The Result when I Time Leaped Chapter 97




Kerja sama

Sudut Pandang Hiiragi Haruka
Akhir-akhir ini, durasi nelponku dengan Seiji-kun semakin memendek. Dengan diriku yang begini, aku agak lelah jadi selama percakapan kami, aku biasanya tidak terlalu memikirkannya dan hanya berbicara mengenai apa saja. Tidak ada banyak percakapan di antara kami, tetapi Ia hanya menjawab dengan jawaban standar seperti "Eeeeh", "Begitukah", atau "Begitu ya."
“Seiji-kun, apa kamu tidak suka ditelepon malam-malam begini?”
“Eh? Kenapa kau bertanya begitu?”
Aku sedang menyusuri jalan gelap menuju apartemenku. Musim gugur telah memasuki musim yang membutuhkan cardigan dan stola. Napasku agak tersengal-sengal karena berbicara sembari mengendarai sepeda. Sambil mencoba menahannya dan tidak membiarkan Seiji-kun merasakan napasku yang tidak karuan, aku terus melanjutkan pembicaraan.
“Maksudku ... jumlah waktu yang kita habiskan dalam keheningan telah meningkat ... Seiji-kun, kamu juga tampaknya tidak begitu tertarik dengan percakapan kita ...”
“Ini karena kita sering bertemu setiap hari, jadi mau gimana lagi karena aku tidak bisa memikirkan apa pun untuk dikatakan."
Itu benar, tapi ... Kegiatan nelpon malam-malam sejak kita mulai berkencan diabaikan begitu saja, enath kenapa membuatku merasa sedikit sedih.
Angin bertiup kencang saat aku mengendarai sepeda. Hari ini cuacanya sangat dingin.
Padahal sebelumnya, Ia tampak sangat menikmatinya ...
“Ketika kita bertemu di siang hari, status kita sebagai Hiiragi-sensei dan Sanada-kun, dan bukan aku yang sebagai pacarmu. Saling menelpon adalah ...”
“Ah, maaf, tunggu - Apa yang kau lakukan? Nyelonong masuk seenaknya saja. ”
“Aku sudah mengetuk beberapa kali dan Nii-san bahkan tidak menyahut.”
Ya ampun. Sana-chan. Jangan merusak suasana seperti ini ketika kita mencoba melakukan percakapan serius.
Tututtt~.
“Ah.”
Ia mengakhiri panggilan. Ia mungkin menutup telepon karena berpikir pembicaraannya dengan Sana-chan akan memakan waktu lama. Tapi tetap saja, pada akhirnya kami tidak bisa melakukan percakapan yang layak.
“Apa ini ... karena hubungan kita sudah mulai jenuh?”
Setelah tiba di apartemen, aku langsung menyalakan laptopku, dan mulai mencari di internet.
[Pacar, Hubungan jenuh, Langkah Penanggulangan]
Oh Ada beberapa situs terkait yang muncul. Ternyata bukan hanya aku saja, tapi gadis-gadis lain di dunia mengkhawatirkan hal yang sama juga. Aku mengakses judul yang menarik minatku.
[Mengurangi kontak! Panggilan telepon pendek dan acuh! Manual penanggulangan untuk situasi seperti ini ]
Ini dia!
Pertama, jangan mengeluh mengenai interaksimu saat ini——
... Sebelumnya, aku pernah membahas kalau pertemuan tatap muka dan berbicara melalui telepon itu berbeda. Dikatakan bahwa jika kamu melakukan hal seperti itu, pacamu akan semakin tidak mau berinteraksi denganmu. Apa begitu…? Aku kira mirip dengan situasi di mana kamu disuruh belajar oleh ibumu saat kamu sudah mencoba belajar.
——Ketika kami berpacaran, tidak seperti ini. Ini tidak baik. Kamu tidak boleh mengatakan itu.
Uwaaaah, aku hampir mengatakan itu! Jika Sana-chan tidak menyela pembicaraan kita, aku mungkin akan mengatakannya!
Selain itu, ada lebih banyak tindakan pencegahan yang patut dipertimbangkan.
Aku harus mencatatnya.
Baik! Sekarang, yang tersisa adalah mempraktikkannya!

Sudut Pandang Sanada Seiji
Kemarin malam, saat lagi asyik nelpon dengan Hiiragi-chan, Sana memaksa masuk ke dalam kamarku, jadi aku tak sengaja mematikan telepon. Setelah itu, aku mengirim pesan sebagai tindak lanjut. Balasan darinya hanya [Tidak apa-apa, aku tidak keberatan], tetapi mengingat topik pembicaraan kami di telepon kemarin, aku mengajukan cuti libur dari pekerjaan magangku di perusahaan HRG sebagai permintaan maaf, membeli kue di pinggir jalan, dan menuju ke tempat Hiiragi-chan. (TN : Chapter-chapter sebelumnya mimin pake kata part-time, sekarang saya ganti jadi magang)
Ketika aku membunyikan bel pintu, Hiiragi-chan membukakan pintu dan menjulurkan wajahnya.
“Selamat datang.”
Hmmm…? Semuanya kelihatan normal. Melalui pesan kemarin, dia bilang kalau dia tidak keberatan jadi mungkin memang begitu, tetapi itu juga bisa sebagai kedok untuk menutupi perasaan dia yang sebenarnya.
“Umm. Aku membeli ini, jadi bagaimana kalau kita makan bareng?”
“Eh, benarkah? Terima kasih!”
Ekspresi Hiiragi-chan langsung ceria seperti anak kecil.
Namun, ketika aku mencoba masuk, aku disuruh menunggu.
“Tunggu sebentar. Ayo keluar hari ini! Saat ini, Kencan rumah dilarang.”
“Eh? Kenapa?”
“Bukan apa-apa! Makan kuenya nanti saja, oke? Aku akan menyimpannya di kulkas.”
Hiiragi-chan berbalik dan berjalan ke dalam sambil memegang kotak kue.
Apa dia sedang merencanakan sesuatu ...? Jika memang itu masalahnya, dia tipe orang yang tidak pandai menyembunyikan sesuatu, jadi seharusnya aku bisa menyadarinya dengan cepat.
Kali ini, Hiiragi-chan keluar dengan mengenakan pakaian yang lebih bagus. Dia menggeraikan rambutnya yang tadinya diikat kuncir kuda dan sekarang memakai kacamata palsu.
“Ini. Kacamata dan topi untuk Seiji-kun juga. ”
Saat aku memakai topi yang dikasih, Hiiragi-chan memakaikan kacamata untukku.
“Ya, ini terlihat bagus untukmu.”
“Saat kau bilang pergi keluar, emangnya kita mau pergi kemana?”
“Sesuatu yang Seiji-kun suka.”
Sesuatu yang akan aku sukai? Saat aku memiringkan kepalaku karena bingung, Hiiragi-chan berjalan keluar sambil menarik tanganku.
Kami masuk ke mobil dan pergi meluncur. Dia lalu mengarahkan setir mobilnya ke arah kota.
Aku ingin membicarkan mengenai topik pembicaraan kami tadi malam, tetapi sulit sekali untuk membahasnya ...... Hiiragi-chan mungkin juga berpikir begitu, karena kami berdua terus diam di dalam mobil.
Begitu mobil itu diparkir di tempat parkir koin dan aku pun turun, lalu sebuah toko permainan menarik perhatianku.
“Sesuatu yang aku suka ... Ah. Maksudnya gim ya?”
“Ya! Belakangan ini aku sedikit tertarik pada gim.”
Begitu ya, jadi begitu yang terjadi.
“Seiji-kun, kamu kadang-kadang membicarakan gim, ‘kan? Jadi, kupikir aku mungkin mau mencobanya sedikit. ”
“Jika itu masalahnya, serahkan saja padaku! Tapi Haruka-san, kau bahkan tidak punya konsol gimnya, ‘kan? ”
“Aku akan membelinya juga sekarang, jadi tidak apa-apa.”
Ayo pergi, ujar Hiiragi-chan saat kami berpegangan tangan dan masuk ke dalam toko permainan.
“Terakhir kali aku datang ke sini, Haruka-san, kau diam-diam mengawasi Sana dan aku dari jauh, kan?”
“Ah, seperti yang kuduga, kamu menyadarinya ya?”
“Siapa juga yang ngga sadar, karena kamu mengeluarkan banyak miasma.”
“Miasma?”
Sepertinya orangnya sendiri tidak menyadarinya. Dia mengeluarkan banyak miasma yang cukup membiarkan vegetasi di sekitarnya menjadi.
Ada banyak anak SMA di toko, tapi pada pandangan sekilas, sepertinya tidak ada orang yang aku kenal. Kami mengenakan penyamaran, jadi kupikir kami takkan ketahuan, tetapi aku masih merasa khawatir.
“Haruka-san, tipe apa yang ingin kau mainkan?”
“Emangnya ada jenis permainan apa aja?”
Kita mulai dari sana!? Aaah ... yah karena dia wanita dari keluarga berkelas, jadi mungkin tak ada banyak kesempatan untuk menyentuh sesuatu seperti ini.
Aku mengambil beberapa gim dan menjelajahi dari bagian ke bagian sambil menjelaskan masing-masing genre.
“Hmmm. Aku mengikuti rekomendasi Seiji-kun saja. ”
Setelah memikirkannya sebentar, aku mengambil dua gim, dan memintanya untuk memilih satu. Ketika itu terjadi….
“Kalau begitu, ayo beli saja keduanya!”
“Dewasa sekali!”
“Fuufuun, tentu saja.”
Dengan wajah sombong, Hiiragi-chan mengantri di kasir, dan membeli konsol gim beserta perangkat lunaknya.
Begitu aku meninggalkan toko dan menunggu, dia pun keluar dengan memikul kantong kertas.
“Ayo pulang dan langsung memainkannya”
“Dua orang bisa bermain bersama secara kooperatif, jadi aku bisa membantumu.”
“Dua orang bisa bermain !? Kalau begitu ayo kita main sama-sama ♪ ”
Dia berjalan dengan penuh bsemangat, aku masuk ke mobil dengan Hiiragi-chan yang sedang gembira.
Tapi, kenapa dia tiba-tiba tertarik pada gim? Aku memang pernah berbicara tentang permainan beberapa kali sebelumnya, tapi kenapa baru sekarang ...?
Saat pertanyaan-pertanyaan itu masih terngiang-ngiang di dalam diriku, kami tiba di apartemennya, dan memasuki kamarnya.
Sementara Hiiragi-chan sibuk menyiapkan kue yang aku beli dengan teh, aku menyiapkan mesin gim. Pada saat itu, aku melihat selembar kertas kecil yang tersangkut di bawah laptop yang terletak di atas meja.
“….?”
Aku mencoba menariknya keluar, dan menyadari kalau itu adalah catatan yang ditulis dalam tulisan tangan Hiiragi-chan.
[Cara memulihkan hubungan jenuh dengan pacarmu!]
Aku mengembalikan catatan ke bawah laptop, seolah-olah aku tidak melihatnya. 
Perasaan aneh yang membayangiku hari ini, mungkin adalah ini. Anggap saja seolah-olah aku tidak pernah melihat catatan itu. Walau aku ingin lebih dekat dengan Hiiragi-chan. Aku ingin menikmati kehidupan setiap hari bersamanya. Aku akan merenungkan kalau sikapku sedikit dingin padanya di telepon tadi malam.
“Seiji-kun? Untuk kue, yang mana yang kamu inginkan?”
“Kamu boleh memilih duluan, Haruka-san.”
“Benarkah!? Lalu, aku takkan menahan diri ... “
Setelah menikmati kue dan teh, kami mulai memainkan gimnya. Hiiragi-chan, yang baru pertama kali main, berterik gembira seperti, “Yaah! Hooh, haah! ” Sembari memiringkan dan menggerakkan tubuhnya saat dia memegang konsol gim.
Melihat gambaran noob tulen, aku menggodanya dan tertawa.
“Ini pertama kalinya aku bermain gim seperti ini, jadi apa boleh buat, ‘kan?”
Sambil menggembungkan pipinya dan cemberut, dia sekarang mulai duduk di depan pangkuanku sambil tetap asyik memainkan gim.
“Haruka-san, terima kasih banyak.”
"Eh? Apa yang kamu katakan? Fuwaa !? Ini buruk, ini buruk! ”
“Kau sangat payah.”
“Diam!”
Geplak geplak, Hiiragi-chan memukul pangkuanku.
“Kenapa kamu tidak membantuku?”
“Oke, oke.”
“Jika kamu tidak bisa menyelesaikannya, aku akan menciummu.”
“Dan jika aku bisa menyelesaikanya?”
“Akumasih  akan menciummu.”
Pada akhirnya, kami akan tetap melakukannya.
Kami terus bermain selama dua jam, tetapi Hiiragi-chan, yang tidak memiliki akal sehat, tampaknya tidak banyak membuat kemajuan, dan dia tidak dapat menyelesaikan permainan tanpa bantuanku.


close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama