u Sudut Pandang si Senpai u
Maharun ♪ : Selamat pagi
Maharun♪ : Senpai
Hari libur.
Iya. Hari ini
adalah hari libur. Tidak ke sekolah. Liburan.
Hari dimana aku bebas
dari pelajaran sekolah yang membosankan dan bisa melakukan apapun yang aku
suka. Itulah hari Sabtu, hari libur.
Tapi, kenapa aku
harus bangun karena suara pemberitahuan LINE di pagi hari? Seriusan deh.
Langit masih gelap
... atau tidak. Tapi, entah kenapa terlihat lebih gelap dari biasanya?
Sekarang jam 8:30 pagi, sudah terlambat jika aku harus pergi ke sekolah, namun masih terlalu dini untuk liburan. Itulah standarku.
Sekarang jam 8:30 pagi, sudah terlambat jika aku harus pergi ke sekolah, namun masih terlalu dini untuk liburan. Itulah standarku.
Mau tidak mau harus
bangun sekarang. Aku merangkak keluar dari selimutku (suhunya cukup
dingin), dan membuka tirai.
Langitnya masih
gelap. Dan, ketika aku mendengar dengan seksama, ada suara-suara
gemerisik. Tidak, bukan suara nasi goreng!
Ini suara Hujan yang
turun.
Iguchi Keita : Pagi.
Maharun ♪ : Jadi Senpai sudah bangun!
Iguchi Keita : Bahkan orang bodoh pun
punya hari libur
Iguchi Keita : Kau membangunkanku, oke
Maharun ♪ : Ya ampun, benarkah?
Maharun ♪ : Mungkin memang begitu, tapi…
Iguchi Keita : Ya, sekarang hujan
Maharun ♪ : Sekarang hujan, senpai
Sementara dia masih
mengetik pesannya, aku memprediksi kata-katanya dan menyela pesannya. Itu
sukses.
Tapi, tidak ada
reaksi khusus untuk itu.
Maharun ♪ : Kita punya rencana untuk
bertemu di taman hari ini, tapi
Maharun ♪ : Apa yang harus kita lakukan
sekarang?
Benar. Kami
berencana akan mengadakan latihan naik sepeda di taman terdekat pada hari
Sabtu.
Pelatihnya adalah
aku, dan muridnya adalah Kouhai-chan.
Tapi, baiklah. Aku
pikir belajar sepeda tidak begitu penting sampai-sampai kita harus melakukannya
di tengah hujan.
Cuacanya dingin, dan aku
tidak ingin basah kuyup.
Iguchi Keita : Bukannya lebih baik
membatalkannya bila dilihat dari situasi?
Maharun ♪ : Seperti yang aku pikirkan ー
Maharun ♪ : Lalu, kita akan
membatalkannya hari ini.
Maharun ♪ : Alangkah baiknya jika esok
cerah
Iguchi Keita : Yup
Nah, apa itu akan
datang sekarang?
Dia pasti akan
mengatakan sesuatu seperti, tolong ganti
rugi ♪, kan?
Satu menit berlalu,
Lima menit,
Sepuluh menit, dan
huruf-huruf di layar smartphone-ku tidak bergerak sama sekali. Apa ini
serius?
Kenapa ya.
Apakah dia bermain
dengan “Hanya bertemu satu
sama lain sekali di akhir pekan”? Sungguh
misterius.
vvvv
Tiba-tiba, aku punya
waktu luang.
Aku biasanya masih
bermalas-malasan di selimut, tapi karena benar-benar dingin, dan gordennya
telah terbuka, sehingga mataku benar-benar terjaga. Apa yang harus aku
lakukan sekarang?
Ketika aku berjibaku
mengenai kemalasanku, aku mendengar pemberitahuan LINE. Nn? Pada
akhirnya, apakah dia ...?
Pengirimnya adalah
seseorang yang pernah aku tukari LINE bahkan sebelum Kouhai-chan. Namanya
adalah Idezuka Yasuhiro.
Idezuka Yasuhiro : Apa kau lagi sibuk?
Dia adalah teman
sekelasku, dan juga seorang otaku.
Aku segera menjawab
pesannya.
Iguchi Keita : Engga, malahan lagi
gabut..
Nomor absen kami
berdekatan(Karena nama kami dimulai dengan 「i」), dan setelah
mengobrol, kami mengetahui kalau kami berdua sering menonton anime, dan
sebagainya. Tak lama kemudian, kami akhirnya bertukar akun LINE.
Idezuka Yasuhiro : Ayo pergi ke karaoke
Idezuka Yasuhiro : Dengan sushi
Iguchi Keita : Eh? Kau akan
mentraktirku sushi?
Idezuka Yasuhiro : Aku cuma mau
memakannya
Dengan itu, kami
pasti takkan makan sushi kali ini.
Kami berdua tahu
kalau kami suka anime. Tak perlu ragu. Aku akan menyanyikan suara
hobiku sebanyak yang aku suka.
Ngomong-ngomong, aku
tipe orang yang cukup sering pergi ke karaoke sendirian. Sebagian besar
pertemuan kelas, perkumpulan alumni, atau apa pun karaoke-nya itu, aku tak
pernah datang ke sana dua kali dalam hidupku.
Usai bernyanyi 『Welcome to Japari
Park』, kami melanjutkan dengan daftar lagu dari『Love
Live! Sunshine! 』. Musim kedua animenya juga sudah dimulai. Idezuka
menyanyikan lagu-lagu Idolm@ster berulang kali. Ada banyak lagu dari anime
Idolm@ster, Cinderella Girls, dan Million Live Theatre Days. Jujur, aku
tidak tahu banyak dari mereka. ( TN : WOOTA GANGS RISE
UP!!)
Setelah kami berdua
benar-benar puas bernyanyi, kami pun keluar dari tempat karaoke. Waktunya
masih tengah hari. Sebagai anak SMA, perut kami sudah keroncongan. Aku
tak menyadarinya sama sekali karena aku terlalu fokus pada bernyanyi.
Kami pergi ke
sushi-go-round… atau tidak (toh tidak ada
tempat yang begituan di lingkungan kami), dan akhirnya memilih
Saizeriya 1 . Murah, murah, murah, sahabat terbaik buat kantong
pelajar.
Idezuka membelikanku
jus dari mesin penjual otomatis dan kami menyegarkan tenggorokan yang
kering. Setelah itu, Ia mulai berbicara.
“Ngomong-ngomong,
Iguchi, aku terkejut.”
Hmmm?
“Kau selalu datang
lebih dulu karena kau adalah ketua OSIS, tapi kau mendadak hampir terlambat,
dan bergegas ke sekolah bersama Yoneyama.”
Aku tidak
menyemburkan jus jeruk di mulutku seperti adegan yang ada di manga atau anime,
tapi aku tersedak setelah mendengar apa yang Ia katakan.
vvvv
“Kenapa kau bisa tahu……”
“Aku bisa melihat
gerbang belakang dari ruang kelas,”
“Bukan itu, kenapa kau
tahu nama Kouhai-chan?”
“Aku, klub seni,
bekerja keras. Dia, klub seni, anggota hantu.”
Ah, benar juga.
Orang ini pandai
menggambar. Yang Ia gambar kebanyakan gadis-gadis cantik. Sepertinya
Ia juga mengunggahnya ke pixiv. Meski aku tidak pernah memeriksanya
sebelumnya, sih.
Lalu, Kouhai-chan
juga anggota dari klub seni, Jadi emang benar ya saat dia bilang kalau dia cuma
mendaftar untuk ketertarikannya doang?
“Apa kau jatuh cinta
padanya?”
Idezuka mengatakan
itu dengan senyum penuh maksud.
“Mana mungkin.”
Aku tak berpikir kalau
aku jatuh cinta padanya. Mungkin.
Mengingat wajahnya
yang tertawa membuatku memiliki perasaan aneh, tetapi aku masih bisa kembali
normal lagi. Aku yakin akan hal itu.
“Oh baiklah, kupikir kita
adalah teman, tapi akhirnya, musim semi tiba untuk Iguchi juga.”
“Ngomong-ngomong, nama
depannya adalah Maharu.”
“Oh?”
“Tidak ada
apa-apa. Lagipula itu takkan datang. Musim dingin lebih dulu terjadi
sebelum itu.”
Lihat, suhunya
semakin dingin sekarang. Saat aku keluar rumah, aku bimbang apakah aku
harus mengenakan mantel atau tidak.
“Tapi musim semi akan
datang setelah musim dingin, ‘kan?”
Aku ingin Ia berhenti
membuat ekspresi seolah-olah Ia sudah menang.
“Aku ingin tahu kapan
itu akan datang.”
“Oh, kau tidak
menyangkalnya? Seperti yang kuduga, Kau benar-benar menyukainya.”
Uwuwu.
“Bagian mana yang kau
suka dari dirinya? Hei ー”
“Aku takkan
memberitahumu.”
“Dan ini dia Keita-kun
yang tidak menegaskan kalau Ia tidak menyukainya.”
Aku tidak
membencinya. Itu jelas bukan ketidakpedulian juga.
Lalu, apa memang “suka” ?
Tapi….
Jika aku mengakuinya
di depan (kebanyakan tidak relevan) teman, kemungkinannya akan menjadi “nyata”, dan itu membuatku
takut.
Jika itu menjadi
nyata, aku takut kalau aku tidak bisa mengendalikan diriku, dan aku akan
membuang semua alasan, posisi, kewajiban, dan hal-hal semacam itu hanya untuk
dirinya. Sungguh menakutkan.
Itu sebabnya, aku takkan
mengatakannya.
Aku yakin ini yang terbaik.
“Melihatmu tingkahmu
sekarang, kau belum menembaknya, ya.”
“Mana mungkin aku mau
menembaknya.”
Ngomong-ngomong, aku
belum memberitahu orang ini tentang itu.
Aku menjelaskan
kepadanya tentang peraturan sekolah, dan bagaimana aku seharusnya tidak
melanggarnya sebagai ketua OSIS.
“Cuma itu?”
Saat aku selesai
menceritakan pemikiranku, Idezuka membelalakkan matanya, dan meminta konfirmasiku.
“Ya, cuma itu.”
Ini cuma sifat keras
kepalaku.
“Uhn. Kalau
begitu, ubah saja peraturan sekolah jika itu bisa membuatmu lebih yakin untuk bisa
berpacaran dengannya.”
“Kouhai-chan pernah
bilang begitu juga sebelumnya.”
“Terus, tunggu apa
lagi?”
Ia terus melanjutkan
dengan mengatakan mana mungkin aku tidak bisa menemukan alasan dan dalih sebanyak
mungkin di era ini. Ya, tentu saja itu benar.
Misalnya saja, 『Pasal 51. Sekolah ini
tidak mengizinkan tindakan seksual dengan lawan jenis.』 Melihat kalimat itu
sendiri, ada banyak celah yang bisa aku tunjukkan. Sesuatu seperti 「Jika tindakan seksual
dengan lawan jenis dilarang, apa boleh laki-laki dengan laki-laki atau
perempuan dengan perempuan melakukannya?」
Pertama-tama,
bagaimana aku bisa merevisinya?
Idezuka menyadarkanku
ke dunia nyata saat aku terlalu fokus merenungi masalah ini.
“Yah, apa pun yang aku
sudah kukatakan, pada akhirnya, ini
adalah pilihanmu untuk memutuskan apa yang ingin kau lakukan. Aku akan
mendukung apapun keputusanmu.”
Apa aku harus berterima
kasih padanya? Atau mungkin, apa aku harus bilang kalau ia terlalu
usil? Aku tidak tahu.
u Sudut Pandang si Kouhai u
Setelah makan malam,
mandi, dan menghabiskan waktu bersantai di rumah. Seharusnya tidak apa-apa
untuk menghubungi Senpai sekarang, kan?
Maharun ♪ :「pertanyaan hari ini」dariku.
Maharun ♪ : Senpai, apa yang kamu lakukan
hari ini?
Iguchi Keita : Aku pergi ke karaoke
Maharun ♪ : Palingan Senpai pergi
sendirian, ‘kan
Iguchi Keita : Tidak juga?
Eh?
Iguchi Keita : Aku pergi dengan teman
sekelasku
Maharun ♪ : Jadi Senpai punya teman
juga !?
Iguchi Keita : Dasar tak sopan
Iguchi Keita : Tentu saja aku punya
beberapa juga
Menurut pengamatanku,
Senpai memiliki citra seseorang yang akan pergi bersama seseorang di
liburannya. Ia benar-benar mengejutkanku.
Hmm, ya? Tapi
bukannya Ia juga pergi bersamaku setiap minggu. Mungkin ini salahku?
…Itu bagus. Ya
apa boleh buat kalau Senpai akan terpengaruh karena diriku. Tapi aku
merasa sedikit senang.
Maharun ♪ : Apa hanya itu saja?
Iguchi Keita : Kami juga berbicara
tentangmu
Maharun ♪ : Haa
Iguchi Keita : Ini dengan Idezuka, kau
tahu
Maharun♪ : ?
Iguchi Keita : Kau benar-benar ...
Iguchi Keita : Bukannya Ia senpai-mu di klub seni? Setidaknya,
ingat nama Senpai di klubmu
Klub seni?
Omong-omong, aku
merasa seperti pernah mendengar nama itu sebelumnya. Aku ingat sedikit
karena aku merasa Ia lebih cocok di klub manga ketimbang di klub seni.
Maharun ♪ : Benar
Iguchi Keita : Reaksimu terlalu enteng
...
Maharun ♪ : Terus?
Iguchi Keita : Ia bilang kepadaku untuk
segera mengubah peraturan sekolah
Masih ada topik yang
tersisa, eh.
Iguchi Keita : Hei.
Senpai bertanya
padaku.
Iguchi Keita : 『Pertanyaan hari ini』.
Iguchi Keita : Jika aku bilang kalau aku
bisa mengubah peraturan sekolah, apa kau ingin aku mengubahnya?
Daripada pertanyaan
itu sendiri, aku merasa senang kalau Senpai menanyakan pertanyaan ini kepadaku.
Jawabanku akhirnya
menjadi sedikit berantakan.
Maharun ♪ : Ya! Tentu saja!
Hal yang kuketahui
tentang Senpai-ku, nomor ㉘
Sepertinya, Ia juga
punya beberapa teman.