The Result when I Time Leaped Chapter 101



Ibu Hiiragi - Bagian 4

Ketika aku bertanya kedua kalinya untuk mengkonfirmasi supaya beliau beneran mau berbicara baik-baik dengan Hiiragi-chan, Dia segera mengangguk.
“Jika ini permintaan dari calon menantuku, aku tidak bisa menolaknya.”
Dia tersenyum jahil dan mengucapkan kata-kata yang berpengaruh seperti itu sebelum meninggalkan ruang tamu. Kualitas menggodanya yang mengatakan sesuatu ironis itu diturunkan ke Natsumi-chan ya.
Alasan mengapa Hiiragi-chan di masa depan ngotot melanjutkan pernikahan tanpa persetujuan adalah karena pertengkarannya dengan Hiiragi Mama. Jika Hiiragi Mama menyukaiku, beliau mungkin takkan menjadi hambatan. Masalah berbaikan dengan Hiiragi-chan mungkin mustahil, tapi tetap saja, aku ​​ingin mengembalikan hubungan mereka.
Natsumi-chan bersandar ke sofa.
“Puhaaa. Aku jadi dag-dig-dug mengenai apa yang akan terjadi, tetapi untungnya bisa berakhir dengan baik.”
Dia mengeluarkan ponsel dari kantongnya, dan menekan tombol.
“Aaaahh. Aku takut setengah mati tadi...”
Dari ujung lain telepon, suara Hiiragi-chan bisa terdengar.
“Umm. Apa ini?”
“Aku pikir ada masalah apa sampai ditelepon Natsumi, dan ketika aku mengangkatnya ...”
“Pembicaraan yang baru saja kita lakukan ... Haru-chan sudah mendengarkannya sejak awal. ”
Dia tertawa dan melambaikan teleponnya. Durasi percakapan telah melampaui dua puluh menit.
“Seiji-kun?”
“Ya. Ada apa?”
“Terima kasih…. Ah. Ibu sedang memanggilku sekarang, jadi ayo kita bicara nanti!”
Tampaknya acara berbaikan canggung antara ibu dan putrinya akan segera dimulai.
Setelah percakapan berakhir, Natsumi-chan mengembalikan ponsel ke kantongnya.
“Bagi keluarga Hiiragi, kelahiran anak laki-laki sangat sulit sekali. Bahkan Papa diadopsi ke dalam keluarga, tahu? ”
“Aaah ... jadi itu sebabnya masalah ini bisa diputuskan tanpa ayahmu.”
Jika aku masuk ke dalam marga mereka, pernikahanku bakal direstui. Ini bukanlah sesuatu yang harus dibicarakan tanpa ayahnya, tapi jika kekuatan dalam keluarga dipegang oleh ibu, maka aku bisa mengerti.
“Dengan kata lain, keluarga kami adalah keluarga matriarkal. Bahkan nenek dan kakek juga sama, dan ini sudah berlangsung lama dalam keluarga. Karena Haru-chan tidak mendengarkan apa yang Mama katakan, dia mungkin pada dasarnya akan ditinggalkan, dan aku harus melakukan wawancara pernikahan dan menyuruh seseorang menikah ke dalam keluarga. ”
“Kurasa orang kaya punya masalahnya sendiri ...”
Aku mengatakan itu seolah-olah itu masalah orang lain.
“Jadi ... kamu tahu apa yang ingin aku katakan?”
“Apa? Apa Haruka-san akan mendapat tamparan yang bagus?”
“Tidak, bukan masalah itu ... Dorobo-kun, itu karena kamu melindungi kebebasanku. Kebebasan untuk menyukai seseorang, dan kebebasan untuk menikahi orang yang aku suka. ”
“Aku tidak melakukan sesuatu yang sebesar itu.”
“Bukannya aku sudah pernah bilang? Bagi gadis, cinta adalah sesuatu yang ingin mereka capai meski harus mempertaruhkan nyawa . Tentu saja itu adalah sesuatu yang besar.” Ujar Natsumi-chan dengan tawa.
“Di saat seperti ini, aku bingung bagaimana aku harus menyampaikan rasa terima kasihku ...”
“Tidak apa-apa, jangan permasalahkan hal itu. Yang aku inginkan hanyalah ibumu bisa berbaikan dengan Haruka-san. ”
“Aku sekarang mengerti betul kenapa Haru-chan sangat mencintaimu.”
Melirik ke arahku, Natsumi-chan mengayunkan kakinya bolak-balik seperti anak kecil.
“Apa dia akan baik-baik saja, Haruka-san?”
“Apa kamu ingin melihat bagaimana keadaannya?”
Setelah aku mengangguk, kami meninggalkan ruang tamu.
Natsumi-chan mengira mereka akan berada di kamar Hiiragi Mama, tapi ketika kami tiba di kamar Natsumi-chan, kami melihat ada beberapa pelayan yang berdiri di luar ruangan diam-diam mendengarkan pembicaraan.
“Jika kalian tidak bekerja, kalian akan dimarahi, tau?”
Ssst, 4 atau 5 pelayan semuanya mengangkat jari telunjuk mereka.
“Haruka-ojousama dan nyonya sedang dalam situasi di mana mereka tidak akur, tapi, mengapa tiba-tiba ...?”
Para pelayan yang telah mengungkapkan kebingungan mereka membuka ruang yang memungkinkan Natsumi-chan dan aku untuk menguping pembicaraan.
“Kekasihmu ... Sanada Seiji-san ... Ia orang yang sangat menarik, ya? Aku barusan berbicara dengannya.”
“Tentu saja, Ia adalah pacar yang aku banggakan. ”
“Jaga kata-katamu ... Hah, sudahlah, itu takkan mempan padamu.”
Natsumi-chan menyenggolku dengan sikunya.
“Kamu dipuji, tuh.”
“Berhenti menggodaku.”
Setelah memperingatkan Natsumi-chan yang bercanda, aku menajamkan pendengaranku pada percakapan di sisi lain pintu.
“Ibu ... aku minta maaf karena terlalu menentang banyak hal ... aku tidak pernah bisa mengatakannya sebelumnya ... tapi, aku tidak menyesali mengenai yang sudah aku lakukan ... aku juga tidak berniat untuk berubah ...”
“Kalau dipikir-pikir kembali, semua yang kulakukan, mungkin hanya memaksakanmu, Haruka. Sambil mengatakan itu demi keluarga Hiiragi, aku ... di suatu tempat di hatiku, aku mungkin sedikit cemburu karena kamu begitu bebas.”
Aku mendengar suara terisak. Aku tidak tahu siapa itu, tapi kupikir itu mungkin Hiiragi-chan.
“Lihat, jangan cengeng. Bahkan dari sebelumnya ... kamu selalu menjadi anak yang sering menangis ... “
Suara Hiiragi Mama sedikit bergetar, tetapi kemudian, kesunyian berlanjut sebentar.
“Bagaimana kalau lain kali, kita minum teh? Biarkan aku mendengar tentang pekerjaanmu, dan juga tentang Seiji-san.”
“Ya….”
“Kamu boleh pulang kapan saja ketika kamu punya waktu luang.”
Mendengar nada suara Hiiragi Mama yang menjadi lebih lembut, Natsumi-chan dan para pelayan mulai menangis.
“Haru-chan, bukannya itu bagus ...”
“Kenapa kalian menangis?”
“Jangan ribut…”
Kami mendengar suara langkah kaki, jadi kami mundur sedikit dari pintu.
Melihat Hiiragi-chan berjalan keluar sambil menyeka air matanya, aku langsung menyambutnya.
“Haruka-san.”
“... Seiji-kun ...”
Dengan berani, aku memeluk Hiiragi-chan di lorong.
“Berkat Seiji-kun, aku bisa melakukannya. Aku bisa berbaikan dengan ibu.”
“Tidak. Itu karena kau punya keberanian. Hari ini, bahkan terakhir kali Kau kembali ke rumah. Jika tidak, bahkan aku takkan tahu apa kau ingin berbaikan dengannya atau tidak. ”
“Biasanya, kamu tidak akan tahu itu."
“Aku hanya punya firasat kalau kau mungkin merasa seperti itu.”
Hiiragi-chan sekali lagi menangis di dadaku.
“Terima kasih. Terima kasih…”
Tolong berhenti menatapku dengan mata berkaca-kaca.
Dia segera menutup matanya, dan meminta ciuman.
“Ehemmm. Aku minta maaf karena mengganggu di momen yang penuh membahagiakan ini, tetapi semua sedang melihat, tahu? ”
Mendengar Natsumi-chan memanggil kami, kami langsung berpisah. Dari bayangan pilar di sebelahnya, ada beberapa pelayan menatap kami dengan minat yang mendalam dan tatapan penuh gairah.
“Kohon ... Ayo kita pulang.”
“Ma-mari kita lakukan itu.”
“Ini sebabnya kenapa pasangan bodoh begitu ...”
Natsumi-chan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
Meninggalkan pintu masuk, sebuah mobil segera tiba dengan Yoshinaga sebagai pengemudinya. Setelah keluar dari kursi pengemudi, Ia menundukkan kepalanya ke arahku.
“Sanada-sama. Saya minta maaf atas sikap lancang saya sebelumnya. Dari apa yang sudah saya dengar, Anda telah direstui oleh nyonya. Selamat. Yoshinaga ini, sangat mengagumimu.”
“Tidak perlu begitu hormat, tidak apa-apa.”
“Mulai sekarang, tolong perintah saya sesuka anda.”
Wah terima kasih. Entah bagaimana, ini hampir membuatku ingin lebih perhatian.
Ketika kami masuk ke mobil, Hiiragi Mama keluar untuk mengantar kami.
“Haruka, Seiji-san?”
“Ada apa, Ibu?”
Aku memiringkan kepalaku saat beliau mengatakan sesuatu yang mungkin seharusnya dikatakan sedikit lebih awal.
“Karena status kalian masih guru dan murid, harap berhati-hati dengan tindakanmu. Aku tidak ingin ada seorang penjahat dari keluarga Hiiragi. ”
“Ki-Kita tidak akan melakukan hal aneh seperti itu.”
Aku juga menindaklanjuti perkataan Hiiragi-chan.
“Tidak masalah. Aku akan memastikan untuk mencoba dan menahannya.”
“Itu sama saja kamu bilang kalau aku tidak memiliki kontrol diri.”
“Yah, Haru-chan, tidak peduli bagaimana kamu memikirkannya, kamu cukup impulsif.”
“Bahkan Natsumi juga...”
Melihat Hiiragi-chan yang cemberut, Hiiragi Mama terkekeh.
“Selama ada Seiji-san, kupikir aku bisa merasa lega. Tapi, kelalaian dilarang ... Jelas, jangan biarkan siapa pun mengetahuinya.”
Hiiragi-chan dan aku saling memandang dan mengangguk pada saat bersamaan.
“ “Iya.” ”
Setelah menyelesaikan salam perpisahan kami, mobil mulai berjalan dengan tenang.


close

3 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama