The Result when I Time Leaped Chapter 92


Plot Kaligrafi

Sekolah kami memberikan pilihan mata pelajaran pilihan bagi para murid. Kau bisa memilih memilih di antara musik, seni, dan kaligrafi. Dan pelajaran yang kupilih adalah kaligrafi.
Biasanya, ada guru kaligrafi khusus yang mengajar, tetapi hari ini agak berbeda.
“Iguchi-sensei sedang tidak enak badan, jadi hari ini, aku, Hiiragi Haruka, akan bertanggung jawab di kelas. Senang bertemu kalian.”
Setelah Hiiragi-chan mengucapkan salam, dia menunduk.
Hiiragi-chan, kau bisa melakukan kaligrafi? Walau, kurasa tulisan tanganmu di papan tulis biasanya cukup rapi.
“Sensei, apa anda benar-benar tahu kaligrafi?”
Seorang murid cowok bertanya dengan cara menggoda, Hiiragi-chan membalas ahem, dan membusungkan dadanya.
“Meski aku terlihat begini, aku sangat mahir dalam kaligrafi, tahu? Lagipula, aku sampai di level lima dalam kaligrafi!”
Entah bagaimana itu terdengar luar biasa ... Sekitar dua puluh siswa di ruang kaligrafi semuanya memiliki reaksi yang sama denganku. Kedengarannya luar biasa, tapi tidak ada yang tahu sebelah mananya yang luar biasa.
“Jika kamu bertanya seberapa menakjubkannya itu, yah, itu cukup bagus untuk membuka kelas kaligrafiku sendiri!”
“ “ “Itu luar biasa!” ” ”
“Tentu saja, ‘kan?”
Ahem, Hiiragi-chan memasang wajah sombong yang lucu. Dia cukup berpengetahuan dalam hal upacara minum teh, jadi mungkin hal seperti ini adalah bagian dari etiket yang diajarkan kepada seorang wanita yang berkelas.
“Kurasa rasanya akan membosankan jika kita melakukan seperti yang apa dikatakan buku teks. Sebaliknya, Iguchi-sensei menyuruhku untuk bebas membuat kalian menulis sesuatu. Jadi Sensei sudah memutuskan bahwa topik yang akan kalian tulis adalah 'sesuatu yang kamu sukai'. ”
"Sesuatu yang kamu suka" ...?
Seolah-olah Hiiragi-chan baru saja memikirkannya, dia memandangku dan pandangan kami bertemu.
“Ah, Sanada-kun, tentu saja kamu boleh menulis namaku, oke?”
Hahahaha, seluruh kelas tertawa.
Karena aku membawa Hiiragi-chan sebagai "orang yang aku sukai" dalam perlombaan meminjam barang, aku terus-terusan digoda oleh berbagai orang yang telah menyaksikannya. Itu cuma sekedar candaan, tak ada yang pernah percaya kalau aku benar-benar menyukai Hiiragi-chan.
Lebih penting lagi, itu benar-benar memudahkanku. Semakin banyak orang menggodaku tentang hal itu, semakin banyak orang mengenalinya sebagai lelucon.
“Aku takkan menulis itu, kok.”
“Yah, sayang sekali.”
Hiiragi-chan tersenyum. Cewek-cewek berguyon mencoba menghiburnya dengan mengucapkan seperti, "Sensei ditolak," atau “Sensei, terus semangat.”
... Hanya aku yang satu-satunya tahu kalau dia benar-benar sedih dibalik senyumannya itu ...
Mengambil tinta, aku menggilingnya ke dalam batu tinta.
Apa yang harus aku tulis?
Saat aku melihat-lihat ke sekelilingku, ada beberapa yang menulis tentang kegiatan klub, dan bahkan ada yang langsung menulis 'pacar'. Kalau dilihat-lihat lagi, bahkan ada beberapa orang yang menulis nama karakter anime favorit mereka.
Tentu saja, aku takkan menulis pacar atau semacamnya.
“Sanada-kun, aku dengar dari Iguchi-sensei kalau kamu cukup bagus.”
Hiiragi-chan datang untuk melihat bagaimana keadaan aku.
“Saya tidak sebagus itu.”
“Apakah kamu ingin mencoba menulis kalimat? Bagaimana dengan sesuatu seperti, "Aroma musim semi,  kehidupan yang membangkitkan nafas April”? Bukannya itu terdengar sangat elegan?” (TN: Uhhh…susah banget nerjemahin pas bagian puitisnya -_-)
Oooh ... seperti yang diharapkan dari Hiiragi-chan yang sudah dilevel lima. Usulan yang sangat elegan.
“Kalau begitu, saya rasa ingin mencobanya.”
“Aku akan menuliskannya sebagai contoh.”
Saat dia memegang kuasku, dia mencelupkannya ke dalam batu tinta, dan mengelap kelebihan tinta. Mungkin karena postur tubuhnya yang indah, gerakan Hiiragi-chan terasa berkelas. Matanya menggambarkan definisi keseriusan. Poninya sepertinya menghalangi, jadi dia mengusapnya ke belakang telinganya.
Mungkin ini pertama kalinya aku melihat ekspresi serius darinya.
Dia menulis beberapa karakter.
[I Seiji]
Tolong lakukan ini dengan serius.
Aku berpikir kalau aku akan sekali lagi jatuh cinta padanya, tapi dia malah bercanda ini. Tetap saja, tulisan tangannya cukup rapi.
Aku meremas kertas kaligrafi dan membuangnya ke tempat sampah.
“Ah. Padahal itu juga sangat bagus, apa yang kamu lakukan?”
Hmmmph, Hiiragi-chan cemberut.
Diriku yang menyukai Hiiragi-chan diperlakukan sebagai lelucon, tapi itu tidak berhasil dalam kasus sebaliknya.
“Sensei, tolong tulis contohnya dengan benar.”
“Okaaay.”
Sambil cemberut dia menjawab seperti anak kecil dan bergumam, "Tidak apa-apa selama aku melakukannya, kan?" Dan sekali lagi mencelupkan kuas ke dalam batu tinta.
Hei, bukannya kau sendiri yang bilang kalau kau akan menulisnya? Kenapa rasanya jadi aku yang memaksamu melakukannya?
Dengan lancar, dia menulis dengan tulisan tangan yang indah, [Aroma musim semi, kehidupan yang membangkitkan nafas April].
“Luar biasa ...”
“Ahem. Apa kamu jatuh cinta lagi padaku?”
Jika aku bilang iya, nanti bakal berubah menjadi keributan besar lagi, jadi aku tidak mengatakan apa-apa.
Menempatkan contohnya di sebelahku, aku memegang kuas dan mencoba menulisnya beberapa kali. Tapi, hasilnya tidak bisa dibandingkan dengan keterampilan seseorang dari tingkat lima. Rintanganya cukup sulit bagi seseorang seperti diriku, yang tidak pernah menghadiri kelas kaligrafi.
Setelah Hiiragi-chan memberi saran ke beberapa siswa lain dan mengobrol dengan mereka, dia kembali ke tempatku yang sedang berusaha.
“Fuun fuun. Apa kamu mengalami kesulitan?”
Melihat usahaku yang terus gagal, Hiiragi-chan menyeringai.
... Apa dia memikirkan semacam trik?
“Sulit untuk menyeimbangkan, karena kata-katamu harus kecil, ‘kan?”
Melilit di belakangku, Hiiragi-chan meraih tanganku dengan erat. Sama seperti kejadian praktik kerajinan tembikar saat beberapa waktu yang lalu, Hiiragi-chan melihat dari atas bahuku.
“Tunggu, kenapa kau malah menempel begitu dekat denganku, sih.”
"Lebih mudah untuk memahami perasaan hal-hal seperti ini Aku sudah mengajarkan ini sebelumnya, kau tahu?"
Jika kita sendirian, jarak segini biasa dia akan mencium pipiku. “Jarak antara karakter harus seperti ini,” adalah alasan yang akan dia gunakan untuk menjelaskan.
“Di sini, kamu melakukan ini ♪”
Sambil memegang tangan kananku yang menggenggam kuas, Hiiragi-chan menulis karakter di kertas kaligrafi.
“Oh… oohh…”
Luar biasa. Seolah-olah sihir sedang digunakan untuk membuat kata-kata yang rapi. Karena pada dasarnya adalah Hiiragi-chan yang menulisnya, jadi tentu saja akan seperti ini.
“Sensei, apa saya boleh menyerahkan yang ini?”
“Tidak boleh
Sepertinya dia tidak mau memanjakanku di sini.
“Sei ... Sanada-kun, menulis kaligrafi itu harus mengupayakan seluruh perasaanmu ke dalamnya.”
Dia menggerakkan jari telunjuknya dan mengatakan sesuatu seperti guru.
Karena tidak bisa dihindari, aku terus berlatih berulang-ulang kali, tetapi aku masih belum bisa menulisnya dengan mudah.
“Lakukan yang terbaik.”
Hiiragi-chan diam-diam menyemangatiku.
Hanya mendengar itu saja sudah langsung memotivasiku. Aku cowok yang sederhana. Sambil mencoba mencocokkan perasaan dan gambarannya, aku menempatkan seluruh perasaanku pada setiap guratan.
“……”
Ya. Yang ini yang terbaik. Karena sudah mendekati akhir jam pelajaran, aku menyerahkannya.
“Sanada-kun, kamu melakukannya dengan cukup baik. Karakternya yang kecil membuatnya susah juga. ”
“Lagipula aku sudah berlatih sedikit.”
Mufufu, Hiiragi-chan tersenyum.
“Ini ... jika aku scan dan mengeditnya ... mufufu ...”
apa yang sedang dia bicarakan?
Aku kebingungan pada perkataan Hiiragi-chan. Pada hari berikutnya, aku akhirnya mengerti apa yang dia maksud.
Aku tiba di ruang guru karena ada tugas kecil, dan kebetulan melihat meja Hiiragi-chan yang sedang kosong. Kaligrafi yang aku tulis tertempel jauh di belakang mejanya.
[Kehidupan Haruka. Kelas 2-B, Sanada Seiji]
Ah. Aaaaaaaaaaahhhh! Jadi itu jebakan !! Memintaku menulis kalimat, membuatku bekerja keras, semuanya untuk ini, ya!!
Aku merobek dan meremas kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah.
... Sekarang, untuk datanya. Ketika mencoba menyembunyikan diri, aku menyalakan laptop Hiiragi-chan dan mengakses folder berlabel [SS]. Foto-foto dan video yang dia ambil bersamaku semuanya diletakkan di sini. Seperti yang kuduga, scan kaligrafi yang aku tulis kemarin dan versi yang diedit disimpan di sini. Aku langsung menghapus kedua-duanya.
Telepon Hiiragi-chan, yang tertinggal di atas meja, bergetar.
Pada saat itu, aku melihatnya.
[Kehidupan Haruka. Kelas 2-B, Sanada Seiji]
Dia bahkan menggunakannya sebagai wallpaper ponsel !!!!
Aku harus menghapusnya.
Aku mengambil ponselnya dan menghapusnya.
Fiuh. Aku menghapus kejahatannya.
Malam itu, ketika Hiiragi-chan menelepon, dia tidak terlalu bersemangat.
“Apa ada yang salah?”
“Sesuatu yang sedikit mengejutkan terjadi ...” Tak perlu dikatakan lagi, nada suaranya terdengar lesu. Tentu saja, aku tidak memberitahunya apa yang terjadi.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama