Chapter
08 - Pengakuan Yang Bangkit dari dalam Hati
uSudut Pandang Hirachi Moritsune
u
Sejak hari itu, jarak antara
diriku dan Shogawa-san jelas sedikit berbeda.
“Selamat pagi, Shogawa-san.”
“Ya, pagi!”
Dia menanggapi sapaanku.
“Erm ...”
Ketika aku mencoba ingin
melanjutkan pembicaraan, Shogawa-san berjalan melewatiku. Mungkin dia tidak
mendengar suaraku, tapi waktunya terlalu kebetulan. Shogawa-san kemudian
kembali ke tempat duduknya, mengeluarkan buku dan mulai membaca. Ini pemandangan
yang akrab, tetapi aku masih mendeteksi adanya sedikit perbedaan.
Kalau dulu, Shogawa-san akan
asyik dengan dunianya sendiri tanpa peduli dengan sekelilingnya, tapi kali ini,
dia seakan-akan menolak segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Apakah Shogawa-san
yang berubah, atau mungkin persepsiku saja berbeda?
“…………”
Shogawa-san tiba-tiba melirik ke
arahku, yang membuat bulu kudukku berdiri.
Seolah-olah tatapannya bisa menembus
di dalam diriku.
Aku mengalihkan tatapanku dan
berbalik seolah-olah aku menghindarinya.
Tidak ... Aku memang
menghindarinya. Sejak hari itu, aku sudah menghindarinya. Aku tahu sikapku agak
labil, tapi aku masih belum bisa menghadapi masalah secara langsung.
Saat itu, pikiranku terasa
kosong dan tidak bisa berpikir sama sekali. Dan sekarang, aku bisa tahu alasan
mengapa Shogawa-san merasa sakit hati.
Shogawa-san mungkin tidak bisa
menyimpan rahasianya sendirian, dan ingin melampiaskannya kepada seseorang.
Sama seperti rasa sakit yang harus kutanggung sendiri di masa lalu. Tidak ...
rasa sakitku tidak seberapa bila dibandingkan dengan apa yang dirasakan Shogawa-san.
Bagaimanapun juga, Shogawa-san adalah Mahomaho. Shogawa-san pasti lelah
memainkan peran Mahomaho, dan ingin memberitahu seseorang untuk mengaktifkan
kutukan.
Dan 『komplotan』 terbaik
untuk mengakhiri Mahomaho adalah diriku. Lagipula, lebih mudah menemukan
seseorang yang sudah tahu kebenarannya.
Atau lebih tepatnya ... dari
sudut pandang Shogawa-san, itu pasti aku. Tidak seperti diriku, Yuu-kun
bergerak secara alami tanpa kelemahan ……
Shogawa-san tak menyadari kalau Yuu-kun juga tahu rahasianya.
Itu sebabnya aku harus
menghentikan pengakuan itu. Sama seperti bagaimana Yuu-kun pernah membantuku
ketika aku terjatuh, sekarang giliranku untuk menyelamatkan Shogawa-san.
Tapi ... Aku malah menolak Shogawa-san.
Tentu saja Shogawa-san merasa
sakit hati. Bagi Shogawa-san, satu-satunya orang yang bisa diandalkan telah
menolaknya mentah-mentah, dan bahkan tidak mau mendengarkan perkataannya.
—— kesampingkan aku menerimanya
atau tidak—— Aku harus meminta maaf atas apa yang terjadi saat itu, dan mendengarkan
dengan tulus Shogawa-san.
Aku juga mengerti kalau itu
adalah hal yang harus dilakukan.
Tapi ... aku masih belum bisa
menguatkan tekadku.
Tekad untuk mengaktifkan
kutukan Shogawa-san.
Dan membuat Mahomaho lenyap dari
kota ini.
Setelah galau beberapa hari ...
Kursi di kelas kami ditata
ulang, dan aku tidak duduk di samping Shogawa-san lagi.
Kursiku berada di baris
terakhir di samping jendela.
Sementara Shogawa-san berada di
baris pertama di sebelah koridor.
Jarak antara tempat duduk kami
tampak mencerminkan jurang pemisah di antara hati kami.
uSudut Pandang Shogawa Maho u
Ahh ... Kenapa aku begitu
menjengkelkan ...
Ini semua karena kesalahpahamanku
sendiri. Hirachi-kun sama sekali tidak salah, tapi Ia bertindak seolah-olah Ia
tidak terluka, dan berbicara padaku dengan kata-kata yang penuh pertimbangan.
Bahkan sekarang, Ia masih mau berbicara denganku, tetapi aku tidak bisa memaksa
diri untuk menghadapinya, dan melarikan diri.
Tapi ketika aku menyadarinya,
tatapanku terfokus pada Hirachi-kun lagi... sikapku yang labil dan menyebalkan
... Aku memahami itu sepenuhnya, dan aku sadar akan hal itu, tetapi aku tidak
bisa mengubah diriku.
Meski Satosaki-san mengerahkan
segalanya untuk membantuku, aku terlalu segan untuk bertemu dengannya sekarang...
... Jika aku pergi ke tempat
itu sekali lagi, apa itu bisa membersihkan awan di hatiku?
uSudut Pandang Sorahashi Yuichi u
Jika aku tidak salah, Ia
mengacaukannya.
Sehari setelah kencan mereka di
taman hiburan bukit Aramachi, hubungan antara Moritsune dan Shogawa-san
terlihat renggang.
Atau lebih tepatnya Shogawa-san
menghindari Moritsune secara sepihak.
Aku tidak tahu apa yang
terjadi. Karena kita sedang membicarakan Moritsune, jadi mana mungkin Ia akan
menyakiti Shogawa-san. Dan buktinya adalah ... Shogawa-san tidak benar-benar
membenci Moritsune. Setiap kali aku melihat ke arahnya, Shogawa-san selalu
diam-diam menoleh ke arah Moritsune.
Mungkin ada kesalahpahaman di
antara mereka.
Dan mereka berakhir dalam
situasi di mana mereka tidak bisa menyelesaikannya sendiri.
Kalau begitu ... sebagai orang
yang menciptakan situasi ini, aku harus mengambil tindakan.
Mungkin aku seharusnya tidak
ikut campur dalam urusan mereka, tapi karena aku sudah terlibat, aku harus
melihat ini sampai akhir.
Setidaknya, izinkan aku
mendukung mereka berdua.
uSudut Pandang Hirachi Moritsune
u
“Sepertinya kemarin tidak
berjalan dengan baik.”
“……”
Ada suara dari samping yang
menarik pikiranku kembali ke kenyataan.
Dan tentu saja, suara yang
terdengar merdu itu milik Yuu-kun.
Aku melihat ke sekelilingku,
dan cuma kami berdua yang tersisa di kelas.
Sepertinya aku sudah melamun
terlalu lama.
“Apa kau bertengkar dengan
Shogawa-san saat kalian berdua mengunjungi taman hiburan bukit Aramachi kemarin
...?”
Yuu-kun bertanya samar-samar
dengan ekspresi khawatir. Seolah-olah Ia berusaha menghindari topik ini, tetapi
tidak bisa menahannya lagi.
“Bukan bertengkar, akulah yang
mengacaukannya.”
Wajahku mungkin terlihat sangat
getir.
“Begitu ya ... Maaf. Ini semua
salahku karena mendadak menyarankan hal itu.”
Yuu-kun menggaruk wajahnya
dengan canggung.
“Jangan bilang begitu, aku
benar-benar berterima kasih padamu, Yuu-kun. Aku bersenang-senang hari itu, dan
aku pikir Shogawa-san juga merasakan hal yang sama.”
Aku benar-benar jujur pada
perasaanku.
“Ini hanya akhir yang tak
terhindarkan.”
Mungkin Shogawa-san sudah merasa
curiga kalau aku mengetahui rahasianya sejak awal. Insiden kemarin hanyalah
kesempatan baginya untuk bertindak.
“Dan aku selalu penasaran ...
Jika ini adalah hal yang benar untuk dilakukan.”
Itulah pemikiranku yang
sungguh-sungguh.
“Apa maksudmu…?”
“Shogawa-san akan baik-baik saja
sendiri, ‘kan?”
Yuu-kun terlihat kebingungan.
Untungnya, dia masih bisa
berubah, dan Mahomaho masih sangat aktif. Lebih penting lagi, Shogawa jelas
lebih waspada sejak hari itu. Dia terus memperhatikan sekelilingnya, dan tidak
dalam keadaan bahaya yang bisa mengungkapkan rahasianya.
Dan aku sangat bersyukur pada
Shogawa-san tentang itu ...
Jadi aku tidak perlu khawatir,
dan bisa merasa tenang sekarang.
Namun, aku merasa ada yang
hilang dan hampa.
Aku tidak mengerti mengapa aku
merasa seperti ini.
Itulah alasan aku ingin curhat
dengan seseorang, dan mencari tahu apa identitas dari emosi yang melekat di
hatiku ini.
“Itu tidak benar. Karena Shogawa-san
selalu mengawasimu, Moritsune.”
“Benarkah…”
Dia mungkin mengawasiku karena aku
tidak bekerja sama dengannya ...
“Sudah pasti begitu. Aku pikir
ada kesalahpahaman di antara kalian berdua, tapi kurasa kau bisa menyelesaikannya
dengan membicarakannya.”
“Akan lebih bagus jika itu
benar ...”
Lagian, dia bahkan tidak
memberiku kesempatan untuk berbicara dengannya ... Yah, tidak ada gunanya untuk
berbicara jika aku tidak bisa menyelesaikan tekadku.
“Hei, di mana Moritsune dulu
yang selalu mati-matian? Apa cuma segini batas dari apa yang bisa kau lakukan untuk
Shogawa-san? Apa kau sudah menyerah? Apa kau baik-baik saja dengan begini?”
Yuu-kun terus mencoba menghasutku,
tetapi hatiku tidak mau terbakar lagi. Tanpa adanya kayu bakar, wajar saja
kalau itu takkan terbakar.
Menyulut ... Apa itu untukku?
Dan mengapa aku kehilangan itu?
Memang, saat itu, tak peduli
berapa kali Shogawa-san menolakku, aku tak peduli dan terus berjuang.
Mengapa aku tidak bisa
melakukan itu sekarang? Mengapa aku bekerja sangat keras di masa lalu?
Aku tidak mengerti sama sekali.
“Itu benar ... aku akan
melakukan yang terbaik …”
Aku menjawab ambigu, tapi tidak
mengambil tindakan.
uSudut Pandang Satosaki Shoko u
Aku tidak tahu apa yang
terjadi.
Yah, aku bisa memahami suasana
canggung antara Hirachi dan Sorahashi. Mungkin semuanya tidak berjalan sesuai
dengan rencana ...? Atau aku mungkin yang salah, dan ini cuma Sorahashi yang marah
pada Hirachi karena bermesraan dengan orang lain.
Tapi kenapa Zhao Yun-san begitu
depresi ...? Dia jelas menghindari Hirachi, dan aku juga ...
Apa dia diserang oleh Hirachi?
Dari atmosfernya ... dia bertengkar dengan Hirachi ...? Tapi aku tidak bisa
membayangkan mereka berdua bertengkar ... Apa dia merasa bersalah karena menjadi
alasan hubungan Hirachi dan Sorahashi memburuk? Bahkan sekarang, ada suasana
serius antara Sorahashi dan Hirachi.
Apa yang harus aku katakan
padanya ...? Ughh, aku bahkan tidak bisa menemukan kesempatan untuk berbicara
dengannya ...!
Demi menghindari ditemukan oleh
Zhao Yun-san, yang bisa kulakukan hanyalah mengintip wajahnya dari koridor ...!
—Bzzz
— Bzzz—
Pada akhirnya, akulah yang
membuat Zhao Yun-san terlibat dalam ini ... Tak peduli bagaimana aku
memikirkannya, akulah yang memikul tanggung jawab yang lebih besar ...
—Bzzz
— Bzzz—
Aku ingin melakukan sesuatu ...
Tapi campur tangan cerobohku yang memperburuk masalah masih membebani pikiranku
...
—Bzzz
— Bzzz—
Haruskah aku mengesampingkan
kedua bocah itu untuk saat ini, dan fokus pada Shogawa-san? Mereka berdua bakal
baikan nantinya. Itulah yang naluriku katakan padaku, jadi aku tidak depresi
sama sekali. Tapi itu tidak terlalu meyakinkan sama sekali ... Jika saja ada
beberapa perkembangan yang menentukan ...
—Bzzz
— Bzzz—
Cih, kenapa ponselku bergetar
terus sih !? Apa ... Pemberitahuan twitter, ya. Diriku yang dulu pasti langsung
memeriksanya, tapi Hirachi X Sorahashi lebih penting di sini. Maaf, Mahomaho, aku
memang penggemarmu, tetapi aku lebih mementikan hal ini …
... Tapi, apa-apaan pemberitahuan
sebanyak ini ...?
Coba kulihat-lihat dulu ………
Hmm, ini ...?
uSudut Pandang Hirachi Moritsune
u
“Bukannya ini Zhao Yun-san?”
“... Hah?”
Panggilan nama itu (meskipun
itu salah) membuatku beralih ke arah sumber suara tersebut. Satosaki-san
mengintip ke ruang kelas dari koridor, dan sedang memeriksa ponselnya dalam
postur itu.
Aku penasaran tentang apa yang sedang
dia lakukan, tapi ada masalah yang lebih penting saat ini.
“Erm, Satosaki-san, apa yang
terjadi?”
“Uwah !? Tidak, bukan apa-apa! Aku
bukan penguntit, atau ingin menjadi saksi cinta yang sedang mekar ...!”
……? Aku tidak mengerti sedikitpun
dari apa yang dikatakan Satosaki-san ...
Untuk suatu alasan,
Satosaki-san melambaikan tangannya dengan panik ……… Hmm? Tunggu. Kurasa aku
melihat sesuatu yang mustahil di layar ponsel Satosaki-san ... !?
“Satosaki-san, maaf!”
Aku meraih tangan Satosaki-san
untuk menghentikannya agar tidak terus melambai. Mungkin rasanya tidak sopan
melakukan itu pada seorang gadis, tapi sekarang bukan waktunya untuk
mengkhawatirkan hal itu.
Di layar ponsel Satosaki-san terdapat
halaman beranda media sosial yang akrab, twitter.
Dan di sana menunjukkan
informasi tentang kemunculan Organisasi Penaklukan Dunia.
Tapi masalahnya...
“Ini……”
Gambar yang ada dilayar
membuatku membuka mata lebar-lebar.
Tempat itu adalah taman hiburan
bukit Aramachi. Sejujurnya, aku tidak ingin memikirkan tempat itu sekarang, tapi
kesampingkan dulu masalah pribadiku. Masalahnya adalah orang yang ada di layar.
Big
Sister Pink Gen melayang di udara dan tertawa dengan sinis.
Dan di tangan saingan Mahomaho
adalah ...
“Shogawa-san?”
Mahomaho sendiri!
“Hmm? Apa ada yang salah?”
Yuu-kun memiringkan kepalanya.
“Erm, yah ...”
Aku harus melaporkan ini ke
Yuu-kun segera, tapi kata-kata itu tersangkut di tenggorokanku.
Semua orang percaya bahwa
Mahomaho pasti akan menyelamatkan si sandera. Tapi, mana mungkin Shogawa-san
akan berubah di depan umum untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Hanya aku dan
Yuu-kun yang tahu identitas asli Mahomaho yang bisa berpikir sejauh itu.
Aku percaya kalau menyerahkan
ini pada Yuu-kun akan menjadi pilihan yang tepat. Tidak seperti diriku, Ia bisa
menyelesaikan krisis ini dengan sempurna.
Lagipula, Shogawa-san
menghindariku.
Bahkan jika aku pergi ke sana,
Shogawa-san tidak akan senang.
…… Meski begitu ...
“…Yuu-kun.”
Meski begitu, aku masih ingin
menyelamatkannya sendiri. Aku juga tidak mengerti mengapa aku harus
melakukannya. Aku tahu betul kalau aku seharusnya tidak membiarkan emosi
mempengaruhi keputusanku saat ini.
“Aku harus pergi.”
Setelah mengabaikan hal-hal yang
tidak relevan dari pikiranku, aku memutuskan untuk bertindak.
“Oh, itu ekspresi yang bagus.”
Yuu-kun memujiku sambil
tersenyum.
“Apa kau membutuhkan ini?”
Dia melemparkan sesuatu tanpa
menanyakan alasannya. Aku menangkapnya secara refleks dan membuka tanganku. Ini
adalah kunci sepeda. Dari sekolahku ke taman hiburan bukit Aramachi,
dibandingkan naik kereta, akan lebih cepat untuk bersepeda langsung ke sana.
“Terima kasih banyak!”
Aku memegang kunci erat-erat.
“Cepatlah kembali, pahlawan.”
Aku tersenyum masam sebagai
balasan dari senyum berani Yuu-kun.
Aku tidak pernah bisa menjadi
pahlawan.
Tak peduli bagaimana kau
melihatnya, aku adalah cowok tak tahu malu yang bahkan tidak bisa menguatkan
tekadku.
Walau aku berhasil
menyelamatkan Shogawa-san, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi
selanjutnya.
Mungkin kita akan kembali menjalani
keseharian yang normal dihindari oleh Shogawa-san.
Namun, Yuu-kun menatapku dengan
mata harapan.
Jadi setidaknya, aku harus
membalas beberapa harapan yang telah disandarkan padaku.
“Aku akan segera kembali.”
Aku juga tersenyum dengan
berani, seolaholah aku dipengaruhi oleh Yuu-kun.
uSudut Pandang Sorahashi Yuichi u
Sebenarnya, aku sudah mendapat
kesimpulan dari apa yang terjadi.
Aku juga melihat layar ponsel
Satosaki.
Biasanya, aku harus bergegas ke
taman hiburan bukit Aramachi bersama dengan Moritsune untuk menyelamatkan
Shogawa-san. Namun, ketika aku melihat mata Moritsune, aku tidak bisa melakukan
itu, dan aku juga tidak ingin mengatakannya. Tatapannya yang tadi tanpa rasa
percaya diri, sekarang dipenuhi dengan sinar kuat yang sangat aku kagumi. Itu
sebabnya kupikir akan baik-baik saja untuk menyerahkan semuanya pada Moritsune.
... Dan bahkan jika Moritsune
gagal, Mahomaho akan tetap membereskan semuanya. Atau lebih tepatnya Mahomaho
pasti akan menyelamatkan Shogawa-san sebelum Moritsune ...
Tapi meski begitu, aku masih
memiliki keyakinan tak berdasar bahwa Moritsune akan menyelamatkan Shogawa-san
lebih dulu ...
uSudut Pandang Satosaki Shoko u
“… Apa yang sedang terjadi?”
Hirachi berlari keluar dari
kelas tanpa alasan yang jelas, dan Sorahashi yang melihatnya pergi tanpa mengucapkan
sepatah kata pun.
Terus terang saja, aku tidak
mengerti.
“Moritsune akan menunjukkan sisi
kejantannya.”
“… O-Oh.”
Setelah mendengar jawaban itu, aku
masih tidak mengerti apa-apa.
Tapi aku yakin akan satu hal
... Sorahashi terlihat sangat segar. Apa jurang pemisah antara mereka ...sudah
lenyap ...?
Kapan? Kenapa? Bagaimana itu
bisa terjadi? Aku tidak tahu apa-apa ...
Apa itu berarti mereka berada
di dunia dimana hanya mereka berdua yang saling memahami?
Heehee …… Tidak buruk. Aku suka
itu ... Fufufu.
“... Satosaki, kau ngiler, apa
kau baik-baik saja?”
“Ehhh !? Ti-Tidak! Aku cuma
merasa lapar!”
Itu hampir saja ... Aku harus
mewaspadai sekelilingku ...
Ngomong-ngomong, Zhao Yun-san,
ini mungkin tidak jelas, tapi rencananya berjalan dengan lancar, jadi jangan
merasa buruk tentang cegukan.
Cepatlah diselamatkan Mahomaho,
dan kembali ke tempat dudukmu!
uSudut Pandang Hirachi Moritsune u
Kenapa aku mengayuh sepeda dengan susah payah?
Kenapa aku sangat ingin menyelamatkan Shogawa-san?
Kenapa dorongan untuk melihat Shogawa-san terus-terusan
memenuhi kepalaku?
Aku tidak mengerti.
Karena aku tidak mengerti, aku sadar kalau aku harus
pergi.
Aku harus bertemu Shogawa-san.
Pemikiran tak berdasar ini adalah satu-satunya motivasi
di balik tindakanku.
Aku mengendarai sepeda Yuu-kun selama 15 menit, dan
mencapai lereng di depan taman hiburan bukit Aramachi.
“Tiketnya satu!”
Aku melemparkan dompetku ke wanita yang ada di meja
konter, dan langsung melewati pintu masuk tanpa berhenti. Maaf nyonya, maafkan cara
masukku yang kasar karena ini dalam keadaan darurat! Aku bisa meminta maaf
nanti!
“Hei-? Mahomaho—? Jika kamu tidak muncul sekarang, siapa
yang tahu apa yang akan terjadi pada anak ini—”
Aku melaju dengan kecepatan penuh menuju alun-alun pusat
tempat Shogawa-san disandera.
“Apa yang salah-? Hei, Mahomaho—? Jika kamu muncul
sekarang, aku akan memperpendek penderitaannya—”
Big Sister Pink Gen yang telah membuat pengumuman itu di udara terlihat
benar-benar tidak termotivasi. Yah, sudah dua puluh menit berlalu, dan Mahomaho
masih tidak ada di sini, tidak ada yang bisa terus hype terlalu lama.
Shogawa-san yang terperangkap dalam cengkraman Big Sister Pink Gen ... Memiliki wajah
pasrah? Dia tampaknya tidak peduli tentang apapun, dan tidak melakukan
perlawanan sedikitpun.
Wajah itu ... entah mengapa mengoyak hatiku.
Aku tidak ingin melihat Shogawa-san yang seperti ini.
Shogawa-san seharusnya tidak memiliki ekspresi seperti
itu.
Dia seharusnya lebih ...
Disaat hatiku penuh kekacauan, Shogawa-san mengalihkan pandangannya.
Dia mungkin tidak memikirkan apa-apa, dan hanya
melihat-lihat karena sudah jadi kebiasaan.
Dan kemudian, dia melihatku.
“Ehh…?”
Aku mendengar suaranya yang akrab.
Shogawa-san terus mengedipkan matanya, seolah-olah baru
saja melihat hantu.
Seolah dia tidak pernah menyangka kalau aku akan datang.
Ekspresi itu menggugah hatiku sekali lagi.
Memang benar aku menolaknya kemarin.
Dan aku menghindarinya.
Namun ……. terlepas dari semua itu!
Aku sudah membulatkan tekadku!
Jika dia dalam bahaya!
Aku akan terbang ke sisinya dan membantunya!
Itu sebabnya aku di sini!
Dengan semua perasaanku ...
“Lepaskan...!!!!!!!!!!!”
Aku berteriak keras.
“Diaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!”
Kerumunan orang yang menonton semua berbalik kaget dan
membuka jalan.
“Ughh !? Apa yang sedang terjadi!?”
Big Sister Pink Gen juga terkejut.
Pandangannya fokus pada gerombolan yang terbuka, dan
tertuju padaku.
uSudut Pandang Shogawa Maho u
Pemandangan yang mustahil ini membuatku bingung.
Mahomaho yang ditangkap oleh jendral musuh adalah kesalahan
yang sangat fatal.
Tapi sekarang, itu tidak masalah.
Aku tidak bisa memakai topeng Mahomaho lagi.
Pada akhirnya, setelah datang ke sini lagi, kesuraman di
hatiku tidak membaik sama sekali.
Aku hanya ingin melepaskan semuanya.
... Tapi, mengapa aku melihat sosokmu?
Saat aku memikirkan itu, sensasi tanpa gravitasi melanda
tubuhku.
uSudut Pandang Hirachi Moritsune u
……
Tunggu, Big Sister
Pink Gen !?
“Hmm ...? Ups ...?”
Sekarang bukan waktunya kaget menatap tanganmu!
Karena kau melepaskan cengkramanmu saat kau terkejut!
Jangan menunjukkan wajah seolah-olah kau tidak tahu apa
yang terjadi!
Shogawa-san sedang ...!
Terjatuh !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
“Woooahhhh!”
Aku mengayuh pedal dengan sekuat tenaga menuju perkiraan
titik pendaratan.
“Ughh ...”
Tubuhku memberikan sinyal kalau ini adalah batasku.
“Ughh ...”
Sendi dan saraf-sarafku merintih kesakitan.
“Ughh ...”
Pandanganku jadi buram, yang mana hal itu menunjukkan
kalau aku kekurangan oksigen.
“Aaaaaaarggghhhhhhhh!”
Meski begitu ... Aku takkan berhenti!
Aku akan melampaui semua batasku!
Jika aku bisa mencapai tepat waktu, aku tak peduli jika
semua oto-ototku hancur!
Aku akan menebus kekurangan oksigen dengan perasaanku!
Melampaui batasku! Demi pergi ke sisinya! Didorong oleh
keinginanku!
Dengan hidupku!
Menginjak pedal !!!!!!!!!!!!!!!!!!
“———————————————!”
Tanpa aku sadari.
Semua warna tampak memudar di mataku, dan aku tidak bisa
mendengar apa pun. Aku hanya bisa merasakan tanganku di stir sepeda dan kakiku
di pedal. Di dunia yang serba hitam dan putih ini, semuanya tampak bergerak
lambat. Tubuhku bergerak sama lambatnya. Meski begitu, jarak antara diriku dan
Shogawa-sa masih memendek sedikit demi sedikit.
“———————————————!”
Aku meneriakkan nama Shogawa-san.
Tapi aku tidak bisa mendengarnya.
Aku melompat dari pijakan pedal, ingin melemparkan tubuhku
ke depan dengan memanfaatkan daya dorong.
Aku kehilangan sensasi pedal, jadi sepertinya aku berhasil.
Aku menuju ke depan dengan sekuat tenaga.
Dan perlahan-lahan semakin dekat dengan Shogawa-san.
Shogawa-san yang terjatuh dan diriku yang bergerak
sejajar dengan tanah.
Kami berdua hanya berjarak satu lengan.
Tapi Shogawa-san hampir menyentuh tanah.
Apa aku bisa tepat waktu ...?
Tidak…!
Aku harus membuatnya tepat waktu!
“——!”
Tanganku…..
“——!”
….Akhirnya menyentuh…..
“——!”
Tubuh Shogawa-san.
“——!”
uSudut Pandang Shogawa Maho u
“Shogawa-san !!!!!!!!!!!!!!!!!”
Hirachi-kun meneriakkan namaku.
Hanya itu satu-satunya yang bisa aku rasakan di seluruh
dunia.
uSudut Pandang Hirachi Moritsune u
Aku berhasil.
“———!!!!!!!!!”
Dimomen aku menyadari itu, semua warna dan suara kembali
membanjiri duniaku.
“Pomf!”
Ketika aku menyentuh tanah, dampak yang mungkin
menghancurkan tubuhku mulai menghantam.
Visiku terus berputar, dan aku tidak bisa melihat dengan
jelas.
“……!”
Sensasi di lenganku membuat sadar kalau aku memegang
tubuh mungil.
Gubrak gebrug gubrak gebrug
gubrak gebrug!
Rasa sakit yang bertubi-tubi membuatku yakin kalau aku
sudah mati, dan aku berada di neraka. Tetapi kehangatan di tanganku membantah
semua itu.
Sudah berapa lama waktu berlalu?
Momen yang terasa abadi ternyata cuma waktu sesaat.
“*Uhuk*, Hah
...!”
Aku akhirnya bisa mengatur napas setelah bebas dari
benturan.
Rasa sakit di tubuhku tidak berkurang, yang ada malah
meningkat. Tapi anggota tubuhku masih utuh. Setelah jatuh di tanah dalam postur
itu dan berguling-guling, bisa lolos cuma dengan luka sobek dan memar saja sudah
termasuk keajaiban.
Karena aku bisa memikirkan semua itu, itu artinya pikiranku
masih tenang.
Atau lebih tepatnya, orang yang kebingungan adalah ...
“Hah…?”
Tubuh mungil di lenganku bergerak.
“Ehhh…?”
Shogawa-san mendongak dengan ekspresi kosong.
Dia sepertinya baik-baik saja, syukurlah.
“Hirachi ... kun ...?”
Shogawa-san akhirnya fokus padaku.
“Ya ... aku ... Hirachi Moritsunemu ...”
Aku mengatur napas seraya bercanda, dan tidak bisa
menahan senyum.
“Kenapa…?”
Dari wajahku yang terpantul di matanya, aku tersenyum
dengan benar kali ini.
“Kenapa…?”
Shogawa-san perlahan-lahan bangkit.
Dia lalu menoleh untuk mengkonfirmasi situasi.
Dan akhirnya, tatapannya tertuju padaku lagi.
“Kenapa…?”
Shogawa-san terus mengulangi pertanyaan itu. Seolah-olah
cuma itu satu-satunya kata yang bisa dia ucapkan.
“Kenapa…? Padahal itu kesalahpahamanku ... itu semua
salahku ... dan mengakhiri pertemanan kita ... bertingkah labil ... sikap yang
menjengkelkan ... Aku ke sini karena masih ada beberapa emosi yang tersisa di
hatiku ... meski begitu ...”
Shogawa-san masih terlihat linglung, jadi kata-katanya terdengar
tidak masuk akal.
“Meski begitu…”
Matanya tampak berkaca-kaca, tapi aku takkan membiarkan
air matanya mengalir.
“Meski begitu, kenapa kamu datang menyelamatkanku,
Hirachi-kun ... !?”
Kata-kata itu, wajah itu.
Daripada penolakan, emosinya tampak lebih kusut.
Aku sudah lama tidak melihat wajahnya.
Dan aku merasakan sesuatu jatuh di dadaku.
Jadi...
“Karena aku mencintaimu. Lebih dari segalanya dan lebih
dari siapa pun.”
Tanpa aku sadari, perkataan tersebut sudah keluar dari
mulutku.
“………… Pfft !
Shogawa-san
berubah kaku karena kaget.
Rasa
kagetnya bisa terpampang jelas di wajahnya ... Ya, tentu saja itu akan terjadi.
Bagaimanapun,
apa yang baru saja aku katakan adalah perasaan yang tidak pernah aku sadari
sampai sekarang.
Ketika aku
sudah mengatakannya, aku merasa terbebaskan, mirip seperti “oh, jadi begitu ya”.
Diriku
yang dulu mengaburkan perasaanku sendiri, dan perasaannya juga.
uSudut
Pandang Shogawa Maho u
Ci-Ci-Ci-Cinta
!?
Mencintaiku…!?
Apa Ia
berbicara mengenaiku !? Lebih dari apapun!? Lebih dari siapapun!?
Tunggu
dulu, it-itu ... itu artinya! Hirachi-kun menyukaiku…!? Tidak, kata cinta saja sudah
kata yang lebih kuat ketimbang suka ... !? Dan lebih dari siapa pun, yang
berarti Hirachi-kun lebih mencintaiku daripada Mahomaho ...!
Aku tidak
tahu wajah seperti apa yang harus kupasang untuk bereaksi terhadap perkembangan
mendadak seperti itu !?
Bagaimanapun
juga, aku masih merasa linglung!
Ngomong-ngomong,
kenapa Hirachi-kun ada di sini !?
Kenapa
dia tiba-tiba berbicara tentang cinta !?
Apa yang
baru saja aku dengar !?
Singkatnya
itu berarti kesimpulan ... Tidak, mengapa aku mencoba membuat kesimpulan !?
Ahh, aku
benar-benar tidak mengerti apa-apa !?
uSudut
Pandang Hirachi Moritsune u
“Maaf
karena mendadak memberitahumu semua itu.”
Apakah aku
takut mengaktifkan kutukan Shogawa-san karena tindakanku?
Takut
membuat Mahomaho hilang dari kota ini?
Benar-benar
konyol. Kalau dipikir-pikir lagi, aku ingin mengejek diriku sendiri.
Sebenarnya,
ini hanyalah emosi yang sangat sederhana.
“Aku ingin
meminta maaf tentang hari itu.”
Aku benci
kalau alasanku untuk membantu Shogawa-san akan menghilang.
Aku benci
kalau waktu yang kuhabiskan dengan Shogawa-san akan berakhir.
Baik itu
menjaga rahasia Mahomaho maupun melihat Shogawa-san melakukan yang terbaik
untuk menyelamatkan orang lain.
Aku
menyukai semua itu.
Pada
awalnya, aku melakukannya karena ada rasa kewajiban, tapi tanpa kusadari, aku
juga menikmatinya.
Waktu
yang aku habiskan bersama Shogawa-san, dan senyum manis Shogawa-san.
Semua itu
menjadi sangat berharga.
Cuma sesederhana
itu.
Aku tidak
ingin hal yang aku sukai diambil.
Aku lebih
menyukai senyumnya lebih dari siapapun.
Aku
menghargai saat-saat bersamanya lebih dari siapapun.
Itu cuma
pemikiran dari bocah labil.
“Aku
menyakitimu karena perasaan egoisku.”
Aku
menolak Shogawa-san karena sesuatu yang kekanak-kanakan.
“Aku tidak membutuhkanmu lagi.” Aku
takut diberitahu itu.
“Hari-hari seperti ini sudah berakhir.” Aku
benci diberitahu tentang itu.
Karena aku
takut ditolak, jadi aku menyela dan menolaknya lebih dulu.
Mengatakan
semua itu bahkan tanpa mendengarkan perkataannya, aku hanya cowok egois.
Ahh, aku
memang sangat payah.
“Dan
,,,,,,,,aku minta maaf.”
Aku
meminta maaf untuk ketiga kalinya.
“Namun, aku
masih menyimpan perasaan egois.”
Setelah
menyadari perasaanku yang sebenarnya, kata-kataku mengguncang udara.
“Aku ingin
bersamamu, baik sekarang maupun di masa depan juga.”
Aku ingin
melakukan sesuatu untuk orang yang aku kagumi.
Aku ingin
membantu gadis ini.
“Aku ingin
tetap berada di sisimu.”
Aku ingin
terus menghabiskan saat-saat yang bahagia bersama Shogawa-san.
Aku ingin
Shogawa-san tetap tersenyum.
Itu
sebabnya ...
“Itu
sebabnya ... tolong katakan padaku.”
Aku
bertanya dengan takut.
Karena
akulah yang pertama kali menolaknya. Jadi, dia berhak menolakku juga.
“Apa aku boleh...
sekali lagi ...”
Tapi aku
harus bertanya.
“Tetap berada
di sisimu?”
Aku
menatap langsung mata Shogawa-san, dan bertanya:
“Dan
mendukungmu?”
uSudut
Pandang Shogawa Maho u
Pikiranku
benar-benar kacau.
Perasaan
gembira dan sukacita hampir meledak dari dadaku.
Aku tidak
tahu apa yang sedang terjadi.
Walau begitu, perkataan Hirachi-kun entah bagaimana bisa meresap jauh
ke dalam hatiku.
Tetap berada
di sisiku ... dan mendukungku.
Setelah
mendengar semua ini yang tampak terlalu alami, aku akhirnya mengerti.
“Jadi
begitu ya…”
Aku
berusaha semampuku untuk menghentikan air mataku yang terjatuh.
“Bukankah jawabannya
sudah jelas ...!”
Perasaan
yang sudah aku tahan, sekarang membendung keluar.
“Akulah
yang seharusnya bertanya padamu ...!”
Aku
berkata dengan suara agak bergetar:
“Aku tidak
bisa hidup tanpa Hirachi-kun ...!”
Aku
menjawab pertanyaan Hirachi-kun dengan sekuat tenaga.
“Mulai
sekarang dan di masa depan ... Selamanya! Kuharap kamu tetap bersamaku
selamanya !!!!!!! “
uSudut
Pandang Hirachi Moritsune u
Kata-kata
Shogawa-san memenuhiku dengan sukacita yang belum pernah aku alami sebelumnya.
Dan
sebuah pemikiran baru muncul di benakku.
Aku ingin
menjadi eksistensi yang bisa selalu membantunya.
Aku ingin
menjadi seseorang yang bisa membuatnya menunjukkan senyum paling cerah.
Harus
kusebut apa emosi semacam ini?
Aku tidak
bisa menyebutnya simpati, karena aku tahu betapa mulianya dia.
Ini juga
tak mungkin disebut kerinduan, karena aku tepat berada di sisinya.
Jadi ini
...
Seperti
yang kuduga.
Perasaan
yang sangat sederhana.
Biasanya,
aku akan membenci diriku sendiri karena tidak peka.
Aku ingin
mendukungnya dari dekat, dan menikmati senyumnya dari posisi terdekat. Perasaan
ini ...
Hanya ada
satu istilah yang bisa mengekspresikan emosi ini.
Dan itu
adalah ... cinta seorang ayah! (TN:
Pekokkkkkkkk itu salah. Lama-kelamaan kesel juga karakter yang selalu salah paham
begini :v!!!!!!!)
Perasaan
seorang ayah yang ingin menjaga putrinya!
Bagaimanapun
juga, emosi ini terlalu sulit dipahami bagi anak SMA!
Itu
sebabnya aku baru menyadarinya. Begitu ya, kalau dipikir secara cermat, aku
mengerti kenapa hatiku terasa sakit ketika aku membayangkan Shogawa-san
berpacaran dengan orang lain. Itulah perasaan seorang ayah yang akan menikahkan
putrinya. Ketika aku membayangkan hati Shogawa-san cenat-cenut untuk pihak
lain, itu adalah perasaan seorang ayah yang berpikir “putriku sudah tumbuh besar tanpa kusadari"! Aku hanya melihat
emosi ini digambarkan dalam manga.
Setelah
menemukan jawaban yang kucari-cari, aku berkata sambil tersenyum:
“Terima
kasih banyak.”
Aku
mengelus kepala Shogawa-san selembut mungkin.
“Kalau
begitu ... Aku akan berada dalam penjagaanmu mulai sekarang.”
“Iya…”
Shogawa-san
membenamkan kepalanya di dadaku, dan menganggukkan kepalanya.
“Dan
sekarang ... Ah, itu sakit ...”
Tubuhku
mulai merintih.
“Tunggu,
jangan bergerak! Kita harus memanggil ambulans!”
Shogawa-san
mengangkat kepalanya dengan panik, dan mencoba menghentikanku.
“Haha,
tidak terlalu parah kok.”
Meski
bilang begitu, aku bahkan tidak bisa menahan lengan rampingnya.
“Selain
itu, aku sudah terbiasa dengan hal semacam ini.”
Aku
mencoba bergaya, tapi itu bukan sepenuhnya bohong.
Sejujurnya,
seluruh tubuhku berteriak dan mengirimkan sinyal rasa sakit ke otakku, tetapi
anggota tubuhku masih mengikuti kemauanku.
“Dan
sekarang bukan waktunya untuk beristirahat.”
Itu benar
... Masalahnya masih belum terpecahkan.
Para
kerumunan orang terlihat bingung dan tidak dapat mengerti, tapi musuh dari
Organisasi Penaklukan Dunia masih belum menghilang.
“Shogawa-san,
silahkan pergi duluan.”
Aku dengan
lembut mendorong punggung Shogawa-san yang berdiri di sampingku.
“Tapi…”
“Serahkan
sisanya padaku.”
Mendukung
perubahan Shogawa-san adalah tugas sekaligus keinginanku.
Dan sekarang,
Shogawa-san juga mengakui itu!
“… Aku
mengerti.”
Setelah
menyingkirkan keraguannya, Shogawa-san mengangguk dengan teguh.
“Tapi aku
akan segera kembali. Aku pasti akan mencari bantuan. Jadi jangan memaksakan
dirimu, oke?.”
Setelah
membisikkan kalimat itu ke telingaku, Shogawa-san pun lari dan menghilang di
antara kerumunan.
Fufu,
mencari bantuan, ya ... Padahal dia sudah tahu kalau aku menyadari identitas
aslinya, tapi dia masih waspada untuk tidak mengatakan apapun dengan keras di
depan umum. Shogawa-san, Kau benar-benar sudah tumbuh. Hah ... Apa ini perasaan
gembira seorang ayah yang melihat putrinya telah tumbuh ...?
“Ohh ...
Hah? Tu-Tunggu, sandera telah lolos? Tangkap dia!”
Big Sister Pink Gen yang akhirnya
tersadar dari kebingungannya menunjuk ke Shogawa-san dan memerintah anak
buahnya.
『Bwah—! 』
The Kid Devil mulai mengejarnya.
“Oho, tak
akan kubiarkan kau menangkapnya lagi.”
Aku
memblokir jalan mereka.
The Kid Devil berhenti mengejar dan merasa
ketakutan.
“Hmmp. Kamu
mungkin bisa menyelamatkan sandera dengan tipu dayamu, tapi apa yang bisa
dilakukan bocah ingusan kayak kamu, heh?”
Ucap Big Sister Pink Gen dengan gaya sinis
dan mencibir.
Kau bilang itu tipu dayaku, tetapi kau sendiri
yang membiarkannya lepas ...
Dan dia
benar dalam satu hal…..
“Memang,
tidak banyak yang bisa aku lakukan.”
Karena itu
memang faktanya.
“Tapi
bukan berarti aku tidak bisa melakukan apa-apa.”
Itu juga
fakta.
“Jadi ...
bisakah kau menyerah dengan damai?”
“Hah?”
“Jika
memungkinkan, aku tidak ingin menggunakan jurus ini.”
Aku
memberikan saran yang tulus kepada Big
Sister Pink Gen yang mengernyitkan alisnya.
“Fu,
menarik sekali ... Aku tidak tahu apa yang sedang kamu rencanakan, tapi coba
saja.”
Tapi Big Sister Pink Gen hanya tersenyum
lebar.
“Jika aku
menggunakan jurus ini, kau mungkin akan berada dalam keadaan darurat ... Apa
kau akan baik-baik saja dengan itu?”
Suaraku
yang agak misterius membuat Big Sister
Pink Gen menelan ludah.
“Cukup
dengan basa-basimu. Ayo coba lakukan saja.”
Pada
akhirnya, dia hanya bisa memberikan ejekan yang lemah.
“Begitu
ya…”
Itu tidak
bisa dihindari.
Big Sister Pink Gen ... Aku sudah
memperingatimu.
“...
Tolong coba baca suasananya.”
Aku
berkata serius dan sungguh-sungguh.
“hah?”
Big Sister Pink Gen semakin
mengerutkan alisnya.
“Cukup,sebenarnya
apa yang kamu ...”
Ujar Big Sister Pink Gen dengan nada cemas.
———— Betul.,
Aku bisa
mendengar suara dari kerumunan orang-orang.
———— Dia masih ingin mengejar sandera yang sudah
melarikan diri, apa dia tidak bisa membaca suasana di sini?
———— Itu mematikan suasana.
———— Kenapa dia masih mengejar hal itu?
———— Apa yang terjadi jika dia mendapatkan
sandera kembali? Melanjutkan apa yang dufah dia lakukan? Yang bener?
———— Dan bagaimana jika dia gagal menangkap
sandera? Aku merasa penasaran.
Setelah
itu, ada banyak orang yang berkoar-koar.
“Ehh ...?
Ehh? Ehh?”
Big Sister Pink Gen melihat
sekeliling dengan tatapan bingung.
———— Ngomong-ngomong, kenapa dia membutuhkan
sandera?
———— itu benar-benar mengurangi mood.
———— Itu cuma adegan klise dengan cara tercela.
Selama
ini, keluhan terus menumpuk.
“Tidak, tapi,
kami adalah organisasi jahat ...”
Big Sister Pink Gen ingin
mengomel dengan wajah terkejut.
———— Dia merasa seperti karakter sampingan.
“Ughh.”
Dia sadar
akan hal itu, dan suara-suara dari sekelilingnya terus memberikan damage padanya.
———— Ngomong-ngomong, kapan Mahomaho datang?
———— Bukankah penjadwalan ini agakmenyebalkan?
———— Sampai berapa lama dia akan membuat kita
menunggu?
———— Kami adalah pelanggan yang sudah membayar.
“Mengenai
itu, kami tidak bertanggung jawab ...”
———— Lihat, dia melempar tanggung jawabnya.
———— Ini tidak bekerja sama sekali.
———— Terserahlah, bukannya menurutmu labirin
cermin di sini mengerikan?
———— Jajanannya juga mahal.
———— Ditambah panas pula.
“Erm,
hal-hal seperti ini tidak ada hubungannya dengan kami ...”
———— Hah? Tentu saja!
———— Betul! Kami cuma datang karena ada kau di
sini!
———— Beneran deh, apa kau bisa memberitahu kami
kapan Mahomaho datang?
———— Jika Mahomaho tidak datang, kami akan pergi
sekarang.
———— Omong-omong, bukannya buruk jika mereka
pergi begitu saja, ‘kan?
———— Benar, kita sudah membayar uang untuk ini.
———— Mereka masuk tanpa izin, ‘kan?
Suara
massa berangsur-angsur tumbuh lebih banyak.
Ya, ini
dia.
———— Beneran deh, bisakah kalian enyah?
———— Kenapa kalian tidak menghilang saja?
———— Silakan pergi.
Ini
adalah...
———— Pergi
———— Pergi, pergi.
———— Pergi.
Jurus
rahasiaku
“Pergi!
Pergi! Pergi!”
Tekanan
opini publik!
“Hah, ehh
...!?”
Semua
orang mulai menyorakkan kata 「Pergi」, dan
anggota Organisasi Penaklukan Dunia saling berpegangan dan mulai menggigil
dengan mata berkaca-kaca.
Ughh ...
Tapi ini pedang bermata dua ...! Karena afinitas penyendiriku, adegan massa
yang menggertak kelompok kecil ini juga terasa sulit bagiku ...!
Ayo cepat
...! Ayo cepat ke sini ...!
Apakah
doaku tersampaikan padanya?
…… Tidak,
itu salah.
Ini bukanlah
sesuatu yang samar-samar seperti doa, melainkan sesuatu yang tak terhindarkan.
Lagipula,
dia bilang sendiri kalau dia “akan segera
kembali”.
————
Lihat! Di atas langit!
———— Apa
ini seekor burung?
———— Apa
itu pesawat terbang?
Beberapa
orang mendongak ke atas langit. Lalu, perlahan-lahan menyebar ke kerumunan
massa, dan sorak-sorakan perlahan berhenti. Perhatian semua orang beralih ke atas
langit.
———— Tidak…!
Dan tentu
saja, satu-satunya keberadaan yang dapat menarik begitu banyak perhatian adalah
...
『Mahou
Shoujo Radiant! 』
Tak ada
entitas lain selain Mahou Shoujo Radiant kami, Mahomaho!
“Mahou
Shoujo Radiant Yang Luar Biasa ★
Mahomaho! Tiba di tempat!”
Dengan
mengatakan namanya saja sudah cukup untuk menghilangkan amarah dan
membangkitkan gairah semua orang.
“Hmmp ... Kamu
akhirnya di sini, Mahomaho ...! Kamu akhirnya ...”
Big Sister Pink Gen berkata
dengan senyum berani, tapi matanya yang berkaca-kaca menunjukkan seberapa
tertekannya dia.
“………………
Pakaianmu terlihat berbeda ...?”
Seperti
yang ditunjukkan oleh Big Sister Pink Gen
yang terkejut.
Pakaian
Mahomaho terlihat berbeda dari biasanya.
Warna
dasarnya adalah warna merah menyala penuh gairah. Jubahnya yang seperti api
berkibar tertiup angin. Aksesori pada kuncir kembarnya juga telah berubah menjadi
bulu vermillion.
Dia
adalah kombinasi kemuliaan dan keindahan, layaknya burung abadi legendaris yang
bangkit dari abu.
“Ini,
adalah kekuatan baruku ... ★
Mahomaho, bentuk Maho-Phoenix yang hebat!” [TL: まほうおう, ini cuma pelesetan.]
Mahomaho
menyatakan itu dengan lantang.
... Apa,
bentuk Maho-Phoenix ... !?
Kau cuma
memaksa kata maho ke nama itu! Seberapa besar kau menyukai kata maho, sih !?
“Tunggu, power up ... Biasanya, kamu baru bisa
membangkitkan kekuatan baru selama
krisis atau ketika musuh baru muncul ...? Kenapa kau malah power up selama pertemuan normal ...?”
Big Sister Pink Gen terlihat
benar-benar bingung.
“Tidak
perlu ngoceh lagi, ayo lakukan ini!”
“Tidak, apa
kamu tidak bisa menjelaskannya sedikit saja?”
Mahomaho
tidak mau menunggu, dan Big Sister Pink
Gen terlihat kaget.
“Ini adalah
teknik khusus baruku ...!”
“Tu-Tunggu
...”
Mengabaikan
Big Sister Pink Gen yang memegang
kedua tangan di depannya seakan meminta ampun, Mahomaho mengakhiri pertandingan
dalam sekejap.
“Phoenix!”
Dia
mengepalkan tangannya.
“Pukulan
hati!”
“Bleahh !?”
Big Sister Pink Gen dipukul
di sisi kanannya.
“Ughh, ini
Cuma pukulan normal ... !? Ketimbang teknik khusus, ini adalah tipe yang
mengakumulasi kekuatan perlahan dari waktu ke waktu ...! Ini terlalu tinggi
untuk pemirsa normal ...! Dan tidak akan pernah berhasil di TV ...!”
“Pukulan
Hati Phoenix! Pukulan Hati Phoenix! Pukulan Hati Phoenix! Pukulan Hati Phoenix!
Pukulan Hati Phoenix!”
“Ughh!? Pfft!?
Pemutih!? Gaahh!? Gyaa!?”
Pukulan
bertubi-tubi tanpa ampun terus mendarat di tubuh Big Sister Pink Gen yang
ingin memprotes.
“T-Tunggu!
Aku mengerti! Aku menyerah! Aku menyerah!”
Tak lama
kemudian, dia terbang mundur sembari mengangkat tangan dan meminta waktu
istirahat.
“Sial!
Aku akan membalas perbuatanmu nanti ~~~!”
Setelah
mengatakan kalimat memalukan itu, dia kabur ke langit sambil memegangi
perutnya.
The Kid Devils mengejarnya dengan panik.
———— Wooooahhhh!
———— Terima kasih, Mahomaho!
———— Mahomaho! Mahomaho!
Semua
orang bersorak-sorai.
“Terima
kasih atas dukungan kalian ☆”
Mahomaho
mengedipkan mata ke arah kerumunan.
Dan
terbang menjauh ke langit.
———— Dia pasti mengedipkan matanya padaku!
———— Idiot, dia mengedip padaku!
———— Tidak, aku!
Orang-orang
di sekitarku mulai bertengkar. Saat aku tidak tahu identitas asli Mahomaho dan
cuma berstatus penggemar biasa, aku juga akan berpikiran sama.
Namun, aku
sangat yakin hari ini.
Mahomaho
…… Shogawa-san mungkin ...
Mengedipkan
matanya ke arahku.
uSudut
Pandang Shogawa Maho u
Ahh, ini
terasa sangat menyegarkan.
Ini
adalah pertama kalinya sejak aku menjadi Mahou ShoujoRadiant, aku bertarung
dengan sangat bahagia.
Aku tidak
takut sama sekali.
Sama
seperti sebelumnya, hatiku dipenuhi oleh emosi yang lebih besar dan berbeda.
Tetapi
emosi ini adalah kebalikan dari yang terakhir kali.
Aku
merasa bisa melakukan apa saja dengan dukungan Hirachi-kun!
Dan tentu
saja, Hirachi-kun takkan pernah bermimpi kalau identitas Mahomaho yang
sebenarnya adalah diriku ...
Jadi
mengedipkan mata padanya tidak apa-apa, ‘kan? Ehehe.
Wkwkw ayahzone
BalasHapus