Cool Beauty
Haruka-san
Keesokan harinya, saat aku
tiba di tempat duduk, Fujimoto masih bertindak seperti biasa. Ia tidak
bertingkah aneh sama sekali. Jika Ia memang menyadarinya, Ia pasti
diam-diam akan bertanya kepadaku tentang hal itu sambil menyeringai, tapi
nyatanya Ia tidak melakukan hal seperti itu. Mungkin, aku terlalu parno memikirkannya.
Bel pun berbunyi, dan kelas
sejarah dunia dimulai.
“Ayo mulai pelajarannya
sekarang.”
Rambut Hiiragi-chan yang
biasanya diikat, tapi sekarang dibiarkan tergerai. Hari ini, dia mengenakan
kacamata dan memiliki aura cerdas yang tak pernah terlihat sebelumnya.
... Apa mungkin, pernyataan
cool beauty yang sebelumnya adalah serius
...?
“Sensei, apa yang terjadi
hari ini?”
“Tidak ada apa-apa.”
Hiiragi-chan merapihkan
kaca mata (mungkin) palsunya.
“Anda terlihat sangat
pintar, loh?”
“Tapi aku benar-benar
pintar.”
Kau akan mengatakan itu
sendiri?
Hiiragi-chan sekali lagi
menyibakkan rambut di bahu dengan tangannya.
“…..…”
Dia melirik ke arahku
sesaat, dan kemudian mengalihkan pandangannya. Sepertinya dia melakukan yang
terbaik untuk tidak menunjukkan sisi merayunya.
“Aku ingin seseorang
membaca dari buku teks, sih?”
Guru ini, dia pasti
berpikir menambahkan "sih" di akhir kalimatnya
membuatnya terdengar lebih keren.
Versi Hiiragi-chan yang
cakap berjalan melalui kelas dengan cara yang lebih tegas, dan dengan cepat
mencapai belakang kelas. Cewek-cewek itu akhirnya memanggil Hiiragi-chan
dengan santai, dan ketika mereka bertanya tentang busananya hari ini, dia berkata,
"Sudah waktunya makan siang,"
berbalik, dan kemudian berjalan menyusuri lorong.
“Hiiragi-chan, bukannya ada
sesuatu yang aneh tentang karakternya?”
“Iya, tapi dirinya yang
mencoba terbaik seperti itu juga masih terlihat lucu.”
“Ah, aku mengerti maksdumu. Ini
cukup mempesona, rasanya kamu ingin terus mengawasinya. ”
Aku mendengar percakapan
cewek-cewek di kelas yang sambil tertawa satu sama lain. Ketika
cewek-cewek yang lebih muda merasa kau menarik, atau mengatakan kalau mencoba
yang terbaik itu lucu, mana mungkin guru yang lebih tua menganggapnya keren.
Untuk menghabiskan jam
istirahat makan siang berdua dengannya, aku meninggalkan ruang kelas dan menuju
ruang referensi sejarah dunia.
“Permisi.”
Setelah mengatakan itu dan
masuk, Hiiragi-chan sudah menungguku dalam mode kerennya.
“Itu kacamata palsu, ‘kan? Apa
kau memakainya supaya ingin terlihat keren?”
“Bukannya aku ingin
terlihat keren, tapi aku ini dari awal memang keren,sih.”
Itu dia, kata "sih" muncul
lagi. Entah bagaimana, citra keren Hiiragi-chan, sedikit berbeda dari
citra keren orang normal.
Hiiragi-chan bersikeras
kalau dia awalnya keren, tapi dia sudah menyiapkan selembar kain dan makanan.
... Tindakanmu sangat
genit. Yah, kurasa tidak apa-apa.
“Seiji-san, jika kamu tidak
segera makan, kamu akan kehabisan waktu.”
Seiji-san ... itu panggilan
baru.
Membalasnya dengan ya, aku
duduk di seberangnya.
“……..”
Hiiragi-chan terus melihatku,
seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. Garis pandangnya perlahan turun ke
pangkuannya. Sepertinya dia ingin melakukan bantal pangkuan seperti yang
selalu kita lakukan.
Bertingkah seolah-olah aku
tidak tahu, aku mulai memakan bekal buatannya.
“Haruka-san, aaahhn.”
Aku mengambil labu rebus
dengan sumpit, dan membawanya ke Hiiragi-chan.
Bikun,
tubuhnya menunjukkan reaksi keras. Ekspresinya yang dingin langsung
meleleh ketika mulutnya melonggar kebahagiaan, seakan mengatakan "Tidak
biasanya Seiji-kun menyuapiku."
“…Haah.”
Hiiragi-chan kemudian
menggelengkan kepalanya saat dia mengingat konsepnya untuk hari ini.
“Tanpa kamu melakukan hal
seperti itu, aku bisa makan sendiri.”
“Ah, begitu ya. Lalu, aku
akan memakannya sendiri.”
Sumpit aku berbelok,
membawa labu rebus ke mulutku sendiri. Ya. Hari ini juga terasa
sempurna. Rasanya sangat sedap.
“…….”
Merasakan adanya tatapan,
aku melirik ke depan, dan melihat Hiiragi-chan cemberut dengan pipinya yang
menggembung.
“Apa ada yang salah?”
“Tidak ada kok, hmmph.”
Seperti yang kuduga, dia
benar-benar ingin aku menyuapinya. Bertindak keren atau jujur, aku tak
berpikir kalau itu saling bertentangan. Tapi kurasa, baginya, diberi makan
berarti dia bertingkah manja, jadi sepertinya dia berusaha mengontrol diri.
... Kurasa orang yang keren
takkan menggembungkan pipinya seperti itu, tapi aku ingin tahu apa yang dia
pikirkan tentang itu.
Seolah-olah melampiaskan
ketidakpuasannya, Hiiragi-chan mulai menjejali mulutnya dengan makanan, dan
bahkan memakan bekal-ku. Heeeey. Makan siangku…
Pipinya saat ini tembem
seperti hamster.
“Aku tak berpikir orang
yang keren akan cemberut hanya karena mereka tidak disuapi, aku juga tak
berpikir kalau kau tidak bisa jujur dengan
perasaanmu sendiri.”
“Apa Seiji-san tidak
menyukai cool beauty?”
Bukannya aku tidak
menyukainya. Sebaliknya, bisa dikatakan kalau aku memang menyukainya.
Jika orang itu sifatnya
memang begitu, maka aku akan menyukai mereka. Tapi, jika orang itu
memaksakan diri untuk bertindak seperti cool
beauty, dan aku ditanya apa aku menyukainya, lalu jawabanku adalah tidak.
“Berusaha mengubah
penampilanmu sebagai rencana melawan sifat manjamu adalah sesuatu yang baik,
kurasa. ”
“Be-Begitu ...”
Ekspresinya sedikit mengendur
pada saat itu.
Plak, Hiiragi-chan menampar
pipinya, dan ekspresinya sekali lagi kembali jadi cool beauty.
Eeehhhh ... kau tidak perlu
sejauh itu!
“Namun, kurasa aku lebih
menyukai Hiiragi-chan yang normal? Meski yang keren juga bagus, sih. ”
“……”
Topeng cool beauty-nya akan hancur, tetapi sekali lagi dibangun
kembali. Sepertinya dia berniat keras kepala untuk terus bersikap cool beauty.
Perkataanku tadi adalah apa
yang benar-benar kupikirkan, dan seperti yang dikatakan cewek-cewek di kelas,
ada titik di mana kesan cool beauty-nya
terasa aneh.
Supaya dia kembali ke
Hiiragi-chan yang normal, apa yang harus aku lakukan ...?
“Kau cuma tinggal
menghentikan sikap manjamu saat ada pihak ketiga. Tapi saat kita
sendirian, kau boleh bersikap seperti biasa. ”
“…!”
Oh, dia gemetaran, dia
gemetar.
“Dalam situasi ini, kita bahkan
tidak bisa berciuman.”
“!?”
Eh, mana mungkin, benarkah !? Sepertinya itu yang ingin dia katakan.
“Me-Meski aku cool beauty, tidak masalah untuk ciuman
pendek.”
“Lalu, mulai sekarang, Cuma
boleh dua detik dan hanya satu ciuman.”
“!?”
Eh, mana mungkin, benarkah !? Sepertinya itu yang ingin dia katakan.
“Eh? Yang bener? Itulah
yang dikatakan wajahmu sekarang, Haruka-san.”
“Ka-Kamu sepertinya salah
paham denganku. Meski aku bilang ciuman pendek, maksudku ciumannya cukup
lama untuk berhenti sebelum mencapai rasa puas. ”
Bukannya pada dasarnya kau
sudah merasa puas?
“Pada akhirnya, kau cuma ingin
mencium seperti biasanya.”
“Tapi aku tidak mengatakan
itu.”
“Kalau begitu, sudah
waktunya aku pergi. Terima kasih untuk bekalnya.”
“Tu-tunggu—”
Aku berbalik setelah
ditarik mundur, dan wajah Hiiragi-chan tepat di depan mataku.
“Berhenti, bersikap jahat
padaku ...”
“Bahkan seorang cool beauty ingin dimanjakan?”
“Iya.”
Bibir kami saling mengecup,
dua kali, tiga kali, dalam ciuman.
“Aku ingin melakukannya ...
aku tidak bisa menahan diri lagi...”
Hiiragi-chan yang
berkacamata menunduk ke bawah dengan bibir terangkat.
“Seiji-kun jahat ... jadi
aku akhirnya menjadi keras kepala ...”
“Haruka-san, meski mengenakan
kacamata kau masih tetap imut.”
“Eheheh. Yay ♡ ”
Bagian dirinya yang cool
beauty langsung lenyap ketika aku menanggapi ciumannya. Kami terlalu asyik satu
sama lain sampai-sampai kami tidak sadar kalau bel masuk sudah berdering .