Chapter 12 – Senpai, Makanan Dan Minuman Apa
Yang Tidak Kamu Suka?
uSudut Pandang si Senpai
u
“Senpai.
Aku punya usulan.”
“Lagi? Sekarang
apa?”
Setelah
mengambil posisi yang biasa, Kouhai-chan bilang begitu.
“Bukannya
kemarin berakhir jadi petaka?”
Aku
takkan pernah melupakannya. Dia memintaku untuk melakukan “percakapan
enggak guna” dengannya, dan setelah aku membayangkannya sebagai
percakapan yang mirip love bird, dia
mendadak mencoba melakukannya tanpa alasan yang jelas, dan itu membuat kami
berdua saling tersipu satu sama lain.
“Itu
tidak berakhir dengan baik karena kita melakukan sesuatu yang aneh. Ayo
kita bicarakan hal yang normal saja hari ini.”
“Apa
maksudmu dengan 'normal'?”
“Bukannya
itu percakapan biasa kita?”
“Tapi
aku tak berpikir apa yang biasa kita lakukan bahkan dianggap sebagai
percakapan.”
“Kira-kira
sudah berapa lama? Apa kita sudah melewati waktu dua minggu?”
“Kurasa
sekitar segitu, mungkin.”
Pertama
kali gadis ini mulai berbicara kepadaku pasti pada hari Kamis.
“Lalu,
bagaimana percakapan kita yang biasa? Bukannya itu terlalu kabur?”
“Yah,
kamu benar.”
“Sebenarnya,
apa yang ingin kau katakan ...”
Ah,
tapi Kouhai-chan yang berdiri di sebelah pintu dekat ujung kursi, dan aku
berdiri di lorong di sebelahnya, jadi posisi ini mungkin berhubungan dengan “biasanya”.
Penumpang
di kereta ini tidak terlalu ramai. Paling-paling, semua kursi akan terisi
jika ada banyak orang. Tapi, masih ada orang yang memilih untuk berdiri.
“Itu
sebabnya, aku akan bertanya『
pertanyaan hari ini 』seperti biasa.”
“Haa
...”
“Senpai,
makanan dan minuman apa yang tidak kamu sukai?”
“Kau
bertanya pada waktu yang tepat lagi, ya.”
“Aku
hanya mengajukan pertanyaan secara normal.”
“Bukannya
belum lama ini kau menanyakan makanan favoritku? Apa kau tidak bisa
menanyakannya sekaligus pada saat itu?”
“Yah,
enggak masalah, ‘kan? Katakan saja dengan cepat.”
Uhn
... Makanan yang tidak kusuka, ya ...
“Kurasa,
makanan manis….”
“Kayak
kue atau semacamnya?”
“Tidak,
hanya permen.”
“Kenapa?”
“Saat
aku masih kecil, aku biasa membaca buku sambil memakan permen tanpa henti, dan
ibuku menakutiku dengan mengatakan kalau『
Gigimu bakal bolong, loh 』Aku tidak tahu apa itu semacam trauma
atau apa. Tapi yang pasti, setelah kejadian itu, aku mulai tidak menyukainya.”
“Apa
kamu tak masalah dengan makanan manis yang lain?”
“Aku
paling benci mengotori bukuku, jadi biasanya aku memakan manisan lain selain
permen.”
Sebaliknya,
satu-satunya makanan manis yang bisa aku makan sambil membaca buku hanyalah
permen.
Kalau
Sekarang? Saat aku membaca, aku hanya fokus pada tulisan.
“Apa
ada hal lain yang tidak kamu sukai?”
“Aku
tidak bisa meminum jus tomat juga.”
“Bagaimana
dengan tomatnya sendiri?”
“Oke-oke
saja, lebih tepatnya, aku bahkan suka sensasi meletupnya.”
“Lalu
kenapa cuma jus tomat doang ...?”
“Mungkin
karena cairan kentalnya. Meski mereka tidak mempertahankan rasa aslinya
seperti bagaimana 『Diekstrak dari
tomat!』, aku merasa masih
ada semacam residu pada jus, dan aku tidak bisa menerimanya.”
“Aku
tidak mengerti…”
“Lagipula,
ada beragam jenis preferensi makanan.”
Namun,
aku masih berpikir kalau aku bukanlah orang yang suka pilih-pilih makanan.
Walau
aku bilang membencinya, aku masih bisa meminumnya jika seseorang menyuruhku
untuk minum.
uSudut Pandang si Kouhai
u
“Kau
sendiri bagaimana, Kouhai-chan? Apa ada makanan dan minuman
yang tidak kau sukai? Ini akan menjadi 『pertanyaan
hari ini』dariku.”
Seperti
biasa, Senpai mengajukan pertanyaan yang sama denganku.
“Aku
tidak suka keluarga ketumbar.”
“Apa
kau tidak bisa menyebutnya peterseli!”
“Aku
bahkan tidak ingin menyebutkan namanya.”
Ahh,
hanya mengingatnya saja membuatku murka.
“Dulu
pernah, saat aku makan siang bersama gadis-gadis lain, ada seseorang yang
menaruh peterseli di piringku dan mengatakan sesuatu yang tidak bertanggung
jawab seperti “Sepertinya peterseli bergizi dan baik
untuk kesehatan, loh ~
♪” atau sesuatu
seperti itu. Dan kemudian, semua orang memutuskan kalau mereka akan memakannya
bersama-sama sekali coba. Aku tak pernah memakan peterseli sebelumnya pada
waktu itu, tetapi begitu benda itu memasuki mulutku, rasanya benar-benar
mengerikan! Aku bahkan sempat berpikir kalau itu bukanlah sesuatu yang
harus dimakan manusia, karena pahit, berbau rumput, dan keras. Aku
bersumpah pada saat itu kalau aku takkan mengenali benda ini sebagai sayuran
lagi. Ditipu untuk makan waktu itu sudah cukup untuk seluruh hidupku.”
“Kesimpulannya,
kau benar-benar membenci pahit, ‘kan?”
“Tolong
jangan buat aku mendengar hal itu.”
“Maaf
maaf. Tapi itu akan menyedihkan bagi petani peterseli juga. Peterseli
yang mereka rawat dengan susah payah akan dibuang tanpa dimakan.”
“Mungkin
terlihat begitu untuk peterseli mentah, tapi ada beberapa di antaranya
dikeringkan, dicincang halus, dan diletakkan di permukaan sup, jadi itu pasti
akan membuat mereka tenang. Aku yakin akan hal itu.”
“Ap-apaan
dengan metode keren itu. Aku tidak tahu kau bisa melakukannya.”
“Senpai,
kamu tidak menaburkannya di Croutons?”
“Apa
itu Crouton? Pensil mekanik?”
“Bukannya
itu Kuru Toga?”
“Sebuah
hotel?”
“Apa
kamu membicarakan tentang Ritz-Carlton sekarang?”
Haa.
“Ini
mirip roti yang dipotong kecil-kecil dan digoreng. Kebanyakan orang
biasanya memakannya dengan sup dan salad.”
“Ahh,
sup jenuh itu, ya.”
“Apa
maksudmu dengan sup jenuh...”
Bukankah
cara berbicaramu tadi terlalu kasar, Senpai?
uSudut Pandang si Senpai
u
“Lalu,
minuman apa yang tidak kau suka?”
“Teh
melati.”
Dia
segera menjawab pertanyaanku.
“Haa
...”
“Saat
ada pertemuan gadis-gadis, pembicaraan akan menjadi sesuatu seperti
“
Aku mau minum teh melati”
“Ah, maka aku juga
~”,
dan ketika aku hendak memesan sesuatu yang lain, mereka akan memaksaku untuk
memesan hal yang sama dengan mereka sembari mengatakan “Ehh,
Maharu, mari kita buat semuanya sama saja ー” “Bagaimanapun juga teh melati punya efek
detoksifikasi ー”
siapa juga yang peduli tentang itu, serius!”
Ada
aura hitam aneh yang keluar dari Kouhai-chan di depanku.
“Lagian,
apa-apaan dengan efek detoks, apa itu benar-benar mendetoksifikasi semua racun
yang terkumpul di dalam tubuh, bagaimana mungkin secangkir teh bisa mendetoksifikasi
semua racun di perut begitu saja, apa rasanya menyenangkan bisa memaksa orang
lain untuk memesan minuman yang sama denganmu, mantap sekali, luar biasa !!” (TN : Disini Kohai-chan mengoceh dengan kecepatan 70 km/jam
:v)
“Kedengarannya
mengerikan.”
Seperti
yang kuduga, dunia gadis sangatlah menakutkan.
“Meski
aku
hanya memiliki hubungan yang dangkal dengan mereka, aku tidak bisa bilang
blak-blakkan『
Aku benci teh itu 』kepada mereka.”
Mungkin
setelah melepaskan keluhannya sekaligus, wajahnya menjadi lebih cerah dari
sebelumnya.
Kurasa
... itu bagus?
“Apa
kau tidak tahu kalau teh melati didasarkan pada teh hijau?”
“Benarkah?”
“Jangan
bilang kau membencinya tanpa mengetahui hal itu?”
“Aku
tidak tahu karena aku membencinya. Jika teh hijau adalah dasarnya, maka
itu artinya mengandung kafein, bukan? Lalu daripada detoksifikasi,
bukannya itu malah mengumpulkan racun? Seperti yang aku duga, teh barley
adalah yang terbaik.”
“Ah,
lagian kau memang menyukai teh barley. Tapi aku sangat suka minum kopi
sendiri.”
“Eh? Senpai
suka minum kopi? Cairan hitam itu yang rasanya cuma pahit doang?”
“Bisakah
kau mengerem sedikit cara
bicaramu? Rasa pahit juga tidak seburuk itu, tau?”
“Aku
benci yang namanya pahit.”
“Aku
yakin kalau kehidupan tak bisa lepas yang namanya pahit.”
“Jadi
tidak ada kehidupan yang manis?”
“Itu
hanya bisa terjadi untuk beberapa orang sukses.”
Tetapi
kurasa orang-orang seperti itu juga mengalami kesulitan dalam perjalanan
mereka.
“Aku
yakin bahwa untuk bisa mencapai kehidupan yang manis itu, kau bekerja keras
sekarang, bangun pagi-pagi dan belajar di sekolah.”
“Tolong
jangan membuat ekspresi serius seperti itu hanya pada saat-saat seperti ini, Senpai. Hari
ini kita harus melakukan percakapan normal, bukan yang serius.”
“Siapa
yang memutuskan kalau percakapan normal seharusnya tidak bicara serius?”
“Ahh,
yang bener!!! Aku akan melarangnya. Ayo kita turun dari kereta.”
Tanpa
aku sadari, kereta sudah tiba di stasiun dekat ke sekolah.
Setelah
dua hari lagi menghadiri sekolah, liburan akhir pekan akan tiba. Aku juga
akan melakukan yang terbaik hari ini.
Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor ⑫
Sepertinya
Ia tidak suka permen, dan juga tidak bisa meminum jus tomat.