Watashi no Shiranai, Senpai no Hyakko no Koto Chapter 29


uSudut Pandang si Senpai u
Maharun♪ : Senpai
Maharun ♪ :  Sekarang hujan
Iguchi Keita : Ya
Iguchi Keita : Ya
Hari Minggu. Suhunya sangat dingin.
Sama seperti kemarin, ada pesan LINE masuk pada pukul 8.30 pagi.
Sekarang sedang Hujan. Satu-satunya orang yang akan mengendarai sepeda dalam cuaca begini mungkin hanyalah karakter utama Pokemon.
Maharun ♪ : Apa yang harus kita lakukan sekarang?
Iguchi Keita : Meski kau menanyakan itu ...
Maharun ♪ : Ayolah, aku harus bertemu dengan senpai, atau….
Maharun ♪ : Aku takkan menyelesaikan tugasku.
Iguchi Keita : Tugas macam apa ...
Maharun ♪ Tugas bertemu dengan senpai enam kali seminggu.
Sepertinya dia sudah menetapkan itu sejak entah-kapan.
Iguchi Keita : Terus…
Iguchi Keita : Kita juga bisa bertemu sepulang sekolah, jadi kembalikan akhir pekanku
Maharun ♪ : Aku berencana dengan 6 hari seminggu.
Iguchi Keita : Tidaaakkkkk
Padahal bersantai di akhir pekan adalah prinsipku ... Cuacanya akan menjadi lebih dingin, dan ini adalah musim terbaik untuk bermalas-malasan!
Daripada mengorbankan akhir pekanku seperti itu, kami bisa keluar sesekali a sepulang sekolah. Itu yang aku sarankan, tapi dia langsung menolaknya.
Maharun ♪ : Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?
Maharun ♪ : Senpai, apa ada tempat yang ingin kamu kunjungi?
Hmmmm.
Kalau dipikir-pikir, ada film baru dari Fate series yang akan ditayangkan di bioskop.
Tapi, lebih dari itu….
Iguchi Keita : Aku tidak mau keluar
Pada hari-hari seperti ini, aku lebih suka membungkus diri dengan selimut, menjelajahi internet dengan iPad-ku sambil berguling-guling di atas kasur dan tidak melakukan hal lain. Perasaan menang tersebut, membuatku tidak ingin melakukan hal lain.
Ah, itu mengingatkanku. Ada buku baru yang akan segera tiba. Aku juga ingin membacanya.
Maharun ♪ : Ini adalah pertanyaan hari inidariku.
Maharun ♪ : Apa ada tempat yang ingin kamu kunjungi, senpai?
Iguchi Keita : Di dalam selimut di rumahku.
Maharun ♪: Ngomong-ngomong, sekarang kamu ada di mana, senpai?
Iguchi Keita : Kau memahamiku dengan baik
Iguchi Keita : Aku lagi di kasur
Meski, seharusnya jarang bagiku untuk keluar dari tempat tidur pada saat liburan semacam ini. Biasanya juga aku masih tidur.
Maharun ♪: Fuuuunn
Maharun ♪ : Aku mengerti
Maharun ♪ : Kita bisa melakukan hal lain untuk mengganti jalan-jalan hari ini
Oh?
Kouhai-chan menjadi masuk akal, tumben sekali.
Terima kasih untuk itu. Aku bisa santai sekarang.
Masih berbaring di tempat tidur, aku memutuskan untuk melihat Twitter-ku untuk saat ini.

uSudut Pandang si Kouhai u
Senpai bilang kalau Ia tidak ingin keluar.
Itu tidak masuk akal. Dalam cuaca seperti ini, semua orang akan merasa agak sedih.
Baiklah kalau begitu. Hari ini akan berakhir tanpa bertemu senpai sama sekali――  apa kamu benar-benar mempercayai itu?
Jika senpai merasa tidak ingin keluar, aku tinggal pergi ke rumahnya saja.
Minggu lalu, aku bertanya kepada Senpai tentang Bagaimana caramu datang ke stasiun?, Dan berdasarkan jawabannya, aku agak bisa membayangkan di mana Ia tinggal.
Setelah itu, yah, seharusnya berhasil entah bagaimana, ‘kan? Aku hanya tinggal menemukan papan namaIguchi di depan rumahnya. Mungkin rumahnya adalah rumah tunggal.
Mode OK, riasan SIAP, suvenir OK.
Sekarang, ayo pergi!

❀❀❀

Rentang area dari cerita senpai ternyata sempit, dan aku segera selesai melihat semua papan nama. Aku juga menemukan papan namaIguchi tanpa insiden apa pun. Senpai memiliki rumah yang bagus.
Baiklah. Saat ini jam 9:30. Seharusnya tidak masalah untuk bertamu sekarang. Tapi sejak awal, mendadak datang tanpa pemberitahuan seharusnya sudah cukup kasar.
Ayo kunjungi rumah senpai sekarang. Sambil menahan ketegangan, aku menekan tombol interkom di rumah senpai.

u Sudut Pandang si Senpai u
Aku mendengar suara interkom, membangunkanku ...
Zzz…

u Sudut Pandang si Kouhai u
“Iya?”
Ada suara wanita keluar dari speaker. Karena senpai bilang kalau Ia tidak punya saudara kandung, itu pasti ibunya.
Saya minta maaf karena sudah mengganggu. Aku sen ...”
Ia bukan Senpai.
Aku, kouhai-nya Keita-kun ... dan teman ...
Bagaimana aku bisa menggambarkan hubungan kami pada saat seperti ini?
Aku berdehem, dan mulai memperkenalkan diri lagi dari awal.
Saya adalah teman Keita-kun, Maharu Yoneyama. Saya datang ke sini untuk bermain.”
“Astaga. Keita tidak memberitahuku apa-apa, tapi tak disangka ada gadis seimut ini datang untuk bermain dengannya ...”
Err, saya minta maaf untuk bagian itu. Kami belum membuat janji tentang ini sebelumnya.”
Oh? Lalu, apa kamu datang ketemu Keita secara diam-diam?”
“Iya."
Aku akan memberi tahu Keita ... atau seharusnya jangan, ya?
Ia? Uhm ...”
Anak itu masih di kamarnya sendiri, tapi aku akan memanggilnya dengan mengatakan kalau ada kurir datang. Maharu-chan, ‘kan? Tunggu sebentar, oke?”
Ah, ya.
Eh?
Kupikir beliau akan menolak untuk membiarkanku mengunjunginya.
Rupanya, aku bisa mengganggu rumah senpai.

u Sudut Pandang si Senpai u
Keita? Ada kurir  tuh!”
Hah. Berbahaya sekali. Aku hampir kehilangan kesadaranku lagi. Mendengar suara ibuku di luar pintu, aku langsung menghilangkan rasa kantukku.
Sungguh, bukannya menggunakan putranya untuk menjalankan tugas cukup kasar. Padahal dia saja yang menerimanya ... tapi itu mungkin paketku yang tiba hari ini.
Aku pergi ke pintu masuk, mengenakan sandalku, dan mengambil cap keluargaku di pintu masuk. Sambil mengucek mataku dengan tangan lain, aku membuka pintu.
Selamat pagi, Senpai!♪
Aku menutup pintu, dan menguncinya.
Aku pasti kelelahan. Aku terlalu banyak bernyanyi di karaoke kemarin. Ayo kembali ke kamarku dan tidur lagi. Lagi pula ini masih pagi.
Tunggu! Senpai!!
Dari sisi lain, seseorang menggedor pintu.
“Tolong buka pintunya!”
Aku bergumam kalau aku tidak mau. Aku tidak yakin apakah dia mendengarnya di luar pintu.
Menjauh dari pintu masuk, aku hendak kembali ke kamarku.
Jika Senpai tidak mau membuka pintu, aku akan memberi tahu semua hal memalukan senpai kepada orang tuamu!
Apa yang mau kau katakan!
Mau tidak mau aku membuka pintu dan membalasnya.
Saat aku membuka pintu, Kouhai-chan menyelipkan sepatu putihnya ke celah pintu. Apa ini yang disebut kaki di pintu?
Ehehe, aku datang untuk melihat Senpai.”
Kouhai-chan mengenakan sweater putih, celana denim biru tua, dibalut dengan mantel chester abu-abu. Dia tersenyum padaku sambil melipat payungnya.
Keita, apa kamu sudah menyapanya dengan benar?
Aku akan menyapanya tanpa perlu ibu mengatakannya.
Lagipula aku bukan anak SD lagi.
“Ya ampun. Kamu terlihat imut ketika aku melihat wajahmu di depan kamera, tetapi kamu bahkan lebih imut saat melihatmu secara langsung. Selamat siang, aku ibunya Keita.”
Selamat siang, Ibu. Ini tidak seberapa, tapi tolong terima.”
Kouhai-chan pergi melewatiku dan menyerahkan kantong kertas yang ada di tangannya kepada ibuku yang ada di belakangku. Itu adalah tas GATEAU FESTA HARADA.
Ya ampun, kamu tidak perlu repot-repot. Tapi terima kasih banyak.”
Apa aku diabaikan?
Lalu, Keita. Aku akan membuat teh untuk Maharu-chan dan membawanya ke ruang tamu, jadi selama itu, bersihkan kamarmu.”
Ah, Anda tidak perlu melakukan itu. Secara pribadi, aku tak berpikir kamar Senpai sangat kotor.”
Kamar anak ini penuh dengan buku, jadi tidak ada tempat untuk duduk, loh?
Oi. Kemana perginya persetujuanku? Kenapa dia masuk begitu saja? Kouhai-chan melepas sepatunya sambil berkata “Permisi, maaf mengganggu.”
Mau bagaimana lagi. Senpai, tolong lakukan dengan cepat.”
Sungguh tidak masuk akal ...
Haa. Aku menghela nafas. Menatap pakaianku, dan menyadari kalau aku masih mengenakan piyama.
Serius.

vvvv

Aku menumpuk buku-buku yang berserakan di lantai, memindahkannya ke sudut kamarku, dan membersihkannya dengan tangan. Aku mengeluarkan kursi lipat kecil yang bersandar di dinding, bersamaan dengan bantal. Nah, ini yang harus dilakukan.
Aku hanya perlu mengganti bajuku sekarang. Aku mengambil beberapa pakaian yang cocok untuk pergi ke luar, dan ketika aku sedang bertelanjang dada, tiba-tiba ada suara gemerisik dari pintuku.
Senpai? Ibumu bilang kalau kamu pasti sudah selesai bersih-bersih, jadi ... senpai?”
Itu suara Kouhai-chan. Tanpa ada waktu untuk mengembalikan piyamaku atau selesai ganti baju, dia melihat ke arahku.
Dan kemudian, tatapannya menjadi dingin.
Apa kamu sedang melenturkan tubuhmu? Apa kamu ingin aku melihatnya sampai segitunya? Tapi Senpai, tubuhmu tidak berotot sama sekali.”
Kau terlalu cerewet. Jangan masuk seenaknya saat ada orang ganti baju.”
Jika gendernya terbalik, seseorang pasti sudah memanggil polisi.
Tapi, Ibumu ...
Kau setidaknya bisa mengetuk lebih dulu ...
Setidaknya pikirkan itu. Ada juga kemungkinan kalau aku belum selesai membersihkan kamarku.
Setelah ini, dia pergi keluar sementara aku mengganti bajuku, dan aku berhasil melakukannya entah bagaimana.

u Sudut Pandang si Kouhai u
Jika aku harus memberi kesan pertama mengenai kamar senpai dalam satu kata, kata yang tepat hanyalah buku.
Ada dua rak buku di dinding kamarnya, dan Ia bahkan menumpuk buku-buku yang tidak muat lagi di pintu.
Setelah menyesap teh yang kubawa dengan nampan sebelumnya, Senpai mulai bertanya padaku.
Jadi, untuk apa kau datang ke sini?
Aku datang untuk melihat wajah Senpai.
Kau sudah melihatnya ‘kan, jadi pulang sana.
Aku tidak mau.
Bukannya membosankan jika aku langsung pulang begitu saja?
Senpai seharusnya jangan bilang kalau kamu tidak ingin meninggalkan rumahmu.
Aku tidak berpikir bakal terjadi seperti ini ...
Memotong kata-katanya sendiri, senpai terus mengatakan.
Ngomong-ngomong, ini salah hujan.
Ya, memang. Itu sebabnya aku tidak salah.”
Tidak, kau juga salah.
Senpai yang salah karena kamu bilang tidak ingin keluar rumah. Itu berarti semua pihak bersalah semua.”
Ini salahmu.
Ini salah hujan.
... Ayo biarkan begitu saja.
Kami memutuskan untuk menghentikan pertengkaran konyol kami untuk sementara waktu.
Bagaimana reaksi diriku dari sebulan yang lalu jika diriku yang sekarang memberitahunya kalau aku melakukan sesuatu seperti ini dengan senpai?
Lalu, apa yang ingin kau lakukan?
“Siapa tahu? Ngomong-ngomong, bukannya kamar ini terasa dingin, Senpai?”
Tidak ada pemanas di ruangan ini. Aku kebanyakan hanya tidur di sini saja.”
Meskipun tubuhku dihangatkan dengan teh, suhu ruangan masih terasa rendah.
Tolong pinjami aku selimut.
Eh, jangan. Itu adalah milikku.”
Bukannya ukurannya besar? Kita bisa menggunakannya bareng.”
Aku tak melihat ada gunanya berdebat tentang ini, jadi aku hanya mengambil selimut dari tempat tidur Senpai. Aku menutupi meja kecil yang ada di depanku, dan membuat kotatsu sederhana.
“Kotatsu?”
“Iya.”
Mendadak aku ingin makan jeruk.
Orang-orang sudah mulai membeli jeruk sekarang, ya.
Ini belum musimnya bagiku untuk memakannya.
Percakapan aneh kami masih terus berlanjut.

u Sudut Pandang si Senpai u
Senpai. Ngomong-ngomong, apa kamu tahu yang begini disebut apa?”
Apa percakapan sepele kami berlanjut selama sekitar satu jam? Tiba-tiba, Kouhai-chan bertanya padaku seperti itu.
Tidak tahu.
Mungkin memang ada yang mirip dengan ini. Tapi rasanya terlalu memalukan, dan aku tidak bisa mengatakannya.
“Benarkah?”
Aku benar-benar tidak tahu. Pertanyaan hari ini Apa ini namanya?”
Kouhai-chan menendang kakiku di bawah selimut, menyenderkan tangannya di belakangnya, dan mengatakan ini.
Ini disebut kencan rumah.
Apa emang begitu? Aku merasa seperti aku mendengarnya di suatu tempat. Mungkin di pixiv.
Aku keberatan!
Tapi, aku juga punya keraguan.
“Iya?”                  
Tidak, tidak, bukannya ini aneh? Kencan adalah saat dimana seorang laki-laki dan perempuan pergi bersama, ‘kan? Aku tidak pergi ke mana pun.”
Senpai, tolong jangan berdebat hanya demi itu.
Selama si laki-laki itu tidak keluar, aku takkan menganggapnya sebagai kencan.
Lalu, harus disebut apa dong ... Pertemuan? Pertemuan rahasia rumah?”
Kau mulai mengatakan yang aneh-aneh.
Kunjungan rumah?
Apa ini terkait dengan sekolah?
Serangan setelah waktu makan siang?
Memangnya sekarang sudah waktunya?
Melihat jam di smartphone-ku, sekarang memang sudah tengah hari.
Ngomong-ngomong, kenapa hanya aku yang memikirkan hal ini? Karena senpai adalah orang yang tidak setuju denganku, Senpai harus memikirkan nama baru juga.”
Pada dasarnya, dia bilang kalau aku punya kewajiban untuk membuat alternatif untuk ini.
Hmmmm ….. Bagaimana kalau Bertamu ke rumah ?
“Iya?”
Bertamu ke rumah , mampir ke rumah. Lihat, hubungan kita kebanyakan saat kita bersekolah, ‘kan? Itu sebabnya, menjadi attend Bertamu ke rumah . Bagaimana?”
Dia memiringkan kepalanya sedikit dan gerakannya tampak seolah-olah dia tidak terlalu mengerti, tapi ekspresi wajahnya tampak seolah-olah dia memahaminya.
Jawaban yang tidak masuk akal, senpai.
Kaulah yang membuatku berpikir tentang itu.
Kouhai-chan tersenyum, dan menambahkan sesuatu yang sulit dipercaya yang telah dia tinggalkan sebelumnya.
“Tapi aku menyukainya. tidak apa-apa, ayo kita sebut acara semacam ini sebagai Bertamu ke rumah .
Err, mungkin itu berarti ...?
Kau masih akan melakukan ini?
Bukannya itu wajar? Kita sampai repot-repot memikirkan namanya. Senpai bisa datang ke rumahku juga, tahu?”
Setelah itu, dia makan siang di rumahku, dan pulang ke rumah setelah mendapatkan kasih sayang yang besar dari ibuku.




Hal yang kuketahui tentang Senpai-ku, nomor
Ibunya sangat cantik.


close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama