Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 38



u Sudut Pandang si Senpai u
Senpai! Aku benar-benar kelupaan tentang ini kemarin!”
Segera setelah aku bertemu Kouhai-chan di peron saat pagi hari, Kouhai-chan mendekatiku dan mencercaku.
Setelah aku menyantap sup miso-nya kemarin, dia langsung pulang, membuat aku tidak bisa berbicara dengannya dengan benar. Lagian buat apa dia datang kemarin?
Pada akhirnya, Senpai tidak memberitahuku apa permintaanmu.
Itu karena sekolah sedang diliburkan. Kamu juga yang mengganggu begitu tiba-tiba.”
Seharusnya tidak apa-apa jika senpai memberitahuku sejak kita bertemu kemarin!!”
Apa boleh buat, ‘kan? Karena kepala kami dipenuhi sup miso melulu.
Sebagai hukumannya, aku akan menyita hak istimewa senpai. Artinya, aku dapat meminta sesuatu dari Senpai sekarang.”
Bukannya itu terlalu tidak masuk akal?
“Mustahil. Itu berbeda dari kesepakatan kita.”
Aku mengucapkan kata-kata itu dengan intonasi yang kuat, membuatku sendiri merasa terkejut.
Kouhai-chan yang berdiri di depanku juga tampak terkejut.
“Ah maaf. Tapi aku hanya memikirkan itu, aku sudah memikirkannya, jadi ...”
Pertama-tama, ayo meminta maaf dulu.
Permintaanku tidak sebesar itu, tapi aku juga menggunakan sedikit sel otakku untuk urusan ini. Ketika dia tiba-tiba berkata kalau aku kehilangan hak istimewa seperti itu, aku merasa sedikit gugup.
“…Aku mengerti.”
Kouhai-chan menghela nafas.
Jika Senpai mengatakannya seperti itu, maka pasti. Kamu harus memberitahuku permintaan Kau.”
Entah mengapa, setengah dari kata-katanya terdengar agak dramatis, dan suasananya menjadi sedikit kurang tegang.
... Aku merasa malu untuk mengatakannya lagi setelah berhenti di tengah-tengah kalimat.
Senpai?
Tidak, er, itu….
Ayo cepat katakan.
“Iya.”
Aku menarik napas panjang untuk menenangkan kegugupanku.
“Aku—”

u Sudut Pandang si Kouhai u
Ini dia permintaan dari Senpai. Aku penasaran apa yang akan Ia minta dariku.
Mana mungkin Ia meminta sesuatu yang mencolok, dan juga mana mungkin yang membosankan. Senpai bilang kalau Ia sudah memikirkannya baik-baik. Mungkinkah Ia mau menembakku? Yah, mana mungkin itu akan terjadi. Tapi jika memang begitu, bagaimana aku harus menjawabnya. Aku harus menjawab apa!
――Ulang tahunku, sudah dekat, ‘kan?
“Yaa?”
Arah percakapannya menuju ke alur yang tidak pernah aku duga, dan aku menjawab senpai dengan sedikit terkejut.
Rayakanlah untukku, yang megah.
Hanya itu?”
Karena ini benar-benar di luar dugaanku, aku jadi bertanya padanya sekali lagi.
Ah, meski aku bilang yang megah, tapi yang bisa ikut cuma aku dan Kouhai-chan. Seseorang selain kita sedikit, err ...
Aku tidak bertanya tentang itu.
Aku menyela pembicaraan senpai.
Jika cuma itu, aku akan merayakannya meski Senpai tidak memintanya. Kenapa Senpai membuat permintaan semacam itu?”
Kami pernah membahas tentang ulang tahun saat tengah membicarakan tentang rasi bintang pada beberapa waktu yang lalu.
Sejak saat itu, aku sudah memikirkan bagaimana merayakan ulang tahun senpai.
Hmm, yah. Kau tahu sendiri kalau aku anak tunggal, dan lingkaran pertemananku sangat sempit, sampai-sampai aku tidak pernah merayakan pesta ulang tahun yang beneran. Mereka akan memberi tahuku "selamat ulang tahun" hanya untuk formalitas doang di hari ulang tahunku.”
“Jadi begitu ya.”
Terus, jika itu Kouhai-chan, aku bisa merasa lega dalam banyak hal.
Kepercayaan macam apa itu ...
Kupikir sebagian besar pesta ulang tahun kemungkinan besar hanya untuk jadi ajang pamer.
Ngomong-ngomong, bagaimana seseorang merayakan ulang tahun orang lain?
Kita mulai dari sana? Tapi aku memang tak pernah memikirkan hal itu sebelumnya.”
Berbicara tentang pamer, aku pernah memikirkan hal semacam ini.
Bukannya yang itu, ya? Mereka akan bersulang untuk merayakan bagaimana aku dilahirkan, Kamu dilahirkan, dan kita bisa bertemu di dunia yang luas ini.”
Itu pasti salah. Mereka cuma ingin membuat keributan, kan? Manusia-manusia barbar itu.”
Semuanya akan tamat bila kamu mengatakan itu, senpai.
Yah, kita akan membuat keributan walau hanya ada kita berdua saja. Bagaimana kalau lusa, mumpung lagi  libur? Aku akan menantikannya.”
Eh?
Emangnya hari Jumat ada libur? Kok bisa?”
Eh, aku belum pernah mengatakannya ya? Karena kita ada festival olahraga pada hari Kamis, sehari setelahnya akan menjadi istirahat untuk memulihkan dari kelelahan, jadi kita punya hari libur.”
“Itu artinya aku bisa menggunakan sepanjang hari untuk merayakannya dengan senpai, ‘kan?”
Tidak, bukan berarti kau harus menggunakan sepanjang hari, tapi kau bisa menggunakannya dengan pasti.
“Aku mengerti.”

u Sudut Pandang si Senpai u
Aku memberitahunya permintaanku.
Melihat bagaimana dirinya sampai menyingsingkan lengan bajunya, aku harap dia jangan terlalu antusias mengenai itu, tapi ya sudahlah.
Jika itu permintaan Senpai, maka inilah pertanyaan hari ini dariku.
Oh Aku ingin tahu apa yang akan dia tanyakan padaku.
Senpai, apa hidangan favoritmu?
Bukannya aku sudah pernah menjawab yang itu?
Aku ingat ketika bertanya tentang makanan favorit senpai pada waktu itu, Senpai malah menjawabnya dengan stroberi.
Ah. saat aku masih gugup dengannya, atau mungkin karena kewaspadaan MAX-ku?
Kouhai-chan memberitahuku kalau makanan kesukaannya adalah panekuk juga, jika aku tidak salah ingat. Kedua jawaban kami bukanlah hidangan pokok.
Hidangan, ya ...
Senpai juga bisa menganggap kalau jawabanmu nanti sebagai sesuatu yang ingin kamu makan pada hari ulang tahun.
“Begitu ya…”
Semua hidangan yang aku pernah makan sepanjang hidupku muncul di dalam benakku satu per satu.
Aku tidak bisa memutuskan salah satu favoritku.
Bagaimana dengan gaya makanan? Apa senpai suka masakan Jepang, atau masakan ala Barat?”
Apa aku tidak boleh memilih masakan Cina?
Itu masih termasuk di seberang laut, jadi masih dianggap sebagai hidangan barat juga.
Bukannya hidangan ala barat berasal dari negara barat?
Jika kita berbicara tentang bagian barat di luar samudera, bukannya terdengar seperti Cina?
Hmm.
Tapi itu tidak penting sekarang. Jadi Senpai suka masakan Cina? Tapi aku tidak bisa membuatnya.”
Eh? Kau ingin membuatnya untukku?”
Kenapa kamu malah terlihat sangat terkejut, senpai? Ah, tapi saat aku membuat sup miso itu, senpai tampak setengah tertidur, ya.”
Dia menambahkan dengan kalimat penghibur kalau aku tidak perlu khawatir, karena dia akan mengerahkan semua kemampuannya. Lengkap dengan kedipan mata yang mana membuatnya terlihat imut.
Aku akan menanyakan sesuatu padamu terlebih dahulu. Dalam daging babi asam dan manis, nanas adalah ...”
Aku takkan memasukkannya. Lagipula, itu terlalu merepotkan.
Oh, kalau begitu syukurlah.
Beberapa orang bilang kalau enzim dari buah nanas akan melunakkan daging, namun juga mengubah rasanya, mengapa mereka perlu memasukkan buah itu ke dalam daging babi asam dan manis? Bukannya itu aneh?
Ngomong-ngomong, apa senpai benar-benar menyukai masakan Cina?
Aku suka rasanya seperti daging. Aku ‘kan remaja dalam masa pertumbuhan.”
Memangnya itu sesuatu yang bisa kamu katakan sendiri, Senpai ...

u Sudut Pandang si Kouhai u
Jadi masakan Cina, ya. Aku ingin tahu apa aku pernah membuatnya sebelumnya.
Untuk kesempatan ini, aku harus membeli kue untuk senpai nanti.
Lalu, pertanyaan hari ini dariku. Kouhai-chan, apa yang kau suka? Bukan cemilan, tapi makanan normal.”
Astaga. Senpai, jadi kamu masih ingat jawabanku ya.
Jika aku harus memilih antara hidangan Jepang atau Barat, kurasa aku lebih memilih Jepang.
Kupikir kau lebih menyukai hidangan barat.
Aku memang menyukainya, tapi aku lebih suka rasa lembut pada masakan Jepang.
Ah, aku paham maksudmu.
Dengan ibegtu, kami juga melakukan percakapan sepele lagi hari ini, saat kami menuju ke sekolah.




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor
Sepertinya masakan Cina akan terasa bagus di hari ulang tahunnya.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama