Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 37



u Sudut Pandang si Senpai u
Pagi hari. Di sela-sela mimpiku, aku bisa mendengar smartphone di samping tempat tidurku berdering.
Pertama, cuma sekali. Setelah itu, berdering terus menerus untuk beberapa kali.
Setelah lima menit, alarm yang aku atur berdering, dan aku terbangun. Aku bisa mendengar betapa kerasnya angin di luar. Oh, itu pasti suara angin topan.
Ada email dari sekolah. Waktu pemberitahuannya tepat pukul 6 pagi. Jantungku berdebar kencang. Aku perlahan membacanya.
Judulnya adalah, Darurat Masalah jadwal masuk hari ini. Apa kita akan pergi ke sekolah? Atau akan diliburkan?
Aku melanjutkan membaca email.
Membaca sekilas isinya, secara garis besar tentang Karena akan ada topan pada jam 6 pagi, kami akan menutup sekolah sampai jam 9 pagi untuk saat ini ー Jika pada jam 9 pagi masih belum mereda, kami akan menghubungimu lagi nanti untuk pemberitahuan selanjutnya, apakah hari ini akan diliburkan atau tidak ー Kalau begitu, kalian juga harap berhati-hati oke ー
Omong-omong, sesuatu seperti ini pernah terjadi tahun lalu, dan berakhir dengan kekecewaan.
Sampai jam 9 pagi, masih ada tiga jam lagi. Mending aku tidur lagi aja lah.

u Sudut Pandang si Kouhai u
Maharun ♪ : Selamat pagi!
Maharun ♪ : Sekolah akan ditutup sampai tengah hari, Senpai
Maharun ♪ : Selamat
Aku juga sedikit senang bahwa aku tidak perlu pergi ke sekolah pagi ini.
Lebih dari itu, aku merasa kesepian saat memikirkan bagaimana aku tidak bisa berbicara dengan Senpai di kereta pagi hari ini.
Sepuluh menit setelah aku mengirim pesan LINE, Senpai masih belum membaca pesanku. Senpai seharusnya memeriksa e-mail pemberitahuan dari sekolah, tapi mungkin, Ia tertidur lagi?
Astaga, senpai benar-benar...
Maharun ♪ : Selamat beristirahat

u Sudut Pandang si Senpai u
Mendengar alarm, aku terbangun sekali lagi. Waktunya sepuluh menit sebelum jam 9 pagi.
Aku memutuskan untuk mencari informasi cuaca untuk sekarang sampai jam 9 pagi. Memeriksa info cuaca segera setelah bangun, apa yang terjadi denganku? Deruan angin membuat suara keras di luar jendelaku, seolah mencoba meledakkan lelucon membosankanku. Mungkin topan masih berlangsung ... OK. Masih ada peringatan merah Peringatan Badai di Wilayah Kanto.
Yosh. jika seperti ini maka ...
Kembali ke layar beranda, aku menyadari ada beberapa pemberitahuan LINE. Saat aku membukanya, semua itu dari Kouhai-chan. Waktu pemberitahuannya sekitar pukul 6 pagi. Sepertinya dia mengirimnya ketika baru menerima email dari sekolah. Apa boleh jika aku membalasnya sekarang ...
Aku membuka tirai sedikit dan mengintip ke luar jendela. Hujan sudah mulai mereda, tetapi hembusan anginnya masih liar. Sepuluh lagi, tidak, lima menit, tolong tetap seperti ini. Tolong baca suasananya juga, BMKG Jepang. Jika kau ingin membatalkan peringatan topan, silakan lakukan pada 09:01. Karena pelajaran seharusnya sudah dimulai jam 9 pagi, waktu seperti itu harus diperhitungkan, ‘kan? Alangkah baiknya jika pemberitahuan waktunya satu menit dari jam 9 pagi. Tolong, aku mohon.
Kepada gedung pusat BMKG di Tokyo ... di mana? Chiyoda Ward? Bagaimanapun, aku akan mengirim permohonanku yang terdalam ke Tokyo. Aku mohon, orang yang bertugas.
Aku memperbarui informasi cuaca setiap menit sambil bersujud ke arah Tokyo. Akhirnya, waktu penentuan, 9 pagi, datang. Jari-jariku yang mengetuk layar smartphone bergetar.
Ya, seharusnya tidak apa-apa, kan? Ini dia.
Dikeluarkannya peringatan datangnya topan
Konfirmasi mengenai diliburkannya kegiatan belajar-mengajar
Kemenangan penuh
Yosh. Ayo tidur sekarang.
Iguchi Keita : Selamat malam

u Sudut Pandang si Kouhai u
Setelah jam 9 pagi, aku menerima email pemberitahuan lagi dari sekolah. Peringatan badai tidak dibatalkan pada jam 9 pagi, jadi sekolah akan diliburkan hari ini. Pihak sekolah juga menghimbau semua siswa untuk tetap waspada.
Begitu ya. Jadi hari ini libur.
Apa yang harus aku lakukan? Aku tak berpikir untuk melakukan apa-apa karena kupikir akan pergi ke sekolah.
Bagaimanapun juga, ayo kita mengirim LINE ke senpai.
Atau kupikir begitu ketika aku membuka aplikasi, tapi kelihatannya senpai tidur lagi. Sebaliknya, Ia bahkan menyatakan kalau Ia sedang tidur. Senpai sangat suka tidur, eh. Apakah selimutmu sudah jadi kekasihmu? Seriusan deh.
Kamu tidak tahu apa yang akan aku lakukan saat kamu tidur, ‘kan?
Aku menutup riwayat obrolanku dengan senpai, dan membuka riwayat obrolan dengan orang lain.
Maharun ♪ : Selamat pagi.
Maharun ♪ : Permisi, tante. Apa saya boleh berkunjung hari ini?
Maharun ♪ : Sepertinya sekolah sedang diliburkan karena ada badai
Segera setelah pihak lain membaca pesanku, aku menerima balasan.
Iguchi Keiko : Astaga, Maharu-chan
Iguchi Keiko : Bukannya Tante sudah pernah bilang kalau kamu boleh mampir kapan saja?
Maharun ♪ : Terima kasih banyak
Benar. Orang tersebut adalah ibu Senpai. Minggu lalu, ketika aku datang mengunjunginya, kami bertukar kontak LINE karena beberapa alasan.
Sejak itu, kami sering melakukan obrolan ringan.
Iguchi Keiko : Meski begitu. Masih ada angin topan, jadi tolong berhati-hati, oke?
Maharun ♪ : Ya
Iguchi Keiko : Apa Tante harus membangunkan Keita?
Iguchi Keiko : Anak itu ngga bakal bangun sampai tengah hari
Maharun ♪ : Ah, tolong rahasiakan ini dari senpai
Senpai pasti akan mengatakan sesuatu seperti liburan sekolah ini demi keselamatan kita!, Dan Ia pasti takkan pergi bersamaku hari ini.
Kalau begitu, mending aku saja yang mampir ke rumahnya. Lagipula ini tidak bisa dihindari.
Iguchi Keiko: Baiklah
Iguchi Keiko : Kalau begitu, tolong hubungi Tante lagi kalau kamu sudah sampai.
Iguchi Keiko : Aku akan membuka pintu secara diam-diam untukmu
Pada saat ini, aku benar-benar berpikir kalau beliau adalah ibu senpai.
Maharun ♪ : Terima kasih banyak…
Maharun ♪ : Saya mungkin akan tiba sekitar satu jam lagi
Iguchi Keiko : Baiklah
Karena pada jam segitu, hembusan angin akan sedikit melemah. Menurut berita, topan sudah lewat, jadi cuacanya mungkin sedikit membaik di sore hari.
Nah, sekarang. Ayo bersiap-siap, dan pergi.
Aku mampir di supermarket, dan tiba di rumah senpai tanpa ada insiden. Hujan atau angin sebenarnya bukan masalah besar.
Maharun ♪ : Saya sudah tiba di depan rumah.
Iguchi Keiko : Tunggu sebentar ya, Tante akan ke depan sekarang
“Selamat sore. Terima kasih sudah mengijinkan saya untuk berkunjung hari ini.”
Tidak apa-apa. Aku senang Maharu-chan datang berkunjung.”
Aku melambaikan celemek yang aku ambil dari tasku, dan bertanya pada ibu senpai ini.
Ngomong-ngomong, apa saya boleh meminjam dapurnya sebentar?

u Sudut Pandang si Senpai u
Aku terbangun oleh suara pintu yang terbuka.
Kalau didengar baik-baik, langkah kakinya terdengar sedikit berbeda dari ibuku.
Senpai!!
Aneh sekali.
Aku mendengar suara seseorang yang seharusnya tidak berada di sini. Mimpi? Ini pasti mimpi, ‘kan?
Senpai, cepetan bangun, ini sudah pagi! Tidak, ini sudah siang, tau!”
Dia mengguncang bahuku, dan aku hanya bisa membuka mata.


Di mata telanjangku dengan pandangan yang kabur, wajahnya bahkan lebih besar dari apa yang aku harapkan.
Kau terlalu dekat.”
Senpai, seperti yang aku duga, kupikir kamu terlihat lebih baik tanpa kacamata.
Aku mengambil kacamataku dari tempat yang biasa, dan memakainya.
“Selamat pagi.”
Kenapa pakai celemek?
Dia mengenakan celemek berwarna biru tua. Tentu saja, dia tidak memegang sendok sayur.
Apa maksudmu dengan apa? Tentu saja ini untuk sarapan senpai.”
Kau baru saja menggunakan dapurku begitu saja?
Aku sudah ijin dengan ibu Senpai, jadi tidak apa-apa.
Kapan dia melakukan hal seperti itu !?
Sekarang, ayo bangun
Setelah mengatakan itu, Kouhai-chan meraih tanganku dan menarikku ke ruang makan.
Apa ini yang mereka sebut itu? Menaklukan seseorang melalui perut mereka?

vvvv

Ngomong-ngomong, ini adalah pertanyaan hari ini dariku.
Ucap Kouhai-chan yang duduk di meja di seberangku di ruang makan.
Senpai, biasanya kamu makan sarapan apa?
“Kopi.”
Itu mah minuman.
“Nasi.”
Itu saja?
“Furikake.” (TN : Furikake adalah bumbu kering yang ditaburkan di atas nasi, sayuran, dan ikan. Biasanya terdiri dari campuran ikan kering, biji wijen, rumput laut cincang, gula, garam, dan monosodium glutama)
Bukannya itu sudah paket lengkap dengan nasi ...
Dan sup miso, jika ada.
Pada saat aku mengatakan itu, wajah Kouhai-chan langsung sumringah dengan polosnya.
Ah, syukurlah ー aku membuat sup miso untuk senpai.
Lalu aku akan menantikannya.
Ibuku menyeringai di sebelahku. Pergilah ke suatu tempat, bu.
Kouhai-chan juga, ini pertanyaan hari ini dariku. Biasanya sarapan apa?”
Pisang.
Ha?
Aku suka sama yang manis-manis, jadi ini pisang.
Itu bukan sesuatu yang dapat dibuat seseorang, ya.
Senpai, apa kamu ingin membuatnya untukku?
Aku sendiri tidak tahu.
Kata-kata yang keluar dari mulutnya keluar begitu alami.
Jika itu masakan senpai, aku akan selalu menerimanya, apa pun itu.
Haa ...
Kouhai-chan berdiri dari kursi, sambil meninggalkan kata-kata itu di pikiranku. Ketika dia kembali, dia menuangkan sup miso ke mangkuk di depanku.
Kali ini, dia memegang sendok sayur di tangan kanannya. Bukannya sup miso dituangkan? Yah, terserahlah.
Benar, silahkan dicicipi, Senpai.
Rasanya sedikit tidak nyaman, tapi terima kasih atas makanannya.
Tidak ada dosa dalam makanan itu sendiri.
Apa-apaan dengan komentarmu itu?
Nah sekarang. Aku melihat sup miso yang ada di hadapanku.
Mangkuknya masih sama dengan yang biasa aku pakai. Ini mangkuk sup miso dari rumahku. Warna supnya tidak jauh berbeda, dan aku bisa melihat rumput laut dan tahu di dalamnya. Seolah-olah ingin mengatakan kalau inilah yang namanya sup miso Jepang asli.
Mencermati warna miso, kelihatannya sedikit lebih ringan dari biasanya. Yang namanya salah masih dianggap salah.
Aku memasukkannya ke dalam mulutku.
Kouhai-chan yang duduk di depanku menahan nafas. Aku menyesap sup miso.
Ya. Aku merasa lega.
Rasanya sedikit berbeda dari biasanya, tetapi kaldunya terasa kental, rumput lautnya halus, bisa dikatakan, ini adalah sup miso.
Aku menutup mataku, dan mengangguk dengan tenang. Ya, inilah sup miso.
Uhm, Senpai?
Kouhai-chan menatapku yang sedang membenamkan diri dalam suasana bahagia.
“Bagaimana rasanya?”
Matanya tanpak harap-harap cemas. Apa dia meminta tanggapanku?
Lalu, aku akan menjawab dengan jujur.
Uhn. Sangat lezat. Rasa yang sangat melegakan.”
Setelah aku menjawab begitu, Kouhai-chan menunduk.
Aku tak tahu apakah Senpai hanya memujiku untuk menunjukkan kesopanan pada saat seperti ini. Jadi, aku tidak tahu apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Senpai. Ini mungkin rasanya tidak enak, atau mungkin ini hanya kata-kata penghibur belaka, atau mungkin senpai hanya mengatakan itu demi hal itu. Tapi—”
Kouhai-chan menghentikan kata-katanya, dan mengalihkan pandangannya ke arahku.
Meski begitu. Aku sangat senang karena Senpai mengatakan itu kepadaku. Terima kasih banyak.”
Sesaat, aku merasa bisa melihat matanya tampak berkilauan.



Hal yang kuketahui tentang senpai-ku, nomor
Ia mengatakan kalau sup miso buatanku rasanya enak. Aku sangat senang.

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama