-san !!!!!!!!!!!!!!!!!
Hirachi-kun meneriakkan namaku.
Hanya itu satu-satunya yang bisa aku rasakan di seluruh dunia.

uSudut Pandang Hirachi Moritsune u
Aku berhasil.
———!!!!!!!!!
Dimomen aku menyadari itu, semua warna dan suara kembali membanjiri duniaku.
Pomf!
Ketika aku menyentuh tanah, dampak yang mungkin menghancurkan tubuhku mulai menghantam.
Visiku terus berputar, dan aku tidak bisa melihat dengan jelas.
……!
Sensasi di lenganku membuat sadar kalau aku memegang tubuh mungil.
Gubrak gebrug gubrak gebrug gubrak gebrug!
Rasa sakit yang bertubi-tubi membuatku yakin kalau aku sudah mati, dan aku berada di neraka. Tetapi kehangatan di tanganku membantah semua itu.
Sudah berapa lama waktu berlalu?
Momen yang terasa abadi ternyata cuma waktu sesaat.
*Uhuk*, Hah ...!
Aku akhirnya bisa mengatur napas setelah bebas dari benturan.
Rasa sakit di tubuhku tidak berkurang, yang ada malah meningkat. Tapi anggota tubuhku masih utuh. Setelah jatuh di tanah dalam postur itu dan berguling-guling, bisa lolos cuma dengan luka sobek dan memar saja sudah termasuk keajaiban.
Karena aku bisa memikirkan semua itu, itu artinya pikiranku masih tenang.
Atau lebih tepatnya, orang yang kebingungan adalah ...
“Hah…?”
Tubuh mungil di lenganku bergerak.
Ehhh…?
Shogawa-san mendongak dengan ekspresi kosong.
Dia sepertinya baik-baik saja, syukurlah.
“Hirachi ... kun ...?”
Shogawa-san akhirnya fokus padaku.
Ya ... aku ... Hirachi Moritsunemu ...
Aku mengatur napas seraya bercanda, dan tidak bisa menahan senyum.
“Kenapa…?”
Dari wajahku yang terpantul di matanya, aku tersenyum dengan benar kali ini.
“Kenapa…?”
Shogawa-san perlahan-lahan bangkit.
Dia lalu menoleh untuk mengkonfirmasi situasi.
Dan akhirnya, tatapannya tertuju padaku lagi.
“Kenapa…?”
Shogawa-san terus mengulangi pertanyaan itu. Seolah-olah cuma itu satu-satunya kata yang bisa dia ucapkan.
“Kenapa…? Padahal itu kesalahpahamanku ... itu semua salahku ... dan mengakhiri pertemanan kita ... bertingkah labil ... sikap yang menjengkelkan ... Aku ke sini karena masih ada beberapa emosi yang tersisa di hatiku ... meski begitu ...”
Shogawa-san masih terlihat linglung, jadi kata-katanya terdengar tidak masuk akal.
“Meski begitu…”
Matanya tampak berkaca-kaca, tapi aku takkan membiarkan air matanya mengalir.
Meski begitu, kenapa kamu datang menyelamatkanku, Hirachi-kun ... !?
Kata-kata itu, wajah itu.
Daripada penolakan, emosinya tampak lebih kusut.
Aku sudah lama tidak melihat wajahnya.
Dan aku merasakan sesuatu jatuh di dadaku.
Jadi... 
“Karena aku mencintaimu. Lebih dari segalanya dan lebih dari siapa pun.”
Tanpa aku sadari, perkataan tersebut sudah keluar dari mulutku.
………… Pfft !
Shogawa-san berubah kaku karena kaget.
Rasa kagetnya bisa terpampang jelas di wajahnya ... Ya, tentu saja itu akan terjadi.
Bagaimanapun, apa yang baru saja aku katakan adalah perasaan yang tidak pernah aku sadari sampai sekarang.
Ketika aku sudah mengatakannya, aku merasa terbebaskan, mirip seperti oh, jadi begitu ya.
Diriku yang dulu mengaburkan perasaanku sendiri, dan perasaannya juga.


uSudut Pandang Shogawa Maho u
Ci-Ci-Ci-Cinta !?
Mencintaiku…!?
Apa Ia berbicara mengenaiku !? Lebih dari apapun!? Lebih dari siapapun!?
Tunggu dulu, it-itu ... itu artinya! Hirachi-kun menyukaiku…!? Tidak, kata cinta saja sudah kata yang lebih kuat ketimbang suka ... !? Dan lebih dari siapa pun, yang berarti Hirachi-kun lebih mencintaiku daripada Mahomaho ...! 
Aku tidak tahu wajah seperti apa yang harus kupasang untuk bereaksi terhadap perkembangan mendadak seperti itu !?
Bagaimanapun juga, aku masih merasa linglung!
Ngomong-ngomong, kenapa Hirachi-kun ada di sini !?
Kenapa dia tiba-tiba berbicara tentang cinta !?
Apa yang baru saja aku dengar !?
Singkatnya itu berarti kesimpulan ... Tidak, mengapa aku mencoba membuat kesimpulan !?
Ahh, aku benar-benar tidak mengerti apa-apa !?


uSudut Pandang Hirachi Moritsune u
Maaf karena mendadak memberitahumu semua itu.
Apakah aku takut mengaktifkan kutukan Shogawa-san karena tindakanku?
Takut membuat Mahomaho hilang dari kota ini?
Benar-benar konyol. Kalau dipikir-pikir lagi, aku ingin mengejek diriku sendiri.
Sebenarnya, ini hanyalah emosi yang sangat sederhana.
Aku ingin meminta maaf tentang hari itu.
Aku benci kalau alasanku untuk membantu Shogawa-san akan menghilang.
Aku benci kalau waktu yang kuhabiskan dengan Shogawa-san akan berakhir.
Baik itu menjaga rahasia Mahomaho maupun melihat Shogawa-san melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan orang lain.
Aku menyukai semua itu.
Pada awalnya, aku melakukannya karena ada rasa kewajiban, tapi tanpa kusadari, aku juga menikmatinya.
Waktu yang aku habiskan bersama Shogawa-san, dan senyum manis Shogawa-san.
Semua itu menjadi sangat berharga.
Cuma sesederhana itu.
Aku tidak ingin hal yang aku sukai diambil.
Aku lebih menyukai senyumnya lebih dari siapapun.
Aku menghargai saat-saat bersamanya lebih dari siapapun.
Itu cuma pemikiran dari bocah labil.
Aku menyakitimu karena perasaan egoisku.
Aku menolak Shogawa-san karena sesuatu yang kekanak-kanakan.
“Aku tidak membutuhkanmu lagi.” Aku takut diberitahu itu.
“Hari-hari seperti ini sudah berakhir.” Aku benci diberitahu tentang itu.
Karena aku takut ditolak, jadi aku menyela dan menolaknya lebih dulu.
Mengatakan semua itu bahkan tanpa mendengarkan perkataannya, aku hanya cowok egois.
Ahh, aku memang sangat payah.
“Dan ,,,,,,,,aku minta maaf.”
Aku meminta maaf untuk ketiga kalinya.
Namun, aku masih menyimpan perasaan egois.
Setelah menyadari perasaanku yang sebenarnya, kata-kataku mengguncang udara.
Aku ingin bersamamu, baik sekarang maupun di masa depan juga.
Aku ingin melakukan sesuatu untuk orang yang aku kagumi.
Aku ingin membantu gadis ini.
Aku ingin tetap berada di sisimu.
Aku ingin terus menghabiskan saat-saat yang bahagia bersama Shogawa-san.
Aku ingin Shogawa-san tetap tersenyum.
Itu sebabnya ...
Itu sebabnya ... tolong katakan padaku.
Aku bertanya dengan takut.
Karena akulah yang pertama kali menolaknya. Jadi, dia berhak menolakku juga.
Apa aku boleh... sekali lagi ...
Tapi aku harus bertanya.
Tetap berada di sisimu?
Aku menatap langsung mata Shogawa-san, dan bertanya:
Dan mendukungmu?


uSudut Pandang Shogawa Maho u
Pikiranku benar-benar kacau.
Perasaan gembira dan sukacita hampir meledak dari dadaku.
Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Walau begitu, perkataan Hirachi-kun entah bagaimana bisa meresap jauh ke dalam hatiku.
Tetap berada di sisiku ... dan mendukungku.
Setelah mendengar semua ini yang tampak terlalu alami, aku akhirnya mengerti.
“Jadi begitu ya…”
Aku berusaha semampuku untuk menghentikan air mataku yang terjatuh.
Bukankah jawabannya sudah jelas ...!
Perasaan yang sudah aku tahan, sekarang membendung keluar.
Akulah yang seharusnya bertanya padamu ...!
Aku berkata dengan suara agak bergetar:
Aku tidak bisa hidup tanpa Hirachi-kun ...!
Aku menjawab pertanyaan Hirachi-kun dengan sekuat tenaga.
Mulai sekarang dan di masa depan ... Selamanya! Kuharap kamu tetap bersamaku selamanya !!!!!!!


uSudut Pandang Hirachi Moritsune u
Kata-kata Shogawa-san memenuhiku dengan sukacita yang belum pernah aku alami sebelumnya.
Dan sebuah pemikiran baru muncul di benakku.
Aku ingin menjadi eksistensi yang bisa selalu membantunya.
Aku ingin menjadi seseorang yang bisa membuatnya menunjukkan senyum paling cerah.
Harus kusebut apa emosi semacam ini?
Aku tidak bisa menyebutnya simpati, karena aku tahu betapa mulianya dia.
Ini juga tak mungkin disebut kerinduan, karena aku tepat berada di sisinya.
Jadi ini ...
Seperti yang kuduga.
Perasaan yang sangat sederhana.
Biasanya, aku akan membenci diriku sendiri karena tidak peka.
Aku ingin mendukungnya dari dekat, dan menikmati senyumnya dari posisi terdekat. Perasaan ini ...
Hanya ada satu istilah yang bisa mengekspresikan emosi ini.
Dan itu adalah ... cinta seorang ayah! (TN: Pekokkkkkkkk itu salah. Lama-kelamaan kesel juga karakter yang selalu salah paham begini :v!!!!!!!)
Perasaan seorang ayah yang ingin menjaga putrinya!
Bagaimanapun juga, emosi ini terlalu sulit dipahami bagi anak SMA!
Itu sebabnya aku baru menyadarinya. Begitu ya, kalau dipikir secara cermat, aku mengerti kenapa hatiku terasa sakit ketika aku membayangkan Shogawa-san berpacaran dengan orang lain. Itulah perasaan seorang ayah yang akan menikahkan putrinya. Ketika aku membayangkan hati Shogawa-san cenat-cenut untuk pihak lain, itu adalah perasaan seorang ayah yang berpikir “putriku sudah tumbuh besar tanpa kusadari"! Aku hanya melihat emosi ini digambarkan dalam manga.
Setelah menemukan jawaban yang kucari-cari, aku berkata sambil tersenyum:
“Terima kasih banyak.”
Aku mengelus kepala Shogawa-san selembut mungkin.
Kalau begitu ... Aku akan berada dalam penjagaanmu mulai sekarang.
“Iya…”
Shogawa-san membenamkan kepalanya di dadaku, dan menganggukkan kepalanya.
Dan sekarang ... Ah, itu sakit ...
Tubuhku mulai merintih.
Tunggu, jangan bergerak! Kita harus memanggil ambulans!”
Shogawa-san mengangkat kepalanya dengan panik, dan mencoba menghentikanku.
Haha, tidak terlalu parah kok.
Meski bilang begitu, aku bahkan tidak bisa menahan lengan rampingnya.
Selain itu, aku sudah terbiasa dengan hal semacam ini.
Aku mencoba bergaya, tapi itu bukan sepenuhnya bohong.
Sejujurnya, seluruh tubuhku berteriak dan mengirimkan sinyal rasa sakit ke otakku, tetapi anggota tubuhku masih mengikuti kemauanku.
Dan sekarang bukan waktunya untuk beristirahat.
Itu benar ... Masalahnya masih belum terpecahkan.
Para kerumunan orang terlihat bingung dan tidak dapat mengerti, tapi musuh dari Organisasi Penaklukan Dunia masih belum menghilang.
Shogawa-san, silahkan pergi duluan.
Aku dengan lembut mendorong punggung Shogawa-san yang berdiri di sampingku.
“Tapi…”
Serahkan sisanya padaku.
Mendukung perubahan Shogawa-san adalah tugas sekaligus keinginanku.
Dan sekarang, Shogawa-san juga mengakui itu!
“… Aku mengerti.”
Setelah menyingkirkan keraguannya, Shogawa-san mengangguk dengan teguh.
Tapi aku akan segera kembali. Aku pasti akan mencari bantuan. Jadi jangan memaksakan dirimu, oke?.”
Setelah membisikkan kalimat itu ke telingaku, Shogawa-san pun lari dan menghilang di antara kerumunan.
Fufu, mencari bantuan, ya ... Padahal dia sudah tahu kalau aku menyadari identitas aslinya, tapi dia masih waspada untuk tidak mengatakan apapun dengan keras di depan umum. Shogawa-san, Kau benar-benar sudah tumbuh. Hah ... Apa ini perasaan gembira seorang ayah yang melihat putrinya telah tumbuh ...?
Ohh ... Hah? Tu-Tunggu, sandera telah lolos? Tangkap dia!”
Big Sister Pink Gen yang akhirnya tersadar dari kebingungannya menunjuk ke Shogawa-san dan memerintah anak buahnya.
Bwah—!
The Kid Devil mulai mengejarnya.
Oho, tak akan kubiarkan kau menangkapnya lagi.
Aku memblokir jalan mereka.
The Kid Devil berhenti mengejar dan merasa ketakutan.
Hmmp. Kamu mungkin bisa menyelamatkan sandera dengan tipu dayamu, tapi apa yang bisa dilakukan bocah ingusan kayak kamu, heh?”
Ucap Big Sister Pink Gen dengan gaya sinis dan mencibir.
Kau  bilang itu tipu dayaku, tetapi kau sendiri yang membiarkannya lepas ...
Dan dia benar dalam satu hal…..
Memang, tidak banyak yang bisa aku lakukan.
Karena itu memang faktanya.
Tapi bukan berarti aku tidak bisa melakukan apa-apa.
Itu juga fakta.
Jadi ... bisakah kau menyerah dengan damai?
Hah?
Jika memungkinkan, aku tidak ingin menggunakan jurus ini.
Aku memberikan saran yang tulus kepada Big Sister Pink Gen yang mengernyitkan alisnya.
Fu, menarik sekali ... Aku tidak tahu apa yang sedang kamu rencanakan, tapi coba saja.
Tapi Big Sister Pink Gen hanya tersenyum lebar.
Jika aku menggunakan jurus ini, kau mungkin akan berada dalam keadaan darurat ... Apa kau akan baik-baik saja dengan itu?
Suaraku yang agak misterius membuat Big Sister Pink Gen menelan ludah.
Cukup dengan basa-basimu. Ayo coba lakukan saja.”
Pada akhirnya, dia hanya bisa memberikan ejekan yang lemah.
“Begitu ya…”
Itu tidak bisa dihindari.
Big Sister Pink Gen ... Aku sudah memperingatimu.
... Tolong coba baca suasananya.
Aku berkata serius dan sungguh-sungguh.
hah?
Big Sister Pink Gen semakin mengerutkan alisnya.
Cukup,sebenarnya apa yang kamu ...
Ujar Big Sister Pink Gen dengan nada cemas.
———— Betul.,
Aku bisa mendengar suara dari kerumunan orang-orang.
———— Dia masih ingin mengejar sandera yang sudah melarikan diri, apa dia tidak bisa membaca suasana di sini?
———— Itu mematikan suasana.
———— Kenapa dia masih mengejar hal itu?
———— Apa yang terjadi jika dia mendapatkan sandera kembali? Melanjutkan apa yang dufah dia lakukan? Yang bener?
———— Dan bagaimana jika dia gagal menangkap sandera? Aku merasa penasaran.
Setelah itu, ada banyak orang yang berkoar-koar.
Ehh ...? Ehh? Ehh?”
Big Sister Pink Gen melihat sekeliling dengan tatapan bingung.
———— Ngomong-ngomong, kenapa dia membutuhkan sandera?
———— itu benar-benar mengurangi mood.
———— Itu cuma adegan klise dengan cara tercela.
Selama ini, keluhan terus menumpuk.
Tidak, tapi, kami adalah organisasi jahat ...
Big Sister Pink Gen ingin mengomel dengan wajah terkejut.
———— Dia merasa seperti karakter sampingan.
Ughh.
Dia sadar akan hal itu, dan suara-suara dari sekelilingnya terus memberikan damage padanya.
———— Ngomong-ngomong, kapan Mahomaho datang?
———— Bukankah penjadwalan ini agakmenyebalkan?
———— Sampai berapa lama dia akan membuat kita menunggu?
———— Kami adalah pelanggan yang sudah membayar.
Mengenai itu, kami tidak bertanggung jawab ...
———— Lihat, dia melempar tanggung jawabnya.
———— Ini tidak bekerja sama sekali.
———— Terserahlah, bukannya menurutmu labirin cermin di sini mengerikan?
———— Jajanannya juga mahal.
———— Ditambah panas pula.
Erm, hal-hal seperti ini tidak ada hubungannya dengan kami ...
———— Hah? Tentu saja!
———— Betul! Kami cuma datang karena ada kau di sini!
———— Beneran deh, apa kau bisa memberitahu kami kapan Mahomaho datang?
———— Jika Mahomaho tidak datang, kami akan pergi sekarang.
———— Omong-omong, bukannya buruk jika mereka pergi begitu saja, ‘kan?
———— Benar, kita sudah membayar uang untuk ini.
———— Mereka masuk tanpa izin, ‘kan?
Suara massa berangsur-angsur tumbuh lebih banyak.
Ya, ini dia.
———— Beneran deh, bisakah kalian enyah?
———— Kenapa kalian tidak menghilang saja?
———— Silakan pergi.
Ini adalah...
———— Pergi
———— Pergi, pergi.
————  Pergi.
Jurus rahasiaku
“Pergi! Pergi! Pergi!”
Tekanan opini publik!
Hah, ehh ...!?
Semua orang mulai menyorakkan kata Pergi, dan anggota Organisasi Penaklukan Dunia saling berpegangan dan mulai menggigil dengan mata berkaca-kaca.
Ughh ... Tapi ini pedang bermata dua ...! Karena afinitas penyendiriku, adegan massa yang menggertak kelompok kecil ini juga terasa sulit bagiku ...!
Ayo cepat ...! Ayo cepat ke sini ...! 
Apakah doaku tersampaikan padanya?
…… Tidak, itu salah.
Ini bukanlah sesuatu yang samar-samar seperti doa, melainkan sesuatu yang tak terhindarkan.
Lagipula, dia bilang sendiri kalau dia “akan segera kembali”.
————  Lihat! Di atas langit!
————  Apa ini seekor burung?
————  Apa itu pesawat terbang?
Beberapa orang mendongak ke atas langit. Lalu, perlahan-lahan menyebar ke kerumunan massa, dan sorak-sorakan perlahan berhenti. Perhatian semua orang beralih ke atas langit.
————  Tidak…! 
Dan tentu saja, satu-satunya keberadaan yang dapat menarik begitu banyak perhatian adalah ...
Mahou Shoujo Radiant!
Tak ada entitas lain selain Mahou Shoujo Radiant kami, Mahomaho!
Mahou Shoujo Radiant Yang Luar Biasa Mahomaho! Tiba di tempat!”
Dengan mengatakan namanya saja sudah cukup untuk menghilangkan amarah dan membangkitkan gairah semua orang.
Hmmp ... Kamu akhirnya di sini, Mahomaho ...! Kamu akhirnya ...”
Big Sister Pink Gen berkata dengan senyum berani, tapi matanya yang berkaca-kaca menunjukkan seberapa tertekannya dia.
……………… Pakaianmu terlihat berbeda ...?
Seperti yang ditunjukkan oleh Big Sister Pink Gen yang terkejut.
Pakaian Mahomaho terlihat berbeda dari biasanya.
Warna dasarnya adalah warna merah menyala penuh gairah. Jubahnya yang seperti api berkibar tertiup angin. Aksesori pada kuncir kembarnya juga telah berubah menjadi bulu vermillion.
Dia adalah kombinasi kemuliaan dan keindahan, layaknya burung abadi legendaris yang bangkit dari abu.
Ini, adalah kekuatan baruku ... Mahomaho, bentuk Maho-Phoenix yang hebat! [TL: まほうおう, ini cuma pelesetan.]
Mahomaho menyatakan itu dengan lantang.
... Apa, bentuk Maho-Phoenix ... !?
Kau cuma memaksa kata maho ke nama itu! Seberapa besar kau menyukai kata maho, sih !?
Tunggu, power up ... Biasanya, kamu baru bisa membangkitkan kekuatan baru  selama krisis atau ketika musuh baru muncul ...? Kenapa kau malah power up selama pertemuan normal ...?”
Big Sister Pink Gen terlihat benar-benar bingung.
Tidak perlu ngoceh lagi, ayo lakukan ini!
Tidak, apa kamu tidak bisa menjelaskannya sedikit saja?
Mahomaho tidak mau menunggu, dan Big Sister Pink Gen terlihat kaget.
Ini adalah teknik khusus baruku ...!
Tu-Tunggu ...
Mengabaikan Big Sister Pink Gen yang memegang kedua tangan di depannya seakan meminta ampun, Mahomaho mengakhiri pertandingan dalam sekejap.
Phoenix!
Dia mengepalkan tangannya.
Pukulan hati!
Bleahh !?
Big Sister Pink Gen dipukul di sisi kanannya.
Ughh, ini Cuma pukulan normal ... !? Ketimbang teknik khusus, ini adalah tipe yang mengakumulasi kekuatan perlahan dari waktu ke waktu ...! Ini terlalu tinggi untuk pemirsa normal ...! Dan tidak akan pernah berhasil di TV ...!”
Pukulan Hati Phoenix! Pukulan Hati Phoenix! Pukulan Hati Phoenix! Pukulan Hati Phoenix! Pukulan Hati Phoenix!”
Ughh!? Pfft!? Pemutih!? Gaahh!? Gyaa!?”
Pukulan bertubi-tubi tanpa ampun terus mendarat di tubuh Big Sister Pink Gen  yang ingin memprotes.
T-Tunggu! Aku mengerti! Aku menyerah! Aku menyerah!”
Tak lama kemudian, dia terbang mundur sembari mengangkat tangan dan meminta waktu istirahat.
“Sial! Aku akan membalas perbuatanmu nanti ~~~!”
Setelah mengatakan kalimat memalukan itu, dia kabur ke langit sambil memegangi perutnya.
The Kid Devils mengejarnya dengan panik.
———— Wooooahhhh!
———— Terima kasih, Mahomaho! 
———— Mahomaho! Mahomaho! 
Semua orang bersorak-sorai.
Terima kasih atas dukungan kalian
Mahomaho mengedipkan mata ke arah kerumunan.
Dan terbang menjauh ke langit.
———— Dia pasti mengedipkan matanya padaku!
———— Idiot, dia mengedip padaku!
———— Tidak, aku!
Orang-orang di sekitarku mulai bertengkar. Saat aku tidak tahu identitas asli Mahomaho dan cuma berstatus penggemar biasa, aku juga akan berpikiran sama.
Namun, aku sangat yakin hari ini.
Mahomaho …… Shogawa-san mungkin ...
Mengedipkan matanya ke arahku.


uSudut Pandang Shogawa Maho u
Ahh, ini terasa sangat menyegarkan.
Ini adalah pertama kalinya sejak aku menjadi Mahou ShoujoRadiant, aku bertarung dengan sangat bahagia.
Aku tidak takut sama sekali.
Sama seperti sebelumnya, hatiku dipenuhi oleh emosi yang lebih besar dan berbeda.
Tetapi emosi ini adalah kebalikan dari yang terakhir kali.
Aku merasa bisa melakukan apa saja dengan dukungan Hirachi-kun!
Dan tentu saja, Hirachi-kun takkan pernah bermimpi kalau identitas Mahomaho yang sebenarnya adalah diriku ...
Jadi mengedipkan mata padanya tidak apa-apa, ‘kan? Ehehe.



close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama